Você está na página 1de 13

MAKALAH

ANALISIS SPEKTROMETRI

ANALISIS SINAR-X

Oleh :

NAMA : HANNA SAFITRI

No. BP : 1310411021

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2017
BAB I
PENDAHULUAN

Difraksi adalah peristiwa terhamburnya gelombang oleh adanya suatu gangguan


(misalnya kisi), diikuti oleh hamburan ke segala arah yang menimbulkan
penguatan dan pelemahan pada kondisi tertentu. Difraksi terjadi jika ada
kesetaraan orde geometris antara panjang gelombang dengan lebar kisi. Hasil
penguatan hamburan menggambarkan karakter dari penghambur atau gangguan
itu (Pratapa, Suminar:2009).
Sinar-X adalah foton-foton berenergi tinggi (1100 keV) dengan panjang
gelombang dalam orde 1 . Sinar-X dihasilkan dari penembakan suatu atom
dengan elektron-elektron berenergi tinggi dengan cara memberi tegangan yang
cukup besar. Elektron-elektron ini menendang elektron yang terikat pada inti
atom, sehingga terjadi kekosongan pada kulit atom. Kekosongan ini langsung diisi
oleh elektron dari kulit atau orbital terluar. Pada saat perpindahan transisi elektron
dari kulit terluar ke kulit terdalam ini, dipancarkan tenaga yang merupakan
gelombang elektromagnet yang disebut dengan sinar-X (Bahri, Samsul:2005).
Kaidah difraksi sinar x sangat penting khususnya dalam penentuan struktur
kristal. Kaidah ini digunakan seiring dengan kenyataan bahwa panjang gelombang
sinar x berorde sama dengan kisi kristal sehingga kisi kristal berperan sebagai kisi
difraksi. Lebih lanjut kaidah difraksi sinar x dapat juga digunakan untuk
menentukan ukuran kristal atau butir, fase dan komposisi suatu padatan (Cullity,
B.D:1978).
Percobaan dengan menggunakan difraksi sinar X kebanyakan terbatas
pada zat padat saja. Hasil yang paling baik akan diperoleh apabila digunakan satu
kristal tunggal. Tetapi, percobaan difraksi sinar ini dapat pula dilakukan dengan
menggunakan padatan dalam bentuk serbuk yang sebenarnya terdiri dari kristal-
kristal yang sangat kecil. Atau dapat juga menggunakan padatan dalam bentuk
kumparan yang biasa digunakan untuk menentukan struktur molekul yang
mempunyai ukuran yang sangat besar, seperti DNA, protein, dan sebagainya.
Radiasi sinar-x dihasilkan saat elektron penembak yang bergerak
dipercepat,akibat beda tegangan (potensial) anoda yang tinggi, menumbuk
permukaan suatu bahan padat (logam). Semakin cepat gerak elektron, semakin
besar sinar-x yang dihasilkan.Semakin banyak jumlah elektron, semakin besar
intensitas sinar x (Cullity, B.D:1978).
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sinar-X
Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, dengan panjang gelombang
yang sangat pendek. Sinar-X atau sinar Rntgen adalah salah satu bentuk
dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara
10 nanometer ke 100 picometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to
60 EHz).
Sinar-x memiliki daya tembus yang cukup besar dan panjang
gelombangnya berorde 10-10m yang bersesuaian dengan ukuran kisi kristal.
Karena itu sinar-x dapat digunakan untuk menganalisis struktur kristal bahan
padatan melalui peristiwa difraksi. Peristiwa difraksi sinar x pada kristal padatan
dinyatakan dengan persamaan Bragg:

Dengan hkl adalah jarak antar bidang kristal, adalah sudut difraksi, adalah
panjang gelombang dan n = 1, 2, 3 (Budi, Esmar. 2011).
Difraksi SinarX merupakan teknik yang digunakan dalam karakteristik
material untuk mendapatkan informasi tentang ukuran atom dari material kristal
maupun nonkristal. Difraksi tergantung pada struktur kristal dan panjang
gelombangnya. Jika panjang gelombang jauh lebih daripada ukuran atom atau
konstanta kisi kristal maka tidak akan terjadi peristiwa difraksi karena sinar akan
dipantulkan sedangkan jika panjang gelombangnya mendekati atau lebih kecil dari
ukuran atom atau kristal maka akan terjadi peristiwa difraksi. Ukuran atom dalam
orde angstrom() maka supaya terjadi peristiwa difraksi maka panjang
gelombang dari sinar yang melalui kristal harus dalam orde angstrom.

B. Proses Terjadinya Sinar-X


Sinar-X dikatagorikan sebagai salah satu radiasi pengion yang dapat berinteraksi
sel biologi dan dapat menimbulkan efek buruk terhadap sel tersebut. Dengan kata
lain, Sinar-x dapat menimbulkan efek buruk terhadap manusia. Sinar-X dihasilkan
oleh suatu generator yang disebut tabung Sinar-X. Tabung Sinar-X adalah suatu
alat untuk menghasilkan, mempercepat, dan akhirnya menumbukkan elektron
bebas pada suatu target. Pada produksi Sinar-X diperlukan tiga syarat dasar yaitu
sumber elektron, catu daya tegangan tinggi dan target (Cember, H:1992). Tabung
Sinar-X seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Tabung Sinar-X (Joseph R. Bittengle, M.Ed., R.T.(R))


Pada peristiwa tumbukan elektron dengan target, terjadi dua interaksi yang
menghasilkan dua tipe sinar-X yaitu :
1. Sinar-x bremsstrahlung
Yaitu Sinar-X yang dihasilkan oleh elektron dengan kecepatan tinggi
menabrak bahan (dengan tiba-tiba dihentikan). Radiasi sinar-x
bremsstrahlung mempunyai spektrum kontinyu, yang memiliki berbagai
energi, karena elektron projektil diperlambat secara bertahap pada berbagai
tingkat. Sinar-X jenis ini dipakai di bidang radiologi untuk pemotretan pasien.
2. Sinar-X karakteristik
Yaitu Sinar-X yang dihasilkan oleh transisi elektron. Elektron orbit dapat
berpindah ke orbit lainnya. Bila transisi berasal dari elektron pada lintasan
luar ke lintasan yang lebih dalam, maka dipancarkan energi tertentu. Energi
ini dikenal dengan radiasi Sinar-X karakteristik. Sinar-X karakteristik
digunakan untuk analisis bahan (Khoiri, Muhammad:2009).

C. Prinsip Kerja Sinar-X


Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang di dalamnya terdapat 2
elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung Roentgen dihubungkan
ke transformator filamen. Transformator filamen ini akan memberi supplai
sehingga mengakibatkan terjadinya pemanasan pada filamen tabungRoentgen,
sehingga terjadi thermionic emission, dimana elektron-elektron akan
membebaskan diri dari ikatan atomnya, sehingga terjadi elektron bebas dan
terbentuklah awan-awan elektron.
Anoda dan katoda dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi 10
kV-150 kV. Primer HTT diberi tegangan AC (bolak-balik) maka akan terjadi
garis-garis gaya magnet (GGM) yang akan berubah-ubah bergantung dari
besarnya arus yang mengalir. Akibat dari perubahan garig-garis gaya magnet ini
akan menyebabkan timbulnya gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan sekunder,
yang besarnya tergantung dari setiap perubahan fluks pada setiap perubahan
waktu. Dari proses ini didapatkanlah tegangan tinggi yang akan disuplai ke
elektroda tabung Roentgen. Elektron-elektron bebas yang ada disekitar
katodaakan ditarik menuju anoda, akibatnya terjadilah suatu loop (rangkaian
tertutup) maka akan terjadi arus elektron yang berlawanan dengan arus listrik
yang kemudian disebut arus tabung.
Pada saat yang bersamaan, elektron-elektron yang ditarik ke anoda tersebut
akan menabrak anoda dan ditahan. Jika tabrakan elektron tersebut tepat di inti
atom disebut peristiwa breamstrahlung dan apabila menabraknya dielektron di
kulit K, disebut K karakteristik. Akibat tabrakan ini maka terjadi hole- hole karena
elektron-elektron yang ditabrak tersebut terpental. Hole-hole ini akan diisi oleh
elektron-elektron lain.
Perpindahan elektron ini akan menghasilkan suatu gelombang
elektromagnetik yang panjang gelombangnya berbeda-beda. Gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,1 1 A inilah yang kemudian
disebut sinar X atau sinar Roentgen.

`
D. Sifat-sifat Sinar-X
Sinar-x ditemukan pertamakali oleh Wilhelm C. Roentgen pada tahun 1895. Pada
saat ditemukan, sifat-sifat sinar-x tidak langsung dapat diketahui. Sifat-sifat
alamiah (nature) sinar-x baru secara pasti ditentukan pada tahun 1912 seiring
dengan penemuan difraksi sinar-x oleh kristal. Difraksi sinar-x ini dapat melihat
atau membedakan objek yang berukuran kurang lebih1 angstroom.
Sifat-sifat sinar-x tersebut adalah:
1. Tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus, dan dapat
mempengaruhi film fotografi sama seperti cahaya tampak.
2. Daya tembusnya lebih tinggi dari pada cahaya tampak, dan dapat menembus
tubuh manusia,kayu, beberapa lapis logam tebal.
3. Dapat digunakan untuk membuat gambar bayangan sebuah objek pada film
fotografi (radiograf).
4. Sinar-x merupakan gelombang elektromagnetik dengan energi E = hf.
5. Orde panjang gelombang sinar-x adalah 0,5-2,5 (sedangkan orde panjang
gelombang untuk cahaya tampak = 6000 ). Jadi letak sinar-x dalam
diagram spektrum gelombang elektromagnet adalah antara sinar ultra violet
dan sinar gama.
6. Satuan panjang gelombang sinar-x sering dinyatakan dalam dua jenis satuan
yaitu angstroom () dan satuan sinar-x (X Unit = XU). 1 kXU = 1000 XU =
1,00202 .
7. Persamaan gelombang untuk medan listrik sinar-x yang terpolarisasi bidang
adalah r E = A sin 2(x/ ft) = A sin (kx-t). Intensitas sinar-x adalah
dE/dt (rata-rata aliran energi per satuan waktu) per satu satuan luas yang
Daya tembus : sinar-X dapat menembus bahan, dengan daya tembus sangat
besar dan diguanakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung
(besarnya KV) yang digunakan, makin besar pula daya tembusnya,
begitupun sebaliknya.
8. Penyerapan : sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai
dengan berat atom atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi
kepadatannya atau berat atomnya, makin besar penyerapannya.
9. Efek fotografik : sinar-X dapat menghitamkan emulasi film (emulsi
perakbromida) setelah di proses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar
gelap.
10. Pendar fluor (fluoresensi) : sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu
seperti kalsium-tungstat atau Zink-sulfid memendarkan cahaya (luminisasi),
bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-X.
11. Ionisasi : efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan
menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan atau zat tersebut. k. Efek
biologik : sinar-X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologik pada
jaringan. Efek biologik ini dipergunakan dalam pengobatan radioterapi
(Alfira, Nurfaidah:2014).
12. Tegak lurus arah rambat. Nilai rata-rata intensitas sinar-x ini adalah

ergs
berbanding lurus dengan A2. Satuan intensitas adalah det . cm2

(Kardiawarman, Ph. D:1996).

E. Aplikasi Sinar-X

Adapun aplikasi dari sinar X, yaitu :

1. Bidang Kedokteran
Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran nuklir merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi ini telah cukup beragam
mulai dari radiasi untuk diagnostic, pemeriksaan sinar-X gigi dan penggunaan
radiasi sinar-X untuk terapi. Radioterapi adalah suatu pengobatan yang
menggunakan sinar pengion yang banyak dipakai untuk menangani penyakit
kanker. Alat diagnosis yang banyak digunakan di daerah adalah pesawat sinar-X
(photo Rontgen) yang berfungsi untuk photo thorax, tulang tangan,kaki dan organ
tubuh yang lainnya. Alat terapi banyak terdapat di rumah sakit-rumah sakit
perkotaan karena membutuhkan daya listrik yang cukup besar. Di negara maju,
fasilitas kesehatan yang menggunakan radiasi sinar-X telah sangat umum dan
sering digunakan.
Radiasi di bidang kedokteran membawa manfaat yang cukup nyata bagi
yang menggunakannya. Dengan radiasi suatu penyakit atau kelainan organ tubuh
dapat lebih awal dan lebih teliti dideteksi, sementara terapi dengan radiasi dapat
lebih memperpanjang usia penderita kanker atau tumor (Suyatno, Ferry:2008).
2. BidangIndustri
a. Teknik Radiografi
b. Kontrol proses dalam industry
- Analisis cepat tak merusak
- Pengukuran tebal bahan
- Peningkatan mutu bahan
- Industri pertambangan

F. BahayaRadiasiSinar-X
Walaupun sinar-X sangat berguna kepada manusia, tetapi penggunaan secara
berlebihan kepada sinar-X mungkin menyebabkan pemusnahan sel-sel dalam
badan, perubahan struktur genetik suatu sel, penyakit kanser barah, kesan-kesan
buruk seperti rambut gugur, kulit menjadi merah dan berbisul. radiasi sinar X
dapat membunuh monosit (salah satu jenis sel darah putih) yang terdapat pada
dinding arteri.
PadaTahun 1950 Komisi Internasional untuk pelindungan terhadap
penyinaran menetapkan bahwa pengaruh sinar-X adalah10 :
1. Luka permukaan yang dangkal
a. Kerusakan kulit (skin demage)
b. Epilasi (epilation)
c. Kuku rapuh (brittleness of nails)
2. Kerusakan hemopoetik
a. Limfopeni
b. Leukopeni
c. Anemi
d. Kehilangan respons terhadap daya tahan spesifik (loss of specific immune
response)
3. Berkurangnya kemungkinan hidup (reduction of life span)
a. Aberasi genetik (genetic aberrations)
b. Mutasi gen langsung
c. Perubahan kromosom (chromosomal alteration)
d. Efek-efek lainnya (other deleterious effects)
e. Katarak lentikuler
f. Obesitas (Alfira, Nurfaidah:2014)

G. Proteksi Radiasi Sinar-X


Mengingat radiasi pengion yang mempunyai potensi merugikan terhadap
kesehatan, maka dalam penggunaan radiasi tersebut diperlukan langkah proteksi
radiasi. Proteksi radiasi yang dimaksudkan adalah untuk melindungi para pekerja
radiasi dan masyarakat umum dari bahaya radiasi yang berasal dari sumber
radiasi, dengan tujuan mencegah terjadinya efek non stokastik (deterministik) dan
membatasi peluang terjadinya efek stokastik (Khoiri, Muhammad:2009).
Efek non stokastik adalah efek biologi yang timbul akibat paparan radiasi
jika dosis ambang terlampaui, seperti erythema, kemandulan permanen, katarak
dan sebagainya. Efek stokastik adalah efek biologi yang timbul akibat paparan
radiasi tanpa adanya dosis ambang, seperti kanker dan efek pewarisan keturunan
(Bushong, S. C:1997).
Dalam suatu instalasi untuk penggunaan sumber radiasi, konstruksi gedung
yang digunakan mempunyai fungsi sebagai penahan radiasi, sehingga harus
diperhatikan dalam perencanaan arsitektur instalasi. Persyaratan penahan radiasi
bagi ruangan pesawat sinar-X tergantung pada jenis peralatan dan energi radiasi
yang dipakai (Khoiri, Muhammad:2009).
Penahan radiasi untuk instalasi Sinar-X dapat dibedakan menjadi 2 jenis
yaitu:
1. Penahan Radiasi Primer yang memberikan perlindungan terhadap sinar guna
yaitu berkas sinar yang langsung berasal dari focal spot. Penahan rumah
tabung radiasi harus memenuhi persyaratan laju kebocoran sesuai dengan
rekomendasi NCRP yaitu Tipe Diagnostik Laju kebocoran pada jarak 1
meter dari fokus tidak melebihi 0,1R/jam, dioperasikan pada arus dan
tegangan maksimum.
2. Penahan Radiasi Sekunder memberikan perlindungan terhadap radiasi bocor
dan radiasi hambur. Penahan radiasi sekunder yang disinari secara terus
menerus dianggap sebagai penahan radiasi primer (Batan. 2006, Cember, H,
1992, Joseph R. Bittengle, M.Ed., R.T.(R)).
Untuk menghitung tebal dinding penahan struktural dari ruangan (dinding
dan pintu), faktor-faktor yang mempengaruhi harus diketahui terlebih dahulu.
Faktor-faktor tersebut meliputi :
1. Kemampuan tabung, yaitu tegangan dan arus pada operasi maksi-mum.
Tebal dinding ruangan dihitung agar dapat menahan radiasi dengan energi
yang paling kuat (pada tegangan operasi maksimum) dan intensitas yang
paling besar (pada arus operasi maksimum).
2. Jarak sumber radiasi terhadap titik pengamatan. Radiasi bocor yang keluar
dari tabung pesawat Sinar-X merupakan salah satu faktor yang perlu
diperhatikan dalam desain penahan karena intensitas paparan sangat
bergantung dari jarak. Oleh karena itu, posisi pesawat Sinar-X dari dinding
harus diketahui, untuk perhitungan tebal dinding penahan.
3. Jarak sumber radiasi terhadap bidang penghambur. Radiasi yang mengenai
suatu materi, akan dihamburkan, yang bergantung dari jarak sumber ke
bidang penghambur.
4. Daerah terkontrol atau daerah tidak terkontrol. Daerah terkontrol adalah
daerah yang penghuninya hanya personil yang pekerjaannya terkena radiasi,
sedangkan daerah tidak terkontrol adalah daerah yang dihuni masyarakat.
Klasifikasi daerah ini menentukan laju paparan radiasi desain mingguan
(weekly design exposure rate, R).
5. - 0,1 R/minggu untuk daerah pengawasan (R=100 mR/minggu)
6. - 0,01 R/minggu untuk daerah bukan pengawasan (R=10 mR/minggu)
7. Faktor guna (use factor, U). Faktor guna adalah merupakan faktor yang
ditentukan oleh prosentase suatu dinding terkena berkas radiasi selama
pemanfaatan pesawat Sinar-X. Besarnya nilai U adalah: U = 1 pesawat
Sinar-X diarahkan terus menerus ke suatu dinding (tidak berubah arah
berkas utamanya) U = direncanakan arahnya berubah secara periodik
untuk semua dinding atau tidak ada informasi mengenai arah (Khoiri,
Muhammad:2009).
Jika sebuah elektron bebas bergerak dipercepat, mampu menerobos suatu
atom hingga menumbuk elektron pada kulit terdalam keluar. Karena adanya
kekosongan pada kulit terdalam, maka untuk mempertahankan keadaan stabil,
elektron terluar akan mengisi kekosongan pada kulit atom terdalam dengan
memancarkan gelombang sinar-x seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.
Gambar 1 (a) Sebuah elektron penembak menumbuk elektron atom pada kulit
terdalam hingga keluar; (b) elektron atom kulit terluar mengisi kekosongan
dengan memancarkan sinar-x (Budi, Esmar. 2011).
Menurut teori elektromagnetik, sinar-x juga dapat dihasilkan melalui
peristiwa pengereman elektron yang dipercepat yang disebut peristiwa
Bremsstrahlung. Pancaran sinar x akibat transisi elektron akan memberikan suatu
spektrum karakteristik. Artinya puncak-puncak intensitas spektrum sinar x
terbentuk dengan panjang gelombang tertentu.Sedangkankan sinar x yang berasal
dari gejala Bremsstrahlung membentuk spektrum yang kontinyu dan rendah.
Misal untuk padatan tembaga (Cu) sebagai target pada sumber sinar x, intensitas
spektrum sinar x karakteristik (K) yang dihasilkan memiliki panjang gelombang
sekitar 1.54 (Budi, Esmar. 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Alfira, Nurfaidah. 2014. Pengaruh Sinar-X Terhadap Kesehatan Janin Ibu Hamil
Trimester Pertama. Makasar : UniversitasHasanuddin.
Bahri, Samsul. 2005. VariasiTeganganPemercepatTerhadapSpektrumSinar-X
Untuk Absorber Cu dan Al. Bengkulu : Universitas Bengkulu.
Batan. 2006.Proteksi Radiasi,Radiografi Level I. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta.
Budi, Esmar. 2011. Kaidah difraksi sinar x dalam analisis struktur kristal KBr.
Jakarta : Universitas Negri Jakarta.
Bushong, S. C. 1997.Radiologic Science For Technologist. Four Edition. Mosby
Company, Missouri,USA.
Cember, H, 1992, Introduction to Health Physics. Second Edition. Northwestern
University, USA.
Cullity, B.D. 1978. Elements of x-ray diffraction.New York: Addison Wesley
Joseph R. Bittengle, M.Ed., R.T.(R).Principle of Radiographic Imaging.
University of Arkansas
Kardiawarman, Ph. D. 1996. Sinar X. Bandung : IKIP. Diseminarkan di
JurusanPendidikanFisika.
Khoiri, Muhammad. 2009. Analisis Keselamatan Radiasi Pada Laboratorium
Sinar-X Industri Sttn Batan Yogyakarta. Yogyakarta : Sekolah Tinggi
Teknologi Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional, Seminar Nasional V
Sdm Teknologi Nuklir.
Pratapa, Suminar. 2009. Difraksi Sinar-X untuk Sidikjari dalam Analisis
Nanostruktur. Surabaya :Jurusan Fisika FMIPA Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS), Prosiding Seminar Nasional Hamburan
Neutron dan Sinar-X ke 7
Suyatno, Ferry. 2008. Aplikasi Radiasi Sinar X dalam Bidang Kedokteran untuk
Menunjang Kesehatan Masyarakat. Banten : Pusat Rekayasa Perangkat
Nuklir-BATAN.

Você também pode gostar