Você está na página 1de 2

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per

1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi,
tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB,
serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti
status kesehatan di wilayah tersebut rendah.

Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 10 per 1.000
kelahiran hidup. Terjadi penurunan tetapi tidak signifikan dibandingkan AKB tahun 2014
yaitu 10,08 per 1.000 kelahiran hidup.

Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan
angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin
masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan
belas) tahun. Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan
angka kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan anak adalah Angka
Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita
(AKABA). Bayi dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor risiko
kematian bayi. Oleh karena itu sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya
kematian bayi adalah penanganan BBLR.

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram. Penyebab terjadinya BBLR antara lain karena ibu hamil
mengalami anemia, kurang asupan gizi waktu dalam kandungan, ataupun lahir kurang bulan.
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah perlu penanganan yang serius, karena pada
kondisi tersebut bayi mudah sekali mengalami hipotermi dan belum sempurnanya
pembentukan organ-organ tubuhnya yang biasanya akan menjadi penyebab utama kematian bayi.

Persentase bayi berat lahir rendah (BBLR) di Jawa Tengah pada tahun 2015 sebesar 5,1
persen, lebih tinggi dibandingkan persentase BBLR tahun 2014 yaitu 3,9 persen. Persentase
BBLR cenderung meningkat sejak tahun 2011 sampai tahun 2014 meskipun tidak terlalu
signifikan. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Di kabupaten Banjarnegara presentasi BBLR ditahun 2015 yaitu 11,60
persen.

Você também pode gostar