Você está na página 1de 4

Analisis dan Pembahasan Identifikasi Gugus Aldehid, Keton dan Karboksilat

2. Uji Fehling dan Benedict

Percobaan ini bertujuan untuk dapat membedakan senyawa aldehid dan keton dengan
mereaksikannya menggunakan reagen fehling. Sedangkan prinsip dari percobaan ini adalah
reaksi redoks (Reduksi-Oksidasi), dimana gugus aldehid dioksidasi membentuk asam
karboksilat sementara ion Cu2+ akan tereduksi menjadi Cu+.
Dalam percobaan ini yang pertama dilakukan adalah membuat reagen fehling, 10 ml
Fehling A (CuSO4) berwarna biru ditambahkan 10 ml Fehling B (KNaC4H4O64H2O) tidak
berwarna dan menghasilkan larutan berwarna biru pekat. Reaksi ini membentuk senyawa
kompleks bistartratocuprate (II). Berikut persamaan reaksinya:

2KNaC4H4O6(aq)+2Cu2+(aq)+2OH(aq) Cu[C4H2O6]22(aq) + Cu(OH)2(aq) + 2Na+(aq) + 2K+(aq) + 2N+(aq)

Selanjutnya, dilakukan uji fehling pada tiga senyawa yaitu formaldehid, aseton, dan
sikloheksanon. Pertama dimasukkan masing-masing 5ml reagen fehling ke dalam 3 tabung
reaksi kemudian pada tabung reaksi 1 ditambahkan 4 tetes larutan formaldehid tidak
berwarna yang menghasilkan larutan tetap berwarna biru (tidak mengalami perubahan
warna). Selanjutnya pada tabung reaksi 2 ditambahkan 4 tetes larutan aseton tidak berwarna
yang tidak menghasilkan perubahan warna pada larutan. Kemudian pada tabung reaksi 3
ditambahkan 4 tetes larutan sikloheksanon, yang hasilnya sama dengan tabung reaksi 1 dan
2 yaitu tidak mengalami perubahan warna pada larutan.
Setelah itu ketiga tabung reaksi tersebut ditempatkan pada air mendidih dan diamati
perubahan yang terjadi setelah 10-15 menit. Pada tabung reaksi 1 terbentuk endapan merah
bata, disini menunjukkan bahwa larutan formaldehid dapat bereaksi dengan reagen fehling.
Sesuai dengan teori bahwa reagen fehling mengandung ion Cu2+ yang bersifat oksidator
lemah. Ion tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid menjadi karboksilat dan
menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan terbentuknya Cu2O. Berikut adalah
persamaan reaksinya:
CH2O(aq) + 2CuO(aq) CH2O2(aq) + Cu2O(s)
Endapan merah bata

Sedangkan pada tabung reaksi 2 dan 3 tidak mengalami suatu perubahan. Disini
menunjukkan bahwa senyawa aseton dan senyawa sikloheksanon tidak dapat bereaksi dengan
reagen fehling. Sesuai teori bahwa fehling yang bersifat oksidator lemah tidak dapat
mengoksidasi gugus keton. Berikut persamaan reaksi senyawa aseton dengan reagen fehling:

C
H3C CH3 +
2Cu2+ (aq) + 5OH-(aq)
Berikut persamaan reaksi senyawa sikloheksanon dengan reagen fehling:
O

+2Cu2+(aq)+5OH-(aq)

3. Adisi Bisulfit

Percobaan ini bertujuan untuk menguji adanya gugus keton pada senyawa aseton
dengan cara mereaksikannya dengan reagen natrium bisulfit. Prinsip dari percobaan ini
adalah adisi bisulfit pada ikatan rangkap karbonil. Dalam percobaan kami menggunakan 5 ml
NaHSO3 tidak berwarna dimasukkan dalam erlenmeyer 50 ml. Kemudian didinginkan di
dalam air es. Hal ini bertujuan untuk membentuk kristal NaHSO3. Selanjutnya ditambahkan
2,5 ml aseton tidak berwarna, tetes demi tetes sambil dikocok yang tidak menghasilkan
perubahan warna. Setelah itu ditambahkan 10 ml etanol tidak berwarna dan menghasilkan
hablur berwarna putih. Fungsi penambahan etanol adalah untuk mempermudah terjadinya
pengahabluran. Berikut adalah persamaan reaksinya:
O OH
CH3 C + Na+HSO3- CH3 C SO3-Na+
CH3 CH3

OH C2H5OH OH
CH3 C SO3-Na+ CH3 C OC2H5
CH3 CH3
Selanjutnya hablur disaring dengan kertas saring dan corong saring untuk memisahkan residu
dan filtrat. Residu dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah beberapa tetes
HCl pekat sampai hablur larut. Dalam percobaan kami membutuhkan 6 tetes HCl untuk
melarutkan residu. Ketika direaksikan dengan HCl pekat endapan (residu) yang terbentuk
akan membebaskan senyawa karbonil menjadi keton kembali.
Berikut adalah persamaan reaksinya:
OH O
CH3 C CH3 + HCl H3C C CH3
CH3

4. Pengujian dengan Fenilhidrasin

Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi aldehid dan keton dengan prinsip
kerjanya mengamati perbedaan titik lelehnya dengan cara mereaksikannya dengan
fenilhidrasin. Pada percobaan kami menggunakan benzaldehid sebagai aldehid dan
sikloheksanon sebagai keton. Dalam percobaan ini, pertama kami memasukkan 5 ml
fenilhidrasin yang berwarna kuning dengan bau menyengat ke dalam masing-masing tabung
reaksi, disini kami menggunakan dua tabung reaksi. Kemudian pada tabung 1 ditambahkan
10 tetes benzaldehid tidak berwarna dan ditutup kemudian diguncang kuat selama 1-2 menit
yang menghasilkan endapan kuning. Selanjutnya disaring dengan kertas saring dan corong
penyaring untuk memisahkan residu dari filtratnya. Residu dicuci dengan sedikit air dingin
untuk melarutkan zat-zat yang tidak diinginkan. Kemudian ditambah sedikit etanol tidak
berwarna melalui kertas saring. Hal ini bertujuan untuk menghablurkan Fenilhidrasin yang
terbentuk. Selanjutnya residu dituang diatas kaca arloji. Sedangkan pada tabung 2
ditambahkan 10 tetes sikloheksanon tidak berwarna dan ditutup kemudian diguncang kuat
selama 1-2 menit yang menghasilkan endapan putih kekuningan. Selanjutnya disaring dengan
kertas saring dan corong penyaring untuk memisahkan residu dari filtratnya. Residu dicuci
dengan sedikit air dingin untuk melarutkan zat-zat yang tidak diinginkan. Kemudian
ditambah sedikit etanol melalui kertas saring. Hal ini bertujuan untuk menghablurkan
Fenilhidrasin yang terbentuk. Selanjutnya residu dituang diatas kaca arloji.

Berikut persamaan reaksi pada tabung 1:

O
H + H2N NH C N NH
H + H2O

+ H2O
Proses selanjutnya masukkan kaca arlogi pada desikator, kira-kira membutuhkan
waktu 2 hari untuk dapat mengeringkan residu tersebut sampai residu menjadi padatan.
Setelah residu kering fenilhidrazon benzaldehid berwarna jingga dan padatan fenilhidrazon
sikloheksanon berwarna kuning kemerahan, percobaan kami lanjutkan dengan menguji titik
leleh aldehid dan keton.

Dalam uji titik leleh hal yang pertama kami lakukan adalah dengan memasukkan
residu yang sudah berbentuk padatan ke dalam pipa kapiler dengan cara menyocok-
nyocokkan pipa kapiler pada sampel tersebut, selanjutnya masukkan pipa kapiler ke dalam
lubang melting blok. Melting blok sudah dalam posisi diatas kompor listrik dan sudah
terdapat termometer pada lubangnya. Hasil yang diperoleh pada fenilhidrazon benzaldehid
diperoleh titik leleh pada 1300C, sedangkan pada fenilhidrazon sikloheksanon .

Você também pode gostar