Você está na página 1de 11

BAGIAN 3

Struktur Kepala
Bangunan
(spasi 2 ketuk)

Atap
Atap merupakan bagian yang cukup
penting dalam sebiah bangunan. Atap
berfungsi sebagai bagian pelindung
bangunan atau ruangan yang ada di
dalamnya dari panas matahari , hujan
maupun angin. Selain sebagai elemen
pelindung bangunan , atap juga Gambar 1.1. Atap pada bangunan
berfungsi sebagai elemen estetis.

Bentuk Dasar Atap


Terdapat bermacam macam bentuk dasar atap. Bentuk dasar ini diambil dari
keadaan lingkungan dan iklim sekitar. . Pada dasarnya bentuk dasar atap ini dibuat
sesuai dengan fungsi utama atap dan syarat syarat yang harus di penuhi. Berikut
merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah bentuk atap: (1) Air hujan
dapat mengalir cepat bidang atap, (2) Membentuk ruang atas sehingga didapat
isoslasi terhadapt pengaruh iklim ,(3) Memiliki sudut pandang keindahan. Bentuk
dasar ini juga didapat berdasarkan pengaruh iklim, iklim tropis di Indonesia
menyebabkan curah hujan yang tinggi , sehingga bentuk atap yang ada harus
dapat menyalurkan air dengan cepat. Bentuk bentuk atap dipengaruhi juga oleh
perdaban dan perkembangan teknologi.

Atap Pelat / Sandar


Merupakan bentuk atap paling sederhana yang sering dibuat untuk gedung
gedung modern , dimana tidak dibutuhkan ruang atas.
Pada hakekatnya cara ini yang termudah. Untuk
mendapat isolasi yang sempurna perlu diberi ruang
bebas yang cukup di antara langit langit (plafond).
Membutuhkan pertimbangan yang baik terutama dalam
menentukan kemiringan atap ke salah satu sisi atau
lebih agar air hujan dapat mengalir dengan baik.
Biasanya berbahan beton bertulang , asbes maupun
seng tebal. Gambar 1.2. Atap Pelat

Kosntruksi atap pelat hampir sama dengan atap pada umumnya yaitu
menggunakan kuda kuda. Biasanya konstruksi menggunakan setengah kuda kuda
untuk atap sandar. Untuk rangka atap , bergantung dengan bahan penutup
atapnya. Sedangkan pada atap datar , biasanya menggunakan rangka beton
bertulang atau baja. Kemiringan atap juga di sesuaikan dengan bahan penutup
atap.

Banyak sekali pengembangan yang dapat dilakukan pada atap datar atau pelat.
Peubahan yang paling sering dilakukan adalah memiringkan atap pelat atau datar.
Sehingga atap tersebut menjadi atap sandar. Bentuk atap sandar jauh lebih baik
daripada atap pelat karena lebih memungkinkan air mengalir lebih cepat
meninggalkan bidang atap.

Gambar 1.2. Atap Gambar 1.2. Atap


Sandar Gergaji

Pengembangan atap datar ini tidak hanya


mempengaruhi segi bentuk, akan tetapi
mempengaruhi konstruksinya juga. Bila pada atap
datar biasa menggunakan beton bertulang, pada
atap sandar bisa digunakan portal baja sebagai
struktur penopang utamanya. Selain itu bisa juga
menggunakaan kostruksi setengah kuda kuda.
Gambar 1.2. Atap
Sandar
Kombinasi
Bentuk ini jelas lebih disarankan dibandingkan atap datar biasa bila melihat
penggunaannya di daerah tropis.

Atap Pelana
Merupakan salah satu atap yang sederhana. Terdiri dari
dua bidang miring yang saling bertemu di salah satu
sisinya. Pertemuan kedua sisi atap ini dinamakan
bubungan. Biasanya kedua bidang atap sama lebar ,
namun itu bukan merupakan syarat yang penting. Kedua
ujung atap bertemu langsung dengan dinding. Di tepi
bawah atap diberi teritis yang berfungsi untuk
menampung air hujan.
Gambar 1.4. Atap Pelana

Konstruksi atap pelana juga menggunakan kuda kuda kayu. Kuda kuda di susun berbaris
atau ber urutan pada sisi ter pendek bangunan. Karena berbahan dasar kayu , kuda kuda
memiliki panjang maksimal yaitu 3-4 m. Pada bagian sisi paling luar, kuda kuda akan
bertemu langsung dengan dinding rumah. Selain menggunakan kayu , konstruksi atap ini
juga bisa menggunakan portal baja sehingga menimbulkan kesan ruang yang luas karena
ruang atap tidak terpenuhi oleh kuda kuda.

Terdapat bermacam macam pengembangan pada atap pelana. Pengembangan ini biasanya
berupa kombinasi dengan jenis atap lain maupun dengan sesama atap pelana. Hal ini
mempengaruhi konstruksinya. Namun secara umum konstruksi digunakan tetap berupa
kuda kuda, perubahan hanya terjadi pada bentukan luarnya saja.

Berikut merupakan salah satu kombinasi atap pelana


dengan atap pelana lainya. Bentuk yang dihasilkan tidak
selalu berupa bidang persegi panjang lurus, namun bisa
juga berentuk L maupun bentuk lainnya. Secara
keseluruhan struktur yang digunakan tetap sama namun
dibutuhkan tambahan tambahan bada bagian pertemua
antar bidang atap sama seperti atap perisai. Bisa juga
Gambar 1.4. Gabungan menggunakan portal portal baja maupun balok beton
atap pelana bertulang.
dengan atap
pelana

Kombinasi lain yang sering ditemkan dalah atap


pelana yang ditumpuk, biasa ditemukan di
rumah rumah adat Sumatera. Struktur yang
digunakan masih sama yaitu kuda kuda kayu ,
portal baja maupun beton bertulang. Namun
dibutuhkan struktur tambahan pada atap pelana
kedua, yaitu atap pelana yang berada paling
atas. Gambar 1.4. Atap pelana
tumpuk
Atap Perisai
Atap perisai merupakan atap pelana yang kedua ujungnya
bertemu dengan bidang atap besar yang berbentuk segitiga.
Bila kita pecah maka atap ini tersusun oleh dua bidang
trapesium dan dua bidang segtiga. Sama seperti atap prisai
pertemuan kedua bidang trapesium dinamakan bubungan. Sisi
bawah atap juga diberi talang untuk mengalirkan air hujan.

Sama seperti atap pelana, konstruksi atap perisai pun


Gambar 1.3. Atap
menggunakan kuda kuda. Namun, pada atap perisai pada
Perisai
kedua ujung tidak bertemu dengan dinding namun bertemu
dengan bidang atap lain. Sehingga bila diperlukan kuda kuda penuh untuk menopang sisi
terpendek bangunan, pada pertemuan atap diperlukan hanya setengah kuda kuda saja.

Berikut merupakan perbandingan antara kuda kuda


penuh dengan kuda kuda setengah. Garis merah
menunjukkan kuda kuda penuh, sedangkan garis
hijau merupakan kuda kuda setengah. Kuda kuda
penuh berbentuk segitiga sama sisi atau kaki,
sedangkan kuda kuda setengah berbentuk segitiga
siku siku.

Selain menggunakan kuda kuda kayu alternatif lain


yang dapat digunakan untuk membuat atap prisai
adalah portal baja. Dengan menggunakan portal
Gambar 1.3. Konstruksi baja , bentang atap bisa dibuat lebih lebar dari pada
setengah kuda kuda kayu biasa serta dimensi yang digunakan juga lebih
kecil dibanding kuda kuda kayu.

Pengembangan dari atap ini juga biasanya berupa kombinasi dengan atap atap lain.
Kombinasi tersebut biasanya didasari dari budaya budaya tradisional daerah setempat
seperti yang bisa kita temkan di bentuk bentuk rumah rumah adat. Struktur yang digunakan
juga masih sama , secara umum menggunakan kuda kuda kayu dan menggunakan struktur
tambahan bada bagian pertemua antara atap satu dengan atap kombinasinya.

Gambar 1.3. Kombinasi Gambar 1.3. Kombinasi


perisai dengan pelana dengan
perisai perisai
Atap Tenda
Atap tenda merupakan atap perisai yang memliki denah
berbentuk persegi ataupun segi banyak dengan sisi sama
panjang. Tersusun oleh bidang bidang segitiga , banyaknya
bidang sama dengan jumlah sisi bangunan. Ukuran bidang
segitiga pun sama satu sama lain. Ujung ujung bidang
segitiga tersebut bersatu di satu titik tertinggi seolah olah
atap tersebut menjadi sebuah tenda.

Konstruksi atap ini menggunakan kuda kuda kayu. Berbeda


dengan atap atap sebelum nya, konstruksi kuda kuda atap ini
Gambar 1.3. Atap
dipasang secara diagonal. Hal ini dlakukan agar kolom kolom
Perisai
yang menyalurkan beban dari atap dapat di letakkan di tiap sisi
ruangan. Kuda kuda yang digunakan bisa berupa konstruksi satu kuda kuda penuh atau pun
juga gabungan dari banyak konstruksi setengah kuda kuda.

Atap ini memiliki macam macam pengembangan dalam bentuknya. Kebanyakan atap tenda
ini digunakan pada bangunan bangunan yang memilik panjang sisi yang sama antara satu
sama lain. Selain itu sering digunakan juga untuk bangunan bangunan yang memiliki sifat
memusat. Struktur yang digunakan akan selalu sama, yaitu setengah kuda kuda yang
banyaknya di sesuaikan dengan jumlah sisi pada bangunan. Atap tenda juga bisa
dikombinasikan dengan jenis atap lain maupun atap tenda yang lain.

Gambar 1.3. Macam macam pengembangan atap


tenda
Konstruksi Atap
Setelah membahas macam macam bentuk atap, kita harus mengetahui macam
macam konstruksi yang dapat diguakan. Terdapat dua macam konstruksi atap
yang sering digunakan yaitu ; kuda kuda dan portal. Keduanya memiliki
kekuarangan dan kelebihannya masing masing. Selain itu kedua konstruksi
tersebut juga digunakan berdasarkan kebutuhan ruang dan bentuk atap yang
diinginkan.

Kuda-Kuda
Konstruksi atap berupa kuda kuda merupakan salah satu konstruksi atap yang
paling umum digunakan. Hal ini disebabkan karena , kuda kuda merupakan
konstruksi atap yang paling sederhana dan mudah. Konstruksi kuda kuda cukup
efektif digunakan dalam bangunan yang memiliki bentang tidak terlalu lebar.Kuda
kuda merupakan bagian yang memberikan bentuk atap pada bangunan. Jarak
antar kuda kuda biasanya 3-4 m agar balok gording nya tidak terlalu besar.

Bagian penyusun kuda kuda atap:

1. Kaki kuda kuda

Merupakan tempat bertumpunya gording dan tempat menyalurkan beban di


atasnya. Tersusun dari dua balok kayu miring yang biasanya juga menunjukkan
kemiringan atap.

2. Balok Datar

Meupakan batang tarik yang berfungsi menahan gaya horizontal yang


doberikan oleh kaki kuda kuda.

3. Balok Gantung

Merupakan balok tegak yang menahan lentukan yang terjadi pada balok
datar.

4. Balok penyokong

Merupakan sebuah batang yang berfungsi untuk menahan kaki kuda kuda
agar tidak melengkung akibat beban dari gording.

5. Balok Gapit

Berfungsi menjepit kuda kuda agar tidak melentur ke samping.


Gambar 1.3. Kuda kuda pada
atap

Berikut merupakan gambar kuda kuda yang biasa digunakan dalam konstruksi
atap. Dapat dilihat bahwa dalam konstruksinya, penyaluran gaya selalu
didistribuskan ke arah vertikal dan horizontal. Kemudian pada tiap tiap sambungan
atau pertemuan batang kayu satu dengan yang lain selalu diberikan joint atau
sambungan, agar masing masing membentuk struktur yang benar benar saling
mengikat dan satu.

Gambar 1.3. Detail kuda


Portal kuda
Selain kuda kuda, konstruksi lain yang bisa digunakan untuk atap adalah portal.
Konstruksi seperti ini tersusun dari dua buah kolom dan satu buah portal yng
menghubungkan kedua kolom tersebut kemudian di repetisi seterusnya. Biasanya
kostruksi ini menggunakan baja profil, truss, dan frame. Penggunaan portal juga
memberikan kesan ruang dalam yang lebih luas karena bagian atap tidak
memerulkan ruang untuk kuda kuda sehingga bentuk plafond dapat mengikuti
bentuk atap.

Gambar 1.3. Portal baja

Gambar 1.3. Sambungan pada sistem


portal baja

Portal baja dibbuat menggunakan baja profil berbagai macam ukuran.


Penggunaan portal baja lebih baik dibandingkan kuda kuda kayu karena relatif
lebih murah dan mudah pemasangannya. Selain itu bentang yang dihasilkan bisa
lebih lebar dibanding kayu yang hanya mampu sampai maksimal 4 meter tanpa
sambungan. Pemasangannya mudah karena cukup di beri baut dan dilas saja
pada tiap tiap joint-nya. Dimensi kolom dan portalnya pun relatif lebih kecil
dibandingkan kayu namun kekuatan bisa menyamai atau bahkan melebihi kayu
dengan dimensi yang sama.

Selanjutnya selain portal baja, kita


juga mengenal portal
menggunakan steel trusses. Pada
dasarnya truss digunakan untuk
membuat kuda kuda kayu , namun
kemudian truss dikembangkan
menjadi salah satu cara membuat
portal. Trusses merupakan
sekumpulan garis garis yang di
susun membentuk bidang. Tiap
garis merupakan penyalur beban
dari satu titik ke titik lainnya.
Dibandingkan baja profil biasa steel
Gambar 1.3. Steel trusses yang trusses lebih ringan karena
membentuk kuda berongga rongga, steel trusses
kuda mengurangi luas bidang yang
kurang dibutuhkan pada baja profil
biasa.

Bila ingin membentuk steel trusses portal , maka beberapa bagian harus dibuang
kembali , agar ruang yang dihasilkan lebih luas. Dimulai dengan membuang
bagian yang tidak dibutuhkan dalam penyaluran gaya.

Gambar 1.3. Steel trusses mengurangi luas bidang


yang tidak efektif

Gambar 1.3. Pengaplikasian Steel trusses pada


bentuk lengkung dan segitiga
Kemudian yang terakhir kita mengenal space frame. Space frame tersusun atas
garis garis yang membentuk volum atau rangka tiga dimensi. Space frame sangat
efektif dalam penggunaanya, karena ringan dan mudah pemasangannya. Memiliki
konsep yang sama seperti truss, space frame juga mengurangi atau membuang
area yang kurang efektif pada baja profil atau kolom beton sehingga hanya
menyisakan garis garis penyalur gaya saja. Terdapat macam macam geometri
dasar yang digunakan untuk membuat space frame, yaitu, triangular grid, square
grid, dan hexagonal grid.

Gambar 1.3. Triangular grid

Triangular grid merupakan bentuk geometri dasar yang digunakan untuk


membentuk space frame. Grid ini berbentuk piramida atau limas segitiga yang
semua sisi atau rusuknya memiliki panjang yang sama. Grid ini sangat
memanfaatkan sifat rigid sebuah segitiga. Grid ini kemudian disusun dengan
menghubungkan keempat joint di tiap tiap ujungnya dengan grid lainnya hingga
membentuk bentukan yang diinginkan.

Gambar 1.3. Square grid


Square grid, memiliki kemiripan dengan dengan triangular grid, yaitu berbentuk
limas. Hanya saja, square grid memiliki alas sebuah persegi. Membutuhkan lima
buah joint pada setiap ujung ujung nya untuk menghubungkan satu sama lain agar
membentuk bidang maupun bentukan yang diinginkan.

Gambar 1.3. Hexagonal grid

Hexagonal grid, merupakan alternatif lain bentuk geometri space frame. Berebntuk
limas dengan alas segi delapan.

Gambar 1.3. Macam macam joint

Você também pode gostar