Você está na página 1de 12

Mual/muntah, disebabkan oleh:

Perubahan hormonal (peningkatan kadar hcG, estrogen/progesterone, gula darah rendah).


Kelebihan asam gastric/asam klorida.
Peristaltic lambat (mengakibatkan estrogen dan progesterone meningkat)
Perubahan dalam metabolisme.
Pembesaran uterus.
Faktor emosional yang labil.
Cara meringankan/mencegah
Hindari bau atau faktor penyebab.
Makan porsi kecil tapi sering, bahkan setiap 2 jam.
Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum bangun pagi.
Makan sesuatu yang manis (permen) atau minuman (jus buah) sebelum tidur malam dan
sesudah bangun pagi.
Duduk tegak setiap kali selesai makan.
Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang.
Makan-makanan kering dan minum diantara waktu makan.
Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari melakukan gerakan secara tiba-tiba.
Hindari menggosok gigi setelah makan.
Istirahat sesuai dengan kebutuhan dengan mengangkat kaki dan kepala agak ditinggikan.
Hirup udara segar, pastikan cukup udara di dalam rumah.
Terapi
Gunakan obat-obatan hanya bila tindakan secara non farmakologis gagal dan hanya
untuk jangka pendek, misalnya:
1. Antihistamine : dimenhydrinate, doxylamine succinate.
2. Metoclorpramide hydrochloride.
3. Hindari buclizine. Meclizine (bersifat teratogenik).
4. Jika berat : terapi vitamin B6.
5. Keterangan lebih lanjut hubungi dokter.
Tanda-tanda bahaya
A. Pertambahan berat badan (BB) yang tidak memadai.
B. Kehilangan BB yang sidnifikan.
C. Malnutrisi.
D. Hiperemesis gravidarum (mual muntah yang berlebihan selama kehamilan).
E. Dehidrasi.
F. Ketidakseimbangan elektrolit.
G. Pastikan tidak ada appendicitis dan pancreatitis.
2. Ptyalism (Salivasi/ Kelenjar Liur yang Berlebihan)
Hal ini meningkat sejak 2-3 minggu usia kehamilan dan berhenti saat persalinan. Patogenesis
tidak diketahui, mungkin disebabkan oleh :
1. Meningkatnya keasaman mulut oleh asupan pati yang akhirnya menstimulasi kelenjar salivary
untuk meningkatkan sekresi.
2. Ptyalism sering juga menimbulkan mual, sehingga ibu hamil sering menghindari makan.
Pengobatan dengan cara gunakan pencuci mulut astringent, permen karet, permen yang keras.
3. Fatique (Kelelahan) Selama Trimester I
A. Penyebabnya tidak diketahui. Mungkin berhubungan dengan penurunan laju metabolisme
basal pada awal kehamilan.
B. Efek dari fatique yaitu meningkatnya intensitas respon psikologi wanita selama waktu ini.
Cara meringankan atau mencegah
1. Yakinkan bahwa hal ini normal terjadi dalam kehamilan.
2. Dorong ibu untuk sering beristirahat.
3. Aktivitas sedang dan nutrisi yang baik dapat mengurangi kelelahan.
Terapi
1. Tidak perlu memberikan obat-obatan.
2. Suplemen vitamin dan zat besi dapat membantu untuk kesehatan.
Tanda-tanda bahaya
1. Terdapat gejala anemia (lelah, konjungtiva mata pucat dll).
2. Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan/ aktivitas sehari-hari.
3. Tanda dan gejala depresi.
4. Tanda dan gejala adanya infeksi atau penyakit kronis

Mual, muntah berlebihan


Pengertian Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala?gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu diantara
seribu kehamilan, gejala?gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan
lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.
Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah
disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat
ringanya penyakit. (Sarwono, 2005: 275)
Penanganan umum mual muntah dapat diatasi dengan:
1. Makan sedikit tapi sering
2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.
4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu
waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta makanan
lain.
6. Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual
7. Hindari hal-hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
8. Istirahat cukup
9. Hindari hal-hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa
mual (Curtis, 2000:28)
Komplikasi: Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah
perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita
muntah. (Rochjati, 2003:2)

Hindari bau atau faktor penyebabnya


Makan biskuit kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari
Makan sedikit tapi sering
Duduk tegak setiap kali selesai makan
Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu
Makan makanan kering diantara waktu makan
Minum minuman berkarbonat
Bangun dari tidur secara perlahan
Hindari menggosok gigi setelah makan
Minum teh herbal
Istirahat sesuai kebutuhan
SKIP TO CONTENT
HOME
ABOUT

ASUHAN KEBIDANAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
FEBRUARY 19, 2015LEAVE A COMMENT
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY K G4P3A0H3 USIA
KEHAMILAN 14-15 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II DI
BANGSAL KEBIDANAN RSUD DR.MUHAMMAD ZEIN PAINAN
13-15 SEPETEMBER 2014

OLEH
DESI ARIANTI
12211217

PEMBIMBING AKADEMIK
DESI WILDAYANI,S.Keb,Bd
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
petunjuk dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus
dengan judul Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. K
G4P3AH3 Usia Kehamilan 14 15 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum
Grade II Di Bangsal Kebidanan RSUD Dr.Muhammad Zein Painan Tanggal 13-15
September 2014. Asuhan kebidanan ini merupakan salah satu tugas dalam rangkaian
kegiatan Praktik Klinik Kebidanan (PKK) II pada program studi DIII Kebidanan STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak. Pada kesempatam ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. K dan keluarga yang telah bersedia sebagai klien dalam laporan ini.
2. Ibu Desi Wildayani,S.Keb Bd sebagai pembimbing akademik yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, nasehat, bimbingan dan arahan
selama penyusunan laporan ini.
3. Ibu Devi Syarief, S.SiT, M.Keb sebagai ketua prodi DIII kebidanan STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang.
4. Ibu Hj. Elmiyasna, K.,SKp,MM sebagai ketua STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.
5. Semua staf dosen kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.
6. Teristimewa kepada orang tua yang telah memberikan doa bantuan dan dorongan
baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
7. Teman-teman sejawat yang telah ikut berpartisipasi dan memberiksn motivasi
dalam penyusunan menyelesaikan laporan ini.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan yang tidak
bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang akan membantu kesempurnaan laporan ini agar
berguna bagi semua pihak.

Padang, Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI.. iii
BAB 1 PENDAHULUAN . 1
Latar Belakang. 1
Tujuan 3
Manfaat 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
Kehamilan.. 5
Definisi. 5
Pembagian Kehamilan.. 5
Perubahan-Perubahan Dalam Kehamilan 5
Hiperemesis Gravidarum 6
Definisi. 6
Etiologi. 7
Patofisiologi 7
Tanda Dan Gejala 8
Diagnosis. 9
Komplikasi.. 10
Penatalaksanaan 10
Konsep Dasar Manajemen Kebidanan 13
BAB III TINJAUAN KASUS.. 29
BAB IV PEMBAHASAN 47
BAB V PENUTUP.. 54
Kesimpulan. 54
Saran.. 55
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Target Millenium Development Goals (MDGs) 5 yaitu menurunkan AKI menjadi
102/100.000 pada tahun 2015 masih memerlukan upaya khusus dan kerja keras dari
seluruh pihak baik pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat. Angka Kematian Ibu
(AKI) yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. AKI menjadi salah satu
indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI
menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyabab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau
kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas tanpa
memperhitungkan lama kehamilam per 100.000 kelahiran hidup (Riskesdas,2013).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012-2013, angka
kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi apalagi jika dibandingkan dengan
negaranegara tetangga.

Berdasarkan survei kedokteran tahun 2012, AKI Sumatera Barat masih 212 per 100.000
kelahiran hidup. Sementara sesuai target MDGs AKI harus diturunkan sampai 102 per
100.000 kelahiran hidup dan AKB sampai 23 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Sumbar,
2012).

Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau
dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung pada tempat atau usia
kehamilan. Kematian ibu ini dibagi menjadi kematian langsung dan kematian tidak
langsung. Kematian ibu langsung adalah ini sebagai akibat komplikasi kehamilan,
persalinan, nifas, dan segala intervensi atau penangannya tidak tepat dari komplikasi
tersebut. Kematian ibu tidak langsung sebagai akibat penyakit yang sudah ada atau
penyakit yang timbul sewaktu kehamilan. Di negara-negara sedang berkembang
sebagian besar penyebab ini adalah perdarahan, infeksi dan abortus atau penyebab
lainnya seperti di sebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum
kehamilan atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus,
anemia, malaria dan termasuk hiperemesis gravidarum yang memperberat kehamilan
sehingga kehamilan dapat mengalami komplikasi (Wiknjosastro,2010).

Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita yang mempunyai
kemampuan untuk hamil. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus
mendapatkan penatalaksanaan yang benar, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap
morbiditas dan mortalitas ibu (Depkes RI, 2009).

Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang terjadi sampai umur kehamilan
20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat
badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit
seperti appendisitis,pielititis,dan sebagainya (Nugroho,2012).

Hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormone Chorionic


Gonodhotropin(HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon
progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi
sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang
merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi (Winkjosastro, 2010).
Menurut Lisnawati (2013) faktor predisposisi yang menimbulkan Hiperemesis Gravidarum
adalah: primigravida, overdistensi uterus, faktor Alergi, faktor Psikologis, kehamilan yang
tidak diinginkan, takut hamil, dan masalah keluarga.
Berdasarkan data Rekamedis di RSUD Dr.Muhammad Zein Painan jumlah ibu hamil dari
bulan Mei sampai Agustus 2014 dari 120 ibu hamil yaitu 37 (30,8%) ibu yang mengalami
hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi
bahkan kematian pada ibu dan janin jika tidak tertangani dengan baik. Pada janin dengan
ibu yang menderita hiperemesis gravidarum yang berkepanjangan dapat menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian (Wiknjosastro,2010).

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul
mengenai Asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. K G 4P3A0H3 usia kehamilan 14-
15 minggu dengan hiperemesis gravidarum di RSUD Dr.Muhammad Zein Painan tanggal
13-15 September 2014.
Tujuan Penulisan
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.
K G4P3A0H3 usia kehamilan 14-15 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD
Dr.Muhammad Zein Painan Tanggal 13-15 September 2014 dan mendokumentasikannya
dengan metode SOAP.
tujuan khusus
Mampu melakukan pengkajian ibu hamil K G4P3A0H3 usia kehamilan 14-15 minggu
dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Dr.Muhammad Zein Painan
tanggal 13-15 September 2014.
Mampu menganalisa dan menginterpretasikan untuk menentukan diagnosa aktual
pada ibu hamil K G4P3A0H3 usia kehamilan 14-15 minggu dengan hiperemesis
gravidarum grade II di RSUD Dr.Muhammad Zein Painan tanggal 13-15 September
2014.
Mampu mengantisipasi kemungkinan timbulnya diagnosa/ masalah potensial
pada ibu hamil K G4P3A0H3 usia kehamilan 14-15 minggu dengan hiperemesis
gravidarum grade II di RSUD Dr.Muhammad Zein Painan tanggal 13-15 September
2014.
Mampu melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada ibu hamil K
G4P3A0H3 usia kehamilan 14-15 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II di
RSUD Dr.Muhammad Zein Painan tanggal 13-15 September 2014.
Mampu mengintervensikan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada
ibu hamil K G4P3A0H3 usia kehamilan 14-15 minggu dengan hiperemesis gravidarum
grade II di RSUD Dr.Muhammad Zein Painan tanggal 13-15 September 2014.
Mampu mengimplementasikan secara langsung dari rencana tindakan yang telah
disusun pada ibu hamil K G4P3A0H3 usia kehamilan 14-15 minggu dengan
hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Dr.Muhammad Zein Painan tanggal 13-15
September 2014.
Mampu mengevaluasi efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil
K G4P3A0H3 usia kehamilan 14-15 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II di
RSUD Dr.Muhammad Zein Painan tanggal 13-15 September 2014.
Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
Penulisan studi kasus ini berguna untuk menambah dan meningkatkan kompetensi
penulis dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum.

1. Bagi institusi pendidikan


Penulis berharap bahwa studi kasus ini dapat bermanfaat sebagai bahan dokumentasi
dan bahan perbandingan untuk studi kasus selanjutnya di perpustakaan STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang.

1. Bagi Institusi Pelayanan


Dapat dijadikan perbandingan sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat untuk
pasien pada kasus kehamilan dengan hiperemesis gravidarum.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Kehamilan
Definisi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Wiknjosastro,2010).

Menurut Wulanda (2011) kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-


perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis
bukan patologis. Kehamilan juga merupakan proses alamiah untuk menjaga
kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah
mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. Banyak hal dan
banyak organ yang terlibat selama proses kehamilan. Sedangkan menurut Manuaba
(2012) proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari:
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm.

Pembagian Kehamilan
Menurut Wiknjosastro (2010) kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu :

1. Triwulan I : kehamilan antara 0-12 minggu.


2. Triwulan II : kehamilan antara 13-27 minggu.
3. Triwulan III : kehamilan antara 28-40 minggu.
perubahan-perubahan Dalam Kehamilan
Estrogen dan HCG meningkat, dengan efek samping mual dan muntah-muntah. Selain itu
terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering
lapar atau perasaan ingin makan terus, juga akibat peningkatan asam lambung. Pada
keadaan patologik tertentu, terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per
hari (hiperemesis gravidarum). Saliva meningkat dan pada trimester pertama, dan
megeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga
motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan. Bulan- bulan
pertama kehamilan, hormon estrogen meningkat yang dapat menyebabkan nausea
(mual), ada yang mengalami muntah terus menerus sampai menganggu aktivitasnya,
dikatakan mengalami hiperemesis gravidarum (muntah-muntah yang banyak ini
merupakan keadaan patologik), mual dan muntah tersebut merupakan efek samping dari
peningkatan kadar estrogen dan HCG, reabsorbsi makanan baik, namun akan
menimbulkan obstipasi, rahim yang semakin membesar akan akan menekan rektum dan
usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi), sembelit semakin berat karena
gerakan otot di dalam usus di perlambat oleh tinginya kadar progesteron
(Maryunani,2010).

Menurut Cunningham (2013) seiring dengan kemajuan kehamilan Lambung dan usus
tergeser oleh uterus yang membesar seiring dengan kemajuan usia kehamilan. Biasanya
terjadi mual, kadang-kadang terjadi muntah Pirosis (nyeri ulu hati) disebabkan oleh
refluks secret-sekret asam ke esophagus bagian bawah. Gusi dapat terjadi hiperemis dan
melunak, dapat berdarah serta cidera ringan. Haemorroid sering terjadi ini disebabkan
oleh konstipasi dan peningkatan tekanan pada vena-vena di bawah uterus yang
membesar.

Hiperemesis Gravidarum
Definisi
Menurut Nugroho (2012) hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada
kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana apa yang segala dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-
hari, berat badan menurun, mengalami dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin bukan
karena penyakit seperti apendisitis, pielititis dan sebagainya.

Nausea dan vomitus yang berat serta tidak dapat diatasi dan bertahan sesudah trimester
pertama. Biasanya hiperemesis garvidarum terjadi pada kehamilan pertama dan
umumnya mengenai ibu hamil dengan keadaan yang mengakibakan kadar HCG yang
tinggi seperti pada penyakit trofoblastik kehamilan atau kehamilan kembar
(Lockhart,2014). Sedangkan menurut Varney (2010) hiperemesis gravidarum merupakan
mual dan muntah berlebihan selama kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi
lebih lama daripada mual dan muntah yang biasa dialami pada trimester pertama.
Terkait dengan ketonemia, penurunan berat badan, dehidrasi dan abnormalitas kimia
darah. Dapat terjadi pada trimester berapapun, biasanya dimulai pada trimester pertama
dan menetap dengan derajat yang bervariasi sepanjang masa kehamilan.
Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian
adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan Mochtar
( 2010) adalah sebagai berikut:

1. Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan


ganda akibat peningkatan kadar HCG.
2. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak
ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah
satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
3. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
4. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
Sedangkan menurut Lisnawati (2013) faktor predisposisi yang menimbulkan Hiperemesis
Gravidarum adalah: primigravida, overdistensi uterus. faktor Alergi, faktor Psikologis,
kehamilan yang tidak diinginkan, takut hamil, dan Masalah keluarga.

Patofisiologi
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormone
Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah. Peningkatan
kadar hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal
mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus
menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi
(Winkjosastro, 2010).
Menurut Manuaba tahun (2012) Patofisiologi hiperemesis gravidarum diawali dengan
mual dan muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan
darah turun dan diuresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi kejaringan, menutup
untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan
metabolisme menuju arah anaerobik dengan menimbulkan benda keton dan asam laktat.
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah
menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu semua masalah tersebut dapat menimbulkan
gangguan fungsi alat vital sebagai berikut:
1. Hepar
1. Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2
2. Gangguan fungsi liver dan terjadi ikterus.
3. Terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi
menurun.
2. Ginjal
4. Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun.
5. Terjadi perdarahan dan nekrosis dan perdarahan di otak.
6. Sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan diotak diantaranya
perdarahan ventrikel.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang terjadi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah:
muntah yang tidak dapat dikontrol dengan pengobatan morning sickness, muntah
pernisiosa, nafsu makan buruk, penurunan berat badan, dehidrasi, ketidak seimbangan
elektrolit, asidosis akibat kelaparan, alkalosis karena asam hidroklorida berkurang ketika
muntah, dan hipokalemia (Varney,2010).

Menurut Rukyah (2013) gejala hiperemesis gravidarum adalah:

1. Tingkat 1
1.
2. Muntah terus menerus.
3. Turgor kulit berkurang.
4. Lidah kering.
5. Tekanan darah turun,suhu meningkat nyeri epigastrium.
2. Tingkat 2
1. Dehidrasi bertambah.
2. Turgor kulit makin berkurang.
3. Lidah kering dan kotor.
4. Mata cekung.
5. Tekanan darah menurun, nadi meningkat, mata ikterik.
6. Urin berkurang.
7. Napas berbau aseton.
3. Tingkat 3
1. Dehidrasi berat.
2. Mual dan muntah berhenti.
3. Perdarahan esofagus,lambung dan retina.
4. Gangguan fungsi hati bertambah .
5. Ikterus meningkat.
6. Gangguan kesadaran.
Diagnosis
Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan menetukan
kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari
dan dehidrasi. Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan
gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya, oleh karena
itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat
pengobatan yang adekuat. (Rukyah,2013).
Menurut Nugroho (2012) Amenore yang disertai muntah hebat, atau segala yang
dimakan dan diminum akan dimuntahkan, pekerjaan sehari-hari terganggu dan haus
hebat. Fungsi fital nadi meningkat, TD menurun dan gangguan kesadaran.

Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi menurut Lockhart ( 2014) adalah sebagai berikut :

1. Penurunun berat badan yang cukup banyak.


2. Starvasi dengan ketosis dan ketonuria.
3. Dehidrasi dengan selanjutnya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
(hipokalemia).
4. Gangguan keseimbangan asam basa.
5. Kerusakan retina, saraf, dan renal.
Penatalaksanaan
1. Tatalaksana Umum
Menurut Manuaba (2010) penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum adalah:

1. Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses


yang fisiologis.
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tetapi sering.
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.
5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaikya dihindarkan.
6. Makanan sebaik

Você também pode gostar