Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kualitas kehidupan bangsa sangat unsur IPA dalam era globalisasi saat ini
ditentukan oleh faktor pendidikan. Salah satu mengemban dua tujuan, yaitu mengembangkan
ilmu pengetahuan yang sangat berperan penting intelektual dan meningkatkan kesiapan untuk
dalam kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan hidup bermasyarakat. Oleh karena itu,
Teknologi) adalah IPA. Fisika sebagai salah satu peningkatan kualitas mutu pendidikan menjadi
222
Ela Fenny Pasangkin, dkk. Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah ... 223
suatu hal yang penting untuk dikembangkan. konsep. Materi fisika pada dasarnya mengandung
Pendidikan pada hakikatnya harus mampu aspek pemahaman konsep karena memang
menyediakan lingkungan yang memungkinkan kemampuan mendasar dalam belajar fisika adalah
setiap peserta didik untuk mengembangkan memahami konsep. Dalam memecahkan
bakat, minat dan kemampuannya secara optimal. masalah, peserta didik harus memiliki
Fisika adalah pembelajaran yang tidak kemampuan memahami konsep-konsep yang
mengabaikan hakikat Fisika sebagai sains. terdapat dalam fisika yang akan membantu
Hakikat sains yang dimaksud meliputi produk, peserta didik dalam memecahkan masalah.
proses, dan sikap ilmiah. Pembelajaran Fisika Dengan mempunyai pemahaman yang baik
perlu diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang terhadap konsep-konsep yang ada dalam fisika,
mendorong peserta didik belajar secara aktif, baik peserta didik diharapkan dapat memiliki
fisik, mental-intelektual, maupun sosialnya untuk kemampuan pemecahan masalah yang baik pula,
memahami konsep-konsep fisika. Pembelajaran sehingga peserta didik dapat menyelesaikan
fisika yang diharapkan memerlukan keterlibatan permasalahan fisika dan dapat mengaplikasikan
aktif seluruh peserta didik dalam menemukan kemampuannya untuk menyelesaikan
sendiri pengetahuan melalui interaksi dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
lingkungannya. Pengertian pemahaman dikemukakan oleh
Pembelajaran fisika erat kaitannya dengan para ahli seperti yang dikemukakan oleh
proses pemecahan masalah. Hampir semua aspek Benjamin S. Bloom mengemukakan bahwa
dalam pembelajaran fisika membutuhkan pemahaman (comprehension) adalah kemampuan
kemampuan dalam memecahkan masalah, baik seseorang untuk mengerti atau memahami
yang bersifat praktik maupun teori. Dalam sesuatu, setelah sesuatu itu diketahui dan diingat,
menciptakan peseta didik yang dapat dengan kata lain memahami adalah mengerti
memecahkan masalah dengan sistematis, maka tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari
diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan
memang mendukung akan hal itu dalam rangka memahami apabila ia dapat memberikan
peningkatan pemahaman konsep fisika peserta penjelasan atau atau memberikan uraian yang
didik maka digunakanlah pendekatan lebih rinci tentang hal itu dengan kata-kata
pembelajaran pemecahan masalah (problem sendiri. (Sudijono, 2009)
solving). Pemahaman merupakan kemampuan
Langkah-langkah pemecahan masalah kognitif yang setingkat lebih tinggi dari
(problem solving) paling terkenal yang pengetahuan. Kemampuan yang dimiliki peserta
dikemukakan oleh John Dewey (dalam didik pada tingkat ini adalah kemampuan
Djamarah, 2008) yakni: (a) Ada masalah yang memperoleh makna dari materi pelajaran yang
jelas untuk dipecahkan (b) Mencari data atau telah dipelajari. Peserta didik dituntut memahami
keterangan yang dapat digunakan untuk atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui
memecahkan masalah. (c) Menetapkan jawaban apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
sementara dari masalah tersebut (d) Menguji memanfaatkan isinya.
kebenaran jawaban sementara tersebut. (e) Beberapa kategori peserta didik dianggap
Mengambil kesimpulan. paham terhadap suatu materi pembelajaran
Ada banyak faktor yang mempengaruhi misalnya peserta didik dapat menjelaskan dengan
kemampuan pemecahan masalah peserta didik susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca
diantaranya yaitu kemampuan pemahaman dan didengar dan juga peserta didik dapat
224 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 11, Nomor 3, Desember 2015, hal. 222 - 228
memberi contoh lain dari apa yang telah merupakan variabel bebas yaitu pembelajaran
dicontohkan atau menggunakan petunjuk dengan pendekatan pemecahan masalah dan
penerapan pada kasus lain. (Nana Sudjana, 2011) variabel terikat adalah pemahaman konsep fisika.
Gagasan pengembangan pemahaman konsep Teknik analisis data yang digunakan dalam
fisika, Zhaoyao,2002 (dalam Simanjuntak, 2012) penelitian ini adalah analisis deskriptif berupa
dilandasi oleh beberapa konsepsi teoretis: (a) skor rata-rata, skor tertinggi, skor terendah,
Konsepsi fisika merupakan subyek yang standar deviasi dan varians serta analisis
senantiasa mengalami perubahan. (b) Learning inferensial berupa uji normalitas. taksiran rata-
physics is not about memorizing facts, it is about rata dan N-Gain.
comprehension and mathematics. Berdasarkan Peningkatan pemahaman konsep fisika
penjelasan teoretis tersebut, pemahaman dapat dihitung dengan rumus gain ternormalisasi
meerupakan kata kunci dalam pembelajaran. (N-gain) sebagai berikut:
Kategori memahami mencakup tujuh proses
kognitif yaitu menafsirkan (interpreting), S post S pre
g
memberikan contoh (empliying), S maks S pre
mengklasifikasikan (classyfing), meringkas
(summarizing), menarik inferensi (inferimg), Keterangan:
membandingkan (comparing), dan menjelaskan Spost = Skor tes akhir
(explaining). (Anderson, 2011) Spre = Skor tes awal
Secara umum pemahaman konsep Smaks = Skor maksimum yang mungkin dicapai
merupakan kemampuan menangkap makna dan
Adapun kriteria pengkategorian pada tingkat
arti dari suatu gagasan atau ide-ide yang
N-gain dapat dilihat pada tabel berikut:
dipelajari oleh peserta didik. Dengan kata lain
pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk Tabel 1. Kategori Tingkat N-gain
mengerti atau memahami apa yang diajarkan,
Batasan Kategori
mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan
g > 0,7 Tinggi
dan dapat memanfaatkan isinya. Peserta didik
0,3 g 0,7 Sedang
sebatas dituntut tidak mengingat kembali
g< 0,3 Rendah
pelajaran. Namun lebih dari itu peserta didik
mampu mendefenisikan. Hal ini menunjukkan (Meltzer, 2002)
peserta didik telah mampu memahami materi
pelajaran. HASIL DAN DISKUSI
Perolehan data statistik hasil tes pemahaman
METODE
konsep peserta didik kelas X3 SMA Negeri 1
Penelitian ini merupakan penelitian pre- Marang tahun ajaran 2014/2015 yang diajar
Experiment dengan desain penelitian Pretest- sebelum menggunakan pendekatan pemecahan
Postest Design yang dilaksanakan di kelas X3 masalah (pretest) dan tes pemahaman konsep
SMA Negeri 1Marang, Kabupaten Pangkep. fisika setelah diajar dengan menggunakan
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pembelajaran pendekatan pemecahan masalah
tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 16 April (problem solving approach) dapat dilihat pada
sampai 24 Mei 2015. tabel 2.
Adapun variabel terdiri dari variabel terikat Dari hasil tes pemahaman konsep fisika
dan variabel bebas. Dalam penelitian ini yang peserta didik sebelum diberi perlakuan (pretest)
Ela Fenny Pasangkin, dkk. Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah ... 225
skor tertinggi yang mampu dicapai oleh peserta kelas X3 SMA Negeri Marang dalam bentuk
didik kelas X3 SMA Negeri 1 Marang mencapai histrogram ditunjukkan dalam gambar 1
19 sedangkan skor terendah adalah 9 dan setelah sedangkan untuk posttest ditunjukkan dalam
dirata-ratakan maka diperoleh skor rata-rata gambar 2.
sebesar 14.53 dengan standar deviasi sebesar
2.52 dan varians sebesar 6.35. 11 32.26%
10
Tabel 2. Data Statistik skor pretest -postest 9 22.58%
pemahaman konsep fisika peserta 8
7 19.35%
didik kelas X3 SMA Negeri 1
frekuensi
6 2.86%
Marang. 5
Statistik Pretest Postest 4 6.45% 2.86%
3
Ukuran sampel 31 31
2
Skor ideal 25 25 1
Skor tertinggi 19 23 0
Skor terendah 9 13 9-10. 11-12. 13-14 15-16 17-18 19-20
Skor rata-rata 14.53 19.24
Standar deviasi 2.52 2.42 skor pemahaman konsep fisika
Varians 6.35 6.71
Gambar 1. Histogram Distribusi Persentase Skor
Pemahaman Konsep Fisika (Pretest) Peserta
Pada hasil tes pemahaman konsep fisika Didik Kelas X3 SMA Negeri 1 Marang.
peserta didik setelah diberi perlakuan dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah 10 29.03% 29.03%
(problem solving) diperoleh data skor tertinggi 23 9 25.80%
8
dan skor terendah 13. Setelah ke 31 data skor 7
Frekuensi
Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase peningkatan dari sebelumnya yang berada pada
Pemahaman Konsep Fisika kategori sedang. Peningkatan pemahaman konsep
Rentang Persentase fisika pada peserta didik diduga disebabkan oleh
Kategori Frek.
Gain (%) proses pembelajaran menggunakan waktu yang
Tinggi g > 0,7 2 6.45
cukup singkat sehingga peserta didik belum
Sedang 0,3 g 0,7 25 80.65
secara maksimal dalam menyerap keseluruhan
Rendah g< 0,3 4 12.90
konsep yang dipelajari apalagi dalam
Jumlah 31 100 pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah ini didukung dengan
90.00 80,65 % kegiatan penyelidikan dan diskusi kelompok
80.00
yang membutuhkan waktu yang tidak singkat.
70.00
Selain dianalisis dengan menggunakan
Persentase (%)
60.00
analisis deskriptif tes pemahaman konsep fisika
50.00
juga dianalisis dengan menggunakan statistik
40.00
30.00 inferensial. Berdasarkan hasil pengujian statistik
20.00 12,90 % inferensial, pengujian normalitas menunjukkan
10.00 6,45 % bahwa skor pemahaman konsep fisika peserta
0.00 didik di kelas X3 SMA Negeri 1 Marang tahun
Tinggi Sedang Rendah
ajaran 2014/2015 baik pretest maupun posttest
Kategori N-Gain
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Dari penjelasan di atas membuktikan bahwa
Gambar 3. Histogram Distribusi Persentase
Pemahaman Konsep Fisika kelas X3 SMA Negeri pendekatan pemecahan masalah (problem
1 Marang berdasarkan Rentang N-gain. solving) berperan penting dalam meningkatkan
pemahaman konsep fisika peserta didik kelas X3
Berdasarkan hasil analisis data deskriptif
SMA Negeri 1 Marang. Hal ini disebabkan
menunjukkan bahwa skor rata-rata pemahaman
karena pendekatan pemecahan masalah (problem
konsep fisika peserta didik setelah diajar dengan
solving) memiliki tahap-tahap yang terstruktur
menggunakan pendekatan pemecahan masalah
baik dan pengelolaan kelas yang menarik dengan
(postest) lebih tinggi jika dibandingkan dengan
mengaktifkan peserta didik merumuskan masalah
skor rata-rata pemahaman konsep sebelum diajar
sampai menarik kesimpulan dengan materi yang
dengan menggunakan pendekatan pemecahan
berkaitan dalam kehidupan sehari-hari khususnya
masalah (pretest). Hal ini mengindikasikan
pada konteks materi Listrik Dinamis.
terjadi peningkatan pemahaman konsep fisika
Dalam menerapkan pendekatan pemecahan
peserta didik di kelas X SMA Negeri 1 Marang
masalah, guru (peneliti) memberikan uraian yang
setelah diajar dengan menggunakan pendekatan
jelas dan langkah-langkah dalam pemecahan
pemecahan masalah.
masalah. Pada awalnya guru (peneliti)
Dalam menentukan peningkatan
memberikan masalah dan peserta didik
kemampuan pemahaman konsep fisika peserta
merumuskan masalah, mengemukakan hipotesis,
didik setelah diajar dengan menerapkan
mencari data dan menarik kesimpulan di lembar
pendekatan pemecahan masalah juga didukung
kegiatan peserta didik, melalui kegiatan
dengan analisis N-gain ternormalisasi.
penyelidikan di laboratorium fisika bersama
Berdasarkan dari analisis N-gain menunjukkan
dengan kelompoknya sehingga peserta didik
bahwa tes pemahaman konsep fisika mengalami
benar-benar memahami konsep yang diajarkan.
Ela Fenny Pasangkin, dkk. Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah ... 227