Dokumen tersebut membahas tentang teknik pengambilan sampel makanan yang representatif dan akurat untuk keperluan analisis kimia. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah: (1) sampel harus diambil secara acak dan mewakili seluruh populasi, (2) ukuran dan jumlah sampel yang tepat diperlukan, dan (3) parameter seperti homogenitas, cara pengambilan, dan jumlah sampel perlu diperhatikan untuk hasil yang ak
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pengambilan sampel makanan yang representatif dan akurat untuk keperluan analisis kimia. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah: (1) sampel harus diambil secara acak dan mewakili seluruh populasi, (2) ukuran dan jumlah sampel yang tepat diperlukan, dan (3) parameter seperti homogenitas, cara pengambilan, dan jumlah sampel perlu diperhatikan untuk hasil yang ak
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pengambilan sampel makanan yang representatif dan akurat untuk keperluan analisis kimia. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah: (1) sampel harus diambil secara acak dan mewakili seluruh populasi, (2) ukuran dan jumlah sampel yang tepat diperlukan, dan (3) parameter seperti homogenitas, cara pengambilan, dan jumlah sampel perlu diperhatikan untuk hasil yang ak
Tahap pertama dalam pemilihan sampel bahan makanan adalah pemilihan sampel. Idealnya, suatu sampel harus identik dengan populasi bahan makanan. Sampel dapat dipilih secara acak sesuai dengan pertimbangan analis atau sesuai dengan suatu sistem yang didasarkan pada waktu dan tempat (misalnya pengambilan dilakukan tiap hari, pada waktu siang, atau pengambilan dilakukan dalam suatu bagian tertentu produk atau wadah bahan makanan). Sampel harus bersifat representative, dikumpulkan tanpa menimbulkan kontaminasi, dan ditangani secara baik utk menghasilkan hasil analis yang akurat. Jika analis dilakukan sesaat setelah di;alilam pengambilan sampel, maka sampel harus diawetkan untuk mencegah kerusakan. Pengawetan mencakup pengendalian suhu, kelembaban, oksigen, cahaya, dan dapat dilakukan dengan cara sederhana dengan membungkus sampel dalam wadah yang sesuai dan meleltakanya dalam pendingin. Wadah yang digunakan harus kering dan tidak mudah pecah Teknik pengambilan sampel makanan harus dilakukan dengan benar. Apabila Tidak tepat dalam pengambilan sampel, hasil analisis kimia yang diperoleh tidak dapat menggambarkan kondisi yang representatif atau mewakili keseluruhan dari bahan yang akan dianalisis. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam pengambilan sampel perlu diperhatikan beberapa parameter sebagai berikut : a. Homogenitas Sampel Efek ukuran dan berat partikel sangat berpengaruh terhadap homogenitas bahan, dimana bagian yang berukuran dan berat lebih besar cenderung akan berpisah dengan bagian yang lebih kecil dan ringan (segregasi). Oleh karena itu sebelum sampel diambil, bahan harus dicampur secara merata atau sampel diambil secara acak dari beberapa bagian baik bagian dasar, tengah maupun bagian atas sehingga diperoleh sampel yang representatif. Demikian juga pada tanaman disuatu lahan, kualitas pada tiap bagian tanaman atau lahan mempunyai kualitas yang berbeda. b. Cara Pengambilan Sampel Sampel dari bahan dapat diambil secara non-selektif atau selektif. Non- selektif adalah pengambilan sampel secara acak dari keseluruhan bahan tanpa memperhatikan atau memisahkan bagian dari bahan tersebut. Misalnya dalam pengambilan sampel rumput gajah, sampel diambil dari seluruh bagian rumput, baik daun maupun batang, kemudian dipotong-potong dan dicampur secara merata agar diperoleh bahan yang homogen. Selektif artinya pengambilan sampel secara acak dari bagian tertentu suatu bahan. Misalnya sampel rumput gajah tadi dipisahkan pengambilan sampel batang dan daun. c. Jumlah Sampel Jumlah sampel yang diambil akan sangat berpengaruh terhadap tingkat representatif sampel yang diambil. Jumlah sampel yang diambil tergantung dari kebutuhan untuk evaluasi dan jumlah bahan yang diambil sampelnya. Sebagai pedoman jumlah sampel yang diambil adalah 10 persen dari jumlah bahan.
Nomor 4. Ukuran sampel yang harus diambil
Ukuran sampel yang diambil akan sangat berpengaruh terhadap tingkat representative sampel yang diambil. Jumlah sampel yang diambil tergantung dari kebutuhan untuk evaluasi dan jumlah bahan yang diambil sampelnya. Sebagai pedoman jumlah sampel yang diambil adalah 10 persen dari jumlah bahan. Sebagai contoh, seorang analis ingin menganalisis kadar protein dalam daging ayam kampung di sebuah peternakan, bahan utama yang digunakan adalah daging bagian dada ayam kampung sebanyak 4,75 kg. daging tersebut diperoleh dari 54 ekor ayam dengan berat hidup rata-rata 900 gram dan berumur sekitar empat bulan. Daftar pustaka www.Hanyakimia.blogspot.co.id. 2013. Teknik preparasi sampel untuk bahan makanan. Diambil dari :http://Hanyakimia.blogspot.co.id/2013/03/teknik- preparasi-sampel-untuk-bahan.html?m=1 (19 februari 2017) Rohman, Abdul. 2013. Analisis komponen makanan. Graha ilmu; Yogyakarta.