Você está na página 1de 3

AZG

Nomor 3. Memilih sampel


Tahap pertama dalam pemilihan sampel bahan makanan adalah
pemilihan sampel. Idealnya, suatu sampel harus identik dengan populasi bahan
makanan. Sampel dapat dipilih secara acak sesuai dengan pertimbangan analis
atau sesuai dengan suatu sistem yang didasarkan pada waktu dan tempat
(misalnya pengambilan dilakukan tiap hari, pada waktu siang, atau
pengambilan dilakukan dalam suatu bagian tertentu produk atau wadah bahan
makanan).
Sampel harus bersifat representative, dikumpulkan tanpa menimbulkan
kontaminasi, dan ditangani secara baik utk menghasilkan hasil analis yang
akurat. Jika analis dilakukan sesaat setelah di;alilam pengambilan sampel,
maka sampel harus diawetkan untuk mencegah kerusakan. Pengawetan
mencakup pengendalian suhu, kelembaban, oksigen, cahaya, dan dapat
dilakukan dengan cara sederhana dengan membungkus sampel dalam wadah
yang sesuai dan meleltakanya dalam pendingin. Wadah yang digunakan harus
kering dan tidak mudah pecah
Teknik pengambilan sampel makanan harus dilakukan dengan benar.
Apabila Tidak tepat dalam pengambilan sampel, hasil analisis kimia yang
diperoleh tidak dapat menggambarkan kondisi yang representatif atau
mewakili keseluruhan dari bahan yang akan dianalisis. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka dalam pengambilan sampel perlu diperhatikan beberapa
parameter sebagai berikut :
a. Homogenitas Sampel
Efek ukuran dan berat partikel sangat berpengaruh terhadap
homogenitas bahan, dimana bagian yang berukuran dan berat lebih
besar cenderung akan berpisah dengan bagian yang lebih kecil dan
ringan (segregasi). Oleh karena itu sebelum sampel diambil, bahan
harus dicampur secara merata atau sampel diambil secara acak dari
beberapa bagian baik bagian dasar, tengah maupun bagian atas
sehingga diperoleh sampel yang representatif. Demikian juga pada
tanaman disuatu lahan, kualitas pada tiap bagian tanaman atau lahan
mempunyai kualitas yang berbeda.
b. Cara Pengambilan Sampel
Sampel dari bahan dapat diambil secara non-selektif atau selektif. Non-
selektif adalah pengambilan sampel secara acak dari keseluruhan
bahan tanpa memperhatikan atau memisahkan bagian dari bahan
tersebut. Misalnya dalam pengambilan sampel rumput gajah, sampel
diambil dari seluruh bagian rumput, baik daun maupun batang,
kemudian dipotong-potong dan dicampur secara merata agar diperoleh
bahan yang homogen. Selektif artinya pengambilan sampel secara
acak dari bagian tertentu suatu bahan. Misalnya sampel rumput gajah
tadi dipisahkan pengambilan sampel batang dan daun.
c. Jumlah Sampel
Jumlah sampel yang diambil akan sangat berpengaruh terhadap
tingkat representatif sampel yang diambil. Jumlah sampel yang diambil
tergantung dari kebutuhan untuk evaluasi dan jumlah bahan yang
diambil sampelnya. Sebagai pedoman jumlah sampel yang diambil
adalah 10 persen dari jumlah bahan.

Nomor 4. Ukuran sampel yang harus diambil


Ukuran sampel yang diambil akan sangat berpengaruh terhadap tingkat
representative sampel yang diambil. Jumlah sampel yang diambil tergantung
dari kebutuhan untuk evaluasi dan jumlah bahan yang diambil sampelnya.
Sebagai pedoman jumlah sampel yang diambil adalah 10 persen dari jumlah
bahan. Sebagai contoh, seorang analis ingin menganalisis kadar protein dalam
daging ayam kampung di sebuah peternakan, bahan utama yang digunakan
adalah daging bagian dada ayam kampung sebanyak 4,75 kg. daging tersebut
diperoleh dari 54 ekor ayam dengan berat hidup rata-rata 900 gram dan
berumur sekitar empat bulan.
Daftar pustaka
www.Hanyakimia.blogspot.co.id. 2013. Teknik preparasi sampel untuk bahan
makanan. Diambil dari :http://Hanyakimia.blogspot.co.id/2013/03/teknik-
preparasi-sampel-untuk-bahan.html?m=1 (19 februari 2017)
Rohman, Abdul. 2013. Analisis komponen makanan. Graha ilmu; Yogyakarta.

Você também pode gostar