Você está na página 1de 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan perekonomian saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi
di segala bidang terutama bidang perdagangan yang mulai menawarkan produk investasi
seperti franchise, lisensi, dan lain-lain. Diantara sekian banyak produk investasi yang
ditawarkan, franchise merupakan salah satu alternatif investasi yang dipilih karena proses
pengoperasiannya yang mudah, dan sistem manajerial yang sudah jelas serta sesuai dengan
standar operasi yang telah dilaksanakan di perusahaan secara umum.

Produk franchise yang ditawarakan antara lain dalam bidang kuliner, ritel, dan jasa.
Dalam hal ini kami mengkhususkan diri pada produk franchise dalam bidang kuliner yaitu
restoran cepat saji KFC. KFC ( Kentucky Fried Chicken) merupakan salah satu franchise
terbesar yang berkembang pesat di Indonesia maupun di dunia internasioanal. Sampai saat
ini, KFC masih menunjukkan eksistensinya dalam perkembangan perekonomian suatu negara
khusunya di Indonesia.

Dengan memberlakukanya konsep makan siap saji, KFC menjadi salah satu pilihan
favorite masyarakat di Indonesianya khususnya di kota besar seperti Jakarta, Surabaya,
Bandung dll yang notabene hampir sebagian besar penduduknya menghabiskan waktu di
kantor untuk bekerja. Jelas dengan adanya restoran cepat saji seperti KFC sangat membantu
bagi mereka-meraka yang tingkat mobilitasnya cukup tinggi dan tidak ada waktu untuk
memasak ataau menyiapkan makanan untuk keluarga dirumah. Tidak hanya KFC saja yang
menawarkan konsep restoran siap saji, tetapi banyak bermunculan pesaing-pesaingan yang
sudah banyak di kenal orang tentunya. Ini yang membuat Perusahaan KFC harus pandai-
pandai melihat situasi pangsa pasar konsumen yang sangat selektif dan memilih produk yang
mereka nilai layak untuk dipilih.

Dari pertimbangan yang telah kami paparkan diatas , maka kami menyusun makalah yang
berjudul ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIK KFC MENGHADAPI
PERSAINGAN ANTAR PERUSAHAAN DALAM SATU INDUSTRI

1
1.2 Rumusan Masalah

Melihat uraian dari latar belakang penyusun dapat dirumuskan masalah yang hendak dikaji
oleh penulis sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi KFC (Kentucky Friend Chicken) menghadapi persaingan


antar perusahaan dalam satu industri?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejauh mana Perusahaan KFC dalam menghadapi persaingan antar
perusahaan dalam satu industri yang sama khususnya pada perusahaan makanan cepat
saji?
1.4 Batasan Masalah

Agar tidak terjadi pembahasan yang terlalu luas maka dalam penyusun makalah ini hanya
perlu membahas persaingan antar perusahaan dalam satu industri menurut 5 Force Factor
Model menurut Michael E. Porter

BAB II

2
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Michael E. Porter

Strategi di tingkat bisnis dilakukan dalam rangka mempertahankan kemampuan


kompetisi dari perusahaan dibandingkan para pesaingnya pada bisnis yang sama. Dan Untuk
mengetahui posisi bisnis ditengah-tengah persaingan tersebut, perlu dilakukan analisis
lingkungan mikro dari perusahaan tersebut yang menggambarkan posisi perusahaan, pesaing,
pemasok, dan juga pelanggan yang memerlukan produk dari bisnis yang dijalankan. Salah
satu model yang dapat membantu perusahaan dalam melakukan analisis ini adalah model 5
faktor pendorong kompetisi dari Michael Porter atau lebih di kenal dengan Five Force Factor
Model.(Ernie Trisnawati, 2005)

Gambar 2.1 Lima Kekuatan Persaingan dalam Industri

Sumber:(Porter, 1994)

Five Force Factor Model merupakan kerangka untuk analisis industri dan pengembangan
strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael E. Porter dari Harvard Business School pada 1979.
Menggunakan konsep-konsep pengembangan, Organisasi Industri ekonomi untuk
menurunkan lima kekuatan yang menentukan intensitas kompetitif dan karena itu daya tarik

3
dari pasar. Porter menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat
mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut
agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Faktor persaingan
antar pesaing dalam industri yang sama inilah yang menjadi sentral kekuatan persaingan.
(Ernie Trisnawati, 2005)

Porter berpendapat bahwa beberapa industri ditakdirkan lebih menguntungkan (dan


oleh karena itu, lebih menarik untuk dimasuki dan dihuni) dari pada industri lain.(Stephen P.
Robbins, 2005) . Menurut Porter terdapat dua persoalan mendasar yang akan menentukan
strategi bersaing perusahaan. Pertama adalah daya tarik industri (attractiveness of Industry)
yang ditunjukkan oleh profitabilitas indutri dalam jangka panjang. Kedua, analisis terhadap
berbagai faktor yang akan menentukan posisi persaingan ( competitive position) perusahaan
dalam industri.(Solihin, 2012)

Adapaun 5 faktor pendorong kompetisi menurut Michael Porter :

2.1.1 Ancaman pendatang baru (Threats of Potential New Entrants)

Pesaing Potensial adalah perusahaan yang saat ini tidak bersiang dalam satu industri
tetapi memilik kemampuan sumber daya untuk memasuki suatu industri apabila perusahaan
tersebut berkendak.(Solihin, 2012) Ancaman masuknya pendatangbaru ke dalam industri
tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabungdengan reaksi para pesaing yang sudah
ada yang dapat di perkirakan oleh pendatang baru. Jika rintangan masuk besar dan ada
perlawanan yang kerasdari pendatang lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan
rendah.Sumber utama penghalang masuk bagi pendatang baru seperti :
a.Skala ekonomis
Untuk pesaing ekonomis yang kecil , pasti mereka akan memerluka biayaproduksi yang
relatif lebih besar karena mereka memproduksi persatuan.Sedangkan industri besar mereka
memproduksi dengan masal. Untuk para pendatang baru dalam skala ekonomi kecil akan
mengalamikesulitan dalam menembus industri besar dan bersaing.
b. Diferensiasi produk
Differensiasi produk akan menjadi penghambat masuk dengan memaksapendatang baru
mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang sudah ada.

c. Kebutuhan modal

4
Kebutuhan untuk menanamkan sumberdaya keuangan yang besar agardapat bersaing
menciptakan hambatan hambatan masuk, khususnya jikamodal tersebut diperlukan untuk
periklanan sebagai garis depan yangtidak dapat kembali atau untuk kegiatan penelitian dan
pengembanganyang penuh resiko.
d.Biaya beralih ke pemasok
Hambatan masuk tercipta dengan adanya biaya beralih pemasok yaitubiaya satu kali (one
time cost) yang harus dikeluarakan pembeli bilamanaberpindah dari produk pemasok tertentu
ke produk pemasok tertentu kepemasok produk lainnya.

2.1.2 Ancaman dari Produk Subtitusi (Threats of Substitute Products)

Persaingan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan tidak hanya berasal dari perusahaan
yang memproduksi produk yang sama sehingga menimbulkan persaingan langsung (direct
competition), melainkan dapat juga berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang
dihasilkan perusahaan.(Solihin, 2012)

Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga yang
dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Makin menarik alternatif harga yang
ditawarkan oleh pengganti makin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti yang
perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk yang mempunyai kecenderungan
untuk memilih harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri lain, atau
dihasikan oleh industri yangberlaba tinggi, karena perusahaan yang menghasilkan produk
subtitusi tersebut dapat saja menjual produknya dengan harga yang lebih rendah.Selain itu
produk pengganti sering dengan cepat ikut berperan jika terjadi perkembangan tertentu yang
meningkatkan persaingan dalam industrinya sendiri dan menyebabkan penurunan harga atau
peningkatan prestasi. Penentu ancaman produk pengganti:
Kinerja harga relatif dari pengganti
Biaya peralihan
Kecondongan pembeli terhadap produk pengganti

2.1.3 Daya Tawar Pembeli (Bargaining Power of Buyer)

Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawarmenawar
untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayananan yang lebih baik,serta berperan sebagai pesaing

5
satu sama lain, semuanya dengan mengorbankan lab industrinya.(Porter, 1994) Menurut
Porter kelompok pembeli disebut kuat jika situasi berikut terjadi :

a) Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar relatif terhadap
penjualan pihak penjual.
b) Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya ataupembelian yang
cukup besar untuk menekan biaya.
c) Produk yang dibeli dari industri adalah produk standart atau tidak terdiferensiasi
sehingga mereka yakin selalu dapat menemukan pemasok alternatif.
d) Pembeli menghadapi peralihan yang kecil.
e) Pembeli menunjukan ancaman untuk melakukan integrasi balik, artinyamemproduksi
sendiri produk yang dibutuhkan.
f) Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli.
g) Pembeli mempunyai informasi lengkap tentang permintaan, hara pasar yang aktual
dan bahkan biaya pemasok dari suatu produk.

2.1.4 Daya Tawar Pemasok (Bargaining Power of Supplier)

Pemasok (Supplier) merupakan organisasi yang menyediakan input bagi perusahaan


seperti bahan baku, jasa dan tenaga kerja. Daya tawar menawar pemasok menunjukkan
kemampuan yang dimiliki pemasok untuk menaikkan harga input atau menaikkan biaya
produksi perusahaan dengan menyediakan input yang kurang berkualitas. Pemasok yang
memiliki posisi tawar yang kuat akan berusaha untuk memaksimalkan laba bagi dirinya dan
mengakibatkan peningkatan biaya kepada industri yang bergantung pada pasoka input dari
pemasok tersebut.(Solihin, 2012)

Pemasok memiliki posisi tawar menawar yang berbeda-beda terhadap perusahaan.


Kemampuan pemasok untuk menentukan syarat-syarat perdagangan yang menguntungkan
bagi dirinya dan kurang menguntungkan bagi perusahaan atau membuat syarat-syarat
perdagangan kedua belah pihak, sangat dipengaruhi oleh elemen-elemen struktur industri
sebagai berikut : diferensiasi input, biaya pemasok dan perusahaan dalam industri beralih,
kehadiran input pengganti, konsentrasi pemasok, pentingnya volume untuk pemasok, biaya
relatif terhadap jumlah pembelian dalam industri, dampak masukan biaya atau diferensiasi,
ancaman integrasi ke depan.

2.1.5 Persaingan Antar Perusahaan dalam Satu Industri (Rivalry Among Existing
Firms)

6
Di dalam industri sendiri, terjadi persaingan antar satu perusahaan dengan perusahaan
lainya. Persaingan dalam satu industri menunjukkan perjuangan masing-masing perusahaan
yang ada dalam satu industri untuk memperebutkan pangsa pasar maupun pangsa pelanggan
(Solihin, 2012). Saat ini perusahaan tidak hanya bertumpu pada peningkatan pangsa pasar,
karena tidak semua pelanggan perusahaan merupakan pelanggan yang menguntungkan untuk
dilayani.

Saat ini perusahaan juga mengarahkan perhatianya kepada pangsa pelanggan dengan
mempertahankan pelanggan-pelanggan yang menguntungkan untuk dilayani di mana
perusahaan dapat memperbesar pendapatan penjualnya dengan menawarkan berbagai produk
perusahaan yang memiliki margin tinggi kepada pelanggan tersebut (Reinartz W., 2002).
Menurut Porter, Intensistas persaingan antar perusahaan dalam satu industri sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a) Perkembangan industri.
b) Biaya tetap/ nilai tambah.
c) Kelebihan kapasitas interniten.
d) Deferensiasi produk.
e) Identitas produk.
f) Biaya peralihan.
g) Konsentrasi kesinambungan.
h) Kekomleksian informasi.
i) Keragaman pesaing.
j) Taruhan perusahaan.
k) Penghalang keluar.

2.2 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi suatu masalah, proyek, atau konsep bisnis/ usahanya yang berdasarkan faktor
internal (dalam) dan faktor eksternal (luar). Metode ini paling sering digunakan dalam
metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya
menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecahan masalah.(David, 2009)

Analisis SWOT terdiri atas 4 (empat) faktor sebagai berikut:

1. Strength (Kekuatan)

Strength merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau
konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.

7
2. Weakness (Kelemahan)
Weakness merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau
konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat
dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (Peluang)
Opportunities merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang akan terjadi.
Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu
sendiri misalnya, competitor, kebijakan pemerintah, dan kondisi lingkungan sekitar.
4. Threat (Ancaman)
Threat merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.

BAB III
PEMBAHASAN TENTANG KFC

3.1 Sejarah KFC

PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia,


didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh
waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran pertamanya pada
bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, dan sukses outlet ini kemudian diikuti dengan
pembukaan outlet-outlet selanjutnya di Jakarta dan perluasan area cakupan hingga ke kota-
kota besar lain di Indonesia antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan
Manado. Keberhasilan yang terus diraih dalam pengembangan merek menjadikan KFC
sebagai bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan dominan di Indonesia.

8
Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan
pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di
Bursa Efek Jakarta sebagai langkah untuk semakin mendorong pertumbuhannya.
Kepemilikan saham mayoritas pada saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8%
kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% kepada PT Megah Eraraharja dari
Salim Group; sementara saham minoritas (20,4%) didistribusikan kepada Publik dan
Koperasi.

Perseroan memperoleh hak waralaba KFC dari Yum! Restaurants International (YRI),
sebuah badan usaha milik Yum! Brands Inc., yaitu sebuah perusahaan publik di Amerika
Serikat yang juga pemilik waralaba dari empat merek ternama lainnya, yakni Pizza Hut, Taco
Bell, A&W, dan Long John Silvers. Lima merek yang bernaung dibawah satu kepemilikan
yang sama ini telah memproklamirkan Yum! Group sebagai fast food chain terbesar dan
terbaik di dunia dalam memberikan berbagai pilihan restoran ternama, sehingga memastikan
kepemimpinannya dalam bisnis multi-branding.

3.2 Visi dan Misi

1. Visi

Selalu menjadi merek restoran cepat saji Nomor 1 di Indonesia dan mempertahankan
kepemimpinan pasar dengan menjadi restoran yang termodern dan terfavorit dalam segi
produk, harga, pelayanan, dan fasilitas.

2. Misi

Memperkokoh citra merek KFC dengan strategi- strategi dan ide-ide yang inovatif, terus
meningkatkan suasana bersantap yang tak ada bandingannya dan konsisten memberikan
produk, pelayanan, serta fasilitas restoran yang selalu berkualitas mengikuti kebutuhan
dan selera pelanggan yang terus berubah.

9
3.3 Input dan Output

Secara umum perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki sumber daya (input)
seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin (misalnya komputer yang memiliki masa manfaat
selama 4 tahun), gedung, dan peralatan yang diproses untuk menghasilkan barang atau jasa
(output) yang akan dijual kepada pelanggan. KFC merupakan perusahaan dagang (makanan)
dan juga menyajikan jasa pelayanan bagi orang yang ingin makan, mengadakan pesta
ulangtahun serta memproduksi makanan cepat saji, minuman dan lain- lain.

Bahan baku yang utama untuk operasi Perseroan adalah ayam karkas segar dan
ayam potong beku, yang dipasok oleh sekitar 15 pemasok di seluruh Indonesia.
Banyaknya pemasok di dalam negeri tidak menjamin kelangsungan pasokan. Pasokan
sering terputus pada hari-hari libur seperti Idul Fitri, Natal & Tahun Baru, dan liburan
sekolah. Untuk mengantisipasi gangguan pasokan selama hari-hari tersebut, Perseroan
membuat kontrak jangka panjang dengan merencanakan pesanan lebih awal dan
menyimpan persediaan ayam yang cukup sebelum hari-hari libur tersebut. Selain itu,
beberapa bumbu untuk produk-produk utama KFC, khususnya Original Recipe dan Hot &
Spicy diimpor dari Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia melalui beberapa importir
yang wajib mengikuti standar Yum! Restaurants InternationaI. Bahkan untuk produk-
produk baru, beberapa bahan bakunya biasa diimpor. Pengecualian terhadap bumbu-bumbu
rahasia, dengan kemajuan yang telah dicapai oleh pemasok lokal dalam memproduksi
substitusi produk-produk impor mengikuti standar yang diberikan, Perseroan secara bertahap
dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku import.

Sedangkan untuk rekapitulasi tenaga kerja per 31 Desember 2013 dapat ditunjukkan
dalam tabel berikut ini :

10
Tabel 3.3 Rekapitulasi SDM KFC

Tabel di atas menerangkan jumlah tenaga kerja serta kualifikasinya. Setiap SDM yang
ada mempunyai kompetensi yang mumpuni serta senantiasa mendapat training dan pelatihan.

Sedangkan outputnya adalah Colonels Original Recipe dan Hot & Crispy yang tetap
menjadi produk ayam goreng paling disukai di antara semua merek restoran cepat saji di
seluruh Indonesia, yang konsisten dinilai sebagai ayam goreng paling enak versi
berbagai survei konsumen di Indonesia. Produk-produk Perseroan dikelompokkan dalam

11
beberapa kategori, antara lain Menu Goceng, Menu Praktis, dan menu paket kombinasi
lainnya. Untuk kategori Menu Goceng, dimana setiap produk diberi harga Rp5,000, terdapat
lebih dari 10 produk bernilai tinggi dimana Mocha Float dan OR Burger Deluxe adalah
produk dengan penjualan tertinggi. Dari waktu ke waktu, pilihan menu untuk kategori ini
disesuaikan dengan selera konsumen. Kategori lainnya adalah Menu Praktis yang terdiri
atas produk-produk untuk dipesan bawa dan dikonsumsi dengan mudah dalam perjalanan.
Untuk menambahkan variasi menu paket kombinasi dengan harga terjangkau bernilai
tambah, Super Panas dan KFC Attack terus ditawarkan. Sebagai pelengkap produk-
produk utama ini, juga tersedia produk-produk yang disesuaikan dengan selera lokal,
antara lain Perdekel, Nasi, Salad, dan Sup KFC. Sebagai tambahan layanan di hampir
semua gerai bertipe free-standing, Perseroan terus melakukan ekspansi KFC Coffee
yang menyajikan rangkaian produk kopi berkualitas, disajikan panas maupun dingin,
dilayani di konter terpisah dengan ruangan duduk tersendiri untuk para pecinta kopi.
Untuk menarik konsumen pada jam-jam sepi, Perseroan juga mengenalkan minuman
bernama Krushers dengan aneka pilihan rasa.

Beberapa contoh output KFC adalah sebagai berikut :

Gambar 3.3 Output KFC

12
Sumber : www.kfcindoensia.com

3.4 Analilis Strategi Perusahaan (Internal)

Untuk menjaga kepemimpinan pasar dalam industri restoran cepat saji di


Indonesia, strategi-strategi KFC adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan dan menanamkan budaya yang kokoh di dalam organisasi dimana


setiap karyawan memberikan perbedaan dengan berinovasi dan selalu berpikir di
luar kebiasaan.

2. Membangun pola pikir yang berorientasi pada Customer and Sales Mania
dengan kesadaran tinggi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan melebihi
dari yang diharapkan.

3. Memberikan perbedaan merek KFC yang sangat kompetitif dengan berbagai ide
dan strategi yang inovatif.

4. Mengembangkan kesinambungan dalam sumber daya manusia dan proses yang


kuat berfokus pada pengembangan kompetensi dan kemampuan.

5. Mempertahankan konsistensi dalam pencapaian prestasi yang terbaik.

Sedangkan strategi operasi KFC adalah :

13
1. Memastikan kebersihan restoran (Cleanliness), keramahtamahan dalam melayani
pelanggan (Hospitality), ketepatan dalam menerima dan menyiapkan pesanan
(Accuracy), memastikan perawatan restoran yang terbaik (Maintenance),
konsistensi dalam menyajikan produk bermutu tinggi setiap saat (Product), dan
kecepatan layanan selalu dijalankan (Speed of Service).

2. Tenaga kerja hanya untuk hari kerja (Senin-Jumat), sedangkan untuk Sabtu,
Minggu, dan hari libur menggunakan tenaga kerja paruh-waktu.

3. Dalam efisiensi pemakaian listrik dilakukan pengurangan daya listrik yang ada
di restoran, namun karena keterbatasan daya listrik yang tersedia di tiap wilayah
sehingga sebagian gerai yang buka dikenakan tarif multiguna dengan biaya yang
lebih mahal dari tarif biasanya.

4. Zoning untuk penerangan di restoran untuk siang hari dan malam hari sangat
membantu dalam pengurangan biaya pemakaian listrik di restoran, demikian juga
untuk pemakaian unit pendingin udara pada malam hari, khususnya untuk area di
lantai dua yang mempunyai akses dengan area luar ruang dan pada restoran yang
beroperasi 24 jam.

5. Meningkatkan pengawasan terhadap rangkaian kegiatan yang dimulai dari


menentukan proyeksi pemesanan penerimaan penyimpanan pengolahan atas
bahan baku agar optimal dalam pemakaiannya. Tidak hanya pemakaian yang sesuai
prosedur, namun harus ada kontrol terhadap mutu produk siap jual dengan tujuan
setiap tamu yang datang selalu mendapatkan produk yang berkualitas.

6. Restoran Manager dan tim diberikan pengawasan yang ketat agar dapat segera
melakukan perbaikan terhadap kontrol keuangan, operasi dan aspek lainnya.

7. Menjalin hubungan kerja sama dengan Label Music sehingga dapat menyerap pangsa
konsumen khususnya pada remaja.

8. Memberikan layanan fasilitas Wifi untuk mengakses internet.

9. Membuat Playground untuk Balita dan anak-anak.

14
3.4.1 Teknologi
1. Menggunakan aplikasi-aplikasi utama untuk media sosial online seperti : Facebook,
Twitter, dan You Tube untuk memperkuat merek KFC dan sebagai media
komunikasi untuk membangun hubungan personal yang erat antara merek dan
pelanggan.
2. Menyediakan jaringan komunikasi antarkantor regional besar KFC, menggunakan
saluran Virtual Private Network (VPN) MultiService, dan jaringan komunikasi
antartoko-nya lewat VPN Ezy HSDPA untuk memperkuat layanan pesan antar rumah
(home delivery system) Kentucky Fried Chicken (KFC) di Jawa dan Sumatera.
3. Menciptakan official account personal KFC di WeChat, Line dan menjalankan
promosi "Free Goceng". Dengan adanya kerja sama promosi ini, pengguna WeChat
dapat menikmati tambahan paket santap gratis senilai Rp 5 ribu di 450 gerai KFC
yang tersebar di seluruh Indonesia.
4. New Concept of Drive Thru, yaitu dimana pelanggan yang ingin belanja di KFC
tidak perlu turun dari kendaraannya, cukup dengan mengikuti alur drive thru yang
tersedia sudah dapat menerima pesanan lewat loket drive thru.

3.4.2 Desain
KFC mendesain produk siap saji (fast food) dengan bahan daging ayam yang
berdasarkan budaya tiap-tiap negara adalah daging yang tidak haram, seperti di Indonesia.
Selanjutnya produk dikembangkan dengan pelengkap minuman ringan yang bervariasi.
Dalam desain kemasannya, KFC memiliki elemen-elemen visual seperti, warna merah
sebagai warna utama karena dapat berfungsi untuk menarik perhatian konsumen dan
dipadukan dengan warna netral agar lebih menonjol. KFC dominan menggunakan tipe huruf
slab serif dan lebih mengutamakan logo dalam tampilan grafisnya. Bentuk kemasan yang
digunakan bersifat fungsionalis dan bahan yang digunakan bersifat ramah lingkungan, praktis
dan baik untuk produk. Keseluruhan peletakan elemen-elemen visual pada bidang kemasan
bersifat seimbang baik dari segi penempatannya maupun keselarasan antar unsur desainnya.

3.4.3 Layout dan Lokasi


Dalam pengembangan bisnisnya, Perseroan mempunyai strategi terpadu dan
dilakukan dari awal secara bertahap. Dimulai dengan pemilihan lokasi yang tepat dan

15
berpotensi bisnis yang telah matang untuk penentuan pembukaan gerai baru. Untuk hal
tersebut, Tim Pengembangan Pasar melakukan survei dan analisa terhadap penetrasi
pasar, pembidikan lokasi, penyeleksian dan analisa pasar.
Analisa data yang dilakukan, dimulai dengan peninjauan lokasi yang sedang
dibidik, pengumpulan data yang diperlukan untuk evaluasi dan analisa, antara lain
besar area cakupan yang masih berpotensi terhadap bisnis yang akan dikembangkan di lokasi
tersebut, mata pencarian penduduk dan jumlah penduduk itu sendiri. Selain itu, diperlukan
juga data pendukung berupa pengembangan usaha yang ada di daerah tersebut, seperti
restoran yang sudah ada, bank, toko kebutuhan sandang dan pangan, ruang untuk
kendaraan bermotor, dan lain sebagainya. Data ini dapat memperlihatkan letak pusat
bisnis daerah tersebut, demografi dan fokus area penduduk tersebut bertransaksi bisnis. Dari
semua itu ada hal yang tak kalah penting dan sangat menentukan yaitu ketersediaan jalur
logistik agar bisnis restoran dapat lancar dengan pasokan yang tepat waktu dan memadai.
Dari pemantauan lokasi yang telah dipilih, Tim Pengembangan Pasar akan bekerjasama
dengan Tim Pengembangan Usaha dan Operasional. Untuk membuat studi kelayakan
untuk pembangunan restoran baru di daerah tersebut, dimulai dari prediksi penjualan,
rencana investasi, jenis restoran sampai pada unit bisnis yang akan ada di restoran
tersebut, dan berapa lama investasi tersebut dapat kembali. Dalam pelaksanaan
pembangunan restoran tersebut, dimulai dengan peninjauan lokasi lalu memasuki tahapan
desain dan perencanaan fasilitas. Setelah tahap desain, selanjutnya adalah tahap tender,
yang dilanjutkan dengan tahap pembukaan tender dan negosiasi. Bila semuanya telah
disepakati, maka tahap akhir adalah pembahasan tentang pelaksanaan di lapangan yang
berpedoman pada spesifikasi standar dan desain yang ada yang harus dilaksanakan sesuai
jadwal pekerjaan yang telah disepakati.
Perseroan terus bekerja keras menciptakan desain-desain restoran yang mutahir,
inovatif, dan trendi untuk menghadirkan tampilan restoran yang segar dan modern, tanpa
kehilangan elemen dasar dari merek KFC. Perseroan juga akan terus melakukan ekspansi
jaringan restorannya hingga ke daerah tingkat dua, tanpa mengabaikan beratnya
persaingan pasar di kota-kota metropolitan, melalui renovasi dan peningkatan tampilan
restoran dengan menghadirkan lebih banyak gerai-gerai bertipe free-standing (gerai yang
berada dalam bangunan yang berdiri sendiri).
Semua gerai KFC terdiri dari berbagai tipe mulai dari free-standing (gerai yang
berada di bangunan yang berdiri sendiri), in-line (ruko), mal, dan foodcourt (pusat
jajanan). Dengan tampilan layout yang terus berkembang mengikuti tren terkini, membuat

16
gerai-gerai yang baru menjadi restoran terfavorit bagi pelanggan. Perseroan juga
menyediakan fasilitas Internet Corner pada gerai KFC. Fasilitas ini sangat digemari oleh
anak-anak dan remaja, bukan saja mereka dapat menikmati produk yang lezat di KFC,
tetapi juga bermain aneka permainan dan mengakses berbagai ilmu pengetahuan yang
tersedia melalui fasilitas internet tersebut. Khusus untuk anak-anak, restoran KFC tetap
memberikan porsi terbaiknya dengan menghadirkan arena bermain anak yang sangat
digemari, bukan saja tampilan yang menarik tetapi juga memberikan suatu pengalaman
yang sangat mengesankan bagi anak-anak yang datang di gerai KFC.
Berikut ini beberapa layout dan lokasi KFC di Indonesia :
Gambar 3.4.3 Layout dan Lokasi KFC di Indonesia

3.5 Analisis Strategi Perusahaan (External)


1. Mc Donald

Mc Donald hadir di Indonesia pada tahun 1991 dan merupakan negara ke 70 dari
McDonalds seluruh dunia. H. Bambang N. Rahcmadi Msc MBA adalah warga negara

17
Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan hak master franchise dari McDonalds
Corporation dengan mengalahkan 13.000 pesaing. Sampai sekarang beliau bertindak sebagai
Presiden Direktur McDonalds Indonesia. Sebelum membuka restorannya yang pertama di
Sarinah-Jakarta, H. Bambang Rahcmadi Msc MBA diwajibkan mengikuti training selama 1
tahun di Australia, Amerika Serikat, Malaysia dan Singapura. Dalam masa training tesebut
beliau melakukan semua pekerjaan di restoran McDonalds dari yang paling sederhana
termasuk membersihkan toilet sampai ke tingkat manajerial, kemudian menerapkan
semuanya di Indonesia. Perkembangan McDonalds Indonesia dalam 10 tahun ini dinilai
sangat cepat. Sampai saat ini restoran McDonalds Indonesia telah berjumlah 109 restoran
dengan jumlahkaryawan seluruhnya mencapai sekitar 8000 orang yang sebagian besar
lulusan SLTA.

3.6 Analisis SWOT Perusahaan

Strengths

1. KFC mempunyai a strong global presence dengan kompetitor domestik terdekat yang
hanya berukuran separuhnya, KFC merupakan pemimpin pasar ( market leader) baik
secara domestik, maupun internasional.

2. Keuntungan KFC berasal dari pengurangan biaya melalui skala ekonomi, karena
ukurannya yang sangat besar dan keberadaannya secara global memungkinkan untuk
menetapkan risiko yang bervariasi yang melibatkan keadaan ekonomi dari negara
tertentu.

3. Outlet perusahaan ditempatkan di wilayah yang strategis dan mudah dijangkau.

4. Adanya pengakuan atas merk (brand recognition).

5. Adanya Kekuatan kerjasama dengan perusahaan lain, seperti dengan Coca-Cola dan
Label Music.

6. Tempat penjualan yang bersih dan adanya tempat bermain untuk anak-anak
mempunyai daya tarik tersendiri.

7. Perusahaan yang telah mengglobal.

18
8. Aktif dalam kegiatan amal untuk anak-anak.

9. Menyesuaikan resep dan produk yang ditawarkan dengan standar kesehatan yang
ditetapkan oleh USDA

10. Pendapatan tidak hanya dari penjualan makanan cepat saji, tapi juga dari investasi
properti, franchiser of restaurant.

11. . Adanya sistem delivery order 24 jam yang mudah digunakan oleh konsumennya
yaitu dengan menelpon 14022.

12. . Adanya system pemesanan Drive Thrue sehingga jika pelanggan ingin memesan
untuk dibawa pulang, maka tidak perlu masuk kedalam restaurant.

Weekness

1. Harga yang kurang kompetitif, sehingga dapat mengurangi kemampuan perusahaan


untuk meningkatkan pendapatan.

2. Inovasi terhadap produk kurang memiliki spesifikasi tertentu

3. Management of franchises kurang memperhatikan integritas klien

4. Teknik pemasaran atau periklanan yang hanya diutamakan pada anak-anak.

Opportunities

1. Perusahaan dapat melakukan penjualan online sehingga memberikan kemudahan bagi


pelanggan dan juga menambah feature-feature dalam pelayanan.

2. Merubah trend kebiasaan makan ke arah makan yang lebih sehat.

3. Mengembangkan secara terus menerus pangsa pasar terutama untuk generasi muda
dan kelompok yang telah berumur.

4. Melakukan pengawetan dengan bahan-bahan alami, sebagai bagian dari strategi


pemasaran dan periklanan.

19
5. Menciptakan produk baru ( Inovasi). Meneruskan untuk menggunakan teknologi
untuk mempengaruhi strategi pendapatan, seperti menggunakan pesan singkat untuk
mengantarkan pesanan khusus.

Threat

1. Adanya fluktuasi terhadap nilai mata uang asing.

2. Industri makanan cepat saji merupakan sektor yang sangat kompetitif sehingga
persaingan juga semakin ketat.

3. Persamaan strategi dengan perusahaan lain seperti melakukan pembentukan format


baru ataupun dalam mengembangkan menu makanan.

4. Adanya tekanan dari beberapa pihak mengenai makanan cepat saji dengan masalah
obesitas.

5. Bagi konsumen yang sadar akan gizi, makanan cepat saji merupakan makanan yang
kurang sehat.

6. Adanya ancaman dari kompetitor local di negara yang berbeda-beda.

7. Industri ini berada pada siklus mature dan merupakan industri yang cepat mengalami
kejenuhan.

20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN

Persaingan dalam Industri makanan cukup ketat dikarenakan bisnis restauran


merupakan bisnis yang sangat kompetitif dengan perkembangan yang sangat cepat. Terutama
akan kebiasaan masyarakat sekarang yang senang segala sesuatu tersedia dengan instan
mengakibatkan pertumbuhan industri fast food terus meningkat dimana pemain dalam
industri ini semakin banyak dengan menyajikan berbagai inovasi produk yang lebih menarik.
Melihat hal ini KFC akan terus mengawasi pergerakan dari kompetitornya agar dapat survive
dalam bisnis.

4.2 SARAN

1) Menjaga kebersihan lingkungan (restoran) dan menjaga keamanan anak-anak, serta


membuatnya senang selama bermain di arena permainan, mempromosikan untuk
anak-anak serta berusaha menarik kelompok yang telah berumur, menggunakan
bintang lokal yang populer untuk menarik usia muda.
2) Terus menerus melakukan inovasi terutama dengan melakukan penciptaan produk
makanan yang sesuai gaya hidup sehat, misalnya dengan menyajikan menu-menu
organic.
3) Menambahkan inovasi lebih banyak rasa atau tipe baru dari makanan cepat saji yang
dapat membedakannya dengan kompetirors.

21
DAFTAR PUSTAKA

DAVID, F. R. 2009. Manajemen Strategis, Jakarta, Salemba Empat.


ERNIE TRISNAWATI, K. S. 2005. Pengantar Manajemen, Jakarta, Prenada Media.
PORTER, M. E. 1994. Keunggulan Bersaing, Jakarta, Binarupa Aksara.
REINARTZ W., K. V. 2002. The Impact of Customer Relationship Characteristics on
Profitable Lifetime Duration. Journal of Marketing, 67.
SOLIHIN, I. 2012. Manajemen Strategik, Jakarta, Erlangga.
STEPHEN P. ROBBINS, M. C. 2005. Manajemen.

22

Você também pode gostar