Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
1. Ega Holiyan Meilia. L 140101017
2. Puput Ayu Wulandari 140101030
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................. 2
ANALISA BAHAN KIMIA BEAM HOUSE OPERATION....................................3
PROSES PICKLING.................................................................................... 3
A. TUJUAN......................................................................................... 3
B. DASAR TEORI................................................................................. 3
C. ALAT DAN BAHAN..........................................................................7
D. CARA KERJA.................................................................................. 9
E. DATA PENGAMATAN.....................................................................11
F. PERHITUNGAN............................................................................. 13
G. PEMBAHASAN.............................................................................. 15
ANALISA BAHAN KIMIA BEAM HOUSE OPERATION
PROSES PICKLING
A. TUJUAN
1. Menganalisa pH kulit sebelum pickle
2. Menganalisa kadar air kulit masuk
3. Menganalisa kesadahan air masuk
4. Menganalisa kadar HCOOH dan H2SO4 teknis
5. Menganalisa kadar NaCl teknis
B. DASAR TEORI
1. Kulit Pickle
Menurut thortensen (1976), kulit pickle adalah kulit
yang diperlakukan terhadap garam dan asam menuju ph
yang diinginkan untuk penyamakan dan pengawetan
kulit. Proses pengasaman menggunakan bahan kimia
yang nantinya mampu merubah muatan protein kulit
menuju ph 2,5-3,0. Hal ini karena bahan penyamak
mineral yang digunakan bermuatan positif, sehingga
penetrasi bahan penyamak ke dalam serat-serat kulit
dapat berjalan lancer.
Sedangkan menurut OFlaherty (1978), pengasaman
adalah perlakuan kulit terhadap asam dan garam.
Proses ini umumnya dilakukan setelah buang bulu dan
pengikisan protein dengan tujuan menyiapkan bahan
untuk samak mineral. Pada dasarnya pengolahan ini
dilakukan sebelum samak mineral untuk membuat agar
bahan dalam kondisi asam untuk mencegah
pengendapan garam-garam krom yang tidak larut di
dalam serat kulit.
b. Bahan kimia
1) Garam dapur (NaCl). Digunakan sebagai penahan
kebengkakan kulit apabila diasamkan sampai
mencapai ph 2-3. Penggunaannya sangat
bervariasi antara 7%-15% tergantung dari
tujuannya. Apabila ingin langsung disamak maka
penggunaannya cukup 7%-8% atau kepekatan
6,0-6,5 Be. Namun apabila kulit akan diawetkan
atau disimpan atau dieksport maka kepekatan
garam mencapai 10-12 Be atau menggunakan
12%-15% garam dihitung dari berat bloten.
2) Asam. Asam yang sangat umum digunakan
adalan asam sulfat dan asam formiat.
Penggunaannya selalu dikombinasi dari
keduanya. Penggunaan asam sulfat berkisar 1%-
1,5% sedang asam formita antara0,5%- 0,75%
dihitung dari berat bloten. Standar baku kulit
yang langsung disamak krom adalah 3,0-3,1
tetapi untuk kulit yang akan diawetkan biasanya
ph akhir dipatok 2,2-2,4.
3) Antimould/anti jamur. Bahan ini terutama
digunakan bila kulit akan disimpan dalam jangka
waktu lama untuk dieksport. Jamur akan mudah
tumbuh terutama diudara lembab walaupun
dalam suasana asam seperti jamur tipe
aspergillus niger yang berwarna hitam. Terkena
jamur yang akan membekas pada kulitnya dan
sulit untuk dihilangkan. Anti jamur yang banyak
digunakan antara lain turunan dari clorophenol,
seperti Triclosan, heksaklorofenol, komponen nitro
contoh bronapol, bronidox dll.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Analisa Kulit Masuk
a. Analisa pH Kulit Sebelum Pickle
1. Alat
Alat yang digunakan adalah:
- Neraca analitik
- Gelas arloji
- Erlenmeyer 250 ml
- Propipet
- Pipit gondok 100 ml
- Gunting
- Pipet volum 10 ml
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah
- Sampel kulit pickle
- Aquades bebas CO2
- Kertas pH
A.
D. CARA KERJA
1. Analisa Kulit Masuk
a. Analisa pH Kulit Sebelum Pickle
1) Menimbang 5,0459 gram sampel kulit pickle
2) Memasukkan dalam Erlenmeyer 250 ml dan
menambahkan 100 ml aquadest bebas CO2
3) Menggojog selama 4 jam kemudian
mendiamkan selama beberapa menit
4) Memipet 10 ml larutan kemudian
mengencerkan 10 kali dengan aquades
5) Mengecek nilai pH dengan menggunakan
kertas pH
Volume Titran
No Titrat Perubahan Warna
(NaoH 0,5 N)
Merah bening
10 ml HCOOH + 3 tetes
1 61,5 ml orange kuning
indikator PP
bening
Merah bening
10 ml H2SO4 + 3 tetes indikator
2 175 ml orange kuning
PP
bening
F. PERHITUNGAN
1. Analisa Kulit Masuk
a. Analisa Kulit Sebelum Pickle
Analisa kulit masuk (analisa pH kulit sebelum pikel ) tidak ada
= 97, 85
100000
25 ( a ) ml N NaOH
BM CaCO3 D
1000
4000 10,8 0,1
100,0869 D
Sampel I = 1000
= 432, 37 D
4000 11 0,1
100,0869 D
Sampel II = 1000
= 440, 38 D
2) Kesadahan jumlah =
100000
25 ( b2 a ) ml N NaOH
BM CaCO 3 D
1000
Sampel I =
= 524, 9 D
= 291, 6 D
d. Analisa Kadar H2SO4 dan HCOOH Teknis
1) Kadar H2SO4 =
= 1,372 100
= 137,2 %
2) Kadar HCOOH =
= 0, 2263 100
= 22, 63%
G. PEMBAHASAN
Pengasaman (pickling) dimaksudkan sebagai perlakuan terhadap kulit
dengan garam dan asam untuk mencapai pH asam yaitu 2 atau lebih
rendah lagi dan untuk mempersiapkan kulit ke dalam proses penyamakan
kulit. Kulit yang telah diasamkan dengan tujuan penyimpanan dalam
jangka panjang sebelum tanning harus mencapai pH 1-1,5, sedangkan
kulit yang langsung masuk dalam proses penyamakan kulit, pH kulit
pickle bisa dirange pH 2,5-3. Setelah itu, kulit siap masuk dalam proses
penyamakan.
Penyamakan merupakan proses yang bertujuan mengubah kulit
mentah yang sifatnya labil yaitu mudah rusak oleh aktifitas
mikroorganisme, fisis maupun kemis menjadi kulit tersamak yang
bersifat stabil, lebih tahan terhadap pengaruh mikroorganisme, fisis
maupun kemis.
Pada kedua proses di atas sangat berpengaruh terhadap hasil kulit
jadi, sehingga untuk mengetahui kandungan ataupun sisa bahan kimia
yang keluar diperlukan beberapa analisa agar jika terjadi kesalahan dapat
diketahui dan dapat diperbaiki.