Você está na página 1de 3

Nama : Regina Maria Aziz

NIM : A31114030
RMK
PENELITIAN KUALITATIF BERKUALITAS

Penelitian Kualitatif Non Positivisme


Penelitian kualitatif bisa saja menggunakan baik data kualitatif maupun kuantitatif atau
menggunakan mesin/software untuk memudahkan kalkulasi data, namun tetap meletakkan
peneliti sebagai alat utama dalam mengambil simpulan dan analisis data. Namun, ada pula
penelitian kualitatif yang sangat positif, artinya masih bersifat deduktif positivisme, walaupun
tidak mengungkapkan hipotesis yang diuji. Penelitian ini memaksakan suatu teori ke dalam
praktik/
Penelitian kualitatif non positivisme sangat luas cakupannya karena ada yang berada di
paradigma yang tidak bertuhan seperti interpretivisme, radical humanism, radical
structuralism, critical, postmodernism, hingga paradigma bertuhan yaitu paradigma spiritual-
religious. Kriteria kualitas penelitian kualitatif non positivisme agar dapat dikatakan
berkualitas terletak pada thick descriptionnya sehingga mengharuskan peneliti untuk selalu
mencari struktur makna yang lebih dalam.

Reflektivitas dan Refleksivitas: Meniupkan Ruh Pada Tulisan


Reflektivitas (reflectivity) mengacu pada kemampuan peneliti untuk mempertanyakan apa
yang ia ingin pahami. Derajat reflektivitas peneliti, dimulai dari recollective reflection pada
tahap pembacaan data hingga conceptual reflection pada tataran pembangunan ilmu melalui
relasi existing discourse dengan pengalaman pribadi. Tulisan menjadi kering apabila opini
peneliti atau pemahaman peneliti tidak muncul dalam tulisan.
Di sisi lain, refleksivitas merujuk pada pemahaman tentang diri peneliti serta perubahan
pada dirinya akibat penelitian. Menurut Mason, posisi-posisi yang biasanya digunakan
peneliti dalam menyajikan analisis data dapat dibedakan atas 3 yakni:
1. Posisi Pembacaan Literal. Peneliti hanya menyajikan apa yang terlihat tanpa melakukan
analisis yang mendalam untuk memahami
2. Posisi Pembacaan Interpretif. Peneliti tidak hanya membacakan ulang apa yang ia tangkap,
namun ia menganalisis lebih mendalam pandangan informan.
3. Posisi Pembacaan Refleksif. Peneliti tidak hanya menyajikan data, namun menyajikan
pula bagaimana ia menjadi bagian dari proses pengambilan simpulan.
Penggunaan Teori dalam Penelitian Kualitatif
Landasan teori bukan lagi menjadi kemustian dalam penyajian penelitian kualitatif
dikarenakan data empiris adalah pijakan awal penelitian. Walaupun demikian, jika peneliti
tetap merasa harus menggunakan landasan teori, maka sebaiknya landasan teori disusun
terkait dengan penelitian dan tidak parsial dalam penelitian peneliti.
Teori dapat digunakan dalam 2 posisi, yakni:
1. Teori dapat digunakan sebagai suatu payung yang kemudian diturunkan dalam metodologi
hingga metode penelitian. Pada posisi ini, teori dianggap sebagai suatu perwujudan
epistemologi yang dapat diturunkan menjadi teknis operasional penelitian.
2. Teori yang sudah ada dapat digunakan di bagian pembahasan hasil penelitian untuk
menunjukkan kebaharuan dari penelitian. Dalam posisi ini, teori hanya menjadi
pembanding atas temuan penelitian

Menjamin Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif


Kerincian analisis data akan menjamin reliabilitaspenelitian kualititatif karena dengan
mengetahui konteks dan waktu tertentu, apabila penelitian dilakukan ulang, maka bisa saja
peneliti mendapatkan hasil pengamatan yang sama.
Berbagai teknik yang meyakinkan kebenaran penelitian kualitatif melalui trustworthiness
mampu mengatasi isu validitas dan reliabilitas, karena pada akhirya true data from long
participate observation cenderung memberikan validitas lebih dibandingkan penelitian
kuantitatif berbasis survey/penyebaran kuesioner.

Apa yang Diteliti: Konsep, Teori atau Filosofi?


Isu apa yang hendak diteliti harus memiliki kejelasan. Seringkali peneliti menjadi sangat
ambigu tentang apa itu konsep dan teori sehingga hal ini akan mengakibatkan ketidakjelasan
tujuan penelitian dan metodologi yang akan digunakan.
Menurut Blaikie (2000:129), konsep adalah sebuah ide yang diungkapkan dalam kata-kata
atau simbol. Sedangkan teori, menentukan hubungan antara konsep dan menjelaskan
mengapa hubungan ini ada.

Penelitian Kualitatif Beretika


Sebuah penelitian dikatakan etis apabila peneliti:
1. Menjelaskan tujuan penelitian kepada informan
2. Menjaga hak informan untuk tetap anonim
3. Tidak mengeksploitasi informasi yang dapat untuk keuntungan pribadi
4. Melaporkan hasil penelitian secara terbuka yaitu apa yang ia sampaikan kepada publik
maupun sponsor penelitian harus sama dengan apa yang ia sampaikan kepada informan.

Sumber:
Kamayanti, Ari. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif Akuntansi:Pengantar Religiositas
Keilmuan. Jakarta:Yayasan Rumah Peneleh

Você também pode gostar