Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANALISIS KASUS
1. DIAGNOSIS CHF
TEORI
Diagnosis gagal jantung ditegakkan jika terdapat dua kriteria minor dan satu
KASUS
2. KLASIFIKASI CHF
TEORI
Kelas II
Terdapat batasan aktivitas ringan. Tidak terdaat keluhan
saat istirahat, namun aktivitas fisik sehari-hari
menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
Kelas III
Terdapat batasan aktivitas bermakna. Tidak terdapat
keluhan saat istirahat, tetapi aktivitas fisik ringan
menyebabkan kelelahan, palpitasi, atau sesak
Kelas IV
Tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa keluhan.
Terdapat gejala saat istirahat. Keluhan meningkat saat
melakukan aktivitas
KASUS
TEORI
KELAINAN MIOKARDIUM
Penyakit jantung iskemik
Penyalahgunaan Alkohol, kokain, amfetamin
Logam berat Besi, kobalt, timah
Toksisitas Obat-obatan Obat imunomudulasi, obat anti
depresi, anti aritmia, NSAID
Radiasi
Terkait infeksi Bakteri, fungi, protozoa,
parasit, virus (HIV/AIDS)
Kerusakan akibat reaksi
Non infeksi Miokarditis giant
imun dan inflamasi
cell/limfositik, Penyakit
Jantung Rematik, SLE
Hormonal Diabetes melitus, defisiensi
growth hormone, corna
Kelainan metabolik disease, akromegali, addison
disease
Nutrisi Malnutrisi, Obesitas
Genetik Kardiomiopati, distrofik muskular
GANGGUAN MEKANIK
Hipertensi
Gangguan struktural Didapat Kelainan katup aorta, mitral,
katup dan miokardium trkuspid, dan pulmonal
Kongenital Atrial Ventricular Septum
Defect
Kelainan perikardium dan Perikardium Perikarditis, efusi perikaridum
endomiokardium
Endomiokardium Fibrosis endomiokardium,
fibroelastosis endokardial
Resistensi vaskular Anemia berat, sepsis
Volume overload Gagal ginjal, kelebihan cairan (iatrogenik)
KELAINAN IRAMA JANTUNG
Aritmia Takiaritmia Aritmia Atrial, ventrikular,
Bradiaritmia Disfungsi sinus node,
gangguan konduksi
Menurut M.Abdur, tahun 2016 penyebab penyakit gagal jantung terbanyak
yaitu Ischemic heart disease (IHD) 28%, Hipertensi 20%, Penyakit Jantung
KASUS
sistolik 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 90 mmHg, pada
Pada kasus didapatkan Tekanan darah yaitu 150/80. Dapat disimpulkan pasien
185
180
175
170
165
160
Column2
155
150
145
140
135
Tahun 2012 Tahun 2014 Tahun 2016 Tahun 2017
sehingga kebutuhan jantung akan oksigen dan beban kerja jantung meningkat.
Dilatasi dan kegagalan jantung dapat terjadi ketika keadaan hipertrofi tidak lagi
Diagnosis Banding
1. CHF ec Kardiomiopati
Hal ini berdasarkan gambaran ekg yang disebut diatas, bahwa T inverted
dikarenakan kardiomiopati.
Kardiomiopati merupakan penyakit mengenai serabut otot jantung dan
gangguan ini terjadi dalam tiga bentuk yaitu dilatasi, hipertrofik, dan
volume sekuncup, fraksi ejeksi, dan curah jantung juga menurun. Karena
volume diastolik akhir meninggi maka dapat terjadi kongesti paru. Kenaikan
2. CHF ec CAD
Berdasarkan anmanesis pada tahun 2010 pasien pernah mengalami nyeri
dada kiri yang menjalar ke leher, punggung, dan lengan kiri. Pada tahun
selain tidak ada gejala klinis, kadang kadang infark yang terjadi dapat lebih
2014).
Infark miokard disebabkan oleh penyakit jantung koroner.
DM
berlebihan
Tiroid
Gagal Jantung prevalensinya meningkat seiring pertambahan usia 100 per 1000
lemak pada katup yang menyebabkan katup menjadi kaku dan terjadi
terhadap stres
f. Penurunan pengaturan irama inheren jantung oleh nodus SA
g. Disfungsi endotel
h. Menurunnya respon baroreseptor
KASUS
Os berusia 74 tahun. Pada kasus dapat disimpulkan bahwa usia tua merupakan
5. PENATALAKSANAAN KASUS
Pada kasus pasien mengalami
CHF ec HHD + Hipertensi grade I
ACEI harus diberikan pada semua pasien gagal jantung simtomatik dan
oleh sebab itu ACEI hanya diberikan pada pasien dengan fungsi ginjal
kalium serum >5,0 mmol/L, serum kreatinin > 2,5 mg/dL, stenosis aorta
b. Penyekat
jika indikasi) sudah diberikan, pasien stabil secara klinis (tidak ada
perubahan dosis diuretik, tidak ada kebutuhan inotropik i.v. dan tidak
c. Antagonis Aldosteron
NYHA), dosis optimal penyekat dan ACEI atau ARB (tetapi tidak
konsentrasi serum kalium > 5,0 mmol/L, serum kreatinin> 2,5 mg/dL,
sampai berat (kelas fungsional II -IV NYHA) yang intoleran ACE. ARB
f. Digoksin
obat lain (seperti penyekat beta) lebih diutamakan. Pada pasien gagal
istrahat > 80 x/menit atau saat aktifitas> 110 -120x/menit Irama sinus,
1. Dosis awal: 0,25 mg, 1 x/hari pada pasien dengan fungsi ginjal normal.
Pada pasien usia lanjut dan gangguan fungsi ginjal dosis diturunkan
melihat warna
g. Diuretik
1. Pada saat inisiasi pemberian diuretik periksa fungsi ginjal dan serum
elektrolit
2. Dianjurkan untuk memberikan diuretik pada saat perut kosong
3. Sebagain besar pasien mendapat terapi diuretik loop dibandingkan
tiazid karena efisiensi diuresis dan natriuresis lebih tinggi pada diuretik
KASUS
sebagai terapi lini pertama, kedua, dan ketiga, secara berurutan karena
ACEI ARB
Efektif untuk GFR 30-60, Efektif untuk GFR 30-60,
protenuria protenuria
2. Diuretik
ACEI / ARB harus dikombinasi dengan diuretik jika pasien mengalami
retensi cairan
furosemid
3. Digoksin
laju ventrikel yang cepat, walaupun obat lain (seperti penyekat beta) lebih
saat istrahat > 80 x/menit atau saat aktifitas> 110 -120x/menit Irama sinus,
4. B Blocker
5. Antibiotik
Pada kasus didapatkan leukosit : 12.400. nilai normal : 4500-10.700 ul
Leukosit yang meningkat biasanya diakibatkan karena
Obat ini aftif terhadap kuman gram (+) dan gram (-).
Penatalaksanaan kasus :