Você está na página 1de 6

ENERGI TERBARUKAN

ENERGI ALTERNATIF

Nama : Andhika Budi Setyawan


NIM : 5140711006
Prodi : Teknik Elektro (A)

ENERGI ALTERNATIF TENAGA ANGIN

Tenaga Angin (Turbin Angin)


Berdasarkan data IEA Clean Coal Center (sampai Mei 2012) menunjukkan bahwa jumlah
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) didunia telah mencapai 2300 unit (7000 unit individu).
Data ini secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa konsumsi energi fosil dalam pemenuhan
energi listrik sangat besar.

Penggunaan energi fosil dalam pemenuhan energi listrik ini ternyata lambat laun menimbulkan
dampak buruk terhadap lingkungan. Dampak buruk yang paling terasa saat ini adalah global
warming (pemanasan global).

Semakin banyaknya dampak buruk yang timbul akibat penggunaan energi fosil ini,
menyebabkan banyak negara membangun dan mengembangkan berbagai macam pembangkit
listrik dengan energi alternatif. Salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga angin. Pembangkit
listrik tenaga angin merupakan pembangkit listrik yang dapat mengkonversi (mengubah) energi
angin menjadi energi listrik. Energi angin memutar tubin angin / kincir angin. Turbin angin yang
berputar juga menyebabkan berputarnya rotor generator karena satu poros sehingga dapat
menghasilkan energi listrik.

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Indonesia yang kita ketahui berada dipersilangan dua benua dan dua samudera memiliki
potensi energi angin yang juga cukup luar biasa. Dengan memiliki garis pantai mencapai 81.000
km dengan kecepatan angin rerata 3 hingga 5 meter per detik, bahkan di beberapa tempat bisa
mencapai 10 meter per detik. Ini berarti memiliki nilai energi setara dengan 9,29 GigaWatt (GW).
Padahal di Indonesia baru termanfaatkan sebesar 2 MegaWatt (MW) atau baru 0,022 % dari
potensi yang ada. Angin tak pernah berhenti selama ada perbedaan suhu dan tekanan, di pantai, di
perbukitan maupun di pegunungan. Hingga saat ini penggunaan energi bayu/angin di dunia baru
mencapai kisaran194,4 GW, Indonesia baru 1 % pemanfaatannya dari total penggunaan di dunia.

1. Komponen Turbin Angin


Turbin angin yang digunakan pembangkit listrik tenaga angin tersusun dari berbagai komponen.
Berikut akan dijelaskan bagian-bagian dari turbin angin :
1. Blades
Kebanyakan turbin baik dua atau tiga pisau. Angin
bertiup di atas menyebabkan pisau pisau untuk
mengangkat dan berputar.

2. Rotor
Pisau dan terhubung bersama-sama disebut rotor
3. Pitch
Blades yang berbalik, atau nada, dari angin untuk
mengontrol kecepatan rotor dan menjaga rotor berputar
dalam angin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk

Bagian-Bagian Kincir Angin


menghasilkan listrik.

4. Brake
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman
saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman
dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat
bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan menyebabkan
putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat
merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya overheat, rotor
breakdown, kawat pada generator putus karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar.

5. Low-Speed Shaft
Mengubah poros rotor kecepatan rendah sekitar 30-60 rotasi per menit.

6. Gear Box
Gears menghubungkan poros kecepatan tinggi di poros kecepatan rendah dan meningkatkan
kecepatan sekitar 30-60 rotasi per menit (rpm), sekitar 1000-1800 rpm, kecepatan rotasi yang
diperlukan oleh sebagian besar generator untuk menghasilkan listrik. gearbox adalah bagian
mahal (dan berat) dari turbin angin dan insinyur generator mengeksplorasi direct-drive yang
beroperasi pada kecepatan rotasi yang lebih rendah dan tidak perlu kotak gigi.

7. Generator
Berfungsi mengkonversi energi putar menjadi energi listrik. Ada berbagai jenis generator yang
dapat digunakan dalam sistem turbin angin, antara lain generator serempak (synchronous
generator), generator tak-serempak (unsynchronous generator), rotor sangkar maupun rotor
belitan ataupun generator magnet permanen.
Penggunaan generator serempak memudahkan kita untuk mengatur tegangan dan frekuensi
keluaran generator dengan cara mengatur-atur arus medan dari generator. Sayangnya penggunaan
generator serempak jarang diaplikasikan karena biayanya yang mahal, membutuhkan arus
penguat dan membutuhkan sistem kontrol yang rumit.
Generator tak-serempak sering digunakan untuk sistem turbin angin dan sistem mikrohidro,
baik untuk sistem fixed-speed maupun sistem variable speed.

8. Controller
Pengontrol mesin mulai dengan kecepatan angin sekitar 8-16 mil per jam (mph) dan menutup
mesin turbin sekitar 55 mph. tidak beroperasi pada kecepatan angin sekitar 55 mph di atas, karena
dapat rusak karena angin yang kencang.

9. Anemometer
Mengukur kecepatan angin dan mengirimkan data kecepatan angin ke pengontrol.

10. Wind Vane


Tindakan arah angin dan berkomunikasi dengan yaw drive untuk menggerakkan turbin dengan
koneksi yang benar dengan angin.

11. Nacelle
Nacelle berada di atas menara dan berisi gear box, poros kecepatan rendah dan tinggi,
generator, kontrol dan rem.

12. High-Speed Shaft


Drive generator. Poros yang berhubungan langsung dengan rotor generator.

13. Yaw Drive


Yaw drive yang digunakan untuk menjaga rotor menghadap ke arah angin sebagai perubahan
arah angin.

14. Yaw Motor


Kekuatan dari drive yaw.

15. Tower
Menara yang terbuat dari baja tabung, beton atau kisi baja. Karena kecepatan angin meningkat
dengan tinggi, menara tinggi memungkinkan turbin untuk menangkap lebih banyak energi dan
menghasilkan listrik lebih banyak. Tower PLTB dapat dibedakan menjadi 3 jenis seperti gambar
dibawah ini. Setiap jenis tower memiliki karakteristik masing-masing dalam hal biaya,
perawatan, efisiensinya, ataupun dari segi kesusahan dalam pembuatannya.
Guyed (Kiri), Lattice (Tengah) dan Mono-Structure (Kanan)

- Wind direction
Arah alir dari energi angin.

- Penyimpan Energi (Battery)


Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu
tersedia), maka ketersediaan listrik juga tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat
penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya
listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka
kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu
menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin
berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. Contoh sederhana yang
dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki 12 volt, 65
Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga selama 0.5 jam pada daya 780 watt.

2. Proses Pembangkitan Energi Listrik Dari Turbin Tenaga Angin


Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan
hasil dari penggabungan dari beberapa turbin angin
sehingga akhirnya dapat menghasilkan listrik. Cara kerja
dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya
energi angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja
berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan
listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan
angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian angin akan
memutar sudu-sudu turbin, lalu diteruskan untuk memutar
rotor pada generator letaknya di bagian belakang turbin
angin. Generator mengubah energi putar rotor menjadi energi listrik dengan prinsip hukum
Faraday, yaitu bila terdapat penghantar didalam suatu medan magnet, maka pada kedua ujung
penghantar tersebut akan dihasilkan beda potensial.
Ketika poros generator mulai berputar, maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang
akhirnya dihasilkan tegangan dan arus listrik. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini
disalurkan melalui kabel jaringan listrik dan didistribusikan ke rumah-rumah, kantor, sekolah,
dan sebagainya. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC
(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini
biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Turbin untuk pemakaian
umum berukuran 50-750 kilowatt. Sebuah turbin kecil, kapasitas 50 kilowatt, digunakan untuk
perumahan, piringan parabola, atau pemompaan air.

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin


Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsipnya adalah
disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak
akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil.
Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang angin merupakan proses
yang paling lama untuk pengembangan proyek energi angin. Hal ini dapat memakan waktu
hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang besar yang membutuhkan studi dampak
lingkungan yang luas.

Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari proses
manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan didirikan pembangkit
listrik tenaga angin. Namun dalam operasinya membangkitkan listrik, secara praktis pembangkit
listrik tenaga angin ini tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika dibandingkan dengan
pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon dioksida pembangkit listrik tenaga angin ini
hanya seperseratusnya saja. Disamping karbon dioksida, pembangkit listrik tenaga angin
menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksida, polutan atmosfir yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan menggunakan batubara ataupun gas. Namun
begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat
beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber energi angin sebagai pembangkit
listrik, diantaranya adalah dampak visual , derau suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan.
Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan ladang angin
sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk
disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat digunakan untuk
keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk setempat. Selain
mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan lahan untuk
pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat
pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan mengenai tinggi
bangunan juga telah membuat pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dapat terhambat.
Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga dapat menyebabkan terganggunya cahaya
matahari yang masuk ke rumah-rumah penduduk. Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya
matahari yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.

Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah. Putaran
dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu daripada suara angin
pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox serta generator
dapat menyebabkan derau suara mekanis dan juga derau suara listrik. Derau mekanik yang terjadi
disebabkan oleh operasi mekanis elemen-elemen yang berada dalam nacelle atau rumah
pembangkit listrik tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan
interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi gelombang
mikro untuk perkomunikasian.

Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan dengan menganalisa data turbulensi angin
dan kekuatan angin. Derau aerodinamis merupakan fungsi dari banyak faktor seperti desain sudu,
kecepatan perputaran, kecepatan angin, turbulensi aliran masuk. Derau aerodinamis merupakan
masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan perputaran rotor perlu dibatasi di bawah 70m/s.
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa penggunaan skala besar dari pembangkit listrik tenaga
angin dapat merubah iklim lokal maupun global karena menggunakan energi kinetik angin dan
mengubah turbulensi udara pada daerah atmosfir.

Pengaruh ekologi yang terjadi, dalam beberapa studi yang telah dilakukan, adanya pembangkit
listrik tenaga angin ini dapat mengganggu migrasi populasi burung dan kelelawar. Pembangunan
pembangkit angin pada lahan yang bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya
lahan di daerah tersebut.

Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat mengganggu pelaut dan
kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga angin dapat mengganggu
permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan konstruksi di lepas pantai adalah
terganggunya kehidupan bawah laut. Namun begitu, ladang angin lepas pantai diharapkan dapat
menjadi tempat pertumbuhan bibit-bibit ikan yang baru. Karena memancing dan berlayar di
daerah sekitar ladang angin dilarang, maka spesies ikan dapat terjaga akibat adanya pemancingan
berlebih di laut.

Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan dan kecelakaan.
Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga jatuhnya es akibat perputaran telah menyebabkan
beberapa kecelakaan dan kematian. Kematian juga terjadi kepada beberapa penerjun dan pesawat
terbang kecil yang melewati turbin angin. Reruntuhan puing-puing berat yang dapat terjadi
merupakan bahaya yang perlu diwaspadai, terutama di daerah padat penduduk dan jalan raya.
Kebakaran pada turbin angin dapat terjadi dan akan sangat sulit untuk dipadamkan akibat
tingginya posisi api sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis. Hal ini dapat
menyebarkan asap beracun dan juga dapat menyebabkan kebakaran berantai yang membakar
habis ratusan acre lahan pertanian. Hal ini pernah terjadi pada Taman Nasional Australia dimana
800 km2 tanah terbakar. Kebocoran minyak pelumas juga dapat teradi dan dapat menyebabkan
terjadinya polusi daerah setempat, dalam beberapa kasus dapat mengkontaminasi air minum.
Meskipun dampak-dampak lingkungan ini menjadi ancaman dalam pembangunan pembangkit
listrik tenaga angin, namun jika dibandingkan dengan penggunaan energi fosil, dampaknya masih
jauh lebih kecil. Selain itu penggunaan energi angin dalam kelistrikan telah turut serta dalam
mengurangi emisi gas buang.

SUMBER :
http://anangsetiyowibowo.blogspot.com/2012/04/makalah-energi-angin-menjadi-
energi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_angin

http://penulisinfo.blogspot.com/2013/12/contoh-sumber-energi-alternatif.html

http://gang-listrik.blogspot.com/2013/06/post-13-pembangkit-listrik-tenaga.html

http://sanfordlegenda.blogspot.com/2013/09/Pembangkit-listrik-memanfaatkan-
tenaga-angin.html

Ringkasan Materi (22 September 2014)


Manajemen energi = Suatu proses ilmu bidang energi untuk meningkatkan efektifitas pemakaian
energi pada suatu perusahaan/organisasi
Sumber energi ada 2, yaitu Reneweble (terbarukan) dan Non Reneweble (tidak terbarukan)
Renewable = 1. Sumber energi yang dapat dibuat oleh manusia
2. Dapat diperbaharui sewaktu-waktu, dan banyak dialam
` Contoh : Sumber energi tenaga air, angin, matahari, dll
Non Renewable = 1. Sumber energi yang tidak dapat diperbaharui
2. Terjadi oleh proses alamiah dalam jangka waktu lama
Contoh : Minyak bumi, gas bumi, batu bara, dll
Penerapan Manajemen Energi
1. Salah satu sumber daya pabrik
2. Penggunaan yang efektif dan efisien
3. Manajemen Energi Terpadu (berdisiplin, terorganisasi)
Manfaat MET bagi industri :
- Penurunan biaya
- Peningkatan keuntungan
- Meminimumkan pengaruh load shedding
- Peningkatan potensi untuk pertumbuhan pasar
- Dasar untuk memodernsasikan pabrik

*PEMBUATAN : Sabtu, 27 September 2014 (19.05 WIB)

Você também pode gostar