Você está na página 1de 32

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah besar di Negara
berkembang, di Negara miskin sekitar 25 - 50% kematian wanita subur disebabkan hal yang
berkaitan dengan assessment safe mother hood tahun 1990 1991, suatu hasil kegiatan ini
adalah rekomendasi rencana kegiatan 5 tahun dalam bentuk strategi rasional untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI), sedangkan penyebab tak langsung
kematian ibu antara lain anemia, Kurang Energi Kronis (KEK) dan keadaan 4 terlalu
(terlalu tua, muda, dan banyak). (Prawihardjo, 2001: 3 - 4).
Kehamilan merupakan peristiwa luhur dan merupakan proses reproduksi yang dialami
seseorang, setiap wanita hamil membawa resiko yang bersifat dinamis. Artinya kehamilan
normal dapat berubah menjadi resiko tinggi atau sebaliknya. Misalnya seorang ibu hamil
normal bisa mengalami kelainan letak pada kehamilan preterm, terutama pada TM II, letak
dan presentasi janin belum stabil yang bisa beresiko terhadap ibu dan janinnya sehingga ibu
hamil perlu mewaspadai terjadinya resiko dalam kehamilan, baik kehamilan primi atau multi,
kehamilan tetap membawa resiko.
Pada multigravida sering umumnya mengalami banyak masalah, karena memiliki
pengalaman sebelumnya. Sedangkan pada primigravida sering mengahadapi beberapa
masalah yang berkaitan dengan adaptasi kehamilan dimana ibu merasa terganggu, maka
diperlukan asuhan antenatal bagi seluruh ibu hamil untuk memonitor dan mendeteksi resiko
tinggi kehamilan normal.
Berdasarkan gambaran di atas asuhan antenatal sangat penting dalam upaya
penurunan angka kematian ibu. Yakni, melakukan pencegahan dengan menemukan faktor
resiko tinggi ibu hamil melalui pemeriksaan kehamilan secara berkala sesuai dengan program
KIA untuk menjamin kualitas atau mutu pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi) merupakan bagian terpenting yang secara efektif dapat membantu ibu hamil dalam
memecahkan masalah terutama pada multigravida dengan kurangnya pengetahuan tentang
kehamilan fisiologi.
Manfaat
Bagi Mahasiswa
Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan secara langsung pada ibu bersalin
dengan partus normal.dan sebagai bekal penulis di dalam melaksanakan tugas sebagai
bidan.
Bagi Pasien
Agar pasien mengetahui dari perubahan fisiologi dan patologis yang terjadi pada
persalinan, baik secara biologis maupun psikologis serta tanda bahaya dalam persalinan
sehingga pasien tidak cemas saat menghadapi persalinan
Bagi petugas
Sebagai tambahan informasi atau masukan bagi tenaga kesehatan lain dalam usaha
meningkatkan kualitas pelayanan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin fisiologi dan
patologis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
KONSEP PERSALINAN
A. Pengertian
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan. Disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
(Sulaiman sastrowinata, 1983:221)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bula (37-47 minggu) lahir spontan dengan prensentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi pada ibu maupun janin
(Sarwono Prawirohardjo, 2001:101)
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi pembukaan servik serta pengeluaran
janin dan plasenta di uterus ibu
(APBA, 2002:2-1)
B. JENIS PERSALINAN
Persalinan spontan adalah persalinan dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir
Persalinan buatan adalah persalinan di Bantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
forcep atau dilakukan operasi section caesaria
Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai dengan sendidinya tetpi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuba, pemberian pitocin atau prostaglandin
Berdasarkan tuanya kehamilan dan beratnya dapat dibedakan menjadi
Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan BB
kurang dari 500 gram
Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan BB
antara 500-999 gram
Partus Prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan BB
antara 1.000 gran dan 2499 gram
Partus Maturus atau partus aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi denga BB
2500 gram
Partus Post Maturus atau Partus serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu
(Manuaba, 1998:157)
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Teori Penyebab mulainya persalinan
Sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori kompleks
Penurunan Kadar Progesterone
Progesteron menimbulkan relaxasi otot-otot rahim. Pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun sehingga his
Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxsitocin bertambah oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim
Pengaruh otot-otot
Dengan majunya kehamilan otot-otot makin teregang maka timbul kontraksi
untuk pengeluaran isisnya
Pengaruh Janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupanya juga memegang peranan
Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua di sangka menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan
Faktor yang mempengaruhi persalinan
Diperkirakan menjadi penyebab terjadinya kelahiran anak / persalinan diatas antara
lain:
Faktor Hormon
Saat hamil selalu ada hormone E2dan P2 yang mulanya di produksi oleh corpus
luteum di ovarium, apabila placenta sudah berfungsi maka fungsi corpus luteum
diserahkan pada placenta. Jadi fungsi placenta salah satunya adalah memproduksi
hirminn tersebut. Apabila placenta sudah tua atau pada akhir bulan kehamilan,
maka produksi/hormone menurun karena fungsi placenta juga menurun.
Dan penurunan hormone ini bukan merangsang hypofisis untuk mengeluarkan
oxitosin yang berfungsi untuk menimbulkan / menambah kekuatan kontraksi
Karena otot meregang untuk menyesuaikan dengan besarnya isi dalam uterus atau
lebih kuat dan lentur persalinan
Faktor Kontraksi Uterus
Adanya kehamilan akan menyebabkan uterus meregang dengan mengadakan
hypertropi dan hyperplasi agar dapat memenuhi kebutuhan, tempat bagi isi uterus
yitu terus, air ketuban dan placenta. Perengangan pada otot uterus mengakibatkan
kontraksi yang semakin / lebih kuat
Faktor Tekanan Bagian Terdepan Anak
Dengan adanya kontraksi uterus pada bulan-bulan akhir kehamilan yang makin
kuat maka bagian terdepan anak yang pada kehamilan biasa adalah kepala akan
mendesak maju sehingga kedudukannya menjadi lebih rendah menyusul jalan
lahir terdepan semakin lama kepala akan turun dan menekan bagian bawah uterus
yang mengenai plexus pada cervix ganglion yang kemudian merangsang hypofise
mengeluarkan hormone oxitosin yang memperkuat kontraksi uterus sehingga
dapat mengakibatkan isi uterus terdesak terus turun dan maju kearah jalan lahir
yang sehingga terjadi persalinan yaitu lahirnya isi uterus tersebut
(Sulaiman Sastrawinata 1983:222-223)
Tanda tanda persalinan
Timbulnya His Persalinan
Nyeri melingkar dari pinggang memancar ke perut bagian bawah depan
His teratur
Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya
Kalau di ajak berjalan bertambah kuat
Mempunyai pengarauh pada pendataran atau pembukaan cervix
Keluarnya lendir dan darah dari jalan lahir
Dengan perdarahan dan pembukaan lendir dari canalis cervikalis keluar dengan
disertai pendataran dan pembukaan lendir dari canalis cervikalis keluar
disertai sedikir darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena
lepasnya selaput janin pada bagian SBR sehingga beberapa capillary
terputus
Keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir hal ini
terjadi apabila ketuban pecah/selaput janin robek ketuban itu biasanya pecah
kalau pembukaan lengkap/hampir lengkap, kadang ada selaput janin robek
sebelum persalinan. Kita boleh mengharapkan bahwa persalinan akan
dimulai dalam 24 jam setelah air ketuban pecah
(Sarwono Prawirohardjo, 2001:10)
Kala Persalinan dan Tandanya
Persalinan dibagi dala 4 kala :
Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm)
Kala I dibagi menjadi 2 fase:
Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 3 cm
Fase aktif (7 jam) servik membuka sampai 3 sampai 10 cm
Akselerasi ( 3-4 cm, 2 jam)
Dilatasi max ( 4-9 cm, 2 jam)
Deselerasi ( 9-10 cm, 2 jam)
Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi
Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya placenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya placenta sampai 2 jam pertama post partum
(Sarwono Prawirohardjo, 2001:10)
TANDA PERSALINAN
Tanda Kala I
His sudah teratur, frekuensi minimal 2x dalam 10 menit.
Penipisan dan pembukaan servix
Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah (tanda
ini tidak sepenting dua tanda lainnya)
His persalinan kala I dianggap kuat apabila:
His bersifat teratur minimal 20x tiap 10 menit dan berlangsung selama
sedikitnya 40 detik
Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan
cekungan yang dilakukan penekanan dengan ujung jari
Cervix membuka
Tanda Kala II
Ibu ingin meneran
Perineum menonjol
Vulva dan anus membuka
Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
Kepala telah turun di dasar panggul
Diagnosis pasti persalinan kala II bila dilakukan pemeriksaan dalam
didapatkan:
Pembukaan lengkap
Kepala bayi terlihat pada introitus vagina
Tanda Kala III, merupakan kala pengeluaran uri
- Dimulainya setelah bayi lahir dengan lahirnya plasenta yang berlangsung 6-
15 menit,
- Management aktif kala III: Pemberian ocytosin, Massage fundus uteri,
PTT.
- Keuntungan management aktif kala III

- Kala III meningkat


- Mengurangi jumlah kehilangan darah
- Mengurangi kejadian retensio plasenta

- Yang harus dipantau pada kala III

- Kontraksi uterus
- Tanda pelepasan plasenta
- Perdarahan

Tanda tanda kala ini uri:


Bentuk uterus dan TFU
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium dengan perubahan ukuran
rongga uterus. Uterus berada dalam bentuk bundar dan TFU biasanya
berada di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan placenta di
dorong ke bawah uterus menonjol dan TFU diatas pusat.
Tali pusat menumbung
Semburan darah yang tiba-tiba diikuti dengan memanjangnya tali
pusat keluar vagina menandakan pelepasan placenta dari dinding
uterus
Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul di belakang placenta akan membantu
mendorong placenta keluar bersama-sama semburan darah tiba-tiba
menandakan bahwa pada plasenta memisah.
Tanda Kala IV
Masa 2 jam setelah plasenta lahir
Yang perlu diobservasi
- Tekanan darah
- Nadi
- Suhu
- Tinggi fundus uteri
- Kontraksi
- Perdarahan pervaginam

Yang perlu diperiksa


Kelengkapan placenta dan selaput
Perkiraan jumlah darah yang hilang
Perineum apakah terdapat laserasi/luka episiotomi dg perdarahan aktif
Keadaan ibu.

Primigravida Multigravida

Kala I 12,5 jam 7 jam 20 menit


Kala II 80 menit 30 menit
Kala III 10 menit 10 menit
Persalinan 14 jam 8 jam

Mekanisme persalinan
Turunnya kepala
Dibagi Dalam:
Masuknya kedalam PAP
Pada primi sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multi
biasanya terjadi pada permulaan persalinan masuknya kepala PAP biasanya
dengan sutura sagitalis melintang dan dengan flexi yang ringan terdapat
beberapa istilah :
Synditismus adalah sutura sagitalis terdapat di tengah tengah jalan lahir
yaitu diantara symphisis dan promontorium
Asynditismus adalah jika sutura agak ke depan mendekati symfisis atau
kebelakang mendeekati promontorium
Ada 2 macam
- Posterior : Sutura sagitalis mendekati symfisis dan os pariental ke depan
lebih rendah dari os pariental depan lebih rendah dari os pariental belakang
Masuknya kepala
Pada primi masuknya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga
panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multi sebaiknya
masuknya kepala dan masuknya kepala dan turunnya kepala kedalam
rongga panggul terjadi bersamaan:
Yang menyebabkan majunya kepala:
Tekanan cairan intra uterin
Tekanan langsung oleh fundus pada bokong
Kekuatan Mengejan
Meluruskan badan anak oleh perubahan bentuk rahim
Flexi
Dan majunya kepala biasanya juga flexi bertambah hingga UUK jelas lebih
rendah dari UUB.
Keuntungan bertambahnya flexi bahwa ukuran kepala yang lebih kecil
melalui jalan lahir. Diameter sub occipito bregmatika (9,5 cm)
menggantikan diameter sub occipito frontalis (11 cm) flexi ini disebablan
oleh anak didorong maju dan sebaliknya mnedapat tahanan dari pinggir PAP
Misalnya : dinding dasar panggul karena kekuatan kekuatan ini terjadi flexi
karena moment yang menimbulkan flexi lebih besar dari moment yang
ditimbulkan
Putar Paksi Dalam
Yaitu pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terendah dari bagian depan memutar ke depan bagian bawah sympisis. Pada
presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah UUK yang akan
memutar ke depan kebawah Sympisis. PPD paling perlu karena merupakan
usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
khususnya bentuk bidang tengah dan PBP dan terjadinya bila kepala sudah
di TM III, kadang setelah kepala sampai didasar panggul
Sebab-sebab terjadinya PPD:
Pada letak flexi bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari
kepala
Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat
hiatus genitalis antara m. levator ani kiri dan kanan.
Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul adalah diameter anteroposterior
Ekstensi
Setelah putaran paksi, kepala sampai di dasar panggul terjadilah extensi atau
defleksi dari kepala yang disebabkan karena sumbu jalan lahir pada PAP
mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala harus mengadakan extensi
untuk melaluinya pada kepala bekerja kekuatan yang satu mendesak
kebawah yang satu disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya
keatas setelah os occiput tertahan pada pinggir bawah simfisi yang dapat
maju karena kekuatan tersebut diatas bagian yang berhadapan dengan suc
occiput maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum UUB, dahi,
Hidung, Mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan extensi hypomoclhion
adalah sub occiput yang menjadi pusat pemutaran
Putar Paksi Luar
Setelah kepala lahir maka kepala akan memutar kembali kearah punggung
anak untuk penghilangan torsi pada l;eher yang terjadi karena PPL, gerakan
ini disebut juga gerakan balasan/putaran resusitasi.
Ekspulsi
Setelah PPL bahu depan sampai bawah sympisis menjadi hipomochiion
untuk kelanjutan bahu belakang, kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya lahirlah badan anak seluruhnya dengan putar paksi jalan lahir
(Sulaiman sastrowinata, 1983:235-343)

Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala

1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu
atas
panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus
anterior / posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah
fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding
perut dan
diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari
diameter
oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus
(belakang kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun
kecil
ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia
interspinarum
dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati
bawah
simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut,
dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu
rotasi
tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah
simfisis,
kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang,
tungkai dan kaki.
PERSALINAN KALA 3 :
FASE PENGELUARAN PLASENTA

DIMULAI pada saat bayi telah lahir lengkap.


BERAKHIR dengan lahirnya plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran
plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan

baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin
juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi,
sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.
(jika lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae keadaan
gawat darurat obstetrik !!).

KALA 4 :
OBSERVASI PASCAPERSALINAN
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.

7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :


1) kontraksi uterus harus baik,
2) tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3) plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4) kandung kencing harus kosong,
5) luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6) resume keadaan umum bayi, dan
7) resume keadaan umum ibu.

Masa nifas: mulai setelah persalinan selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Seluruh alat
genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.

Perubahan-perubahan pada alat genitalia (dalam & luar) secara keseluruhannya disebut involusi.
Disamping involusi terjadi juga hemokonsentrasi dan laktasi. Laktasi terjadi karena pengaruh
Lactogenic Hormone dari kelenjarhipofis e (klik 'tuk lihat gambar) terhadap kelenjar-kelenjar
payudara.
Setelah janin lahir, besar rahim kira-kira setinggi pusat ibu, segera setelah plasenta lahir, tinggi
besar rahim lk (lebih kurang) 2 jari di bawah pusat.Pada hari ke-5 paska melahirkan rahim lk
setinggi 7 cm diatas tulang kemaluan atau setengah jarak tulag kemlauan - pusat, sesudah 12 hari
rahim tidak dapat diraba lagi di atas tulng kemaluan.

Hemokonsentrasi
Hemokonsentrasi artunya darah ibu mulai mengental lagi setelah sebelumnya pada waktu
kehamilan megalami hemodilusi (pengenceran). Pada kehamilan terdapat hubungan antara
sirkulasi ibu & plasenta. Setelah melahirkan, hubungan tersebut hilang tiba-tiba. Volume darah
pada ibu relatif bertambah. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan
timbulnya hemokonsentrasi yang terjadi pada hari-hari ke 3-15 hari post partum.

Laktasi
Perubahan yang terdapat pada kedua payudara sejak kehamilan muda: meningkatnya jumlah
jaringan payudara terutama kelenjar-kelenjar dan lemak, dtemukan colostrum (ASI awal) pada
saluran di payudara, pembuluh darah yang bertambah.
Pengaruh hormon-hormon hipofisis kembali muncul, antara lain lactogenic hormone. Pengaruh
oksitosin mengakibatkan kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga terjadi pengeluaran ASI.
Umumnya produksi asi yang sebetulnya hari ke 2-3.

PENGKAJIAN DATA
Anamnesa (Data Subyektif)
Biodata
Umur 20-35 tahun merupakan wanita usia subur. Bila umur ibu kurang dari 16 tahun
atau lebih dari 35 tahun adalah termasuk resiko tinggi
Keluhan Utama
Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat sering dan teratur
Riwayat Kebidanan
Riwayat Haid
Haid meliputi
Menarche (umur saat permulaan haid) rata-rata umur 12-13 tahun
Siklus haid yaitu selang waktu antara (haid 21-25 hari ) dengan rata-rata 28 hari
Lama haid berkisar selama 5 hari
Jumlah dan sifat secret yaitu sedikit, normal, banyak dengan /tanpa bekuan
Warna, bau : merah, berbau anyir
Konsistensi : cair dengan /tanpa bekuanDismenoreaini harus dicatat umur saat
terserang berat serangan dan karakter harus dicatat, bersama-sama dengan
ketidakmampuan yang ditimbulkan
Fluoralbus / keputihan itu normalnya tidak berbau, warna putih jernih dan tidak
gatal
Haid terakhir untuk memberikan kepada kita tentang faal alat kandungan
Riwayat Perkawinan
Yang dikaji: berapa kali dan lamanya
Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Mengkaji ibu hamil pertama (primi)
Keluhan yang dirasakan, sudah di periksa dimana berapa kali
Mengkaji ibu hamil multi para
Berapa anak yang hidup
Berapa anak yang meninggal, umur berapa dan kapan
Pernah abortus (berapa kali, pada umur kehamilan berapa)
Persalinan
Jenis persalinan untuk menentukan persalinan berikutnya
Apakah placenta sulit dilahirkan
Apakah pernah perdarahan
Keadaan Bayi
Bagaimana kondisi bayi saat dilahirkan
Riwayat Kesehatan
Keadaan kesehatan ibu dengan penyakit seperti jantung, DM, Hipertensi, TBC, GO,
hepatitis akan mempengaruhi pesalinan ibu.
Pada pasien DM akan menambah kebutuhan insuli sebagai kompensasi dari tubuh.
Penyakit DM dapat beresiko bayi besar
GO / penyakit kelamin yang lain akan menjadi factor resiko bagi janinya untuk
penularan infeksi secara langsung dari jalan lahir
Pada pasien hipertensi dimana terjadi peningkatan beban kerja jangtung
akibatnya penyimpanan pembuluh darah semakin meningkat dengan kebutuhan
tubuh untuk memenuhi O2.
Riwayat kesehatan keluarga
Bila ada keluarga yang mempunyai penyakit menurun, menahun maupun menular
maka bayi / ibu berrsalin memiliki resiko untu tertular atau memiliki resiko memiliki
penyakit tersebut
Riwayat Kesehatan yang lalu
Apakah ibu pernah menderita penyakit menuru (DM, Hipertensi) menular (TBC) bias
berpengaruh pada kehamilan
Riwayat psikososial spiritual
Bagaimana keadaan psikis ibu saat ini, bagaimana hubungan ibu dengan keluarganya
dan orang lain dan bagimana persalinan sekarang. Apakah yang diharapkan atau tidak
diharapkan dalam persalinan tersebut
B. DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : penilaian kualitatif mengenai tingkat kesadaran
Keadaan umum : baik / lemah
Tekanan darah : normal 120/80 mmHg
Nadi : berapa frekuensi nadi (80-100x/mnt)
Suhu : normal 36,5 37,5 C
Pernafasan : apakah ada gangguan pernafasan
Berat Badan : BB setelah persalinan berkurang dengan sendiri tetapi harus sesuai
tahapan
b). Pemeriksaan Fisik,
inspeksi
kepala : bentuk, keadaan kulit kepala, kebersihan, warna dan kesuburan
Muka : Adanya cloasma gravidarum, pucat, sembab/oedema
Mata : Apakah simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Simetris, kebersihan, kelainan
Mulut : Kebersihan mulut, lidah, gigi, caries gigi, bibir pucat/tidak
Telinga : Simetris, kebersihan, kelainan
Leher : Apakah ada luka bekas operasi, pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan
vena jugularis
Dada : bentuk dada, adakah wheezing, ronchi, mammae : hiperpigmentasi, areola,
puting susu menonjol, vena membayang bekas operasi
Abdomen : Pembesaran perut, adanya linea striae, gerak janin, bekas luka operasi.
Vulva / vagina : Adakah bloodyshow, varises, condilomata akuminata, adakah
jaringan parut, keputihan
Anus : Haemoroid
Ekstremitas : Varices, oedema
Palpasi
Leher : Adanya tonjolan, kelenjar tiroid
Payudara : Benjolan, colostrum sudah keluar
Abdomen :
Leopold I : untuk mengetahui TFU dan menetukan bagian yang terdapat dalam
fundus
Leopold II : Menentukan dimana letak punggung dan bagian kecil janin
Leopold III : Mengetahui apa yang terdapat pada bagian bawah uterus dan apakah
masih
Leopold IV : Menetukan beberapa bagian terendah telah masuk dalam PAP
Auskultasi
Abdomen : Mendengarkan DJJ atau yang digunakan funduskop, normal 120-
160x/mnt, dengan DJJ di pastikan adanya kehamilan , janin hidup,
letak janin dan uterus
Perkusi
Reflek Patela
- untuk mengetahui adanya hipovitaminosis B1 dan penyakit urat syaraf
Pemeriksaan panggul luar
Distansia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kiri dan kanan yaitu 25 cm
Distansia Cristarum
Jarak yang terjauh antara crista iliaka kanan dan kiri yaitu 28 cm
Konjugata Eksterna (baudeloque)
Jarak yang terjauh antara ppinggir atas simpisis dan ujung spinasus ruang tulang
lumbal ke 5
Lingkar panggul
Dari pinggir atas simpisis kepertengahan spina iliaka anterior superior dan
trochanter mayor dan kembali melalui tempst-tempat yang sama dipilih lain
Pemeriksaan penunjang
Urin
Darah
Rontgen, USG
Pemeriksaan Dalam
Vagina terutama di dindingnya apakah ada bagian yang menyempit, keadaan serta
pembukaan servik, kapasitas panggul ada atau tidaknya penghalang, pecah atau
tidaknya ketuban, presentasi kepala janin, turunnya kepala dalam ruang panggul.
Penilaian besarnya kepala terhadap panggul

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R G3P10011 INPARTU KALA I
FASE AKTIF DI RSB. AL- HASANAH
MADIUN
Tanggal pengkajian : 09 Februari 2010 Jam : 19.00 WIB
Tanggal MRS : 08 Februari 2010 Jam : 23.00 WIB
Tempat : RSB Al- Hasanah, Madiun
No.reg : 160882
A. Data Subjektif
1. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. R Tn. D
Umur : 28 tahun 34 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA S1 Akutansi
Pekerjaan : Swasta Swasta
Penghasilan : Rp 800.000,- Rp 1.500.000,-
Suku : Jawa Jawa
Bangsa : Indonesia Indonesia
Alamat : Madiun Madiun
Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan kenceng-kenceng dan keluar cairan bening banyak sejak
pukul 05.30 WIB
Riwayat Kebidanan :
Riwayat Haid
Ibu mengatakan haid pertama umur 13 tahun, lama 7 hari, rutin tiap bulan, ganti
pembalut 2-3 x/hari sekali, konsistensi encer tidak ada gumpalan. Kadang-
kadang merasakan nyeri dipinggang pada awal haid.
Riwayat Keluarga Berencana
ibu mengatakan setelah kelahiran anak pertama ibu memakai KB suntik, setelah
kematian anak yang ke dua ibu tidak ber KB lagi.
Riwayat Kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil ke-3, usia kehamilan 9 bulan, ibu mengalami mual, muntah
pada awal kehamilan. Selama hamil ibu rutin periksa kkontrol ke dokter
kandungan. Ibu mendapatkan suntikan TT 2x dan tablet Feserta ibu mendapatkan
penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil dan perawatan payudara. Ibu merasakan
gerakan janin sejak usia kehamilan 5 bulan
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ke Pe Ik A I P Par L Pe U S Pu
ha rka hti b m re tus a re m eb erp
mil wi sar o a m bia k m u ab eri
la na Ke rt t at sa/ i pu r K um
m n ha u u ur Par - an e
No No mi s r tus l m
la Bu a at
n ata k ia
n i n
da
n
pe
nol
on
g
I 1 38 - - - Partu 1 3 - 40
mgg s Th hari
bidan n
II 1 8 1 - - Curet - - -
mgg age
di
kedir
i
ini 1 39 - - - Partu - -
mgg s
biasa
bidan
Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan sekarang
Ibu mengatakan selama hamil sampai sekarang tidak pernah menderita penyakit
dengan gejala dada berdebar-debar, sering kencing, minum dan lapar, batuk lama
lebih dari 2 minggu, keringat malam, berat badan turun, tekanan darah tinggi,
sklera mata kuning, kencing seperti teh, pucat dan mudah lelah.
Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit dengan gejala dada berdebar-
debar, sering kencing, minum dan lapar, batuk lama lebih dari 2 minggu, keringat
malam, berat badan turun, tekanan darah tinggi, sklera mata kuning, kencing
seperti teh, pucat dan mudah lelah
Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan memiliki saudara kembar perempuan dan neneknya juga
memiliki saudara kembar. Ibu juga mengatakan didalam keluarga ibu tidak ada
yang menderita penyakit dengan gejala dada berdebar-debar, sering kencing,
minum dan lapar, batuk lama lebih dari 2 minggu, keringat malam, berat badan
turun, tekanan darah tinggi, sklera mata kuning, kencing seperti teh, pucat dan
mudah lelah.
Pola Kebiasaan sehari-hari
Nutrisi
Saat hamil : Ibu makan 3x/hari 1 porsi habis, sayur, tempe tahu kadang daging
dan buah 1. Ibu tidak berpantang dalam makan sehari-hari
Ibu minum air putih 4 5 gelas / hari ( 800-1000cc),dan minum susu hamil 2 x
sehari
Inpartu : Makan terakhir pukul 17.00 WIB porsi 1 piring tidak habis, komposisi
nasi, lauk telur, sayur bayam
Minum air putih 1 gelas 1 air 200cc
Eliminasi
Selama hamil : BAB 1x/hari dengan konsisten warna kuning, lunak, bau khas,
tidak ada keluhan
BAK 6-7x/hari warna kuning, jernih, bau khas.
Selama Nifas : BAB terakhir pukul 16.00 WIB warna kuning lembek, berbau
khas
BAK 3x menjelang persalinan dengan konsistensi warna kuning, jernih, bau khas
Istirahat dan Tidur
Selama Hamil : Ibu mengatakan tidur malam mulai pukul 22.00-05.00 WIB (7
jam) nyenyak jarang terbangun
Tidur siang 13.00 14.00 WIB (1 jam).
Inpartu : Ibu gelisah dan merasakan nyeri karena his sehingga tidak bisa tidur
Personal hygiene
Selama Hamil : Ibu mandi 2x/hari, memakai sabun, keramas 3x seminggu,
menggosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/ hari setiap selesai
mandi, potong kuku 1 minggu sekali
Inpartu : Ibu mandi pukul 16.00 WIB, ganti pakaian setelah mandi, setel;ah BAB
dan BAK ibu cebok dengan air bersih dengan arah depan ke
belakang
Aktivitas
Selama hamil : Ibu tetap melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak,
menyapu, bersih-bersih rumah kadang dibantu oleh suami
Inpartu : Ibu masih mampu berjalan menuju ruang bersalin RB Sekar Wangi,
ketika kenceng kenceng makin kuat, ibu hanya berbaring di
tempat tidur
Seksualitas
Selama hamil : Ibu selama hamil TM 1 jarang melakukan hubungan sex 1
minggu 1x tapi setelah TM II menjadi 2x dalam 1 minggu
dan saat TM III tidak melakukan hubungan seksualitas
Inpartu : -
Data Obyektif
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
TD : 130/90 mmHg
N : 85 x/mnt
S : 365 oC
Rr : 20 x/mnt
Pemeriksaan Fisik
Kepala
- inspeksi : Rambut hitam, tidak mudah dicabut, kepala bersih, tidak ada luka, tidak berketombe.
- palpasi : Tidak ada benjolan pada kepala.
Muka
- inspeksi : Muka tidak sembab, simetris
Mata
- inspeksi : Simetris, Sklera putih, tidak ikterus.
- palpasi : Konjungtiva palpebra merah muda.
Hidung
- inspeksi : Simetris, bersih tidak ada sekret.
- palpasi : Tidak ada benjolan yang abnormal.
Mulut
- inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak
berdarah,, tidak pucat dan lembab.
Telinga
- inspeksi : Simetris, bersih tidak ada serumen.
Leher
- inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada lesi.
- palpasi :Tidak ada pembesaran vena jugularis, dan pembesaran kelenjar tiroid
dan limfe.
Payudara
- inspeksi : Simetris, bersih, Payudara membesar, tegang, hiperpigmentasi areola.
puting susu menonjol, bersih.
- palpasi : Puting susu (terdapat kolostrum), tidak terdapat benjolan abnormal,
payudara lembek dan tidak ada nyeri tekan.
- auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi.
Abdomen
- inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada bekas luka, terdapat linie nigra dan strie
livide.
- palpasi :
LI : TFU setinggi perut xifoideus, teraba bagian yang lunak, kurang bundar
dan tidak melenting
L II : Pada perut sebelah kanan teraba bagian yang panjang keras seperti
papan, pada perut sebelah kiri teraba bagian kecil janin (puka)
L III : Traba bagian yang keras, bundar dan tidak dapat digoyangkan
L IV : Sulit digerakkan, bagian terbesar kepala belum masuk panggul (4/5)
HIS setiap 2 menit lama 50-55 detik
- perkusi : Tidak ada kembung.
- auskultasi :Terdengar bising usus 18 x/ menit, DJJ MC
terdengar (11-12-12) = 140 xkali/menit
Donald Rule = 33 cm
Genetalia
- inspeksi : Tidak ada oedema/varises, vulva tidak ada condiloma acuminata dan
condiloma matalata, terdapat luka jahitan yang masih basah,
keadaan bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, tampak lochea
rubra pada pembalut, konsistensi encer, bau anyir/ amis. Anus
tidak ada hemoroid.
- palpasi : Tidak ada benjolan yang abnormal, tidak ada pembengkaan kelenjar
bartholini.
Ekstremitas
Atas
- inspeksi : simetris, tidak ada kelainan dalam bentuk, tidak ada bekas luka dan
jumlah ektremitas tidak syndaktil ataupun polydaktil.
- palpasi : Tidak ada oedema, tidak pucat.
Bawah
- inspeksi : simetris, tidak ada kelainan dalam bentuk dan jumlah ektremitas tidak
syndaktil ataupun polydaktil, tidak ada bekas luka.
- palpasi : Tidak ada benjolan yang abnormal, tidak ada varises
- perkusi : reflek patela +/+
Pemeriksaan penunjang
Urin : tidak dilakukan
Darah : tidak dilakukan
Rontgen : tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam
Tanggal : 9-2-2010 jam : 19.00 WIB
v/v taa 4-5 cm portio tipis, eff (75%)ketuban (-) mengalir jernih kepala HI
Terapi yang didapat: tidak ada
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Tanggal : 09-2-2010 jam : 19.00 WIB
Diagnosa : Inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal G 3P10011, hamil 39 minggu, hidup,
tunggal, intra uterine, membujur, punggung kanan, presentasi kepala, keadaan
umum ibu dan bayi baik
DS : - Ibu mengatakan merasakan kenceng-kenceng dan keluar cairan bening banyak.
- Ibu mengatakan hamil ke -3, umur kehamilan 9 bulan
DO : - Keadaan umum ibu baik
TD : 130/90 mmHg
N : 85 x/mnt
S : 365 oC
Rr : 20x/mnt
Pemeriksaan abdomen didapatkan tinggi fundus uteri setinggi procesus
xifoideus, teraba janin, tunggal, intra uterine, membujur puka,
presentasi kepala
His setiap 2 menit lama 50-55 detik
Auskultasi terdengar DJJ 11-12-12 : 140x/mnt
Pemeriksaan dalam didapatkan v/v taa 4-5 cm portio tipis, ketuban (-)
kepala HI
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Partus lama
Gawat janin
Distosia Bahu
Kepala bayi tidak turun
Lilitan tali pusat
Pre ekslamsi ringan
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Persiapan pertolongan persalinan dan kelahiran bayi antara lain:
Persiapan pasien
Persiapan Ruangan
Persiapan Alat
Persiapan Penolong
V INTERVENSI
Tanggal 09-2- 2010 jam : 19.30 WIB
Tujuan : Dengan asuhan kebidanan ini diharapkan ibu dapat melahirkan bayinya dengan
normal dan bayi selamat tanpa adanya kelainan apapun
Kriteria Hasil :
Bayi lahir dengan selamat
Keadaan umum ibu baik
Tidak ada laserasi
Tidak terjadi perdarahan
Bayi mengalami trauma dalam persalinan
Intervensi :
Bantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman (jongkok, menungging, tidur miring,
setengah duduk)
R/ Posisi yang benar dapat mempercepat kemajuan persalinan dan mengurangi
penekan pada vena cava inferior
Beri dukungan fisik dan mental
R/ Dukungan yang diberikan keluarga dan tenaga kesehatan dapat mempengaruhi
kemajuan persalinan
Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
R/ Ibu tidak cemas dengan keadaannya dan kemajuan persalinan
Observasi kemajuan persalinan dengan partograf(DJJ, kontraksi, nadi setiap setengah jam,
air ketuban, penyusupan, pembukaan, penurunan kepala, tekanan darah tiap 4 jam dan
suhu dan urin setiap 2 jam)
R/ Deteksi dini adanya kelainan pada ibu dan janin
Jaga kandung kemih tetap kosong
R/ Kandung kemih yang penuh akan menghambat turunnya kepala dan
mempengaruhi konstraksi
Ajarkan teknik relaksasi
R/ Mengurangi rasa nyeri karena his
IMPLEMENTASI
Tanggal : 09-2- 2010 jam : 19.45 WIB
Membantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman (ibu memilih posisi miring kekiri)
Memberi dukungan fisik dan mental
Dukungan fisik : memberi minum kepada ibu disela-sela his, massage untuk
menambah kenyamanan ibu
Dukungan mental : menjaga privacy ibu, menyertakan keluarga atau suami untuk
memberi dukungan
Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa pembukaan masih 4-5
cm ibu dilarang meneran
Mengobservasi kemajuan persalinan dengan partograf(DJJ, kontraksi, nadi setiap setengah
jam, air ketuban, penyusupan, pembukaan, penurunan kepala, tekanan darah tiap 4
jam dan suhu dan urin setiap 2 jam)
Memeriksa kandung kemih ibu apabila penuh minta ibu untuk berkemih
Mengajarkan tehnik relaksasi
Tehnik relaksasi : menarik nafas panjang selama his dari hidung kemudian
dikeluarkan dari mulut dengan pelan
EVALUASI
Tanggal : 09 Februai 2010 Jam : 20.00 WIB
S : Ibu mengatakan perut terasa kenceng-kenceng dan ingin meneran.
O : TTV : TD : 130/90 mmHg
N : 85 x/mnt
S : 36 5oC
Rr : 20 x/mnt
Ibu tampak kesakitan dan merintih
DJJ (+) 11-12-12 = 140x/mnt
His setiap 2 menit lama 50-55 detik
Perineum menonjol
Vulva membuka
VT : v/v taa 10 cm, eff = 100% ketuban (-) kepala hodge III
A : Kala II tidak berlangsung lebih dari 1 jam, bayi baru lahir normal
P : Beritahu pada ibu bahwa pembukaan lengkap dan keadaanjanin baik
Siapkan partus set
Bimbing ibu meneran yang baik saat ada his
Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran
Lahirkan bayi (kepala, bahu, badan, kaki secara sangga susur)
Nilai bayi 30 detik pertama setelah lahir
Penanganan bayi baru lahir, letakkan bayi diatas perut ibu
Keringkan tubuh bayi, bayi menangis
Cek fundus untuk menyakinkan bahwa tidak ada bayi didalam
Beritahu ibu untuk di suntik (oksitosin)
Suntik oksitosin 10 iu (IM)
Jepit tali pusat, potong, ikat
Ganti handuk bawah dengan kain bersih dan tutup kepala bayi
Tanggal : 9 Februai 2010 Jam : 20.15 WIB
S : Ibu mengatakan lega dan senang setelah bayinya lahir dengan lancar dan normal
O : - Jam 19.25 WIB bayi lahir spontan, laki-laki, BB : 3700 gram, PB : 50 cm
Kulit bayi kemerahan, langsung menangis, bayi aktif bergerak, AS 8-9
His teratur tidak terlalu kuat
TFU setinggi pusat
Kontraksi uterus baik
Semburan darah dari jalan lahir
A : Kala III (pelepasan plasenta) tidak berlangsung lebih dari atau sama dengan 30 menit
P : Pindahkan klem 5 cm dari vulva
Lakukan PTT (tangan kiri dorso kranial, tangan kanan menegangkan tali
pusat)
Anjurkan ibu untuk sedikit mengejan
Lahirkan plasenta, masase 15x pada fundus
Cek kelengkapan placenta dan robekan jalan
Tanggal : 09 Februai 2010 Jam : 20.35 WIB
S : Ibu mengatakan lega placenta sudah lahir
O : Placenta lahir lengkap spontan 19.30 WIB
Panjang tali pusat 40 cm
Lebar placenta 20 cm, tebal 2 cm
Jumlah kotiledon lengkap
Perdarahan 200 cc
TFU 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus baik
Ruptur jalan lahir grade III
A : Kala IV
P : Lakukan Heating
Buang sampah medis pada tempatnya dan dekotaminasi alat
Bersihkan ibu dari darah dan ganti pakaian bersih
Dekotaminasi tempat bersalin dengan larutan clorin 0,5 %
Dekotaminasi sarung tangan
Cuci kedua tangan dengna sabun dan air mengalir
Observasi kontraksi perdarahan dan TTV tiap 15 menit pada jam pertama dan 30
menit pada jam kedua.
BAB IV
PEMBAHASAN
KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN KASUS
Asuhan kebidanan pada Pada NY. R G3P10011 inpartu Kala 1 Fase aktif di RSB. Al-
Hasanah, Madiun oleh mahasiswa. Pelaksanaannya di mulai dengan melakukan pengkajian
meliputi data subyektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut di temukan masalh masalah
yang muncul pada ibu bersalin serta dapat ditentukan diagnosa kebidanan. Adapun diagnosa
kebidanan yang muncul adalah G3P1000 inpartu Kala 1 Fase aktif.
Data subyektif yang mendasari diagnosa Ny. R dengan inpartu Kala 1 Fase aktif, agar
ibu tidak cemas maka kita menjelaskan pada ibu tentang cara persalinan normal.

Kesimpulan :
Pengkajian
Data anamnesa yang dikaji pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari ibu tersebut
dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa
ada kesamaan antara teori dan kasus.
Identifikasi masalah diagnosa
Identifikasi masalah pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari hasil pemeriksaan
ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat
disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.
Antisipasi masalah potensial
Antisipasi masalah potensial pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari ibu
tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan
bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.
Identifikasi kebutuhan segera
Identifikasi Kebutuhan segera pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari hasil
pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.
Intervensi
Intervensi adalah perencanaan tindakan pada ibu bersalin tersebut diambil langsung
dari hasil pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.
Implementasi
Implementasi sdalah pelaksanaan tindakan pada ibu bersalin tersebut diambil
langsung dari hasil pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan
kasus.
Evaluasi
Evaluasi pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari hasil pemeriksaan pada ibu
tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat
disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. R G3P10011 inpartu Kala 1 Fase aktif
disimpulkan :
Pengkajian pada Ny. R G3P10011 inpartu Kala 1 Fase aktif diketahui data objektifnya
adalah keadaan ibu baik, kesadaran composmentis.
Identifikasi Diagnosa Masalah berdasarkan pengkajian adalah Ny. R G3P10011 inpartu Kala
1 Fase aktif .
Identifikasi Masalah Potensial pada Ny. R G3P10011 inpartu Kala 1 Fase aktif tidak ada
indikasi persalinan patologis.
Identifikasi Kebutuhan Segera dengan pemberian konseling tentang menjelaskan pada ibu
tentang cara persalinan normal.
Perencanaan / intervensi pada Ny. R G3P10011 inpartu Kala 1 Fase aktif:
Bantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman (jongkok, menungging, tidur miring,
setengah duduk).
Beri dukungan fisik dan mental
Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
Observasi kemajuan persalinan dengan partograf(DJJ, kontraksi, nadi setiap setengah
jam, air ketuban, penyusupan, pembukaan, penurunan kepala, tekanan darah tiap 4
jam dan suhu dan urin setiap 2 jam).
Jaga kandung kemih tetap kosong.
Ajarkan teknik relaksasi.
Implementasi pada Ny. R G3P10011 inpartu Kala 1 Fase aktif :
Membantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman (ibu memilih posisi miring
kekiri).
Memberi dukungan fisik dan mental
a. Dukungan fisik : memberi minum kepada ibu disela-sela his, massage untuk
menambah kenyamanan ibu
b. Dukungan mental : menjaga privacy ibu, menyertakan keluarga atau suami untuk
memberi dukungan
Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa pembukaan masih
4-5 cm ibu dilarang meneran.
Mengobservasi kemajuan persalinan dengan partograf(DJJ, kontraksi, nadi setiap
setengah jam, air ketuban, penyusupan, pembukaan, penurunan kepala, tekanan darah
tiap 4 jam dan suhu dan urin setiap 2 jam).
Memeriksa kandung kemih ibu apabila penuh minta ibu untuk berkemih.
Mengajarkan tehnik relaksasi
Tehnik relaksasi : menarik nafas panjang selama his dari hidung kemudian dikeluarkan
dari mulut dengan pelan
Evaluasi pada Ny. R G3P10011 inpartu Kala 1 Fase aktif
S : Ibu mengatakan lega placenta sudah lahir
O : Placenta lahir lengkap spontan 19.30 WIB
Panjang tali pusat 40 cm
Lebar placenta 20 cm, tebal 2 cm
Jumlah kotiledon lengkap
Perdarahan 200 cc
TFU 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus baik
Ruptur jalan lahir grade III
A : Kala IV
P : Lakukan Heating
Buang sampah medis pada tempatnya dan dekotaminasi alat
Bersihkan ibu dari darah dan ganti pakaian bersih
Dekotaminasi tempat bersalin dengan larutan clorin 0,5 %
Dekotaminasi sarung tangan
Cuci kedua tangan dengna sabun dan air mengalir
Observasi kontraksi perdarahan dan TTV tiap 15 menit pada jam pertama
dan 30 menit pada jam kedua.
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin , maka kesimpulan yang
dapat diambil adalah :
Tahap pengumpulan data dasar dilakukan dengan metode yang ada dalam penelitian
ini dilakukan metode observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik.Data yang didapat berupa
data subyektif dan data obyektif yang diperoleh dari pasien dan keluarga.
5.2 Saran
Untuk Petugas Kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga kejadian kematian pada ibu
bersalin berkurang.
Untuk Masyarakat
Agar masyarakat kususnya ibu tidak takut dan siap menghadapi persalinan.
Untuk Mahasiswa atau Praktikan
Manggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan
mahasiswa tentang masalah masalah yang terjadi pada persalinan .
DAFTAR PUSTAKA

Rustam Mochtar Prof. Dr. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid Edisi 2 Buku Kedokteran. Jakaarta.
EGC.

Prawirahardjo Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka.

Prawirohardjo Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Manuaba Ida Bagus Prof. Dr. 1998. Ilmu Penyakit Kandungan dan KB Buku Kedokteran.
Jakarta : EGC.

ZR. Ibrahim. 1987. Kriteria Perawat Kebidanan (Perawatan Nifas). Jakarta : Barata.

TK. UNPAD. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Elemen.

Você também pode gostar