Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB 1 PENDAHULUAN
berwarna yang dapat larut, contoh prosedur ini adalah metode volhard untuk
titrasi perak dengan adanya asam nitrat bebas dengan larutan kalium atau
ammonium tiosianat standar. Penggunaan indikator adsorpsi, aksi dari indikator-
indikator ini disebabkan oleh fakta bahwa pada titik ekuivalen, indikator itu
diadsorpsi oleh endapan dan selama proses adsorpsi terjadi suatu perubahan
dalam indikator yang menimbulkan suatu zat dengan warna berbeda, maka
dinamakan indikator adsorpsi.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah mengetahui dan memahami cara
penentuan kadar suatu zat dengan metode argentometri.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar Efedrin-
HCl dan kadar NaCl dengan metode argentometri.
Pada metode volhard, untuk menentukan ion klorida suasana haruslah asam
karena pada suasana basa Fe3+ akan terhidrolisis. AgNO3 berlebih yang
ditambahkan ke larutan klorida tentunya tidak bereaksi. Larutan Ag + tersebut
kemudian dititrasi balik dengan menggunakan Fe(III) sebagai indicator
(Khopkar, 1990).
Cara Vajans, dalam titrasi vajans digunakan indikator adsorpsi. Indikator
adsorpsi ialah zat yang dapat diserap pada permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warna. Penyerapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen,
antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Indikator ini
ialah asam lemah atau basa lemah organic yang dapat membentuk endapan
dengan ion perak. Misalnya flouresein yang digunakan dalam titrasi ion klorida.
Dalam larutan, flouresein akan mengion (untuk mudahnya ditulis HFI):
HFI H+ + FI-
Ion FI- inilah yang diserap oleh endapan AgX dan menyebabkan endapan
berwarna merah muda (Harjadi,1990).
Flouresein sendiri dalam larutan berwarna hijau kuning, sehingga titik akhir
dalam titrasi ini diketahui berdasar tiga macam perubahan, yakni (i) endapan
yang semula putih menjadi merah muda dan endapan terlihat menggumpal, (ii)
larutan yang semula keruh menjadi lebih jernih, dan (iii) larutan yang semula
kuning hijau hampir tidak berwarna lagi (Harjadi, 1990).
Pembentukan suatu endapan berwarna, ini dapat diilustrasikan dengan
prosedur mohr untuk penetapan klorida dan bromide. Pada titrasi suatu larutan
netral dari ion klorida dengan larutan perak nitrat, sedikit larutan kalium kromat
ditambahkan untuk berfungsi sebagai indikator. Pada titik akhir, ion kromat ini
bergabung dengan ion perak untuk membentuk perak kromat merah yang sangat
sedikit sekali dapat larut. Titrasi ini hendaknya dilakukan dalam suasana netral
atau sangat sedikit sekali basa, yakni dalam jangkauan pH 6,59 (Bassett, 1994).
Pembentukan suatu senyawaan berwarna yang dapat larut, contoh prosedur ini
adalah metode volhard untuk titrasi perak dengan adanya asam nitrat bebas
dengan larutan kalium atau ammonium tiosianat standar. Indikatornya adalah
tetes indikator K2CrO4 5%. Kemudian dititrasi dengan larutan baku AgNO 3 0,1
N, hingga terbentuk endapan kemerah-merahan. Perhatikan volume titran yang
diperoleh. Hitung hasil titrasinya dan % kadar dari volume titran yang
didapatkan.
4.1 Hasil
a. Data Hasil Pengamatan
Kl Berat sampel Volume Titran % kadar
p
26,9 mg 4,9 mL 112,2 %
1
24,9 mg 5 mL 123,6 %
26,3 mg 4,6 mL 107,7 %
2
26,4 mg 4,9 mL 114,31 %
28,4 mg 5 mL 108,44 %
3
25 mg 4 mL 98,3 %
24,9 mg 3,6 mL 89,054 %
4
24,9 mg 4,1 mL 144 %
b. Reaksi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 (endapan putih)
= 112,2 %
2. Replikasi
Diketahui : Volume titran (Vt) = 5 mL
Normalitas sampe(N) = 0,1054 N
Berat sampel(BS) = 24,9 mg
Faktor Koreksi(FK) = 0,1 N
Berat setara (Bst) = 5,844 mg
Vt N Bst
% Kadar = BS FK x 100
5 0,1054 5,844
= 24,9 0,1 X 100
= 123,6 %
4.2 Pembahasan
indikator tersebut, warna larutan berubah sampel menjadi kuning. Lalu dititrasi
dengan larutan Baku AgNO3. Alasan dititrasi dengan AgNO3 adalah berdasarkan
namanya, titrasi argentometri menggunakan larutan AgNO3 sebagai titrannya
karena AgNO3 adalah satu satunya garam perak yang terlarutkan air sehingga
pereaksi perak nitrat dengan garam lain akan menghasilkan endapan.
Setelah dititrasi pada larutan sampel terbentuk endapan kemerah merahan,
hal inilah yang membuktikan bahwa metode titrasi pengendapan yang dilakukan
adalah cara mohr.
Adapun factor kesalahan yaitu:
1. Kurangnya ketelitian dalam mengambil pereaksi
2. Kurangnya ketelitian dalam melihat ukuran volume yang didapatkan
3. Kurangnya ketelitian pada saat menitrasi sampel
4. Alat yang digunakan kurang bersih sehingga memungkinkan adanya
kontaminasi dengan zat-zat lain
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pada percobaan pertama
didapatkan volume titran 4,9 ml dengan % kadar 112,2 %. Sedangkan pada
percobaan kedua didapatkan volume titran 5 ml dengan % kadar 123,6 %. Hal ini
sesuai dengan % kadar NaCl pada FI III yaitu tidak kurang dari 99,5 %.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam meelakukan percobaan karena
apabila tidak berhati-hati dan teliti dapat menimbulkan kegagalan pada
percobaan dan hasil percobaan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J. 1994, Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Buku Kedokteran,
EGC: Jakarta.
Underwood dan Day. 1992, Analisis Kimia Kuantitatif edisi kelima, Erlangga:
Jakarta.
SKEMA KERJA
Ditimbang 25 mg NaCl
LAMPIRAN
Sebelum dititrasi
Setelah dititrasi