Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad,
dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kamu beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.
(Q.S. An-Nisa/4: 59)
Perilaku mulia ketaatan yang perlu dilestarikan adalah:
1. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan
larangan-Nya, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit.
2. Merasa menyesal dan takut apabila melakukan perilaku yang dilarang oleh
Allah dan rasul-Nya.
3. Menaati dan menjujung tinggi aturan-aturan yang telah disepakati, baik di
rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
4. Menaati pemimpin selagi perintahnya sesuai dengan tuntutan dan syariat
agama.
5. Menolak dengan cara yang baik apabila pemimpin mengajak kepada
kemaksiatan.
Peranan pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil sampai
Pada suatu negara sebagai institusi terbesar, tidak akan tercapai kestabilannya tanpa
ada pemimpin. Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara
tersebut akan menjadi lemah dan mudah terombang-ambing oleh kekuatan luar. Oleh
karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin karena dengan
ketaatan rakyat kepada pemimpin (selama tidak maksiat), akan terciptalah keamanan
dan ketertiban serta kemakmuran.
Pengeritan Taat. Taat artinya tunduk, baik kepada Allah Swt., pemerintah, orang tua
dan lain-lain, tidak berlaku curang, dan setia. Pengertian aturan adalah tindakan atau
perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada
tindakan atau perbuatan yang telah diatur baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau
yang lainnya. Di rumah terdapat aturan, di sekolah terdapat aturan, di lingkungan
masyarakat terdapat aturan, di mana saja kita berada, pasti ada aturannya. Aturan
dibuat dengan maksud agar terjadi ketertiban dan ketenteraman. Mustahil aturan
dibuat tanpa adanya tujuan. Oleh karena itu, wajib hukumnya kita menaati aturan yang
berlaku. Taat kepada Allah Swt. adalah hal yang paling utama, namun kita juga harus
taat kepada para pemimpin kita selama tidak bertentangan dengan aturan agama.
Aturan yang tertinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu aturan-aturan
yang terdapat pada al-Quran. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh
Nabi Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan
yang dibuat oleh para pemimpin (amir), baik pemimpin pemerintah, negara, daerah,
maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga.
Peranan para pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil sampai pada
suatu negara sebagai institusi terbesar, tidak akan stabil tanpa adanya pemimpin.
Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara tersebut akan
menjadi lemah dan mudah terombang-ambing oleh kekuatan luar. Oleh karena itu,
Islam memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin karena dengan ketaatan
rakyat kepada pemimpin (selama tidak melakukan maksiat), akan terciptalah
keamanan dan ketertiban serta kemakmuran.
Ayat dan hadis yang berhubungan dengan ketaatan pada aturan dan pimpinan
Dalam agama Islam, banyak dalil yang menunjukkan perintah untuk mentaati
pemerintah, selain dalam hal maksiat kepada Allah. Diantaranya firman Allah dalam
Al-Quran :
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu." (QS. An-Nisa: 59)
Artinya:
Dan katakanlah, Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu
juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah
yang maha mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepada
kamu apa yang telah kemu kerjakan. (Q.S. At-Taubah/9 : 105)
Pada Q.S. At-Taubah/9: 105 menjelaskan, bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada
kita untuk semangat dalam melakukan amal saleh sebanyak-banyaknya. Allah Swt.
akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Pada akhirnya, seluruh manusia akan
dikembalikan kepada Allah Swt. dengan membawa amal perbuatannya masing-
masing. Mereka yang berbuat baik akan diberi pahala atas perbuatannya itu. Mereka
yang berbuat jahat akan diberi siksaan atas perbuatan yang telah mereka lakukan
selama hidup di dunia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas penyusun mengambil kesimpulan bahwa dalam tujuan untuk
membangun bangsa haruslah didasari sikap atau perilaku yang taat, bisa
beerkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja
1. Pentingnya menaati pemimpin agar roda pemerintahan berjalan dengan baik,
makin baik kepemimpinan, makin baik pula rakyatnya.
2. Kandungan Q.S. an-Nis/4: 59 adalah perintah untuk menaati Allah Swt., rasul,
dan pemimpin. Apabila terjadi perselisihan, diperintahkan untuk kembali kepada al-
Qurn dan hadis.
3. Hidup ini dinamis, perlu berkompetisi dan berkolaborasi agar dapat meraih
sesuatu yang diinginkan dengan baik.
4. Kandungan Q.S. al-Midah/5: 48 adalah bahwa Allah Swt. Memerintahkan
kepada umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
5. Barangsiapa yang giat pasti dapat. Untuk mendapatkan sesuatu, diperlukan kerja
keras.
B. SARAN
Kandungan Q.S. An-Nisa/4: 59 adalah perintah untuk menaati Allah Swt., rasul, dan
pemimpin. Apabila terjadi perselisihan, diperintahkan untuk kembali kepada Al-
Quran dan hadis.
Kandungan Q.S. Al-Maidah/5: 48 adalah bahwa Allah Swt. memrintahkan kepada
umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.