Você está na página 1de 19

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Peran serta masyarakat proses dimana individu,keluarga,lembaga swadaya
masyarakat,dunia usaha dan masyarakat luas pada umumnya.
Bidan bersama sector yang bersangkutan menggerakan peran serta masyarakat
dalam bentuk Pengorganisasian masyarakat Adalah proses pembentukan organisasi di
masyarakat dan dapat mengidentifikasi kebutuhan prioritas dari kebutuhan tersebut,
serta mengembangkan keyakinan dan berusaha memenuhi atas sumber sumber yang
ada di masyarakat.
Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas
yang bersifat persuasif dan melalui pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, perilaku, dan kemampuan masyarakat dalam menemukan,
merencanakan serta memecahkan masalah menggunakan sumber daya atau potensi
yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh tokoh masyarakat
serta LSM yang masih ada dan hidup di masyarakat.
Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan akan
menghasilkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dengan demikian
penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan
kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan
yang ada di lingkungannya. Peran serta masyarakat di dalam pembangunan kesehatan
dapat diukur dengan makin banyakknya jumlah anggota masyarakat yang mau
memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti, Puskesmas, Pustu, Polindes, mau hadir
ketika ada kegiatan penyuluhan kesehatan, mau menjadi kader kesehatan, mau
menjadi peserta Tabulin, JPKM, dan lain sebagainya.

Peran serta masyarakat adalah proses dimana individu, keluarga, lembaga


swadaya masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas pada
umumnya. Bidan bersama sektor yang bersangkutan menggerakkan masyarakat dalam
bentuk pengorganisasian masyarakat yaitu proses pembentukkan organisasi di
masyarakat dan dapat mengidentifikasi kebutuhan prioritas dari kebutuhan tersebut,
serta mengembangkan keyakinan dan berusaha memenuhi atas sumber sumber yang
ada di masyarakat.

1
Kebidanan komunitas tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat, keberhasilan
kebidanan komunitas dalam rangka upaya peningkatan kesehatan ibu, anak dan
keluarga bergantung kepada dukungan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu peran
serta masyarakat mutlak di dalam suatu upaya kesehatantermasuk upaya kesehatan ibu
dan anak. Upaya kesehatan bukan oleh pemerintah saja, peran serta masyarakat
merupakan unsur mutlak dalam kegiatan upaya kesehatan kemandirian masyarakat
diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalin upaya pemecahannya
sendiri adalah kunci kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat
dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan
peran serta masyarakat ( Melani N, 2009

2. Rumusan Masalah
1. Apa pergerakan peran serta masyarakat ?
2. Apa pembinaan peran serta masyarakat ?
3. Manfaat
1. Untuk mengetahui pergerakan peran serta masyarakat.
2. Untuk mengetahui pembinaan peran serta masyarakat.

2
BAB II

ISI

PENGGERAKAN PERAN SERTA MASYARAKAT

A. Pengertian peran serta masyarakat


Peran serta masyarakat adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan
berdasarkan gotongroyong dan swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka
sendiri mereka sendiri mengenal, memecahkan masalah, dan kebutuhan yang
dirasakan masyarakat,baik dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang
berkaitan dengan kesehatan agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam
rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Bidan bersama sector yang bersangkutan menggerakan peran serta masyarakat dalam
bentuk :
1. Pengorganisasian masyarakat
Adalah proses pembentukan organisasi di masyarakat dan dapat mengidentifikasi
kebutuhan prioritas dari kebutuhan tersebut, serta mengembangkan keyakinan dan
berusaha memenuhi atas sumber sumber yang ada di masyarakat.
Macam-macam organisasi masyarakat :
a. Kader
b. Karang taruna
c. Kelompok pengajian
2. PSM dalam bidang kesehatan diarahkan melalui 3 kegiatan :
a. Kepemimpinan
intervensi kepemimpinan yang berwawasan kesuma, bagi semua pemimpin
formal maupun non formal,dari tingkat teratas sampai terbawah.
b. Pengorganisasian
intervensi community development di bidang kesehatan pada tiap kelompok
masyarakat sehingga muncul upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.
c. Pendanaan mengembangkan sumber dana masyarakat, wujudnya berupa dana
sehat atau JPKM.

Tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan PSM di bidang kesehatan
setiap pemimpin kelompok masyarakat mempunyai wawasan kesuma ditandai
adanya UKMB yang memadai di lingkungannya.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
meningkatkan jumlah dan mutu upaya masyarakat dibidang kesehatan.
2. Tujuan khusus

3
a. Meningkatkan kemampuan tokoh masyarakat dalam merintis dan
menggerakan usaha kesehatan di masyarakatnya.
b. Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan.
c. Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam
menggali, menghimpun dan mengelola dana/sarana masyarakatuntuk upaya
kesehatan.
Tujuan peran serta masyarakat adalah tujuan prograam peran serta masyarakat yang
meningkatkan peran dan kemandirian dan kerja sama dengan lembaga-lembaga non
pemerintah yang memiliki visi sesuai meningkatkan kuantitas dan kualitas
kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat, memperkuat peran aktif
masyarakat dalam setiap tahap dalam proses pembangunan melalui peningkatan
jaringan kemitraan dengan masyarakat
C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat
1. Manfaat kegiatan yang dilakukan
Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi
masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta menjadi lebih
besar
2. Adanya kesempatan
Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk
berperan serta dan masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna
dalam kegiatan yang akan di lakukan
3. Memiliki keterampilan
Jika kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan keterampilan tertentu dan
orang mempunyai keterampilan sesuai dengan keterampilan tersebut maka
orang tertarik untuk berperan serta
4. Rasa memiliki
Rasa memiliki suatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah
diikut sertakan jika rasa memiliki ini bisa di tumbuh kembangkan dengan baik
maka peran serta akan dapat di lestarikan
5. Faktor Tokoh masyarakat
Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh-
tokoh masyarakat atau pimpinan kader yang disegani ikut serta maka mereka
akan tertarik pula berperan serta.(Depkes RI ,1997)
D. Tahap Tahap PSM
1. Pertemuan / Pendekatan Tingkat DesaA
2. Survey Mawas Diri ( Community Self Survey / CSS )
3. Musyawarah Masyarakat Desa
4. Pelatihan Kader
5. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Oleh Masyarakat
6. Pembinaan Pelestarian Kegiatan

4
7. Pengenalan Sosio Budaya Masyarakat Setempat

Secara umum, tahap-tahap dalam mengembangkan Peran Serta Masyarakat adalah :

1. Melaksanakan penggalangan, pemimpin dan organisasi di masyarakat melalui


dialog untuk mendapatkan dukungan
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan
masalah keluarga maupun masyarakat dengan menggali dan menggerakkan
sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat, apabila diperlukan bantuan dari luar
bentuknya hanya berupa perangsang atau pelengkap sehingga tidak semata-mata
bertumpu pada bantuan tersebut.
3. Menunbuhkan dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan
Peran serta masyarakat di dalam pembangunan kesehatan dapat diukur dengan
makin banyaknya jumlah anggota masyarakat yang mau memanfaatkan
pelayanan kesehatan seperti memenfaatkan puskesmas, polindes, puskesmas
pembantu, mau hadir ketika ada kegiatan penyuluhan kesehatan, mau menjadi
peserta tabulin, JPKM, dan lain sebagainya.
4. Mengembangkan semangat gotong-royong dalam pembangunan kesehatan
Semangat gotong royong yang merupakan warisan budaya masyarakat Indonesia
hendaknya dapat juga ditentukan dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Adanya semangat gotong-royong ini dapat diukur
dengan melihat apakah masyarakat bersedia bekerjasama dalam peningkatan
sanitasi lingkungan, penggalakan gerakan 3M dalam upaya pembrantasan pnyakit
demam berdarah dan sebagainya
5. Bekerja bersama masyarakat
Dalam setiap pembangunan kesehatan hendaknya pemerintah atau petugas
kesehatan menggunakan prinsip bekerja untuk dan bersama masyarakat. Maka
akan meningkatkan motifasi dan kemampuan masyarakat karena adanya
bimbingan, dorongan, alih pengetahuan dan ketrampilan dari tenaga kesehatan
kepada masyarakat.
6. Menggalang kemitraan dengan LSM dan organisasi kemasyarakatan yang ada
dimasyarakat.
Prinsip lain dari penggerakan PSM dibidang kesehatan adalah pemerintah dan
tenaga kesehatan hendaknya memanfaatkan dan bekerja sama dengan LSM serta
organisasi kemasyarakatan yang ada di tempat tersebut. Dengan demikian, upaya

5
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat lebih berhasil guna
(efektif) dan berdaya guna (efisien).
7. Penyerahan pengembalian keputusan kepada masyarakat.
Semua bentuk upaya penggerakan PSM termasuk dibidang kesehatan apabila
ingin berhasil dan berkesinambungan hendaknya bertumpu pada budaya dan adat
setempat. Untuk itu, pengambilan keputusan khususnua yang menyangkut tata
cara pelaksanaan kegiatan guna pemecahan masalah kesehatan yang ada
dimasyarakat hendaknya diserahkan kepada masyarakat. Pemerintah maupun
tenaga kesehatan hanya bertindak sebagai fasilitator dan dinamisator sehingga
masyarakat merasa lebih memiliki tanggung jawab untuk melaksanakannya.

Rangkaian kegiatan tersebut adalah :

a. Pertemuan tingkat desa sebagai langkah awal pendekatan kepada tokoh


masyarakat dari pemimpin desa guna memperoleh dukungan upaya pelayanan
kebidanan komunitas
b. Survey diri masyarakat melalui pengkajian
c. Musyawarah masyarakat desa guna menganalisis masalah oleh masyarakat dan
menentukan rencana pemecahan masalah
d. Pembentukan pelatihan dan pembinaan kader kesehatan
e. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat berdasarkan temuan masalah dan
recana pemecahan masalah yang telah disusun oleh masyarakat
f. Pembinaan dan pelestarian kegiatan serta tindakan lanjut
E. Tingkatan
Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah.
Partisipasi masyarakat memerlukan kemampuan, kesempatan, dan motivasi. Berbagai
tingkatan partisipasi / peranserta masyarakat antara lain :
1. Peranserta karena perintah / karena terpaksa.
2. Peranserta karena imbalan. Adanya peranserta karena imbalan tertentu yang
diberikan baik dalam bentuk imbalan materi atau imbalan kedudukan.
3. Peranserta karena identifikasi atau rasa ingin memiliki
4. Peranserta karena kesadaran. Peranserta atas dasar kesadaran tanpa adanya
paksaan atau harapan dapat imbalan
5. Peranserta karena tuntutan akan hak dan tanggung jawab

- Sasaran
a. Individu yang berpengaruh/ tokoh masyarakat
b. Keluarga/ puluhan keluarga
c. Organisasi masyarakat
d. Masyarakat umum
- Pembinaan peran serta masyarakat
a. pendataan sasaran

6
b. pencatatan kelahiran kematian ibu dan bayi
c. penggerakan sasaran agar mau menerima pelayanan KIA
d. pengaturan transfortasi setempat yang siap pakai untuk rujukan kedaruratan
e. pengaturan bantuan biaya bagi masyarakat yang tidak mampu
f. pengorganisasian donor darah berjalan
g. pelaksanaan pertemuan rutin GSI dalam promosi suami, bidan dan desa siaga

Pembinaan dukun bayi


a. Memberitahukan ibu hamil untuk bersalin pada tenaga kesehatan
b. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas serta rujukannya
c. Pengenalan dini tetanus neonatorum dan BBL serta rujukannya
d. Penyuluhan gizi dan KB
e. Pencatatan kelahiran dan kematiaan ibu / bayi

Tujuan Pembinaan dan Kemitraan Dukun Bayi dan Bidan Untuk


meningkatkan kualitas sumber daya manusia utamanya mempercepat penurunan
AKI dan AKB.

Manfaat Pembinaan dan Kemitraan Dukun Bayi :

1. Meningkatkan mutu ketrampilan dukun bayi dalam memberikan pelayanan


sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Meningkatkan ke~asama antara dukun bayi dan bidan.
3. Meningkatkan cakupan persalinan dengan petugas kesehatan.

Program pembinaan dukun bayi meliputi :

a. Fase I : Pendaftaran dukun


Semua dukun yang berpraktek didaftar dan diberikan tanda terdaftar.
Dilakukan assesment mengenai pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mereka dalam penanganan kehamilan dan persalinan.
b. Fase II : Pelatihan
Dilakukan pelatihan sesuai dengan hasil assesment.
Diberikan sertifikat.
Dilakukan penataan kembali tugas dan wewenang dukun dalam pelayanan
kesehatan ibu.
Yang tidak dapat sertifikat tidak diperkenankan praktek.
c. Fase III : Pelatihan oleh tenaga terlatih
Persalinan hanya boleh ditolong oleh tenaga terlatih.

7
Pendidikan bidan desa diprioritaskan pada anak/keluarga dukun.

Pembinaan kader
Kader adalah tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat dan
bekerjasama dengan masyarakat serta suka rela.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
a. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidan
siaga)
b. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta rujukannya
c. Penyuluhan gzi dan keluarga berencana
d. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
e. Promosi tabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas
gerakan sayang ibu.

F. Bentuk PSM
Polindes
Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah serta
kelengkapan dari PKMD di kelola oleh bidan dibawah pengawasan dokter
PKM setempat yang dipergunakan untuk memberi pelayanan KIA-KB sesuai
dengan kewenangan bidan yaitu kasus dan norma dan resiko sedang
POD
Merupakan bukti operasional PKMD dalam melaksanakan unsur:
Penyediaan obat-obat sederhana dan penaggulangan penyakit ringan setempat
DUKM
Merupakan perhimpunan dana guna menjamin terselenggaranya pemelihraan
kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Tabulin
Merupakan tabungan untuk membantu bumil dan keluarganya pada saat
menghadapi persalinan
Dasolin
Adalah untuk masyarakat yang pasangan usia subur juga ibu yang mempunyai
balita dianjurkan menabung yeng kegunaan untuk membantu ibu tersebut saat
hamil lagi
Poskestren
Merupakan peran pondok pesantren dalam pembangunan kesehatan di
wujudkan dengan munculnya UKBM dilingkungan pindok pesantren

8
diantaranya adalah posyandu asuhan tokoh agama, dana sehat pondok
pesantren, santri husada.

PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT

A. Pengertian
Peran serta masyarakat adalah proses dimana individu, keluarga,
lembaga, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas pada
umumnya :
1. Mengambil tanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri,
keluarga dan masyarakat
2. Mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan
kesehatan mereka sendiri dan masyarakat sehingga termotivasi untuk
memecahkan masalah kesehatan yang di hadapinya
3. Menjadi perintis pembangunan kesehatan dan memimpin dalam perkembangan
kegiatan masyarakat dibidang kesehatan yang dilandasi dengan semangat gotong
royong ( Depkes RI 1997 ).

Peran serta masyarakat adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan


berdasarkan gotong royong dan swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka
sendiri, mengenal, memecahkan masalah, dan kebutuhan yang dirasakan masyarakat,
baik dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan
agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkanmutu
hidup dan kesejahteraan masyarakat

B. Tujuan.
Tujuan pembinaan peran serta masyarakat yang dilakukan oleh bidan adalah
terwujudnya upaya yang dilakukan oleh masyarakat secara lerorgerasi untuk
meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana menuju keluarga sehat dan
sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai upaya dilakukan oleh bidan,
seperti :
a. Peningkatan peran pemimpin di masyarakat untuk mendorong dan mengarahkan
masyarakat dalam setiap upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.

9
b. Peningkatan dan kesadaran serta kemauan masyarakat dalam pemeliharaan,
perbaikan dan peningkatan keluarga terutama kesehatan ibu, anak dan keluarga
berencana.
c. Dorongan masyarakat untuk mengenali potensi tersedia yang dapat dimanfaatkan
untuk mendukung kesehatan masyarakat ( Melani N, 2009 ).

Selain itu juga, tujuan peran serta masyarakat adalah tujuan program peran
serta masyarakat yang meningkatkan peran dan kemandirian dan kerja sama dengan
lembaga lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai, yaitu meningkatkan
kuntitas dan kualitas kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat,
memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dalam proses pembangunan
melalui peningkatan jaringan kemitraandengan masyarakat ( Laluna A, 2008 )

Faktor faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat

a. Manfaat kegiatan yang dilakukan


Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi
masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta menjadi lebih
besar.
b. Adanya kesempatan
Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk
berperan serta dan masyarakat melihat memangg ada hal hal yang berguna
dalam kegiatan yang akan dilakukan.
c. Memiliki keterampilan
Jika yang dilaksanakan membutuhkan keterampilan tertentu dan orang
mempunyai keterampilan sesuai dengan keterampilan tersebut maka orang
tertarik untuk berperan serta.
d. Rasa memiliki
Rasa memiliki sesuatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah
diikutsertakan jika rasa memiliki ini bisa ditumbuhkembangkan dengan baik
maka peran serta akan dapat di lestarikan.
e. Faktor tokoh masyarakat
Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh
tokoh masyarakat atau pimpinan kader yang disegani ikut serta maka mereka
akan tertarik pula berperan serta ( Depkes RI, 1997 ).

C. Langkah Pembinaan Peran Serta Masyarakat

10
Pembinaan peran serta masyarakat pada umumnya merupakan ekologi
manusia.Manusia didorong agar berupaya mengembangkan kemampuannya
menjadikan pelaku upaya kesehatan keluarga di masyarakat.
Secara garis besar langkah mengembangkan peran serta adalah :
a. Melaksanakan penggalangan, pemimpin dan organisasi di masyarakat
melalui dialog untuk mendapatkan dukungan.
b. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan
masalah kesehatan keluarga dengan menggali dan menggerakkan sumber
daya yang dimilikinya.
c. Melaksanakan kegiatan kesehatan keluarga untuk masyarakat melalui
kader yang telah terlatih ( Depkes RI, 1997 ).

Pendataan Sasaran
Adapun sasaran dalam pendataan sasaran ini adalah :
a. Semua masyarakat yang berpenghasilan rendah maupun menengah baik
pedesaan maupun perkotaan.
b. Unsur lintas sektor dan lintas program yang terkait.
c. Kader teknis yang tersedia.
d. Organisasi masyarakat.
e. Masyarakat umum.

Adapun tahap-tahap dalam pendataan sasaran yang harus dilakukan


oleh bidan komunitas, yaitu :

a. Pengumpulan data
b. Pencatatan data
c. Pengolahan data
d. Pembuatan Grafik PWS KIA

Pencatatan Kelahiran dan Kematian Ibu dan Bayi


a. Pengertian
Pencatatan adalah suatu kegiatan pokok baik di dalam maupun
di luar gedung puskesmas, pustu, dan bidan di desa harus di catat.
Kematian ibu adalah kematian seorang perempuan saat hamil atau dalam
42 minggu setelah berhentinya kehamilan, tanpa memandang durasi atau
lokasi kehamilan, karena berbagai penyebab yang berhubungan dengan
distimulasi oleh kehamilan dan penanganannya, tetapi tidak dari kasus
kasus kecelakaan atau incidental (Depkes RI, 1998 ).

11
Angka Kematian Ibu ( AKI ) adalah jumlah kematian ibu ( 15
49 tahun ) per 100.000 perempuan per tahun. Ukuran ini merefleksikan,
baik resiko kematian ibu hamil dan baru saja hamil, serta proporsi
perempuan menjadi hamil pada tahun tersebut ( Depkes RI, 1998 ). Angka
Kematian Bayi ( AKB ) adalah jumlah kematian bayi sebelum mencapai
umur tepat satu tahun per 1000 kelahiran hidup ( BPS, 2003 )
b. Tingginya AKI dan AKB di Indonesia
AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka
kematian ibu dan kematian bayi menunjukan masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan ( Maternal mortality is an indicator of how well the
entire health care system is functioning).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatah Indonesia pada
tahun 2007 ( SDKI 2007 ). AKI di Indonesia sebesar 228 kematian /
100.000 kelahiran hidup.Target yang ingin dicapai sesuai tujuan MDGs
pada tahun 2015 AKI turun menjadi 102 kematian / 100.000 kelahiran
hidup.
c. Penyebab Kematian Ibu dan Bayi
Penyebab Kematian Ibu diantaranya adalah perdarahan (42%),
eklampsia (13%), aborsi (11%), infeksi (10%), partus lama (9%), dan lain-
lain (15%). Sedangkan AKI berdasarkan BPS (2003) adalah 35 per 1.000
kelahiran hidup, dengan penyebab gangguan perinatal 34,7%, sistem
pernapasan 27,6%, diare 9,4%, sistem pencernaan 4,3%, tetanus
3,4%, syaraf 3,2%, dan gejala tidak jelas 4,1%.

Penggerakan Sasaran Agar Mau Menerima / Mencapai Pelayanan KIA


Penggerakan sasaran agar mau menerima atau mencapai pelayanan
KIA adalah dilihat dari peran bidan komunitas, yang tidak lain adalah
membantu keluarga dan masyarakat agar selalu berada dalam kondisi
kesehatan yang optimal.
a. Sebagai Pendidik
Berupaya agar sikap dan perilaku komuniti di wilayah kerjanya dapat
berubah sesuai dengan kaidah kesehatan.
b. Sebagai Pelaksana
Bidan harus mengetahui dan menguasai IPTEK untuk melakukan kegiatan
bimbingan terhadap kelompok remaja pra nikah, pemeliharaan kesehatan
bumil, nifas, dan masa interval dalam keluarga, pertolongan persalinan di

12
rumah, tindakan pertolongan pertama pada kasus kegawatan obstetrik di
keluarga, pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan
reproduksi dikeluarga, pemeliharaan kesehatan anak balita.
c. Sebagai Pengelola
Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan anak
di puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan, memimpin dan
mengelola bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih
rendah. Bidan yang bekerja di komuniti harus mampu mengenali kondisi
kesehatan masyarakat yang selalu mengalami perubahan.Kesehatan
komuniti dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi baik di masyarakat
itu sendiri maupun IPTEK serta kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
d. Sebagai Peneliti
Peran peneliti yang dilakukan oleh bidan bukanlah seperti yang dilakukan
peneliti professional. Dasar-dasar dalam penelitian perlu diketahui
oleh bidanseperti pencatatan pengolshsn dan analisis data. Secara
sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotesa atas hasil
analisisnya. Berdasarkan data ia dapat menyusun rencana dan tindakan
sesuai dengn permasalahan yang ditemukan. Bidan juga harus dapat
melaksanakan evaluasi atas tindakan yang dilakukannya tersebut.

Pengaturan Transportasi Setempat yang Siap Pakai Untuk Rujukan


Kedaruratan
Penyaluran Transportasi Serta Yang Siap Pakai Untuk Rujukan
Kegawat daruratan, yaitu:
a. Rujukan Upaya Kesehatan
Rujukan Upaya Kesehatan ini pada dasarnya meneliti rujukan
kesehatan serta rujukan medik yang dapat bersifat vertical atau horizontal serta
timbal balik.Rujukan kesehatan terutama berkaitan dengan upaya peningkatan
dan pencegahan.
b. Bantuan Teknologi
Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuan teknologi tertentu baik
dalam bidang kesehatan maupun yang berkaitan dengan kesehatan yang
mampu memberikan teknologi tertentu.Teknologi yang diberikan harus tepat
guna dan cukup sederhana dan dapat dikuasai dan dilaksanakan serta dapat

13
dibiayai oleh masyarakat yang brsangkutan. Bantuan teknologi tersebut dapat
berupa:
1) Pembuatan jamban keluarga dan sarana air minum
2) Pembuangan air limbah
3) Penimbangan bayi untuk pengisian kartu menuju sehat
c. Bantuan Sarana Transportasi
Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuan baik secara tertentu
dalam bidang kesehatan maupun sarana yang terrdapat pada sektor-sektor
lain.Bantuan sarana transportasi tersebut dapat berupa obat-obatan, peralatan
medis, ambulans guna untuk merujuk pasien yang mengalami kegawat
daruratan dari Puskesmas ke Rumah Sakit yang dapat siap pakai untuk
pelaksanaan rujukan (Depkes RI,1997).

Pengaturan Biaya
a. Pengembangan Pembiayaan kesehatan
Dalam rangka mencapai tujuan dan sarana pembangunan
kesehatan diperlukan dana baik yang bersumber dari
pemerintah maupun masyarakat terdapat kecenderungan,bahwa
tingginya biaya kesehatan akan memberikan beban berat
kepada pemerintah.oleh karena itu sesuai dengan dasar dasar
pembangunan sistem kesehatan nasional dan bahwa upaya
kesehatan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat.
b. Sumber sumber pembiayaan
Sumber-sumber pembiayaan untuk pelaksanaan
pembangunan kesehatan akan berasal dari:
1) Masyarakat termasuk swasta
2) Pemerintah pusat dan daerah
3) Dana upaya kesehatan
c. Cara Pembiayaan
Pengakolasian dana kedalam program atau kegiatan,
hendaknya bukan saja di sesuaikan dengan prioritas yang
berorientasi pada manfaat dan daya guna yang akan
tercapai,namun hendaknya di pertimbangkan pula segi-segi
kesesuaian dengan kebijaksanaan umum, namun di gariskan
dana di arahkan kepada program atau kegiatan yang di
titikberatkan kepada upaya kesehatan dengan kelompok sasaran

14
serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatan baik biaya
berupa biaya berobat, daya sehat maupun asuransi kesehatan
merupakan komponenen biaya upaya kesehatan secara
menyeluruh ( Depkes RI 1997 ).

e. Pengorganisasian Donor darah


Pengorganisasian donor darah adalah sekelompok warga yang siap
untuk menjadi donor darah bagi ibu melahirkan yng membutuhkan darah.Para
warga dikelompokkan berdasarkan golongan darahnya. Dengan pendataan dan
pengelompokkan ini akan memudahkan warga dalam mendapatkan darah yang
sesuai dengan kebutuhannya. Dalam proses pendonoran, kelompok ini dibantu
atau bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia ( PMI ) terdekat dengan
mekanisme yang disepakati bersama antara PMI dengan masyarakat.
f. Pertemuan Rutin GSI dalam Promosi Suami Siaga dan Desa Siaga
Dalam upaya mencapai tujuan Negara untuk mensejahterakan
masyarakat telah dilakukan berbagai upaya pembangunan di daerah sampai
tingkat desa/kelurahan. Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia adalah melalui penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) saat
hamil, melahirkan dan masa nifas dan Angka Kematian Bayi ( AKB ). Sejak
tahun 1996 telah diluncurkan suatu Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) yang
pencanangannya dilakukan oleh Presiden RI pada tanggal 22 Desember 1996
di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) adalah gerakan bersama antara pemerintah
dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan utamanya
dalam percepatan penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka
Kematian Bayi ( AKB ) dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Penurunan AKI dan AKBberkontribusi dalam meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia ( IPM ) daerah dan Negara yang salah satu
indikatornya adalah derajat kesehatan. Upaya percepatan penurunan AKI dan
AKB juga merupakan komitmen internasional dalam rangka target mencapai
target Millineum Development Goals ( MDGs ). Adapun target penurunan
AKB adalah sebesar dua per tigadan AKI sebesar tiga perempatnya dari 1990-
2015.

15
Dalam pelaksanaan GSI, kecamatan merupakan lini terdepan untuk
mensinergikan antara pendekatan lintas sector dan masyarakat dengan
pendekatan social budaya secara komprehensif utamanya dalam mempercepat
penurunan AKI dan AKB.
Selain itu juga GSI mempromosikan program kesehatan
di komunitas lainnya seperti desa siaga dan suami siaga. Wujud aksi siaga
adalah pembantukan desa siaga, yaitu desa dimana warga, bidan dan pihak-
pihak terkait di dalamnya siap-siaga dan bergotong royong melakukan upaya-
upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, terutama pada masa kritis 1-7 hari
pasca kelahiran, sehingga mendukung upaya-upaya penyiapan manusia sehat
sejak dini.
Tujuan yang akan dicapai dari aksi siaga dengan pembentukan desa
siaga adalah untuk membentuk atau mengembangkan sistem
pencatatan kehamilan, kelahiran dan kematian ibu dan bayi, menumbuhkan
dukungan promosi masyarakat dalam perawatan BBL, dan meningkatkan
perubahan perilaku masyarakat dalam pemberian ASI segera dan ASI saja
selama 6 bulan sejak kelahiran. Di dalam desa siaga terdapat pula unsure desa
siaga seperti suami siaga, warga siaga dan siaga.
Suami siaga adalah suami yang telah menyadari dan waspada untuk
menjaga kesehatan dan keselamatan istri nya yang sedang hamil sampai
dengan persalinan nya.Suami siaga senantiasa siap untuk memberikan yang
terbaik untuk istri dan calon anaknya dan siap untuk
memeriksakan kehamilan istrinya dan ikut mempersiapkan persalinan dengan
bantuan tenaga medis.

D. Pengembangan wahana / forum PSM


Berperan dalam kegiatan :
a. Posyandu
b. Polindes
c. Kelompok KIA
d. Dasa wisma
e. Tabungan ibu bersalin
f. Donor darah berjalan
g. Ambulan desa

E. Peran Petugas dalam Pembinaan PSM


a. Sebagai pembimbing
yang memberi jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat
tersendiri dengan cara yang efektif
b. Sebagai enabler

16
yaitu untuk memunculkan dan mengarahkan kesehatan yang ada dalam masyarakat
untuk diperbaiki. Petugas berfungsi sebagai salesman yang menawarkan jalan
keluar
c. Sebagai ahli
Memberikan keterangan dalam bidang yang dikuasai,beberapa fakta-fakta
rekomendasi tentang apa yang harus dipilih.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran serta masyarakat adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan
berdasarkan gotongroyong dan swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka
sendiri mereka sendiri mengenal, memecahkan masalah, dan kebutuhan yang
dirasakan masyarakat,baik dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang
berkaitan dengan kesehatan agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam
rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan peran serta masyarakat adalah tujuan prograam peran serta masyarakat
yang meningkatkan peran dan kemandirian dan kerja sama dengan lembaga-lembaga
non pemerintah yang memiliki visi sesuai meningkatkan kuantitas dan kualitas
kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat, memperkuat peran aktif
masyarakat dalam setiap tahap dalam proses pembangunan melalui peningkatan
jaringan kemitraan dengan masyarakat

B. Saran
Diharapkan dengan mempelajari makalah ini kita sebagai tenaga kesehatan akan lebih
memahami dan berperan aktif berpartisipasi dalam program Pembinaan Peran Serta
Masyarakat, sehingga tujuan yang di inginkan bisa teraplikasikan dengan sukses dan
dengan adanya program ini diharapkan akan memperbaiki kuantilas dan kualitas dari
mutu kesehatan di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

18
Ilmu kesehatan masyarakat oleh syarifudin, SKM, M. Kes; theresia EVK, SST, SKM; Dra.
Jomima, M.Kes

Departemen Kesehatan RI. 1997. Pendekatan Kemasyarakatan. Jakarta : Depkes RI,


Direktoran Bina Peran Serta Masyarakat

Pontoh, Idham. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: In Media

Prawirohadjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohadjo. 2009

Purwandi,atik.2010.ilmu kesehatan masyarakat.jakarta:EGC


Effendy,Nasrul.1998.Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC

19

Você também pode gostar