Você está na página 1de 8

Analisis Laporan Keuangan

Bank Indonesia

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut. Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta
hasil hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan
keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan tingkat
kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan terhadap
risiko dan kinerja Bank atau dalam pengertian lain tingkat kesehatan Bank adalah
suatu cerminan bahwa sebuah bank dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
tingkat kesehatan bank merupakan hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek
yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian
faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas. Penilaian
terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kualitatif setelah
mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan
signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti
kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penilaian kuantitatif
adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio
keuangan bank. Penilaian kualitatif adalah penilaian terhadap faktor-faktor yang
mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen risiko, dan
kepatuhan bank dan saat ini Bank Indonesia juga memiliki metode penilaian
kesehatan secara keseluruhan baik dari segi kualitatif dan kuantitatif.

Analisis berarti upaya memahami sesuatu lebih mendalam untuk mengetahui arti
yang sebenarnya dari suatu data, dengan cara mengurai, memilah,
mengelompokan, mengkali, membagi,dan membandingkan, sehingga diperoleh
kesimpulan baik berupa data absolut maupun kualitatip. Laporan keuangan terdiri
dari neraca dan laporan laba rugi. Neraca sendiri berarti catatan harta dan utang
pada posisi waktu tertentu. Baik pihak intern, misalnya direksi, komisaris, pemeg
saham ,dan staf maupun pihak extern; misalnya,BI, dinas pajak, nasabah dan pasar
berkepentingan dengan laporan keuangan. Analisis laporan keuangan berupaya
memahami lebih mendalam tentang kinerja perusahaan yang tergambarkan dalam
bentuk perilaku angka.

Analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada


hubungan dan tendensi atau kecenderungan untuk menentukan posisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur
hubungan antara pos pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui
perubahan perubahan dari masing masing pos tersebut bila diperbandingkan
dengan laporan dari beberapa atau diperbandingkan dengan alat alat
pembanding lainnya.

Sebagai Bank Sentral Indonesia, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal
yakni mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini mengandung dua
aspek yakni kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa yang
tercermin pada laju inflasi; serta kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap mata
uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar. Dari segi
pelaksanaan tugas dan wewenang, Bank Indonesia menerapkan prinsip
akuntabilitas dan transparansi melalui penyampaian informasi kepada
masyarakat luas secara terbuka melalui media massa setiap awal tahun mengenai
evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter, dan serta rencana kebijakan moneter
dan penetapan sasaran-sasaran moneter pada tahun yang akan datang. Informasi
tersebut juga disampaikan secara tertulis kepada Presiden dan DPR sesuai
dengan amanat Undang-Undang.

Hal yang paling penting untuk menganalisa laporan keuangan ialah dengan
perhitungan rasio keuangan. (Helfert, 1991) mengungkapkan analisis rasio
keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan
berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan
perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan
membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian
menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang
bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktek bisnis pada
kenyataannya bersifat subjektif tergantung kepada untuk apa suatu analisis
dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan.

Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan


perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun laba
rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keungan adalah untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan.
Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam
bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi
keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu , ataupun hasil-hasil usaha dari
suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua
buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca
maupun laba rugi.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada
sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu,
analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa
yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam
laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan
kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu
perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup,
sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang
dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan
dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur,
analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.

Analisa Rasio Laporan keuangan Bank Indonesia Tahun 2014 adalah sebagai
berikut:
1. Likuiditas
Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio
likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
Current Ratio Adalah membandingkan antara total aktiva lancar dengan
kewajiban lancar (current assets/current liabilities).
Aktiva Lancar
Maka dapat diketahui, Hutang Lancar

a.Tahun 2014
Diketahui.
a. Total Aktiva : Rp1.812.788.971,00
Aktiva Tetap : Rp22.951.832,00
Aktiva Lancar : Rp1.789.837.139,00
b. Total Hutang : Rp1.812.788.971,00
Hutang : Rp298.489.473,00
Hutang lancar : Rp1.514.299.498,00

Rp 1.789 .837 .139,00


Maka besar Current Ratio2014 adalah = Rp 1.514 .299 .498,00 x

100%
= Rp1,181 x 100%
= 118,19 %
Current ratio sebesar 118,19% artinya bahwa setiap hutang lancar Rp.
1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp.118,19.

Kas+efek
Cash Ratio = Harta Lancar x 100%

Rp 37.441,00+ Rp1.490 .095 .581,00


Rp 1.514 .29.498,00 x 100%

1.527 .537 .509


1.514 .299 .498 x 100%

= 110,87%
Cash Ratio sebesar 110,87% berarti setiap hutang lancar Rp.1,00 dijamin
oleh kas dan efek Rp. 110,87.

b.Tahun 2013
Diketahui.
a. Total Aktiva : Rp1.648.675.453,00
Aktiva Tetap : Rp21.588.950,00
Aktiva Lancar : Rp1.789.837.139,00
b. Total Hutang : Rp1.648.675.453,00
Hutang : Rp279.366.841,00
Hutang lancar : Rp1.369.308.612,00
Rp 1.789 .837.139,00
Maka besar Current Ratio adalah = Rp 1.369 .308.612,00 x

100%
= 130,71 %
Current Ratio sebesar 130,71% artinya bahwa setiap hutang lancar Rp.
1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp.130,71.

Kas+efek
Cash Ratio = Harta Lancar x 100%

Rp 36.757 .308,00+ Rp1.320 .110 .600


Rp.362 .854 .067,00 x 100%

= 374,56%
Cash Ratio sebesar 374,56% berarti setiap hutang lancar Rp. 1,00 dijamin
oleh kas dan efek sebesar Rp. 374,56

2. Solvabilitas
Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008), Rasio Solvabilitas
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka
panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).
Tahun 2014
Total Hutang
a. Total Debt To Total Assets Ratio = Total Aktiva x 100%

= Rp1.812.788.971,00 x 100%
Rp1.812.788.971,00
= 100%
Total debt to total Assets Ratio 100% berarti 100%setiap aktiva digunakan
untuk menjamin hutang.

Kas+efek
b. Total Debt To Equity Ratio _= Harta Lancar x 100%

= Rp1.527.537.509,00 x 100%
Rp1.789.837.139,00
= 85,34%
Total Debt To Equity Ratio 85,34% berarti bahwa 85,34% dari setiap rupiah
modal sendiri digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.

Tahun 2013
Total Hutang
a. Total Debt To Total Assets Ratio = Total Aktiva x 100%

= Rp1.648.675.453,00 x 100%
Rp1.648.675.453,00
= 100%
Total debt to total Assets Ratio 100% berarti 100%setiap aktiva digunakan
untuk menjamin hutang

Kas+efek
b. Total Debt To Equity Ratio _= Harta Lancar x 100%

= Rp1.356.867.908,00 x 100%
Rp1.627.086.503,00
= 83,40%
Total Debt To Equity Ratio 85,34% berarti bahwa 85,34% dari setiap rupiah
modal sendiri digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.

3. Rasio Profitabilitas
Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304), Rasio profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang dan sebagainya.
Tahun 2014
a. Return on Assets = Ebit x 100%
Total Aktiva
= Rp55.099.009,00 x 100%
Rp1.812.788.971,00
= 3,039%
RoA sebesar 3,039% berarti bahwa setiap satu rupiah modal yang
diinvestasikan mengahasilkan keuntungan Rp. 0,03 untuk semua investor.

b. Return on Equity = EAT x100%


Modal
= Rp41.231.508,00 x100%
Rp114.771.506,00
= 35,93%
Return on Equity sebesar 35,93% berarti bahwa setiap satu rupiah mampu
menghasilkan laba operasi bersih Rp.0,35

Tahun 2013
a. Return on Assets = Ebit x 100%
Total Aktiva
= Rp42.197.491,00 x 100%
Rp1.648.675.453,00
= 2,56%
RoA sebesar 2,56% berarti bahwa setiap satu rupiah modal yang diinvestasikan
mengahasilkan keuntungan Rp. 0,02 untuk semua investor

b. Return on Equity = EAT x100%


Modal
= Rp37.407.095,00 x100%
Rp73.539.998,00
= 50,86%

Return on Equity sebesar 50,86% berarti bahwa setiap satu rupiah mampu
menghasilkan laba operasi bersih Rp.0,50

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers: Jakarta.

Irawati, Susan. 2005. Manajemen Keuangan. Pustaka: Bandung

http://eprints.ums.ac.id/2839/2/B100030117.pdf (diakses pada 22 mei 2016)


http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/bi/Documents/LTBI
%202013%20-%20Laporan%20Keuangan.pdf (diakses pada 22 mei 2016)

https://ekaodon.wordpress.com/2014/06/16/analisis-laporan-keuangan/ (diakses
pada 22 mei 2016)

https://id.wikipedia.org/wiki/Rasio_finansial (diakses pada 22 mei 2016)

Você também pode gostar