Você está na página 1de 12

Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016

BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA


DAERAH

8.1 INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS


Dalam menjalankan seluruh program selama masa 5 tahun perencanaan, Pemerintah
Kota Batam mempunyai 61 Program. Seluruh program tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam rumpun program prioritas, sebagai berikut:

1. Menjalin kerjasama dengan Pengelola Kawasan dalam upaya mendorong


pengembangan wilayah dan menumbuhkan aktivitas ekonomi.

2. Meningkatkan infrastruktur wilayah, utilitas kota yang prima untuk kenyamanan


bermukim dan berbisnis.

3. Pelayanan pendidikan, kesehatan, olah raga dan kepemudaan yang prima serta
memberikan perhatian khusus pada masyarakat berpenghasilan rendah.

4. Meningkatkan kualitas hidup dan partisipasi segenap lapisan masyarakat

5. Mengoptimalkan kinerja pemerintahan dalam menjalankan peran dan fungsinya


secara efektif dan efisien.

8.2 KEBUTUHAN PENDANAAN


Kebutuhan pendanaan difokuskan pada proyeksi belanja langsung APBD Kota Batam
tahun 2012-2016, yaitu dialokasikan untuk kelompok bidang ekonomi, pendidikan,
kesehatan, infrastruktur dan suprastruktur. Model untuk memperkirakan alokasi
anggaran adalah dengan mengkaitkan alokasi belanja per bidang dengan perkembangan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Alokasi belanja langsung per bidang, disusun
dengan mempertimbangkan jumlah penduduk, sehingga diperoleh belanja langsung per
kapita. Penggunaan indikator IPM karena pada dasarnya IPM adalah indikator hasil
(result) dari suatu proses pembangunan dan termasuk dalam kelompok indikator
outcome, benefit dan impact. Dalam model tersebut, indikator IPM yang terbentuk pada
tahun sekarang adalah merupakan hasil pembangunan yang dilaksanakan tahun
sebelumnya.

** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-1


Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016

Untuk keperluan tersebut, IPM diproyeksikan secara linier, sehingga pada tahun 2016
diperkirakan IPM mencapai 79,3 atau mendekati kategori wilayah dengan tingkat
kesejahteraan tinggi, yaitu IPM 80-100. Dengan laju pertumbuhan IPM seperti tertera di
atas, maka dapat diperkirakan estimasi kebutuhan belanja langsung per kapita hingga
tahun 2016 menurut bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan
suprastruktur. Hasil estimasi masing-masing bidang kemudian dijumlahkan sehingga
dapat diketahui belanja langsung per kapita. Untuk mencapai IPM seperti yang
ditargetkan, maka total belanja langsung per kapita pada tahun 2012 ditargetkan senilai
Rp728.000 per kapita dan meningkat terus, hingga pada tahun 2016 sebesar
Rp.742.000,- per kapita.

80 725 728 732 735 739 742 800


688

(BelanjaLangsung/kapita=000 Rp)
640
IndeksPembangunanManusia

79.3
79.0
79 549 78.8 600
78.5
78.3
78.0
78 77.7 400
77.5
77.3

77 IPM 200

BelanjaLangsung/Kapita

76
2008 9 10 11 2012 13 14 15 2016

Gambar 8.1.
Target Pencapaian IPM dan Perkiraan Kebutuhan Belanja Langsung
per Kapita Tahun 2012-2016.

Untuk memperoleh perkiraan belanja langsung, maka belanja langsung per kapita
menurut bidang dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Batam hingga tahun 2016.
Perkiraan pertumbuhan penduduk per tahun hingga tahun 2016 adalah sekitar 10%.

Berdasarkan pertumbuhan tersebut, maka diperlukan alokasi belanja langsung menurut


bidang hingga tahun 2016. Pada tahun 2012 dibutuhkan belanja langsung sekitar Rp. 750
milyar dan terus perlu ditingkatkan hingga pada tahun 2016 menjadi sekitar Rp.919
milyar. Belanja langsung bidang pendidikan tahun 2012 sebesar Rp.163 milyar menjadi

** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-2


Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016

Rp.221 milyar tahun 2016. Belanja langsung bidang kesehatan menjadi Rp.179 milyar
tahun 2016. Belanja langsung bidang ekonomi menjadi Rp.60 milyar tahun 2016.
Belanja langsung bidang infrastruktur menjadi Rp.225 milyar tahun 2016 dan untuk
bidang suprastruktur menjadi Rp.232 milyar tahun 2016.

Tabel 8.1.
Perkiraan Belanja Langsung Menurut Bidang Tahun 2012-2016 (juta Rp)

Tahun Pendidikan Kesehatan Ekonomi Infrastruktur Suprastruktur Total

2011 151,181 99,459 43,071 160,831 191,452 645,997


2012 163,275 169,459 46,085 172,089 199,110 750,018
2013 176,337 146,421 49,311 184,135 207,074 763,278
2014 190,443 156,670 52,763 197,024 215,356 812,256
2015 205,678 167,637 56,457 210,816 223,971 864,559
2016 221,132 179,372 60,409 225,573 232,930 919,416
Sumber : Hasil Estimasi

Mencermati perkiraan belanja langsung sebagaimana tersebut diatas, maka estimasi


belanja yang harus dituju oleh Pemerintah Kota Batam untuk dapat memenuhi perkiraan
belanja langsung dimaksud, maka estimasi belanja pemerintah yang harus dicapai
haruslah estimasi normal dan optimis. Untuk itu 5 (lima) tahun kedepan Pemerintah
Kota Batam harus menetapkan berbagai langkah strategi yang tepat agar estimasi
pendapatan skenario normal dan optimis dapat dicapai.

Berdasarkan perkiraan tersebut, maka komposisi atau persentase menurut bidang cukup
mengalami perubahan. Komposisi belanja langsung yang mengalami peningkatan relatif
tinggi adalah belanja langsung Bidang Pendidikan. Bidang pendidikan meningkat dari
23,4% menjadi 24% kemudian bidang kesehatan mengalami peningkatan yang
signifikan dari 15,4% menjadi 19,5%, sedangkan bidang yang mengalami penurunan
adalah Bidang Ekonomi dari 6,7% menjadi 6,6%, bidang Infrastruktur dari 24,9%
menjadi 24,5% dan Bidang Suprastruktur dari 29,6% menjadi 25,3%. Perubahan
struktur tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.

** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-3


Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016

SUPRASTRUKTUR 25.3
29.6
24.5
INFRASTRUKTUR
24.9

6.6
EKONOMI 6.7 Tahun2016
19.5 Tahun2011
KESEHATAN
15.4

PENDIDIKAN 24
23.4

0 10 20 30 40
[PersentaseterhadapBelanjaLangsung]

Gambar 8.2.
Komposisi Belanja Langsung Tahun 2010 dan 2016 (Persen)

** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-4


Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016

8.3 PROGRAM ADVOKASI

8.3.1. Umum
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Pemerintah Daerah selain dibiayai oleh
anggaran yang bersumber dari daerah sendiri (PAD), juga bersumber dari Dana
Perimbangan dan sumber lainnya. Pada masa yang sama Kementerian dan Lembaga
serta pemerintah provinsi juga melaksanakan kegiatan dan mengalokasikan sejumlah
anggaran di berbagai wilayah (daerah) yang ada. Dari sudut pandang ini artinya
diperlukan koordinasi dan sinergi kegiatan antara pemerintah (pusat), provinsi dan
kab/kota. Selain sinergi kegiatan dan anggaran dengan Pemerintah dan provinsi,
kabupaten/kota juga dapat mengupayakan partisipasi masyarakat, misalnya dari dunia
usaha, lembaga-lembaga internasional dan lain sebagainya. Dana pemerintah daerah
dapat berperan sebagai pengungkit (leverage) berbagai sumber dana masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pembangunan melalui program mereka sendiri.

Berkenaan dengan hal tersebut diperlukan upaya/kegiatan yang terencana dalam rangka
mensinergikan program dan anggaran dengan pemerintah (APBN) dan provinsi (APBD
Provinsi) serta sumber dana lainnya bagi pembangunan Kota Batam, agar hasil capaian
pembangunan yang ada dapat ditingkatkan secara optimal. Sinkronisasi dan sinergisitas
program kegiatan dalam perencanaan pembangunan dikaitkan dengan perencanaan
penganggaran secara sistematik dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

RPJMD Batam
RKPD Batam

Dana Pusat/Provinsi
APBD Batam
& lain sebagainya
Sinkronisasi & Sinergi
dlm perencanaan dan
penganggaran
Program/Kegiatan Program/Kegiatan
Pusat/Provinsi/Lainnya Kota Batam

Output Output

Sinergi
Outcome Outcome

Gambar 8.3.
Sinkronisasi dan sinergisitas dalam perencanaan dan penganggaran

** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-5


Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016

Untuk mengakomodir sinergisitas program kegiatan yang berasal dari Pemerintah dan
propinsi, diakomodir dalam program advokasi. Pada dasarnya proses advokasi
Pemerintah Kota Batam kepada berbagai pihak dalam upaya koordinasi dan sinergi
pembangunan sangat penting untuk dilaksanakan, diantaranya adalah ke:

1. Pemerintah (APBN), umumnya tersebar pada berbagai kementerian/lembaga.


2. Provinsi Kepulauan Riau (APBD provinsi)
3. Pihak lain (Pengelola Kawasan Batam, Masyarakat, Swasya, Lembaga
Internasional dan lain sebagainya).

8.3.2. Mekanisme dan Kriteria Penentuan DAK dan Tugas Pembantuan

8.3.2.1. Dana Alokasi Khusus


DAK dialokasikan dalam APBN untuk daerah-daerah tertentu dalam rangka mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan termasuk dalam program prioritas
nasional. Tujuannya adalah untuk mengurangi kesenjangan pelayanan publik
antardaerah dan meningkatkan tanggung jawab pemerintah daerah (pemda) dalam
memobilisasi sumber dayanya.

Dalam kenyataan yang ditemui saat ini, pemda hanya menjadi penerima pasif atas hibah
DAK meskipun sebenarnya peraturan perundangan memungkinkan daerah untuk secara
aktif mengajukan usul (advokasi). Sejauh ini, pemda hanya bertugas untuk mengirimkan
data tentang kondisi sarana dan prasarana bidang-bidang yang memperoleh alokasi
DAK. Data tersebut menjadi bahan baku bagi Pemerintah Pusat (khususnya Menteri
Keuangan) dalam mengalokasikan DAK per bidang dan per daerah1.

Penerimaan dana DAK bagi daerah dapat diberikan apabila memenuhi tiga kriteria, yaitu
(1) kriteria umum berdasarkan indeks fiskal neto; (2) kriteria khusus berdasarkan
peraturan perundangan dan karakteristik daerah; dan (3) kriteria teknis berdasarkan
indeks teknis bidang terkait2. Daerah penerima DAK wajib menyediakan dana
pendamping dalam APBD minimal 10% dari DAK yang diterima. Pengecualian dapat
diberikan kepada daerah dengan kemampuan fiskal rendah. Selain itu, daerah juga
diwajibkan menyediakan 3% dari nilai DAK yang diterima untuk biaya umum yang
diambil dari sumber penerimaan lainnya.

MEKANISME PENGALOKASIAN DAK :

Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui dua tahapan, yaitu:


a. Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK; dan

1
Laporan Mekanisme dan Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK), Lembaga Penelitian
SMERU, April 2008
2
UU No. 32/2004 dan UU No. 33/2004

** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-6


Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016

b. Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah


Penentuan Daerah Tertentu harus memenuhi kriteria umum, kriteria khusus, dan
kriteria teknis.
Besaran alokasi DAK masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan
indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
Alokasi DAK per daerah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010 tentang Pedoman


Umum Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011, terkait kriteria khusus adalah
sebagai berikut:

Seluruh daerah kabupaten/kota di Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan daerah
tertinggal diprioritaskan mendapat alokasi DAK;
Karakteristik Daerah untuk kabupaten/kota; meliputi daerah pesisir dan/atau
kepulauan, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah rawan bencana; daerah
yang masuk dalam kategori ketahanan pangan, dan daerah pariwisata; dan
Karakteristik daerah untuk provinsi meliputi daerah tertinggal, daerah pesisir
dan/atau kepulauan, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah rawan bencana,
daerah yang masuk dalam kategori ketahanan pangan, dan daerah pariwisata.

Khusus untuk karakteristik daerah, Kota Batam dapat memiliki bobot penekanan dalam
hal:

1. daerah pesisir dan/atau kepulauan


2. daerah perbatasan dengan negara lain
3. daerah pariwisata

ARAH KEGIATAN DAK diantaranya :

DAK Pendidikan
DAK Kesehatan
DAK Keluarga Berencana
DAK Infrastruktur Jalan dan Jembatan
DAK Infrastruktur Irigasi
DAK Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi
DAK Pertanian
DAK Kelautan dan Perikanan

8.3.2.2. Tugas Pembantuan


Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa,
dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari
pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu
dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada
yang menugaskan.

** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-7


Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016

Berdasarkan ketentuan dari Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang


Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dalam pasal 21 ayat (2) dan pasal 50 ayat (2) jo
Peraturan Menteri Keuangan nomor 156/PMK.07/2008 pasal 8, 9, dan 10
mengamanatkan bahwa rencana lokasi dan alokasi program dan kegiatan yang akan
dilimpahkan/ditugaskan disusun dengan memperhatikan (i) kemampuan keuangan
negara, (ii) keseimbangan pendanaan di daerah, dan (iii) kebutuhan pembangunan
daerah. Dana tugas pembantuan digunakan untuk sifat kegiatan fisik, antara lain
kegiatan pengadaan barang seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, jalan,
jaringan, dan irigasi, serta kegiatan yang bersifat fisik lainnya.

Pemerintah Kota Batam dalam hal ini dapat melakukan advokasi ke pemerintah pusat
(melalui K/L terkait) dan/atau pemerintah provinsi, terutama dalam hal/kriteria
kebutuhan pembangunan Kota Batam. Advokasi terutama dapat dilakukan untuk
kebutuhan pembangunan daerah yang sesuai dengan prioritas pembangunan
nasional/provinsi dan merupakan prioritas pembangunan daerah Kota Batam.

Khusus untuk kriteria keseimbangan pendanaan di daerah, telah ada acuan dari
kementerian Keuangan tentang Rekomendasi Menteri Keuangan tentang keseimbangan
pendanaan di daerah dalam rangka perencanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
dengan menggunakan indikator (i) Kemampuan Fiskal Daerah (KFD) dan (ii) Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).

8.3.2.3. Indikator dan Target


Untuk mengetahui keberhasilan dan target indikator program advokasi ini dapat
ditetapkan dan dipilih sejumlah indikator dari bersifat makro hingga mikro. Indikator
makro dalam arti capaian tersebut diperhitungkan secara total daerah, sedangkan mikro
diperhitungkan menurut sektor. Benchmarking nasional pun juga dapat digunakan
sebagai indikator. Berikut ini adalah pilihan-pilihan metode pengukuran indikatornya.

Perhitungan terhadap indikator dapat dilakukan dengan berbagai model;

1. Model proporsi; membandingkan nilai suatu sumber pendanaan terhadap total


sumber pendanaan. Berbagai pilihan indikator antara lain:

Proporsi DAK total terhadap APBD Kota Batam


Proporsi DAK sektor ke-n terhadap anggaran sektor ke-n
Proporsi dana sumber lain terhadap anggaran sektor sejenis.

Sebagai contoh, misalnya untuk:

p= DAK Sektor-1 di Kota Batam x 100%


Anggaran Total Sektor-1 di Kota Batam

P = DAKU1 Kota Batam x 100%

** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-8


Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016

DAKU1 Nasional
Dari data kondisi saat ini, maka dapat diproyeksikan peningkatan proporsi alokasi
DAK per urusan untuk Kota Batam dibandingkan dengan keseluruhan nilai DAK
Nasional per urusannya.

2. Model Quotient; membandingkan nilai sumber pendanaan relatif terhadap


pembanding relatif yang lainnya, contoh untuk kasus DAK;

BQ = DAK Sektor-1 Kota Batam x Anggaran Sektor-1


DAK Total Kota Batam APBD Total

BQ = budget quotient
Bila hasil quotient tersebut di atas BQ>1 maka akan menunjukkan bahwa upaya
memperoleh anggaran pada sektor tersebut relatif menonjol, begipula sebaliknya
apabila quotient BQ<1.

Indikator Pendanaan Melalui DAK (APBN)

Kondisi Target
Urusan - melalui
No Indikator Awal Ket
DAK (APBN) 2012 2013 2014 2015 2016
RPJMD
DAKU1 Kota Batam x 100%
1 ...................... DAK U1 Nasional ....... .... .... .... .... ....
DAKU2 Kota Batam x 100%
2 ...................... DAK U1 Nasional ....... .... .... .... .... ....

3 Dst. ....... .... .... .... .... ....

Beberapa hal terpenting yang harus diperhatikan dalam menyusun indikator:

Tidak menggunakan terlalu banyak indikator dan perhitungan.


Menyepakati pemilihan alat ukur keberhasilannya.
Sosialisasi pemahaman, proses perhitungan dan pemaknaannya.

8.3.3. Rencana Kerja Pembangunan Badan Pengusahaan Kawasan


Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (K-PBPB) Batam

Berdasarkan PP 46/2007 kawasan Batam ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan


Bebas dan Pelabuhan Bebas untuk jangka waktu 70 tahun. Kawasan Batam meliputi
Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang
dan Pulau Galang Baru. Selanjutnya lokasi kawasan PBPB Batam ini diperluas lagi

** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-9


Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016

dengan Pulau Janda Berias dan gugusannya, hal ini berdasarkan PP Nomor 5 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
Untuk dapat mengembangkan Kawasan Batam sebagai kawasan bebas dan
perdagangan bebas, diperlukan peran yang lebih deterministik kepada badan pengelola
kawasan, antara lain:

Mengembangkan Badan Pengelola dengan prinsip-prinsip good corporate


governance.

Tuntutan pelayanan dan pengembangan bisnis dan investasi yang berskala nasional
dan internasional.

Mewujudkan prinsip-prinsip dalam sebuah rencana kerja organisasi (corporate plan)


yang berupa visi, misi, strategi, program, kegiatan, dan penganggaran, yang mampu
menjadi tuntunan/alat bagi seluruh pimpinan dan karyawan.
Mengembangkan pelayanan investasi one stop services.

Sebagai sebuah badan pengelola Kawasan Batam, maka dalam melaksanakan rencana
kegiatannya telah dibuat dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) yang disusun untuk
kurun waktu Tahun 2008-2012 yang berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat
indikatif. Renstra tersebut merupakan dokumen perencanaan taktis strategis lima
tahunan yang akan menggambarkan visi, misi, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan dan investasi di Kawasan Batam.

Visi yang dicanangkan dalam membangun kawasan PBPB adalah Menjadi Pengelola
Kawasan Tujuan Investasi Terkemuka di Asia Pasifik. Visi ini telah disinkronkan
dengan Visi Pemerintah Kota Batam Tahun 20062011. Untuk mewujudkan Visi tersebut
maka ditetapkan Badan Pengusahaan Kawasan Batam selaku pengelola Kawasan Batam
adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan jasa kepelabuhanan kelas dunia;
2. Menjadikan kawasan industri yang berdaya saing internasional;

Misi tersebut diatas, menjadi pendukung untuk pencapaian misi Walikota Batam Tahun
2011-2016 pada misi I dalam mewujudkan visi yaitu Terwujudnya Kota Batam sebagai
Bandar Dunia Madani yang Modern dan Menjadi Andalan Pusat Pertumbuhan
Perekonomian Nasional.

** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-10


Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016

Berdasarkan visi dan misi yang sudah ditetapkan, maka tujuan BP-Batam ke depan
dijabarkan dalam tujuan tiap misi yang sekaligus juga mencerminkan tujuan tiap sektor,
yakni sebagai berikut:
Misi 1 : Menyediakan jasa kepelabuhanan kelas dunia
Tujuan : Mengembangkan pengelolaan jasa kepelabuhanan yang bertaraf
internasional
Misi 2 : Menjadikan kawasan industry yang berdaya saing internasional
Tujuan : Meningkatkan daya tarik investasi bidang industri dan jasa

Berdasarkan tujuan, maka sasaran yang ingin dicapai oleh BP-Batam dalam lima tahun
ke depan yaitu:
Misi 1 : Menyediakan jasa kepelabuhanan kelas dunia
Sasaran :
1. Terwujudnya kapasitas pelabuhan bongkar muat container yang
berstandar internasional
2. Terwujudnya Bandar udara yang mampu melayani lalu lintas barang
dan jasa yang berstandar internasional
Misi 2 : Menjadikan kawasan industry yang berdaya saing internasional
Sasaran :
1. Terwujudnya iklim investasi yang kondusif

** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-11


Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016

8.4 INDIKTOR UMUM

Indikator umum adalah indikator makro yang akan dicapai pada tahun 2012-2016.
Indikator tersebut terutama mengacu pada PP. No.6 Tahun 2008 tentang Evaluasi
Kinerja Otonomi Daerah. Indikator utama menurut PP tersebut adalah Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Target IPM tahun 2016 adalah sekitar 79,3%.

Beberapa indikator strategis yang ingin dicapai antara lain:

Peningkatan kegiatan bisnis di Kota Batam dan pertumbuhan lalu lintas barang dan
orang dari dan ke Kota Batam.
Terjalin kerjasama efektif dengan Pengelola Kawasan Batam.
Aksessibilitas antara wilayah pusat kota dan daerah hinterland meningkat.
Kualitas lingkungan permukiman yang lebih teratur, nyaman dan aman.
Layanan pendidikan dan kesehatan yang prima.

8.5 INDIKATOR KINERJA DAERAH

Indikator kinerja daerah adalah sejumlah indikator yang akan dicapai melalui sejumlah
indikasi kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2012-2016 Pada dasarnya
indikator ini adalah indikator-indikator sasaran guna mencapai indikator umum yang
telah disebutkan sebelumnya. Daftar indikasi kegiatan dan indikatornya dapat dilihat
pada tabel berikut ini,

** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-12

Você também pode gostar