Você está na página 1de 10

Analisis Link Power Budget dan Rise Time pada Pembuatan

Backbone Fiber Optic antara Tokyo dengan Buenos Aires


Menggunakan Transceiver SEL-2830

Ujian Akhir Semester Ganjil Komunikasi Optik

Dewa Rakmatullah

1406608776

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS INDONESIA
2016
ABSTRAK

Rakmatullah, Dewa. 2016. Analisis Link Power Budget dan Rise Time pada Pembuatan
Backbone Fiber Optic antara Tokyo dengan Buenos Aires Menggunakan Transceiver SEL-2830.
Laporan Ilmiah. Jurusan Teknik Elektro. Program Studi Teknik Elektro. Fakultas Teknik.
Universitas Indonesia.

Laporan ilmiah ini dilatarbelakangi oleh kepentingan pembelajaran teknik elektro


khususnya dalam bidang komunikasi optik. Melalui kajian struktur ini, peneliti diharapkan dapat
menggambarkan jaringan fiber optic sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Masalah umum
dalam laporan ilmiah ini adalah mengenai analisis dalam membuat jaringan backbone fiber optic
antara kota Tokyo dan kota Buenos Aires. Submasalah penelitian ini adalah 1) berapa nilai link
power budget dalam pembangunan jaringan antara Tokyo dan Buenos Aires, 2) berapa nilai rise
time dalam pembangunan jaringan antara Tokyo dan Buenos Aires, dan 3) apakah data rating
telah memenuhi persyaratan. Kriteria dalam pembangunan jaringan backbone fiber optic ini
adalah 1) data rate bit sebesar 35 Mbps, 2) system margin sebesar 6 dB, 3)BER sebesar 10-9, dan
4) 1 dB losses setiap pemasangan konektor. Adapun beberapa parameter jaringan tersebut, seperti
jenis photodetector, jenis fiber optik, panjang fiber optic, jenis topologi jaringan, jenis
transmitter.
BAB 1
PEMETAAN JARAK TOKYO BUENOS AIRES

Dalam membuat suatu rancangan backbone fiber optic, diperlukan data berupa jarak
antara satu tempat dengan tempat yang lain. Setelah mendapatkan data berupa gambar daerah
dan jarak, kita dapat memulai merencanakan jenis fiber optik, panjang fiber optic, jenis topologi
jaringan, jenis transmitter yang akan digunakan. Dibawah ini terdapat data berupa gambar jarak
antara Tokyo dan Buenos Aires :

Gb.1 Jarak antara kota Tokyo dan Buenos Aires

Dari gambar diatas didapat jarak antara kota Tokyo dan Buenos Aires sebesar 18.927 km.
Jarak ini diambil melalui penarikan garis lurus dari Tokyo ke arah Buenos Aires. Peneliti
berencana membangun jaringan fiber optic melalui bawah laut.
BAB 2
PERHITUNGAN SERTA ANALISIS LINK POWER BUDGET DAN RISE
TIME

2.1. Link Power Budget


Link power budget adalah proses perhitungan total gain dan loss dalam suatu sistem
telekomunikasi dari pemancar melalui suatu media, yaitu udara, kabel coaxial, dan fiber
optic ke penerima. Link power budget memperhitungkan pelemahan sinyal transmisi yang
dikirim melalui antenna. Pemantulan dan derau merupakan jenis pelemahan secara acak
yang sering terjadi pada transmisi sinyal pengirim ke penerima. Pada link power budget,
pemantulan dan derau tidak diperhitungkan dengan asumsi pemantulan tersebut ditangani
dengan teknik pengurangan.

Jenis transceiver yang digunakan pada penelitian ini adalah SEL-2830 fiber-optic
Transceiver (Schweitzer Engineering Laboratories, 2015). Transceiver ini bekerja pada
panjang gelombang 1300nm, link budget 40 dB, Tx power -10 dbm, Rx sensitivitas -50
dbm. Dilakukan contoh perhitungan seperti Gb.2 dengan merujuk pada Tb.1.

Gb.2 Skema jaringan fiber optic


Tb.1 Typical Attenuation Value

2.1.a. Perhitungan Link Power Budget


1. Menghitung atenuasi kabel
G km x 0.4 dB = H dB ............(1)
Dimana G adalah jarak antara kota
2. Menambahkan splice fusion losses (misal 10 splices)
10 x 0.2 dB = 2 dB ............(2)

3. Menambahkan connector losses (misal 2 connector)

2 x 2 dB = 4 dB ............(3)

4. Menjumlahkan total/system losses

H dB + 2 dB + 4 dB = H + 6 dB........(4)

5. Menghitung apakah sistem dapat diimplementasikan


System gain system loss = J dB......(5)
Bila nilai J dB bernilai positif, maka sistem dapat diimplementasikan. Bila
bernilai negatif, maka sistem tidak dapat diimplementasikan. Bila bernilai
negatif sistem tetap dapat diimplementasikan dengan tambahan repeater.

Sehingga didapatkan rumus akhir :


J dB = 40 dB (0.4 x G) dB 4 dB...........(6)

2.1.b. Analisis Backbone Fiber Optic Tokyo ke Buenos Aires dengan Link Power Budget
Dengan menggunakan persamaan (6), kita dapat menghitung link power budget
jaringan fiber optic dari Tokyo ke Buenos Aires melalui jalur laut. Dengan nilai G
= 18.927 km, nilai link power budget yang didapatkan sebesar :

J dB = 40 dB (0.4 x G) dB 4 dB
J dB = 40 dB (0.4 x (18.927km)) dB 4 dB

J dB = 28.4292 dB
Dari hasil link power budget diatas, terlihat bahwa nilai yang didapatkan adalah
28.4292 dB. Hasil link power budget bernilai positif, sehingga pembangunan
backbone fiber optic dari Tokyo ke Buenos Aires dapat diimplementasikan sesuai
dengan teori yang telah dipaparkan pada sub bab 2.1.b.tanpa menggunakan
repeater.
2.2. Rise Time
Rise time adalah waktu yang diperlukan untuk suatu sinyal dari keadaan awal T0 hingga
mencapai nilai tertingginya. Hal-hal yang dapat peneliti cari dengan menggunakan rise time,
yaitu transmitter rise time (), material dispersion rise time (intermodal), modal dispersion
rise time (), receiver rise time () dengan NRZ.

2.2.a. Perhitungan Rise Time


Syarat dalam memenuhi rise time pada suatu transmisi sinyal adalah kecepatan akses
= 35 Mbps = 35 x 106 bps dan maksimum rise time NRZ = 70%.
Untuk NRZ:
1
t s= x 70
R
ps
t intermodal =min zero dispersion 2
x (spectral bandwidth)2 x panjang kabe l
nm km

350
t rx=
Brx

1
t sys=( t tx 2+t intermodal2 +t mod2+ t rx 2 )2

2.2.b. Analisis Backbone Fiber Optic Tokyo ke Buenos Aires dengan Rise Time
Kecepatan akses = 35 Mbps = 35 x 106 bps dan maksimum rise time NRZ = 70%.
Untuk NRZ:
1 1
t s= x 70 = x 70 =20 n s
R 35 x 106

Maka nilai ts maksimum untuk NRZ adalah 20 ns dan untuk RZ 10 ns.


Jaringan fiber optic dari Tokyo ke Buenos Aires :
t tx =10 ns

Minimum Zero Dispersion Slope = 0,092 ps / nm2 km


Spectral bandwidth = 1 nm
Panjang kabel = 18.927 km
ps 2
t intermodal =0,092 2
x (1 nm) x 18.927 km=1.741284 n s
nm km

Kabel yang digunakan peneliti pada pembangunan jaringan ini menggunakan single
mode, sehingga tidak terdapat modal dispersion rise time.

350 350
t rx= = =0,159 n s
Brx 2200 MHz
1
2 2 2 2 2
t sys=( t tx +103.057351 t intermodal + 0.025281t mod + t rx )

2 2 2 2 1/ 2
t sys=( 10 +1.741284 + 0 + 0,159 ) =10 .15 n s
Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan nilai tsys sebesar 10.15 ns. Karena sistem
menggunakan perhitungan NRZ, suatu sistem dikatakan bekerja dengan baik jika nilai
tsys dibawah nilai NRZ. Nilai tsys jaringan backbone fiber optic dari Tokyo ke Buenos
Aires dibawah nilai NRZ yaitu 20 ns, sehingga sistem dapat berjalan dengan baik.

BAB 3
TOTAL DANA PEMBANGUNAN JARINGAN BACKBONE FIBER OPTIC
DARI TOKYO KE BUENOS AIRES

Dalam membuat suatu jaringan backbone fiber optic diperlukan perancangan harga untuk
membangun jaringan tersebut. Tabel 2 (Tb.2) memperlihatkan list harga peralatan jaringan fiber
optic yang akan digunakan untuk membangun backbone fiber optic dari Tokyo ke Buenos Aires,
sementara tabel 3 (Tb.3) memperlihatkan total harga dalam membangun jaringan fiber optic
tersebut.

List Harga Peralatan Jaringan Fiber Optik

Informasi Nama Barang Harga Banyaknya Unit


Connector Single Mode Single fiber Optic Patch Rp46,624 per 1 Unit
Cord ST/UPC-ST/UPC Connector
Jumper
Fiber Optic Cable Bulk Fiber Optic Cable Rp8,727 per meter
Singlemode Duplex (9/125) 300
Meter
Repeater Modicon 490NRP25400 FIBER Rp10,122,369 per 1 Unit
OPTIC REPEATER 110/120V
24VDC
Transeiver SEL-2830 Rp5,209,211 per 1 Unit
Tb.2 Tabel list harga peralatan jaringan fiber optic
TOTAL HARGA PERANCANGAN JARINGAN FIBER TOKYO-
BUENOS AIRES
Jarak Transceiv Connec
Harga Kabel Total
(km) er tor
18.92 Rp165,172,3 Rp5,209, Rp93,2 Rp170,474,8
7 95.96 211 48 54.96
Tb.3 Total harga jaringan fiber optic untuk Tokyo Buenos Aires

BAB 4
KESIMPULAN

Perancangan dalam membangun jaringan backbone fiber optic dari Tokyo ke Buenos
Aires dilakukan dengan menarik garis lurus melalui wilayah laut. Kabel yang digunakan oleh
peneliti adalah single mode fiber optic. Alasan penggunaan ini adalah atenuasi dari kabel cukup
rendah dan cenderung stabil. Setelah dilakukan analisis menggunakan link power budget dan rise
time, terbukti bahwa single mode fiber optic untuk jaringan fiber dari Tokyo ke Buenos Aires
menghasilkan nilai yang sesuai dengan kriteria. Dari link power budget didapatkan, kabel single
mode menghasilkan nilai yang positif sehingga tidak membutuhkan repeater. Selain itu system
margin yang didapatkan lebih dari 6 dB sehingga dapat dikatakan penggunaan single mode fiber
optic ini sangat baik dalam perancangan jaringan backbone tersebut. Dari rise time, didapatkan
hasil rise time system sebesar 10 ns yang memiliki nilai lebih kecil dari NRZ (20 ns) sehingga
system dikatakan dapat bekerja dengan baik. Analisis link power budget dan rise time
memudahkan kita dalam menentukan apakah peralatan pembangunan jaringan fiber optic yang
kita pilih sudah sesuai dengan kriteria atau tidak.
BAB 6
REFERENSI

Schweitzer Engineering Laboratories, I. (2015, 02 15). Sel. Retrieved 11 8, 2016, from Sel:
https://cdn.selinc.com/assets/Literature/Product%20Literature/Data
%20Sheets/FiberOptics_DS_20150216.pdf?v=20150812-085309

Você também pode gostar