Você está na página 1de 23

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. T


DENGAN CHRONIC HEART FAILURE
DI RUANG SOKA RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO

Disusun Oleh :
Neti Yuniarti, S.Kep

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM PROFESI NERS


PURWOKERTO
2009
ASUHAN KEPERAWATAN CHRONIC HEART FAILURE
DI RUANG SOKA RSUD PROF.DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 27 Juli 2009
Jam : 14.30
1. Identitas
Nama : Tn T
Umur : 58 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S-1 Kependidikan
Pekerjaan : Guru
Alamat : Cilacap Tengah
No.Reg : 072542
Diagnosa Medis : CHF, BRPN

2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Klien mengekuh sesak napas
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang rujukan dari Poli Jantung pada tanggal 22 Juli 2009 dengan
keluhan sesak napas. Klien mengatakan jika terlalu capek beraktivitas
jantungnya terasa berdebar-debar dan sesak. Klien mengeluh mual muntah
serta pusing, kedua kaki bengkak. Gejala dirasakan klien sejak 6 bulan yang
lalu.
Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit dengan
keluhan yang sama yaitu di RS Fatimah dan di RSUD Cilacap pada bulan
April namun pengobatan yang dilakukan belum bisa membuat klien sembuh
gejala masih dirasakan hingga saat ini. Klien telah mengetahui dirinya
mempunyai sakit Jantung semenjak 6 bulan yang lalu dan semenjak itu pula
klien selalu memeriksakan kondisi kesehatannya ke dokter terdekat.
Riwayat Penyakit Keluarga
Salah satu saudara kandung klien ada yang menderita penyakit jantung tapi
tidak dapat dijelaskan mengenai jenis penyakit jantung yang diderita. Orang
yang bersangkutan telah meninggal dunia.

3. Pola Kesehatan Fungsional


a. Pemeliharaan Kesehatan
Jika klien dan keluarga mengalami masalah kesehatan maka klien akan
segera mencari pertolongan ke pelayanan kesehatan seperti Mantri, Dokter
dan Rumah sakit terdekat. Klien dan keluarga tidak pernah membeli obat-
obatan yang dijual bebas di warung. Klien suka minu jamu meski tidak
secara rutin.
Unutk masalah penyakit jantungnya klien secara rutin memeriksakan diri ke
dokter hingga akhirnya memutuskan untuk memeriksakan diri ke RSMS
(Poli Jantung). Klien kooperatif dan bersedia mengikuti program yang
diselenggarakan oleh rumah sakit.
b. Nutrisi Metabolik
Klien mengatakan mengalami masalah dalam pemenuhan nutrisinya. Klien
mengatakan selalu mual muntah setelah maka, hal ini dirasakan sebelum dan
selama di rawat di RS. Di rumah klien biasa makan 3 x sehari dengan
komposisi menu nasi sayur dan lauk pauk. Klien senang makan gorengan,
daging dan snack. Klien minum> 2000 cc/hari
c. Eliminasi
Sebelum klien sakit, klien BAB satu kali per hari dengan konsistensi lunak,
warna kuning, bau khas feses. BAK 5-6x/hari, warna kuning, bau khas urine.
Semenjak klien dirawat di RS klien BAB 1x/hari konsistensi lunak, warna
kuning, bau khas feses. BAK 2-3x/hari, warna kuning, bau khas urin.
d. Aktivitas
Selama di rumah klien mengeluh cepat lelah, sesak jika beraktifitas terlalu
berat. ADL klien dibantu keluarga. Begitu juga selama klien di rawat di RS
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum *
Mandi *
Toileting *
Berpakaian *
Mobilitas *
Berpindah *
Ambulasi/ROM *
0: mandiri, 1: alat, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
e. Pola persepsi Kognitif
Secara umum klien mengerti tentang penyakitnya. Klien mengerti tentang
pentingya mengikuti program terapi selama di RS. Klien menyadari bahwa
penyakitnya harus ditangani secara medis. Klien mengerti bahwa
penyakitnya merupakan suatu proses alamiah. Tidak ada anggapan yang
salah dengan penyakit yang dialaminya.
f. Pola Istirahat
Sebelum masuk RS klien mengalami gangguan tidur karena sering sesak
napas. Selama masuk RSMS klien tidak bisa tidur karena sesak, lingkungan
yang tidak nyaman dan pola tidur yang berubah akibat berkurangnya
aktivitas. Selama di RS klien mengaku kurang tidur, durasi tidur < 6
jam/hari. Klien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan tidur siang
g. Konsep Diri
Identitas : Klien adalah seorang laki-laki, suami dan ayah dari
anak-anaknya.
Ideal diri : Klien mengatakan seharusnya dia berada di sekolah
dan bekerja seperti biasanya. Klien adalah seorang
kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap anak-
anaknya
Harga diri : Tidak ada masalah dalam harga diri, klien tidak merasa
minder dengan penyakit yang dideritanya.
Gambaran diri : Klien menggambarkan diri sebagai kepala keluarga,
ayah, suami, kepala sekolah dan pengurus PGRI,
pengawas KKG, pengurus PNPM dan organisasi
lainnya. Klien mengatakan bahwa dirinya adalah
seorang pekerja yang sibuk dalam beraktivitas.
h. Pola Peran dan Hubungan
Orang yang paling dekat dengan klien adalah istrinya. Klien memiliki
hubungan yang dekat dengan anak-anaknya. Tidak ada masalah di tempat
kerja maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Klien sering berinteraksi
dengan anggota keluarga, rekan kerja maupun anggota masyarakat.
i. Pola Reproduksi seksual
Klien adalah seorang laki-laki, menikah dengan 4 orang anak. Pola seksual
klien tidak terkaji.
j. Pola Pertahanan Diri
Jika klien memiliki masalah , klien akan membicarakan kepada istrinya.
Klien jarang berdiskusi dengan anak-anaknya. Klien adalah seorang yang
beragama sehingga jika memiliki permasalahan maka pada hakekatnya
semua itu berasal dari Tuhan. Klien harus berikhtiar, bersabar dan
bertawakal.
k. Sistem nilai dan keyakinan
Klien beragama islam taat beribadah. Tidak ada keyakinan yang salah yang
bertentangan dengan nilai-nilai kesehatan. Tidak ada pantangan tentang yang
dianut yan dapat merubah status kesehatan klien.

4. Pemeriksaan Fisik
Keluhan saat dikaji (27 Juli 2009) :
Kedaan Umum klien : Kesadaran compos mentis (GCS: E4V5M6)
a. Tanda vital : TD= 110/90 mmHg, N= 95 x/menit, S= 37 0C, R= 26
x/mnt
b. Kepala : Rambut pendek, bersih, lurus. Kulit kepala tak
berketombe, discharge (-), lesi (-). Tekstur kuat.
c. Mata : Konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterus, tak ada
katarak,glukoma, visus normal, fungsi penglihatan baik
d. Hidung : Simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada
sekret, tidak ada polip, epistaksis (-).
e. Telinga : Simetris, tak ada discharge, bersih, serumen dalam batas
normal, fungsi pendengaran baik
f. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis, bersih, tidak
ada stomatitis.
g. Leher : Tak ada deviasi trachea, tak ada pembesaran vena
jugularis, tak ada pembesaran kelenjar tiroid
h. Thorax : Bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak
ada benjolan.
i. Jantung : Tidak ada kardiomegali, S1>S2, S3 (-), EKG : T
inverted, iskemik (+), Nadi 95 x/menit, nyeri (-)
j. Paru : Auskultasi ronchi basah kiri kanan bawah, wheezing (-)
k. Punggung : Tidak mengalami skoliosis, lordosis ataupun kifosis
l. Abdomen
Insp. : Tidak ada distensi, tidak tampak vena di permukaan
dinding abdomen, tidak bengkak dan kembung.
Ausk : Suara peristaltic 6x/menit, kuat dan teratur, bising usus
teratur
Perkusi : Terdengar timpani pada areal abdomen, perkusi pada
retro abdomen klien tidak merasa nyeri.
Palp. : Tak ada nyeri tekan, tak ada pembesaran hati atau
limpa dan ginjal tak teraba
m. Inguinal : Tak ada pembesaran kelenjar inguinal, alat kelamin tak
ada kelainan dan keluhan
n. Ekstrimitas : Turgor kulit baik
Superior : Kanan-kiri normal tak ada kelainan
Inferior : kanan-kiri normal

Oedem - -
- -
Kekuatan otot 5 5
5 5
Paralisis (-), paraplegi (-), Reflek fisiologis (+), Reflek
patologis (-), tidak ada kelainan

5. Pemeriksaan Penunjang yang telah dilakukan


Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Protein Total 5,84 gr/dl 6,3 - 8,2 gr/dl
Albumin 2,98 gr/dl 3,5 - 5,0 gr/dl
Globulin 2,96 gr/dl 2,7 - 3,2 gr/dl
SGOT/AST 44ul/L L = 17 - 59 ul/L
SGPT/ALT 40ul/L L = 21 - 72 ul/L
Kolesterol Total 178 mg/dl 200 mg/dl
Trigliserid 368 mg/dl 150 mg/dl
22 Juli 2009 Kolesterol HDL 25,8 mg/dl 40 mg/dl
Kolesterol LDL 123,2 mg/dl 100 - 129mg/dl
Ureum darah 48,9 mg/dl L = 19,3-48,8 mg/dl
Kreatinin Darah 1,45 mg/dl L = 0,8-1,5 mg/dl
Asam Urat 10,6 mg/dl 3,5 8,5 mg/dl
Glukosa 2 jam pp 94 mg/dl 126 mg/dl
Kalium 3,7 mmol/l 3,5-5,1 mmol/l
CK 29 ul/L L55-170 ul/L
25 Juli 2009 CKMB 12 ul/L 24 ul/L
LDH 448 ui/L 313-618 ui/L
Hemoglobin 14,3 g/dl L= 14-18 g/dl
Lekosit 23300 /ul 5000-10000 /ul
Hematokrit 43 % L= 40-48 %
Eritrosit 4,76 jt/ul L= 4,5-5,5 jt/ul
Trombosit 547000 /ul 150000-400000 /ul
MCV 92 fl 80-97 fl
MCH 30,2 pgr 26-32 pgr
MCHC 32 % 31-36 %
Basofil 0% 0-1 %
Eosinofil 5% 1-4 %
Batang 0% 40-70 %
Segmen 89 % 40-70 %
Limfosit 6% 19-48 %
Monosit 0% 3-9 %

Hasil Pemeriksaan X foto Thorax


Pulmo : Corakan bronchovaskuler normal, tidak tampak bercak maupun lesi
pada kedua paru
Core : Apeks bergeser ke latero caudal
Kesan : Kardiomegali
Pemeriksaan EKG : T inverted

6. Therapy yang telah diberikan


Cefotaxime 2 x 1 tablet
Furosemide 1 x 1 tablet
KSR 1 X 600 mg PO
ISDN 2 X 10 mg PO
Digoxin 1 x 1 tablet
Allopurinol 3 x 1 tablet

B. ANALISA DATA
No Tanggal/J Data Problem Etiologi
am
1. 27 Juli Data Subjektif: Pola napas Kelelahan
2009 Klien mengeluh sesak napas tidak efektif
Data Objektif:
Ekspirasinya Lebih Lama
RR = 26 x/menit, TD= 110/90
mmHg, N= 95 x/menit, S= 37 0C
Ronchi basah (+)
Retraksi (-)
Wheezing (-)
2. 27 Juli Data Subjektif: Intoleransi Ketidakseimbangan
2009 Klien mengatakan sesak, lemes, Aktivitas antara suplai dan
lelah jika beraktivitas kebutuhan oksigen

Data Objektif:
Klien tampak lemah
TD : 110/90 mmHg, Nadi : 95
x/menit, RR : 26 x/menit
Aktivitas klien sehari-hari dibantu
oleh istri
Langkah ke-10 klien merasa sesak

27 Juli Data Subjektif: Gangguan Perubahan jadwal


2009 Klien mengatakan tadi malam tidak pola istirahat tidur
bisa tidur, tidur kurang dari 6 jam tidur
sehari dan sering terbangun pada
malam hari
Klien mengatakan kurang nyaman
dengan aktivitas di rumah sakit.

Data Objektif:
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak lelah

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif b. d Kelelahan
2. Intoleransi Aktivitas b. d Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
3. Gangguan pola istirahat tidur b. d Perubahan jadwal tidur
D. Nursing Care Plan (NCP)
No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Pola napas tidak efektif b.dSetelah dilakukan tindakan 1. Airway management
- Monitor pernapasan pasien
kelelahan keperawatan selama 3 x 24 jam
- Monitor penggunaan otot
klien diharapkan :
pernapasan tambahan (retraksi
- RR, nadi dalam batas normal.
dinding dada).
- Tidak terlihat penggunaan
- Monitor vital sign : RR, nadi, TD,
otot pernapasan tambahan
suhu
- Posisikan klien pada posisi semi
fowler.
- Auskultasi suara napas pasien.
- Monitor pemberian O2
2. Airway section
- Pastikan kebutuhan oral
- Auskultasi suara napas sebelum dan
sesudah suctioning.
- Informasikan kepada keluarga dan
klien tentang suctioning.
- Minta klien nafas dalam sebelum
suction dilakukan.
- Berikan O2 dengan menggunakan
nasal untuk memfasilitasi suksesion
nasotrakeal.
- Anjurkan pasien untuk istirahat dan
napas dalam setelah kateter
dikeluarkan dari nasotrakeal.
- Monitor status oksigen pasien.
- Anjurkan keluarga bagaimana cara
melakukan suction.
- Hentikan suction dan berikan
oksigen apabila pasien
menunjukkan bradikardi,
peningkatan saturasi O2

Diagnosa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
2. Intoleransi aktivitas b.d Pemenuhan energi secara fisik dan 1. Manajemen Energi
ketidakseimbangan antara psikis untuk mempertahankan aktivitas - Pastikan lingkungan aman dan nyman
kebutuhan dan suplai oksigen harian yang diperlukan tercapai setelah - Monitor masukan nutrisi
dilakukan tindakan keperawatan - Monitor kardiovaskular terhadap
selama 4 jam ditandai dengan : aktivitas
1. Tidak lemah dengan daya tahan - Kurangi aktivitas sesuai kebutuhan
ringan masalah - Anjurkan klien untuk tidur
2. Tidak sesak nafas 2. Exercise terapi ambulasi
- Posisikan klien semi fowler atau
setengah duduk
- Anjurkan dan bantu klien duduk di
tempat tidur sesuai toleransi
- Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai
toleransi

No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


3 Gangguan pola tidur b.dSetelah dilakukan tindakanNIC:
Ketidaknyamanan fisik (Nyeri) keperawatan selama 3x24 jam1. Sleep Enhancement
pasien dapat tidur dengan a. Monitor pola tidur dan jam tidur- Untuk mengakaji
adekuat dengan indikator pasien , ajarkan pasien untuk tidur kuantitas dan
(kriteria hasil) : pada waktu yang sama dan kualitas tidur klien
a. Jam tidur bertambah (5) menghindari tidur pada siang atau dalam sehari
b. Dapat tidur dengan rutin (5) sore hari.
c. Dapat tidur dengan nyaman b. Beri lingkungan yang tenang dan
(5) damai serta minimalkan gangguan
d. Merasa enak setelah bangun seperti menutup pintu kamar pasien,
tidur (5) meredupkan atau mematikan lampu
sesuai kenyamanan pasien waktu
tidur, hindari suara keras,
Keterangan : pengaturan posisi dan sentuhan
(1) Ekstremely compromised efektif.
(2) Substantially compromised c. Ajarkan pasien untuk
(3) Moderately compromised mengkonsumsi makan-makanan
(4) Mildly compromised yang berprotein tinggi sebelum
(5) Not compromised tidur, misalnya keju atau susu
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk
mendukung penggunaan obat tidur
yang tidak mengandung supresor
fase tidur REM.
E. IMPLEMENTASI
No
Tanggal/ Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
Senin 1 - Mengukur TTV S:
27 Juli 2009 - Mendengarkan suara nafas klien. - Klien mengatakan masih sesek.
14.30 16.30 - Membantu klien pada posisi semi - Klien mengatakan nyaman dengan posisi semi fowler
fowler.
- Menganjurkan klien untuk istirahat O:
dan mengurangi aktivitas untuk - RR = 26 x/menit, S = 37 C
mengurangi sesak TD = 110/90 mmHg, N = 95 x/mnt.
- Terdengar ada bunyi napas tambahan yaitu ronkhi basah
A:
- Masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi.

P:
- Monitor pernapasan pasien.
- Pertahankan posisi semifowler

2 - Memonitor masukan nutrisi klien S:


- Memposisikan klien semi fowler - Klien mengatakan lemas.
atau setengah duduk - Klien mengatakan merasa mual kalau makan
- Mengatur posisi setiap 2 jam atau
sesuai toleransi O:
- Menganjurkan klien untuk - Klien tampak lemas
mengurangi aktivitas - Posisi klien miring kanan.
- Mempertahankan lingkungan aman
dan nyaman A:
- Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi

P:
- Pantau terus aktivitas klien sesuai kemampuan dan kebutuhan
- Anjurkan klien untuk merubah posisi setiap 2 jam sekali

3 - Menanyakan pola tidur dan jam S:


tidur pasien - Klien mengatakan semalam tidak bisa tidur dan sering
- Mengajari tehnik nafas dalam terbangun
- Menganjurkan klien untuk - Klien mengatakan lemes karena semalam tidak bisa tidur
mengkonsumsi makan-makanan
yang berprotein tinggi sebelum O:
tidur, misalnya keju atau susu - Klien tampak gelisah
- Menganjurkan kepada keluarga - Wajah tampak pucat
klien untuk melakukan mengusap - Kadang-kadang menguap
kaki dan punggung
- Memotivasi klien untuk istirahat A:
- Masalah gangguan pola tidur belum teratasi

P:
- Anjurkan klien untuk menghindari tidur pada siang ataupun sore
hari
- Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien
Selasa, 1 - Mengukur TTV S:
28 Juli 2009 - Mendengarkan suara nafas klien - Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang.
- Membantu klien pada posisi semi
14.10 - 21.00 fowler. O:
- Menganjurkan klien untuk istirahat - RR : 24 x/menit, S : 37 C
dan mengurangi aktivitas untuk N = 86 x/menit, TD = 120/70 mmHg.
mengurangi sesak - Masih terdengar suara nafas tambahan yaitu ronkhi basah

A:
- Masalah pola nafas tidak efektif teratasi sebagian.

P:
- Monitor pernapasan pasien.
- Pertahankan posisi semifowler
2 - Memposisikan klien semi fowler S:
atau setengah duduk - Klien mengatakan sudah tidak begitu lemas.
- Menganjurkan dan membantu klien
duduk di tempat tidur sesuai O:
toleransi - Klien tampak sedikit lemas,
- Menganjurkan klien untuk - Posisi klien miring kanan.
mengurangi aktivitas - Klien mencoba duduk di tempat tidur
- Mengatur posisi setiap 2 jam atau
sesuai toleransi A:
- Mempertahankan lingkungan aman - Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
dan nyaman

P:
- Pantau terus aktivitas klien sesuai kemampuan dan kebutuhan,
- Anjurkan klien untuk merubh posisi setiap 2 jam sekali

S:
3 - Mengajari tehnik nafas dalam - Klien mengatakan sudah bisa tidur tanpa sering terbangun tetapi
- Mengajarkan keluarga pasien tidurnya larut malam
melakukan pijatan usap kaki dan - Klien mengatakan akan mencoba tehnik nafas dalam sebelum
punggung memulai tidur
- Memberikan posisi yang nyaman - Klien mengatakan merasa nyaman setelah tempat tidur
bagi pasien dirapikan.
- Merapikan tempat tidur pasien
- Memotivasi klien untuk istirahat O:
- Klien mecoba tehnik nafas dalam
- Klien tampak tenang setelah tempat tidurnya dirapikan.

A:
- Masalah gangguan pola tidur teratasi sebagian

P:
- Motivasi klien untuk tidur
- Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien
Rabu 1 - Mengukur TTV S:
29 Juli 2009 - Mempertahankan posisi semi - Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang.
fowler.
14.10 - 21.00 - Mendengarkan suara nafas klien
O:
- Klien tampak tenang
- TD = 110/80 mmHg, S = 36,7 C
RR = 24 x/menit, N = 80 x/menit.
- Sudah tidak terdengar suara nafas tambahan

A:
- Masalah pola nafas tidak efektif teratasi sebagian

P :
- Pertahankan posisi semi fowler.

2 - Menganjurkan klien untuk S:


mengurangi aktivitas - Klien mengatakan sudah tidak begitu lemas.
- Mengatur posisi setiap 2 jam atau
sesuai toleransi O:
- Mempertahankan lingkungan aman - Klien tampak tidak lemas
dan nyaman - Posisi klien miring kiri.

A:
- Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian

P:
- Pantau terus aktivitas klien sesuai kemampuan dan kebutuhan
- Anjurkan klien untuk merubh posisi setiap 2 jam sekali

3 - Memotivasi klien untuk istirahat S:


- Merapikan tempat tidur pasien - Klien mengatakan semalam sudah bisa tidur seperti biasanya,
- Memberikan posisi yang nyaman tidak terganggu
bagi pasien - Klien merasa segar setelah bangun tidur

O:
- Klien tampak segar
- Klien tampak tenang

A:
- Masalah gangguan pola tidur sudah teratasi

P:
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
F. EVALUASI
Hari/Tanggal No. DP EVALUASI PARAF
Selasa, 1,2,3 S:
28 Juli 2009 - Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang.
- Klien mengatakan sudah tidak begitu lemas
- Klien mengatakan sudah bisa tidur tanpa sering terbangun tetapi tidurnya larut malam
- Klien mengatakan akan mencoba tehnik nafas dalam sebelum memulai tidur

O:
- RR : 24 x/menit, S : 37 C
N = 86 x/menit, TD = 120/70 mmHg.
- Masih terdengar suara nafas tambahan yaitu ronkhi basah
- Klien tampak sedikit lemas,
- Posisi klien miring kanan.
- Klien mencoba duduk di tempat tidur
- Klien mecoba tehnik nafas dalam
- Klien tampak tenang setelah tempat tidurnya dirapikan.

A:
- Masalah pola nafas tidak efektif, masalah intoleransi aktivitas, dan masalah gangguan
pola tidur teratasi sebagian

P:
- Monitor pernapasan pasien.
- Pertahankan posisi semifowler
- Pantau terus aktivitas klien sesuai kemampuan dan kebutuhan,
- Anjurkan klien untuk merubh posisi setiap 2 jam sekali
- Motivasi klien untuk tidur
- Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien
Rabu, 1,2,3 S:
29 Juli 2009 - Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang.
- Klien mengatakan sudah tidak begitu lemas
- Klien mengatakan semalam sudah bisa tidur seperti biasanya, tidak terganggu
- Klien merasa segar setelah bangun tidur

O:
- Klien tampak tenang
- TD = 110/80 mmHg, S = 36,7 C
RR = 24 x/menit, N = 80 x/menit.
- Sudah tidak terdengar suara nafas tambahan
- Klien tampak tidak lemas
- Posisi klien miring kiri.
- Klien tampak segar
- Klien tampak tenang

A:
- Masalah pola nafas tidak efektif dan masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
- Masalah gangguan pola tidur sudah teratasi

P:
- Pertahankan posisi semi fowler.
- Pantau terus aktivitas klien sesuai kemampuan dan kebutuhan
- Anjurkan klien untuk merubh posisi setiap 2 jam sekali
- Ciptakan lingkungan yang nyaman

Você também pode gostar