Você está na página 1de 9

---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol.

2(3) September 2015

KEPEMIMPINAN MUTU KEPALA RUANGAN DI RUMAH SAKIT DENGAN


IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN
KEPERAWATAN

Ana Pratiwi, Ratna Agustin, A.Aziz Alimul Hidayat


Program Studi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Email: anapratiwi66@yahoo.com

ABSTRACT
The quality management system is an order which ensures the achievement of
goals and objectives planned quality in nursing services. Implementation of the quality
management system can be affected by the quality of leadership. The purpose of this
study was to determine the influence of head room quality leadership to the
implementation of quality management systems in the hospital nursing service Khodijah
throughout Siti. This research method is using analytic research with cross sectional
approach. The population in this study was 8 rooms consisting of Pavilion Multazam,
Arofah, Sakinah, Shofa Marwah, Annisa, Mina, Ismail, and ICU. Retrieving data is by
using total sampling. Data are collected by using a questionnaire quality leadership
and quality management system implementation of nursing services. Data were
analyzed using linear regression statistical test simply put, the value of significance
0.05. Results of research on the quality of leadership shows a good room chairperson
that is 4 rooms (50%) and obtained enough head room that 4 rooms (50%). While the
implementation of the quality management system of nursing good care that as many as
5 rooms (62.5%). Enough head room that as many as 3 rooms (37.5%). Results of
linear regression analysis to test Simply put, in getting results with = 0.024 < = 0.05
means that there is the influence of leadership influence the quality of head room to the
implementation of quality management systems in the hospital nursing service Khodijah
Throughout Siti. The results of this study are expected nurses to increase the
commitment and responsibility in implementing the quality management system of
nursing services in the inpatient unit so as to achieve the quality of nursing service
quality and can boost confidence, satisfaction of patients, families, communities
towards nursing services.
Keywords: Quality Leadership, Quality Management System Implementation

PENDAHULUAN
Sistem manajemen mutu meru- yang terjadi di pelayanan keperawatan
pakan suatu tatanan yang menjamin adalah rendahnya implementasi sistem
tercapainya tujuan dan sasaran-sasaran manajemen mutu pelayanan keperawa-
mutu yang direncanakan termasuk di tan. Berdasarkan hasil wawancara
dalam pelayanan keperawatan (Semuel dengan ketua PERSI Jawa Timur
dan Zulkarnain, 2011), selain itu menu- Implementasi sistem manajemen mutu
rut (ISO 9001:2000 dalam Semuel dan berdasarkan data rata-rata Rumah Sakit
Zulkarnain, 2011) sistem manajemen yang telah terakreditasi ISO masih
mutu merupakan mengarahkan dan terdapat duapuluh sembilan Rumah Sa-
mengendalikan organisasi dalam hal kit di Jawa Timur dan dua Rumah Sakit
mutu pelayanan. Salah satu masalah berada di Surabaya. Pasien yang menya-

1
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015

takan ketidakpuasan merupakan salah cidera akibat restrain), keterbatasan


satu indikator output dari implementasi perawatan diri, kepuasan pasien,
sistem manajemen mutu, dapat dilihat kecemasan, kenyamanan dan pengeta-
dalam indikator mutu pelayanan kepera- huan. Berdasarkan studi pendahuluan
watan yakni kepuasan pasien, kesela- yang dilakukan oleh peneliti di Rumah
matan pasien, perawatan diri, kenyama- Sakit Siti Khodijah Sepanjang, didapat-
nan pasien, kecemasan, dan kan data pada tahun 2014 adalah angka
pengetahuan (Depkes RI. 2008). kejadian dekubitus yaitu 2 % - 7,5 %
Dalam rangka peningkatan mutu yang melebihi standar pelayanan mini-
tersebut maka diperlukan suatu standar mal No.129/Menkes/SK/II/2008 yang
yang dapat dijadikan acuan bagi seluruh seharusnya 2%, angka KTD (Kejadian
rumah sakit dalam melaksanakan Tidak Diharapkan) yaitu 4% yang
pelayanan di rumah sakit melalui proses melebihi standar pelayanan minimal
akreditasi. Hal ini dilakukan sejalan No.129/Menkes/SK/II/2008 yang seha-
dengan visi KARS Komite Akreditasi rusnya 1,5%. Berdasarkan penelitian
Rumah Sakit) untuk menjadi badan Amaliyah, (2014) menyatakan bahwa
akreditasi berstandar internasional, serta tiga ruangan di rumah sakit siti khodijah
untuk memenuhi tuntutan Undang- dengan mutu pelayanan keperawatan
Undang no 44 Tahun 2009 Tentang kurang dan dua ruangan dengan mutu
Rumah Sakit yang mewajibkan seluruh pelayanan keperawatan cukup. Menurut
rumah sakit di Indonesia untuk penelitian Tipo et al (2009) di RS Siti
meningkatkan mutu pelayanannya Khodijah Sepanjang menyatakan terda-
melalui akreditasi. Standar akreditasi pat 44,9% yang menilai penjelasan atau
baru tersebut terdiri dari 4 (empat) informasi tentang penyakit klien oleh
kelompok yaitu kelompok standar perawat kurang jelas, sedangkan 55,1 %
berfokus kepada pasien, kelompok menyatakan cukup puas.
standar manajemen rumah sakit, Berdasarkan data tersebut di atas
kelompok sasaran keselamatan pasien, Rumah Sakit Siti Khodijah rendah
kelompok sasaran menuju millenium penerapan implementasi sistem manaje-
development. Berdasarkan data dari men mutu pelayanan keperawatan.
KARS (2014), tercatat lima puluh tiga Rendahnya mutu pelayanan keperawa-
rumah sakit (swasta/pemerintah) yang tan di rumah sakit apabila tidak diatasai
lulus akreditasi JCI Versi 2012, yaitu 3 dengan segera akan menimbulkan ber-
RS lulus Tingkat Dasar, 5 RS lulus bagai dampak seperti (1) Menurunnya
Madya, 6 RS lulus Utama dan 39 RS tingkat kepercayaan masyarakat, (2)
lulus Paripurna). Di Jawa Timur sendiri Menurunnya angka kunjungan pasien,
masih 9 RS yang lulus Akreditasi (3 RS (3) pemasukan menurun, (4) Rumah
lulus Utama dan 6 RS lulus Paripurna). sakit tidak bisa membiayai tenaga kerja,
Di Surabaya rumah sakit yang dan yang harus diwaspadai adalah
akreditasi JCI yaitu 5 RS. Salah satu terjadinya kebangkrutan di rumah sakit
rumah sakit yang belum terakreditasi tersebut (Amaliya, 2014).
JCI adalah Rumah Sakit Siti Khodijah Faktor yang mempengaruhi
Sepanjang. mutu pelayanan adalah unsur masukan
Indikator implementasi sistem meliputi tenaga, dana dan sarana, unsur
manajemen mutu pelayanan keperawa- lingkungan meliputii kebijakan, organi-
tan adalah keselamatan pasien (pasien sasi dan manajemen, dan unsur proses
aman dari kejadian jatuh, dekubitus, meliputi tindakan medis dan tindakan
kesalahan pemberian obat (KTD) dan non medis (Azwar, 1996). Dalam unsur

2
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015

masukan terdapat tenaga dan kepemim- dengan motivasi baik akan menerapkan
pinan mutu merupakan tenaga keseha- budaya keselamatan pasien dengan
tan. Kepemimpinan mutu merupakan baik, ada pengaruh gaya kepemimpinan
kemampuan untuk membangkitkan dan kepala ruang terhadap penerapan
menggerakkan semangat orang lain agar budaya keselamatan pasien sebesar
mereka memiliki komitmen dan tang- 36,8%. Menurut penelitian (farida,
gung jawab menyeluruh terhadap setiap 2011) yaitu kepemimpinan efektif
upaya mencapai tujuan organisasi yang dalam memimpin maka akan memberi
berorientasi pada peningkatan mutu dampak positif terhadap kinerja
secara terus-menerus (Pusdiklat perawat, dan sebaliknya apabila
Keseha-tan Depkes RI, 1999 dalam pemimpin tidak efektif akan
Bustami, 2011). Bagian integral rumah memberikan dampak yang negatif
sakit khu-susnya perawat menerapkan terhadap kinerja perawat. Kualitas
Kepemim-pinan yang berorientasi pada kepemimpinan kepala ruangan mempu-
mutu de-ngan memperhatikan Visi nyai hubungan dengan kualitas perawat
Rumah Sakit, diikuti oleh Misi Rumah dalam penerapan komunikasi terapeutik.
Sakit dan ber-pedoman pada indikator Kepemimpinan kepala ruangan
mutu pelayanan keperawatan dan harus memiliki peran penting didalam
mempunyai Komitmen yang tinggi agar implementasi sistem manajemen mutu
didapat mutu pelayanan yang baik. Hal di ruangan karena kepala ruangan
tersebut yang menjadi dasar kuat untuk mempunyai tang-gung jawab dalam
menga-takan bahwa indikator mutu mengelola, meren-canakan, dan
kepera-watan menjadi hal yang mutlak mengendalikan kinerja stafnya dalam
harus ada dan diimplementasikan di manajemen keperawatan (Kiswanto,
rumah sakit (Amaliya, 2014). 2005 dalam Parahita, dkk, 2010).
Tanpa kepemimpinan mutu pada Untuk mengatasi masalah dalam
semua level pimpinan disetiap lembaga, implementasi sistem manajemen mutu
peningkatan mutu akan sulit, atau tidak yang berdampak pada mutu pelayanan
dapat diwujudkan. Komitmen terhadap keperawatan dapat diatasi dengan kepe-
mutu harus menjadi peran utama setiap mimpian mutu kepala ruangan yang
pemimpin dan staf, kerjasama tim, berorientasi pada mutu pelayanan. Oleh
pengawasan dan sumber daya yang karena itu, implementasi sistem mana-
memadai adalah factor-faktor yang jemen mutu hal yang penting untuk
menentukan keberhasilan peningkatan diterapkan supaya meningkatkan kua-
mutu (Robbins, 2008 dalam Usman, litas mutu pelayanan. Berdasarkan
2010). Baik buruknya mutu pelayanan pene-litian yang dilakukan oleh Silow,
keperawatan dapat dilihat melalui Alteras & Meyer pada tahun 2007
indikator kepuasan pasien, keselamatan (Amaliya, 2014) mengungkapkan
pasien, perawatan diri, kenyamanan strategi untuk memperbaiki mutu
pasien, kecemasan, dan pengetahuan pelayanan yaitu untuk memperoleh hasil
(Depkes RI. 2008). yang lebih baik dapat dengan
Berdasarkan penelitian yang memperkuat komitmen untuk
dilakukan (Dhinamita, 2013) bahwa peningkatan mutu pelayanan dan harus
kepemimpinan kepala ruang yang mencerminkan pembentukan ,
efektif akan mempengaruhi upaya pertumbuhan , dan penguatan budaya
mengge-rakkan perawat dalam lingkup mutu pelayanan.
wewe-nangnya untuk menerapkan Berdasarkan uraian diatas maka
budaya keselamatan pasien. Perawat peneliti tertarik membuat penelitian

3
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015

dengan judul pengaruh kepemimpinan mentasi sistem manaje-men mutu pela-


mutu kepala ruangan terhadap imple- yanan keperawatan di rumah sakit siti
mentasi sistem manajemen mutu pela- khodijah sepanjang.
yanan keperawatan di rumah sakit Siti
Khodijah Sepanjang. Tabel 1. Analisa Pengaruh Kepemim-
pinan Mutu Kepala Ruangan Terhadap
METODE Implementasi Sistem Manajemen Mutu
Penelitian ini menggunakan penelitian Palayanan Keperawatan Di Rumah
analitik dengan dengan salah satu jenis Sakit Siti Khodijah Sepanjang.
penelitian ini yaitu cross sectional. Implementasi SSM
Kepemimpinan
Penelitian ini dilakukan dengan cara Mutu Kepala Baik Cukup
memberikan kuesioner kepada kepala Ruangan
N % N % N %
ruangan dan perawat pegawai tetap.
Dalam penelitian ini Baik 4 50 0 0 4 50
populasinya adalah delapan ruangan Cukup 1 12,5 3 37,% 4 50
rawat inap di Rumah Sakit Siti 5 62,5 3 37,5 8 100
Khodijah Sepanjang dengan sampel =0.024 (<0.05)
Regresi Linear Sederhana
delapan ruangan rawat inap dan
responden sebanyak 75 orang dengan
cara Total Sampling.Instrument yang PEMBAHASANIdentifikasi
digunakan dalam penelitian ini adalah Berdasarkan hasil penelitian menunjuk-
dalam bentuk kuesioner untuk kan bahwa kepemimpian mutu kepala
mengetahui kepemimpinan mutu kepala ruangan pada 8 ruangan rawat inap
ruangan dan implementasi sistem menunjukkan bahwa sama besarnya
manajemen mutu pelayanan keperawa- yaitu baik dan cukup. Hal ini
tan. Penelitian ini dilakukan tanggal 1 disebabkan karena dari latar belakang
April 2015. pendidikan kepala ruangan mempunyai
latar pendidikan S1 Keperawatan
HASIL sebanyak 6 responden (75 %), D3
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat Keperawatan sebanyak 1 responden
bahwa hasil kepemimpinan mutu kepala (12,5 %) dan D3 Kebidanan sebanyak 1
ruangan baik yakni 4 (50%) dan responden (12,5 %). Pendidikan
implementasi sistem manajemen mutu perawat juga mempe-ngaruhi
pelayanan keperawatan baik yakni 5 pengetahuan perawat dalam
ruangan (62,5%). Sedangkan memberikan pelayanan kesehatan
didapatkan hasil kepemimpinan mutu sehingga dapat mempengaruhi kinerja
kepala ruang-an cukup yakni 4 (50%) perawat dalam mutu pelayanan
dengan imple-mentasi sistem keperawatan diruangan.
manajemen mutu pelayanan Menurut Kuncoroningrat (1997) dalam
keperawatan cukup yakni sebanyak 3 Nursalam & Siti Pariani (2001),
ruangan (37,5%). Berdasar-kan hasil mengatakan bahwa makin tinggi tingkat
analisis uji Regresi Linear Sederhana pendidikan seseorang, makin mudah
didapatkan hasil signifikan menerima informasi sehingga makin
menunjukkan =0,024 sehingga <, banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
dengan = 0,05 maka hasil kesimpu- Sebaliknya pendidikan yang kurang
lannya H0 ditolak dan H1 diterima, yang akan menghambat perkembangan sikap
berarti ada pengaruh kepemimpinan sesorang terhadap nilai-nilai yang baru
mutu kepala ruangan terhadap imple- diperkenalkan. Menurut Kopelman
(1986) dalam Nursalam (2014), yang

4
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015

menyatakan bahwa faktor penentu hasil yang diperoleh dengan perenca-


organisasi yakni kepemimpinan dan naan yang dibuat (Harsey & Blanchard,
sistem imbalan berpengaruh pada kiner- 1977). Menurut Juran dalam Wijono
ja individu atau organisasi melalui (1999) menyatakan mutu tidak datang
motivasi, sedang faktor penentu organi- demikian saja, perlu direncanakan dan
sasi, yakni pendidikan berpengaruh dirancang, perencanaan mutu merupa-
pada kinerja individu atau organisasi kan suatu bagian yang diperlukan yakni
melalui variabel pengetahuan, melalui perencanaan mutu,
keterampilan atau kemampuan. pengendalian mutu, dan peningkatan
Kemampuan dibangun oleh mutu. Hal ini sesuai yang dikemukakan
pengetahuan dan keterampilan tenaga oleh Dhina-mita (2013) menjelaskan
kerja. bahwa kepe-mimpinan kepala ruangan
Hal ini juga dapat dilihat dari tiga yang efektif akan mempengaruhi upaya
indikator kepemimpinan mutu kepala menggerak-kan perawat dalam lingkup
ruangan anatara lain perencanaan mutu, wewenang-nya untuk menerapkan
pengendalian mutu dan peningkatan budaya keselamatan pasien.
mutu. Berdasarkan hasil penelitian Perencanaan mutu, pengendalian mutu
diperoleh rata-rata perencanaan mutu dan peningkatan mutu oleh
oleh kepemimpinan mutu kepala kepemimpinan mutu kepala ruangan
ruangan (75,2 %), untuk rata-rata dibutuhkan dalam menjalankan
pengendalian mutu oleh kepemimpinan pengorganisasian diruangan dalam m-
mutu kepala ruangan (83,5 %) dan rata- eningkatkan mutu pelayanan kepera-
rata dari peningkatan mutu oleh kepe- watan. Disamping itu kepala ruangan
mimpinan mutu kepala ruangan (74,6 diharapkan dapat bertanggung jawab
%). Hal ini sesuai dengan pendapat dan mampu melaksanakan manajemen
yang dikemukakan oleh Longest (1976) keperawatan sehingga dapat menghasil-
mengemukakan bahwa perencanaan kan pelayanan yang berkualitas. Tujuan
yang baik akan menentukan akhirnya adalah terciptanya kepuasan
keberhasilan kegiatan dan pencapaian pada pasien dan keluarga.
tujuan serta menghindari keterperang- Berdasarkan hasil penelitian
kapan dalam ketidaksiapan dari seluruh menunjukkan bahwa implementasi
komponen kepemimpinan (Aswani, sistem manajemen mutu pelayanan
dkk., 2006). Menurut Gillies (1998), keperawatan pada 8 ruangan rawat inap
yang menyatakan fungsi perencanaan menunjukkan bahwa sebagian besar
sebaiknya dilakukan oleh kepala yaitu baik. Hal ini disebabkan karena
ruangan secara optimal agar dapat dalam ruangan/organisasi yang menja-
memberikan arah kepada perawat lankan sistem manajemen mutu bukan
pelaksana, mengurangi dampak peruba- hanya kepala ruangan tetapi perawat
han yang terjadi, memperkecil pembo- pelaksana. Sumber daya manusia,
rosan atau kelebihan dan menentukan komitmen terhadap pekerjaan, tanggung
standart yang akan digunakan dalam jawab, situasi kerja, evaluasi berkesi-
melakukan pengawasan serta penca- nambungan dan budaya organisasi juga
paian tujuan. Kepemimpian dalam akan mempengaruhi dalam implement-
penegendalian berguna untuk menen- tasi sistem manajemen mutu pelayanan
tukan kegiatan yang akan datang, keperawatan dalam suatu organisasi
mengumpulkan umpan balik dan hasil- /ruangan.
hasil yang secara periodik ditindak- Menurut Robbins (2008)
lanjuti dalam rangka membandingkan komitmen terhadap mutu harus menjadi

5
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015

peran utama setiap pemimpin dan setiap pelaksanaan (do), pemeriksaan (check)
orang dalam lembaga/organisasi untuk dan perbaikan (action). Dalam setiap
meningkatkan mutu karena mutu adalah prosesnya senantiasa melakukan peren-
urusan setiap orang, disamping komit- canaan yang matang, implementasi
men kerjasama tim yang solid, yang terukur dengan jelas, dilakukan
kepengawasan yang ketat dan sumber evaluasi dan analisis data yang akurat
daya yang memadai merupakan faktor serta tindakan perbaikan yang sesuai
yang menentukan keberhasilan pening- dan monitoring pelaksanaannya agar
katan mutu. Menurut Tasmara (2002) bisa menuntaskan masalah yang terjadi
budaya kerja sebagai pola kebiasaan di organisasi (Prabowo, 2009). Dalam
yang didasarkan cara pandang atau cara implementasi sistem manajemen mutu
seseorang memberikan makna terhadap akan sangat efektif apabila setiap bagian
kerja yang mewarnai suasana hati dan dari organisasi memahami fungsi,
keyakinan yang kuat atas nilai-nilai tanggung jawab, dan keterkaitannya
yang diyakininya, serta memiliki sema- dengan bagian lain dalam sistem
ngat bersungguh-sungguh untuk tersebut. Perencanaan, pelaksanaan,
mewujudkannya dalam bentuk prestasi pemeriksaan dan perbaikan oleh kepala
kerja. ruangan dalam sistem manajemen mutu
Hal ini dapat di lihat dari empat di ruangan secara tidak langsung akan
indikator implementasi sistem manaje- mempengaruhi baik buruknya mutu
men mutu pelayanan keperawatan oleh pelayanan keperawatan dalam ruangan
kepala ruangan yakni perencanaan karena itu dengan implementasi sistem
(plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan manajemen mutu bertujuan untuk
(check), dan perbaikan (action). Berda- meningkatkan dan memberikan pelaya-
sarkan hasil penelitian diperoleh nilai nan yang terbaik kepada pasien dalam
rata-rata dari perencanaan (plan) oleh menjaga mutu pelayanan keperawatan.
kepala ruangan dalam implementasi Hasil penelitian menunjukkan
sistem manajemen mutu pelayanan bahwa kepemimpinan mutu kepala
keperawatan (89,2 %), untuk rata-rata ruangan yakni baik dan cukup,
yang diperoleh dari pelaksanaan (do) sedangkan implementasi sistem manaje-
oleh kepala ruangan dalam men mutu pelayanan keperawatan yakni
implementasi sistem manajemen mutu baik dan cukup. Bersadarkan hasil uji
pelayanan keperawatan (72,5 %), untuk statistik Regresi Linear Sederhana
rata-rata yang diperoleh dari didapatkan hasil signifikan
pemeriksaan (check) oleh kepala menunjukkan nilai p=0.024 <0.05,
ruangan dalam implementasi sistem maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang
manajemen mutu pelayanan berarti ada pengaruh kepemimpinan
keperawatan (75 %), dan rata-rata dari mutu kepala ruangan dengan
perbaikan (action) oleh kepala ruangan implement-tasi sistem manajemen mutu
dalam implementasi sistem manajemen pelayanan keperawatan.
mutu pelayanan keperawatan (75 %). Berdasarkan hasil penelitian
Menurut Deming dalam Wijono (1999) yang diperoleh di RS Siti Khodijah
menyatakan untuk membantu menye- Sepanjang di dapatkan data yang
lenggarakan dan menegakkan organisasi menyatakan kepemimpinan mutu kepala
mutu dalam jangka panjang dan ruangan baik sebanyak 4 ruangan (50%)
berkelanjutan terdiri dari empat tahapan dan kepemimpinan mutu kepala
yang satu mengikuti yang lain berulang- ruangan cukup sebanyak 4 ruangan
ulang yaitu melalui perencanaan (plan), (50%) sedangkan implementasi sistem

6
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015

manajemen mutu pelayanan kepemimpinan kepala ruangan, faktor


keperawatan baik sebanyak 5 responden tersebut yakni kesadaran mutu setiap
(62,5%) dan implementasi sistem perawat pelaksanan, sumber daya
manajemen mutu pelayanan manusia, komitmen perawat dalam
keperawatan cukup sebanyak 3 ruangan menjalankan pekerjaannya, tanggung
(37,5%). Hal ini dapat di lihat dari tiga jawab dalam tugas keperawatan. Hal ini
indikator kepemimpinan mutu yang sesuai yang dikemukakan oleh
digunakan yaitu perencanaan mutu, Pangemanan (2013) menyatakan bahwa
pengendalian mutu dan pening-katan faktor yang dapat mempengaruhi
mutu, sedangkan implementasi sistem efektivitas penerapan sistem manajemen
manajemen mutu dapat dilihat dari mutu yaitu kepemimpinan mutu,
empat indikator yang digunakan yaitu kesadaran mutu, sumber daya manusia,
perencanaan (plan), pelaksanaan (do), komitmen manajemen, tanggung jawab
pemeriksaan (check) dan perbaikan manajemen, iklim kerja, eveluasi
(action). Dalam perencanaan mutu berkesinambungan, dan budaya
kepala ruangan kurang melaksanakan organisasi. Menurut Robbins (2008)
identifikasi kepuasan pasien dalam komitmen terhadap mutu harus menjadi
pelayanan keperawatan, dalam pengen- peran utama setiap pemimpin dan setiap
dalian mutu kepala ruangan kurang orang dalam lembaga/organisasi untuk
bertindak terhadap penyimpangan mutu meningkatkan mutu karena mutu adalah
dengan pengawasan terus-menerus, da- urusan setiap orang, disamping komit-
lam peningkatan mutu kepala ruangan men kerjasama tim yang solid, kepenga-
tidak mengirimkan seminar/pelatihan wasan yang ketat dan sumber daya yang
untuk perawat pelaksana. Sedangkan memadai merupakan faktor yang
dalam implementasi sistem manajemen menentukan keberhasilan peningkatan
mutu dalam perencanaan (plan) ruangan mutu.
belum memiliki rencana strategis dalam Menurut Juran dalam Wijono
pelayanan, dalam pelaksanaan (do) (1999) menyatakan mutu tidak datang
ruangan tidak memberikan fasilitas demikian saja, perlu direncanakan dan
untuk seminar/pelatihan pada perawat dirancang, perencanaan mutu merupa-
dan kurang melakukan survey kebu- kan suatu bagian yang diperlukan yakni
tuhan pasien, dalam pemeriksaan melalui perencanaan mutu,
(check) ruangan belum melakukan pengendalian mutu, dan peningkatan
pemeriksaan terhadap program yang mutu . Menurut Deming dalam Wijono
telah dilaksanakan dan ruangan kurang (1999) menya-takan untuk membantu
melakukan monitoring hasil kinerja menyeleng-garakan dan menegakkan
perawat dalam memberikan pelayanan organisasi mutu dalam jangka panjang
keperawatan, dalam perbaikan ruangan dan berkelanjutan terdiri dari empat
kurang menindaklanjuti hasil dari audit. tahapan yang satu mengikuti yang lain
Hal ini dikarenakan dalam berulang-ulang yaitu melalui
kepemimpinan mutu kepala ruangan perencanaan (plan), pelaksanaan (do),
dapat mempengaruhi sistem manajemen pemeriksaan (check) dan perbaikan
mutu pelayanan keperawatan dalam (action).
ruangan yang dipimpin oleh kepala Menurut teori kontemporer bah-
ruangan, tetapi dalam implementasi wa teori ini menekankan pada empat
sistem manajemen mutu juga dapat komponen penting dalam suatu
dipengaruhi oleh faktor lain dari pengelo-laan, yaitu manajer/pemimpin,
ruangan bukan hanya dipengaruhi oleh staf dan atasan, pekerjaan, serta ling-

7
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015

kungan. Dalam melaksanakan suatu tan dapat terlaksanan dengan kerjasama


manajemen seorang pemimpin harus antara kepemimpinan mutu kepala
mengintegra-sikan keempat unsur ruangan dengan perawat pelaksana yang
tersebut untuk mencapai tujuan memberikan pelayanan sesuai standar
organisasi. Menurut pendapat Schein yang sudah ditetapkan dalam setiap
(1970) dalam Marquis (2010) ruangan dan berpedoman pada pening-
mengemukakan bahwa staf atau katan mutu. Sehingga akan menghasil-
pegawai adalah manusia sebagai suatu kan output yaitu mutu pelayanan
sistem terbuka yang selalu berinteraksi kepera-watan yang berkualitas yakni
dengan sekitarnya dan berkembang kepuasan pada pasien, kenyamanan,
secara dinamis, asumsi terori ini sebagi keselamatan, tidak terjadinya
berikut: (1) manusia memiliki karakte- kecemasan pada pasien, terpenuhinya
ristik yang sangat komplek. Mereka kebutuhan kebersihan dan perawatan
mempunyai motivasi yang bervariasi diri, meningkatnya penge-tahuan
dalam melakukan suatu pekerjaan, (2) pasien.
motivasi seseorang tidak tetap, tetapi
berkembang sesuai perubahan waktu, KESIMPULAN
(3) tujuan bisa berbeda pada situasi Terdapat pengaruh antara kepemimpi-
yang berbeda pula, (4) produktivitas nan mutu kepala ruangan di Rumah
dipenga-ruhi oleh tugas yang harus Sakit Siti Khodijah Sepanjang dengan
diselesaikan, kempuan seseorang, implementasi sistem manajemen mutu
pengalaman dan kesadaran. pelayanan keperawatan di Rumah Sakit
Proses implementasi sistem Siti Khodijah Sepanjang.
manajemen mutu akan efektif bila
perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan
dan perbaikan dijalankan oleh kepala DAFTAR PUSTAKA
ruangan dengan baik dan akan lebih Amaliyah, M. (2014). Hubungan Gaya
baik lagi apabila kepala ruangan denagn Kepemimpinan Kepala Ruangan
kepemimpianannya yang efektif dapat dan Kinerja Perawat Dengan
mengontrol dan mengawasi perawat Mutu Pelayanan Keperawatan di
dalam melaksanakan tindakan kepera- Rumah Sakit Siti Khodijah
watan. Menurut teori kontingensi dan Sepanjang.
situasional menekankan bahwa pemim- Aswan, dkk. (2006). Managemen
pin yang efektif adalah pemimpin yang Bangsal. Jakarta: ECG
melaksanakan tugasnya dengan men- Azwar, A. (1996). Pengantar
gombinasikan antara faktor bawaan, Administrasi Kesehatan, Edisi
perilaku dan situasi. Menurut Holander Ketiga. Binarupa Aksara
(1978) dalam Marquis (2010), pemim- Bustami, (2011). Penjamin Mutu
pin yang efektif memerlukan kemam- Pelayanan Kesehatan & Askep
puan untuk menggunakan proses penye- Tabilitasnya. Jakarta : Erlangga.
lesaian masalah, mempertahankan ke- Departemen Kesehatan Republik
lompok secara efektif, mempunyai Indonesia, (2008). Pedoman
kemempuan komunikasi yang baik Indikator Mutu Pelayanan
dengan bawahannya, menunjukkan Keperawatan Klinik di Sarana
kejujuran dalam memimpin, kompeten, Kesehatan. Jakarta : Direktorat
kreatif dan mampu mengembangkan Bina Pelayanan Keperawatan.
kelompok. Implementasi sistem Dhinamita, (2013). Pengaruh Motivasi
manajemen mutu pelayanana keperawa- Perawat Dan Gaya Kepemimpinan

8
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015

Kepala Ruang Terhadap Prabowo, S.L. (2009). Implementasi


Penerapan Budaya Keselamatan Sistem Manajemen Mutu ISO
Pasien Oleh Perawat Pelaksana 9001:2008 di Perguruan Tinggi
Pada Rumah Sakit Pemerintah Di (Guidelines IWA-2). Malang: UIN
Semarang. Malang Press.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.ph Pengemanan, (2013). Faktor-faktor
p/JMK/article/view/1010. Tanggal yang Mempengaruhi Efektifitas
24 November 2014. Jam 20.12. Penerapan Sistem Manajemen
Farida, (2011). Kepemimpinan Efektif Mutu ISO 9001 pada Perusahaan
dan Motivasi Kerja Dalam Kontraktor di Kota Manado.
Menerapkan Komunikasi http://ejournal.unsrat.ac.id/index.p
Terapeutik Perawat. hp/jime/article/view/4260.
http://journal.lib.unair.ac.id/index. Tanggal 29 Desember 2014. Jam
php/JN/article/view/582. Tanggal 16.34.
26 November 2014. Jam 22.28. Robbins (2008). The Trusth About
Gillies, D.A (1998). Nursing Managing People. Second Edition.
Management, 2rd,Ed. Upper Sadle River, Nex Jersey :
Philadelphia : W.B Saunders Pearson Education, Inc.
Company. Semuel & Zulkarnain, (2011).
Harsey, P & Blanchard (1977). Pengaruh Sistem Manajemen
Management Of Organizational Mutu Iso Terhadap Kinerja
Behavior : Untilizing Human Karyawan Melalui Budaya
Resources. Englewood Cliffs, N. J Kualitas Perusahaan.
: Prentice Hall. http://puslit2.petra.ac.id/gudangpa
Marquis, B. L. (2010). Kepemimpinan per/files/2053.pdf. Tanggal 23
Dan Manajemen Keperawatan : November 2014. Jam 21.14.
Teori & Aplikasi. Ed.4. Jakarta : Tasmara, Toto. (2002). Etos Kerja
EGC. Islami. Jakarta: Gema Insani
Nursalam, (2014). Managemen Press.
Keperawatan : Aplikasi dalam Tipo Dkk, 2009, Hubungan Komunikasi
Praktik Keperawatan Profesional, Terapeutik Perawat Dengan
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika. Kepuasan Pasien Dalam
Nursalam & Siti, P. 2001. Pendekatan Pelayanan Keperawatan Di
Praktis Metodologi Riset Rumah Sakit Siti Khodijah
Keperawatan. Jakarta: CV. Sepanjang.Http://Apps.UmSuraba
Sagung setyo ya.Ac.Id/Jurnal/Files/Disk1/1/Um
Parahita, dkk, (2010). Analisis Kinerja surabaya-1912-Anisrosiat-8-1-
Kepala Ruang Setelah Mendapat Hubungan-.Pdf. Tanggal 24
Pelatihan Manajemen Januari 2015. Jam 21.15.
Keperawatan Menurut Persepsi Usman, H. (2010). Manajemen : Teori,
Staf Keperawatan Di Rumah Sakit Praktik, dan Riset Pendidikan,
Pku Muhammadiyah Surakarta. Edisi 3. Jakarta : Bumi Aksara.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/b Wijono, D. (1999). Manajemen Mutu
itstream/handle/123456789/3705/I Pelayanan Kesehatan. Surabaya :
VANA%20KUSUMA%20ARUM Airlangga University Press.
%20PRATIWI%20fix%20BGT.p
df?sequence=2. Tanggal 23
November 2014. Jam 22.08.

Você também pode gostar