Você está na página 1de 18

AKSESIBILITAS DIFABEL TERHADAP IVANA IDRIS

BANGUNAN PUBLIK

AKSESIBILITAS DIFABEL TERHADAP BANGUNAN PUBLIK


STUDI KASUS : SUN PLAZA

Ivana Idris
Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
E-mail: Ivana.idris@gmail.com

ABSTRAK
Difabel merupakan orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu
atau merupakan rintangan dan hambatan untuk melakukan aktifitas secara selayaknya. Masyarakat difabel
memerlukan suatu komunitas atau lingkungan yang mampu mewadahi aktifitas/kegiatan serta sarana
aksesibilitas yang memadai sehingga memberi kenyamanan, keamanan dan memperlancar mobilitas kaum
difabel. Aksesibilitas dapat dilihat dari kemudahan dan kelancaran dalam bergerak, berkaitan dengan sirkulasi,
visual dan komponen setting, yang telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum. Sun Plaza
merupakan salah satu bangunan publik yang berfungsi sebagai pusat pembelanjaan dan telah menarik banyak
pengunjung, baik pelajar, mahasiswa, masyarakat, serta para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Tidak
tertutup kemungkinan kaum difabel merupakan salah satu pengunjung yang berdatangan ke Sun Plaza. Sehingga
munculah pertanyaan, Apakah Sun Plaza saat ini telah memberikan sarana aksesibilitas yang baik bagi para
kaum difabel sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006? Metode penelitian yang
digunakan yaitu Penelitian terapan (applied research) melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Untuk
menganalisa data mengunakan metoda expose yaitu pemeriksaan terhadap data standar aksesibilitas (Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum nomor 30/PRT/2006) dengan data yang ditemui di Sun Plaza. Berdasarkan hasil
penilaian berdasarkan indikator, yaitu sebesar 66,67% elemen-elemen sarana/fasilitas Sun Plaza masih
mendominasi dalam pemenuhan kriteria/ persyaratan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.30/PRT/M/2006. Sehingga dapat dikatakan sarana/ fasilitas Sun Plaza berstandar Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006.

Keywords: Difabel, Aksesibilitas, Bangunan Publik, Sun Plaza

ABSTRACT
The disabled are people who have physical and/or mental disorders, which can limit activities of daily
living. The disabled require supportive communities or environments as well as adequate facilities to provide
comfort, security, and mobility. Accessibility can be viewed as easy and effortless access, including travel, visual
and component settings, which are described in Technical Guidelines for Accessibilities and Facilities on Public
Buildings No.30/PRT/M/2006 under regulations by Ministry of Public Works. Sun Plaza is one of the public
buildings that serve as shopping centers and it has attracted a lot of students, people, and tourists, both local
and overseas . It is possible that a disabled person is one of the visitors of Sun Plaza. Therefore, a question is
raised on whether Sun Plaza provides accessibilities that follow the guidelines No.30/PRT/M/2006 under
regulations by Ministry of Public Works. The inspection method used is an applied research using qualitative
descriptive approach to collect data. To analyze the data, exposure method, which standard accessibility test is
performed by cross-examining data gathered from Sun Plaza with the requirements in the guidelines
No.30/PRT/M/2006 under regulations by Ministry of Public Works, is used. The test result shows that 66.67% of
the facilities in Sun Plaza fulfill the requirements according to the guidelines No.30/PRT/M/2006 under
regulations by Ministry of Public Works. In conclusion, facilities in Sun Plaza adhere to the guidelines
No.30/PRT/M/2006 under regulations by Ministry of Public Works.

Keywords: Disabled, Accessibility, Public Buildings, Sun Plaza


Studi Perencanaan Lingkungan Binaan 2, JUNI 2015

PENDAHULUAN

Fungsi dalam arsitektur memiliki peran


penting dalam kehidupan manusia. Bentukan
arsitektur yang fungsional secara fisik adalah
suatu ruang/ tempat ada atau muncul,
dikarenakan adanya aktifitas/ kegiatan yang
dilakukan manusia. Hal tersebut menandakan
bahwa kebutuhan manusia dan fungsi dalam
Gambar 1 : Maksimum pergerakan bagi pengguna kursi
arsitektur saling berhubungan dan terikat. roda.
(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No.
Pengertian Difabel 468/KPTS/1998)
Di dalam Undang-Undang No.4 tahun
1997 tentang Penyandang Cacat, difabel adalah
setiap orang yang mempunyai kelainan fisik
dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau
merupakan rintangan dan hambatan baginya
untuk melakukan secara selayaknya.
Menurut Goldsmith (1984), difabel
didefinisikan sebagai orang yang memiliki
gangguan fisik dan tidak mampu untuk Gambar 2 : Lebar jarak pergerakan bagi Ambulant
menggunakan fasilitas bangunan karena tidak Disabled
.(Sumber : Universal Design, 2000)
tersedianya fasilitas pendukung bagi kemudahan
mereka. Aksesibilitas Difabel
Indonesia menjadikan WHO sebagai
Klasifikasi Difabel acuan dalam penanganan masalah difabel dalam
Terdapat beberapa penggolongan pada konsep International Classification of
orang cacat berdasarkan jenis atau klasifikasi Functioning Disability and Health (ICF).
dari cacat, yaitu: cacat fisik, cacat mata, cacat Konsep ini memfokuskan pada kaum difabel
rungu wicara, cacat mental eks-psilotik, dan yang memiliki keberfungsian secara fisik dan
cacat mental retardasi. Batasan yang diambil mental sehingga dapat mengikuti berbagai
dari penelitian ini adalah klasifikasi difabel aktifitas. Adanya hambatan serta perbedaan
terhadap cacat fisik. penilaian/ derajat terhadap kaum difabel dengan
Cacat fisik pada umumnya merupakan masyarakat dalam berpartisipasi berbagai
masyarakat normal yang hanya hambatan aktivitas (Eva Kasim, 2004).
terhadap pergerakan/ mobilitas. Menurut Selwyn Scott (dalam Joyce Marcella, 1974)
Goldsmith, jenis-jenis kecacatan fisik terbagi mengatakan, arsitektur hendaknya mempunyai
menjadi 4 macam, yaitu : tujuan yang humanis. Desain yang tanggap
a. Ambulant Disabled sosial, tidak hanya mementingkan kepentingan
b. Semi ambulant wheelchair mereka yang memiliki tubuh normal saja, tetapi
c. Accompanied chairbound kepentingan kaum penyandang disabilitas juga
d. Independent chairbound harus diperhatikan. Sebagai pengguna bangunan,
mereka juga harus turut dilibatkan dalam proses
Keempat jenis kecacatan fisik yang telah desain. Setiap manusia, baik non-disabilitas
dijelaskan diatas, menggunakan alat bantu gerak maupun penyandang disabilitas, harus dapat
berupa kruk, walker, dan kursi roda pada gambar mengakses bangunan dengan bebas dan mudah.
1 dan 2. Parameter sarana aksesibilitas kaum
difabel yang diusulkan oleh Ron Mace yaitu
universal design, memungkinkan kaum difabel
dan non difabel dapat berinteraksi dan
melakukan aktifitas secara bersamaan.
Penerapan universal design dapat berbeda di
setiap tempat tergantung dari berbagai
AKSESIBILITAS DIFABEL TERHADAP IVANA IDRIS
BANGUNAN PUBLIK

pendekatan desain dan undang-undang yang sebelumnya adalah sama-sama membahas


berlaku (Ron Mace dalam Elaine Ostroff, 2001). tentang aksesibilitas difabel terhadap bangunan
Ketentuan elemen-elemen pada publik.
bangunan umum dalam guna mewujudkan
kesamaan kesempatan dalam segala aspek Persyaratan Teknis Fasilitas dan
kehidupan, terutama bangunan umum yang Aksesibilitas
memungkinkan semua dapat menggunakannya,
telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Sirkulasi
Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006 tentang Ketentuan teknis sirkulasi berdasarkan Peraturan
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006
Bangunan Umum. dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 4.
Sun Plaza merupakan salah satu
Tabel 1 : Indikator Penilaian Sirkulasi
bangunan publik yang berfungsi sebagai pusat (Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
pembelanjaan. Pusat pembelanjaan ini dibuka No.30/PRT/M/2006)
pada awal tahun 2004 dan telah menarik banyak
pengunjung, baik pelajar, mahasiswa, Variabel
Sub
Keterangan
masyarakat, serta para wisatawan dalam negeri Variabel
Permukaan Stabil, kuat, dan tahan
maupun luar negeri. Tidak tertutup jalan cuaca
kemungkinan kaum difabel merupakan salah Tekstur lantai Halus dan tidak licin
satu pengunjung yang berdatangan ke Sun Plaza Sambungan Hindari atau tidak lebih
seperti pada gambar 3. atau gundukan dari 1,25 cm
Maksimum 2
Setiap jarak 900 cm
Derajat
diharuskan terdapat
kemiringan
permukaan datar minimal
120 cm
Area istirahat Di bagian tepi bangunan
50-150 lux, berdasarkan
Pencahayaan
intensitas pemakaian.
Sirkulasi
Tegak lurus dengan arah
jalur
Mudah dibersihkan
Drainase
Perletakan lubang
Gambar 3 : Pengunjung difabel pada Sun Plaza
dijauhkan dari tepi jalur
pedestrian.
Permasalahan pada penelitian ini adalah Minimum 110 cm untuk
apakah Sun Plaza saat ini telah memberikan Lebar jalur jalur searah dan 180 cm
sarana aksesibilitas yang baik bagi para kaum untuk dua arah.
difabel sesuai dengan Peraturan Menteri Setinggi maksimal 10 cm
Tepi dan lebar 15 cm
Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006? Tujuan pengaman sepanjang jalur
dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan pedestrian.
mengevaluasi sarana atau fasilitas aksesibilitas
yang diberikan oleh Sun Plaza berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.30/PRT/M/2006.
Penelitian sebelumnya yang membahas
tentang difabel adalah penelitian yang dibuat
oleh Lubis (2008) dan Apriyani (2012). Lubis
membahas tentang aksesibilitas difabel terhadap
ruang terbuka publik pada Lapangan Merdeka,
Medan. Pada penelitian ini menggunakan
Gambar 4 : Gambaran Sirkulasi
metode yang sama dengan penelitian yang (Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No.
dibuat oleh Peneliti sebelumnya yaitu metode 468/KPTS/1998)
expose untuk menganalisis data. Berbeda dengan
metoda yang digunakan Apriyani untuk Ramp
menganalisa adalah Weight Factor. Persamaan Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki
pada penelitian ini dengan penelitian bidang dengan kemiringan tertentu, sebagai
Studi Perencanaan Lingkungan Binaan 2, JUNI 2015

alternatif bagi orang yang tidak dapat dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan
menggunakan tangga. Ketentuan teknis ramp lebar yang memadai. Ketentuan teknis tangga
berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.30/PRT/M/2006 dapat dilihat pada tabel 2 No.30/PRT/M/2006 dapat dilihat pada tabel 3
dan gambar 5. dan gambar 6.

Tabel 2 : Indikator Penilaian Ramp Tabel 3 : Indikator Penilaian Tangga


(Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.30/PRT/M/2006) No.30/PRT/M/2006)

Sub Sub
Variabel Keterangan Variabel Keterangan
Variabel Variabel
Tekstur Dimensi Tinggi pijakan 15-19 cm
Bertekstur dan tidak licin
lantai anak Lebar pijakan 27-30 cm
Derajat Interior maksimum 7 tangga Seragam
kemiringan Eksterior maksimum 6 Tekstur
Tidak berlubang/ rusak
Maksimum 900 cm (7), lantai
Panjang
sedangkan <7, boleh lebih Derajat
jalur Maksimum 60
dari 900 cm. kemiringan
Minimum 95 cm tanpa tepi Minimum salah satu sisi
Tangga
pengaman Ketinggian 65-80 cm
Lebar jalur
Ramp Minimum 120 cm dengan Bagian ujungnya harus bulat
tepi pengaman atau dibelokkan dengan baik ke
Handrail
Permukaan Bebas dan datar. arah lantai, dinding atau tiang.
datar Pada awalan atau akhiran Handrail harus ditambah 30
(bordes) panjang minimum 160 cm. cm pada bagian ujungnya
(puncak dan bagian bawah)
Tepi Nosing Lebar maksimal 4 cm
Lebar 10 cm
pengaman
Pencahayaan Pencahayaan yang cukup
Handrail Ketinggian 80-85 cm

Gambar 6 : Gambaran Tangga


(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No.
468/KPTS/1998)

Lift
Lift merupakan alat mekanis elektris yang
berfungsi untuk membantu pergerakan vertikal
di dalam bangunan. Lift juga dapat digunakan
Gambar 5 : Gambaran Ramp sebagai alternatif alat sirkulasi vertikal selain
(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No. tangga pagi penyandang disabilitas. Ketentuan
468/KPTS/1998) teknis lift berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006 dapat
Tangga dilihat pada tabel 4 dan gambar 7, 8, dan 9.
Tangga merupakan jalur sirkulasi vertikal yang
dirancang dengan mempertimbangkan ukuran
AKSESIBILITAS DIFABEL TERHADAP IVANA IDRIS
BANGUNAN PUBLIK

Tabel 4 : Indikator Penilaian Tangga


(Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.30/PRT/M/2006)

Sub
Variabel Keterangan
Variabel
Jumlah
>5 lantai, minimal 1 lift
Lift
Dimensi Lebar 185 cm dan Panjang 110
Lobby Lift cm
Dimensi
Minimal 140 x 140 cm
Lift
Memiliki indikator suara, Gambar 9 : Tatanan Interior Lift
Pintu Lift peringatan 3x (Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No.
Lebar minimal 110 cm 468/KPTS/1998)
Terdapat di ketiga sisi
Handrail
Lift Ketinggian 80-85 cm
Ketinggian minimal 90 cm Toilet
Panel Tombol teratas ketinggian Ketentuan teknis toilet berdasarkan Peraturan
kontrol lift minimal 120 cm dan maksimal Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006
130 cm dari lantai dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 10, 11, 12,
Dinding
tahan
Memiliki ketinggian minimal 13, 14 dan 15.
70 cm
benturan
Tombol Tabel 5 : Indikator Penilaian Toilet
Ketinggian minimal 90 cm, (Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Lift (di
maksimum 130 cm dari lantai No.30/PRT/M/2006)
lobby lift)

Variabel Sub Variabel Keterangan


Sistem cetak timbul
Simbol penyandang cacat pada
pintu toilet bagian luar
Ruang gerak Minimal 160 x 160 cm
Ruang tunggu Minimal panjang 110 cm
(depan pintu
toilet) Minimal lebar 160 cm
Pintu Toilet Lebar minimal 90 cm
Ketinggian tisu (Dalam
ruang toilet) 65 cm dari
lantai
Ketinggian kertas tisu
(Luar ruang toilet)
Gambar 7 : Dimensi Lobby Lift maksimum 120 cm dari
(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No. Perletakan lantai
468/KPTS/1998) Kelengkapan Ketinggian Handrail 85
Toilet cm dari lantai dan
Toilet
panjang minimal 45 cm
Ketinggian Kloset 45-50
cm dari lantai
Ketinggian Pengering
maksimum 120 cm dari
lantai
Ketinggian countertop
maksimum 85 cm dengan
lebar 61 cm
Memiliki ruang bebas
dibawah wastafel minimal
25 cm dari lantai
Wastafel
Ruang gerak minimal 76
x 120 cm
Jarak antar wastafel
Gambar 8 : Dimensi Ukuran Lift dan perspektif minimal 80 cm
(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No. Ukuran panjang wastafel
468/KPTS/1998) 50 cm
Studi Perencanaan Lingkungan Binaan 2, JUNI 2015

Hindari penggunaan kran


putar yang licin
Lantai Tidak licin

Gambar 14 : Spesifikasi Wastafel


(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No.
468/KPTS/1998)

Gambar 10 : Sirkulasi Enterence pada Toilet


(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No.
468/KPTS/1998)

Gambar 11 : Perlengkapan pada Toilet


(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No.
468/KPTS/1998)

Gambar 15 : Mobilitas Wastafel


(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No.
468/KPTS/1998)

Parkir
Ketentuan teknis parkir berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006
dapat dilihat pada tabel 6 dan gambar 16, dan
17.
Gambar 12 : Mobilitas pada Ruang Toilet
(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No. Tabel 6 : Indikator Penilaian Parkir
468/KPTS/1998) (Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.30/PRT/M/2006)

Variabel Sub Variabel Keterangan


Tempat parkir menuju
Jarak
bangunan/ fasilitas,
pencapaian
maksimum 60 m
Ditandai dengan simbol
Simbol
khusus penyandang cacat
Parkir Kemiringan Maksimum 2
Parkir single memiliki
lebar 320-360 cm
Dimensi area
Parkir ganda memiliki
parkir
Gambar 13 : Perlengkapan toilet lebar 620 cm, memiliki
(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No. sirkulasi 120 cm ditengah.
468/KPTS/1998)
AKSESIBILITAS DIFABEL TERHADAP IVANA IDRIS
BANGUNAN PUBLIK

Berdasarkan Standar Total Jumlah Tempat Jumlah minimum Tempat


Jumlah parkir Jumlah Tempat Parkir Parkir yang disediakan Parkir yang aksesibilitas
(Tabel 4.6) 1 to 25 1
Disesuaikan dengan 26 to 50 2
Ramp indikator ramp (Tabel 51 to 75 3
4.2) 76 to 100 4
Dimensi 101 to 150 5
Passenger Lebar minimal 370 cm 151 to 200 6
Loading Zone 201 to 300 7
Simbol 301 to 400 8
Ditandai dengan simbol
Passenger 401 to 500 9
khusus penyandang cacat
Loading Zone 501 to 1000 2 % dari total
Ramp Kemiringan maksimum 20 ditambah 1 untuk setiap
Passenger 5 1001 and over
100 sampai 1000
Loading Zone Lebar minimal 100 cm
Handrail
Passenger Ketinggian 65-85 cm METODE PENELITIAN
Loading Zone
Dalam melakukan kajian aksesibilitas
difabel pada bangunan publik, metoda penelitian
yang digunakan yaitu penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah
penelitian yang datanya berupa lisan atau
deskripsi dari objek yang diamati peneliti.
Sumber data primer pada penelitian ini
berupa hasil pengamatan langsung di lapangan
dan mendokumentasikan sarana-sarana publik
yang berkaitan dengan sarana/ fasilitas
aksesibilitas difabel pada Sun Plaza. Sarana/
Gambar 16 : Gambaran Parkir Lot
(Sumber :Universal Design, 2000) fasilitas berupa sirkulasi, ramp, tangga, parkir,
dan toilet. Sedangkan data sekunder berupa data
yang diperoleh dari studi literatur berupa standar
Notes: (from above-left to right)
- Maximum slope is 5 ketentuan (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
- Ramp No.30/PRT/M/2006) dan beberapa jurnal yang
- Wheel holder
- Warning sign for People with Disability berkaitan dengan aksesibilitas difabel.
in the hardening limitation place
- Parking limitation
Guna menganalisa kajian sarana sarana/
fasilitas aksesibilitas difabel pada Sun Plaza
dengan Persyaratan Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas (Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.30/PRT/M/2006) dilakukan dengan
metoda expose yaitu pemeriksaan terhadap data
standar aksesibilitas dengan data yang ditemui di
lapangan.
Gambar 17: Gambaran Passenger Loading Zone
(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No.
468/KPTS/1998) HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah mengetahui standar Sirkulasi


spesifikasi tempat parkir kaum difabel. Sun plaza terdiri dari beberapa lantai
yaitu lantai basement, lantai lower ground, lantai
terdapat standar untuk menentukan jumlah
entrance, lantai ground, lantai 1, lantai 2, lantai
tempat parkir bagi kaum difabel berdasarkan 3, lantai 4, dan lantai 5. Pada lantai basement
total jumlah tempat parkir yang terdapat hanya terdapat area parkir mobil dan sepeda
pada Sun Plaza dapat dilihat pada tabel 7. motar, dan ruang-ruang service yaitu ruang
mesin, ruang Ground Water Tank (GWT), dan
Tabel 7 : Standar Jumlah Tempat Parkir sebagainya. Sirkulasi yang digunakan oleh
(Sumber : Decree Of The Minister Of Public Works No.
468/KPTS/1998) pengunjung hanya terdapat pada lobby lift.
Kebanyakan pengunjung jarang memakirkan
Studi Perencanaan Lingkungan Binaan 2, JUNI 2015

mobil pada lantai basement karena selain tidak karena tidak dapat menggunakan eskalator
terdapat pintu masuk, area basement juga terasa sebagai alat transportasi vertikal. Luas sirkulasi
pengap seperti pada gambar 18. pada lantai Enterence sebesar 6 meter. Lebar
sirkulasi tersebut mengalami penyempitan
menjadi sekitar 4-5 meter dengan adanya stand
seperti pada gambar 21.

Gambar 18 : Suasana Basement pada Sun Plaza

Pada lantai lower ground,dan 4 banyak


terdapat retail makanan dimulai dari Sushi Tei,
Es teler 77, J.Co, Pizza Hut, dan lain sebagainya. Gambar 21 : Suasana Enterence pada Sun Plaza
Jika area sirkulasi melebihi 9 meter maka akan
disewakan untuk stand (area anak, jual Pada lantai Ground, 1, 2, dan 3
minuman, jual aksesoris), sehingga luas sirkulasi pengunjung menggunakan area sirkulasi sebagai
berkurang menjadi sekitar 3 sampai 6 meter, window shopping, karena menyediakan retail-
tergantung dengan besaran luas stand tersebut. retail yang menjual barang dimulai dari
Pada area makan seperti es teler 77, J.Co juga aksesoris, kosmetik, fashion, dan lain
menggunakan sekitar 1,5-2 meter area sirkulasi sebagainya. Lantai Ground juga terdapat coffee
untuk dijadikan area duduk, sehingga shop yaitu Starbuck, dan penyewa utama
menyebabkan penyempitan lebar sirkulasi. (anchortenant) yaitu Sogo. Sirkulasi pada lantai
Meskipun mengalami penyempitan, akan tetapi ini memiliki lebar 4-5 meter. Pada area sirkulasi
lebar sirkulasi tersebut masih memiliki lebar 3-5 yang memiliki lebar 9-10 meter, terdapat stand
meter seperti pada gambar 19 dan 20. selebar 4 meter dipertengahan maka lebar area
sirkulasi mengalami penyempitan menjadi 3
meter seperti pada gambar 22.

Gambar 19 : Suasana Lower Ground pada Sun Plaza

Gambar 22 : Suasana sirkulasi pada Sun Plaza

Terkadang sirkulasi lantai 1 pada Sun


Plaza dijadikan acara discount besar-besaran
untuk menarik perhatian pengunjung dengan
perletakan barang dan counter kasir di seberang,
maka lebar sirkulasi mengecil menjadi 150 cm
seperti pada gambar 23.
Gambar 20 : Suasana Lantai 4 pada Sun Plaza

Pada lantai Enterence, hanya terdapat


area parkir mezzanine (LM), passanger loading
zone dan area mezzanine yang digunakan
sebagai area tunggu kedatangan jemputan dan
area sirkulasi antara lantai lower ground dan
lantai ground. Pada lantai ini hanya difasilitasi 6
eskalator, hal ini cukup menghambat sirkulasi
bagi kaum difabel yang menggunakan kursi roda Gambar 23 : Sirkulasi mengecil pada lantai 1 Sun Plaza.
AKSESIBILITAS DIFABEL TERHADAP IVANA IDRIS
BANGUNAN PUBLIK

Perbedaan pada lantai 2 terletak pada


fasilitas berupa kereta api bagi anak-anak untuk
berkeliling agar menikmati suasana interior Sun
Plaza. Jalur kereta api yang dibuat pada
pertengahan area sirkulasi cukup mengganggu
sirkulasi pengunjung dan terjadi pembagian area
sirkulasi yang memiliki lebar 6 meter menjadi 3
meter seperti pada gambar 24.
Gambar 27 : Area istirahat pada eksterior Sun Plaza (Kiri)
dan di area parkiran Sun Plaza (Kanan)

Pencahayaan pada sirkulasi Sun Plaza


memiliki 300-350 lux, sedangkan pada lorong
toilet memiliki pencahayaan 100-150 lux dapat
dilihat pada gambar 28. Dalam hal ini Sun Plaza
memberikan pencahayaan/ penerangan yang
Gambar 24 : Pembagian area sirkulasi lantai 2 Sun Plaza sesuai berdasarkan fungsi ruang pada bangunan.

Pada lantai 5 diakses oleh orang-orang


tertentu sehingga tertutup bagi pengunjung. Hal
ini terlihat pada lift lobby yang digunakan bagi
pengunjung hanya berfungsi dari lantai Lower
ground sampai lantai 4 seperti pada gambar 25.

Gambar 28 : Pencahayaan pada sirkulasi dan lorong toilet


Sun Plaza.

Sun Plaza memiliki 2 toilet, didekat


parkiran dan didekat pintu utama Sun Plaza,
pada lantai lower ground, lantai 1, lantai 2, dan
Gambar 25 : Lift lobby Sun Plaza lantai 3. Pada lantai ground hanya memiliki 1
toilet yang berada di dekat parkiran dan pada
Terdapat area istirahat bagi pengunjung lantai 4 memiliki 2 toilet, namun posisi toilet
untuk beristirahat sejenak dan menikmati didekat parkiran tersebut berubah menjadi
suasana interior Sun Plaza. Seperti pada gambar tengah bangunan. Sedangkan pada lantai
26, Kebanyakan area istirahat diposisikan dekat basement dan enterence tidak memiliki toilet.
lift dan eskalator. Bagian area parkiran memiliki Sirkulasi lorong menuju pintu toilet
area istirahat dibagian sudut. Pada eksterior, yang terlihat pada gambar 29, didekat parkiran
area istirahat berada di bagian samping pintu memiliki lebar 120 cm. Sedangkan lorong
masuk samping dapat dilihat pada gambar 27. didekat pintu utama Sun Plaza, memiliki lebar
150 cm . Jika dengan standar lebar 110 cm untuk
jalur searah maka lebar lorong pada Sun Plaza
cukup memenuhi, akan tetapi tidak tertutup
kemungkinan terjadi 2 kursi roda dengan arah
berbeda yang melewati sirkulasi tersebut,
berhubung jalur menuju toilet hanya melalui
lorong tersebut.

Gambar 26 : Area istirahat pada interior Sun Plaza.


Studi Perencanaan Lingkungan Binaan 2, JUNI 2015

Secara umum, lebar sirkulasi pada Sun


Plaza memenuhi persyaratan lebar Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum terlihat pada tabel 8.
Namun dengan diadakan acara-acara yang
menyebabkan penyempitan sirkulasi maka akan
menghambat pergerakan/mobilitas bagi kaum
difabel. Oleh karena itu, perlu diperhatian agar
lebar sirkulasi tetap memenuhi standar yaitu 180
cm untuk dua arah. Sama halnya dengan lebar
Gambar 29 : Lorong toilet didekat parkiran (kiri) dan lorong pada toilet yang seharusnya menyediakan
didekat pintu utama Sun Plaza (kanan). lebar sirkulasi minimal 180 cm untuk
pergerakan/ mobilitas bagi dua kaum difabel
Pengunaan keramik pada interior Sun
pengguna kursi roda.
Plaza juga halus dan tidak licin. Permukaan
Untuk keseluruhan, Sun Plaza
lantai pada interior Sun Plaza juga tidak
memenuhi persyaratan seperti memiliki
memiliki kemiringan dan menghindari adanya
permukaan mendatar, menghindari sambungan/
sambungan atau gundukan yang memperlambat
gundukan pada lantai Sun Plaza, terdapat area
mobilitas pengunjung.
istirahat bagi pengunjung, pencahayaan yang
Drainase hanya terdapat pada dibagian
cukup, perletakan drainase dan tepi pengaman
sisi kiri sirkulasi kendaraan yang terlihat pada
yang sesuai. Pada pedestrian eksterior juga tidak
gambar 30. Jarak antar drainase dan pedestrian
diperlukan tepi pengaman, hal ini dikarenakan
cukup jauh, sekitar 18 meter. Dibagian samping
dengan adanya perbedaan level setinggi 15 cm
drainase memiliki tepi pengaman setinggi 10 cm
antara jalur pedestrian dengan jalur sirkulasi
dengan lebar 15 cm.
mobil, yang memberikan keamanan yang cukup
bagi pengguna pedestrian untuk dilalui tanpa
adanya kecemasan dengan bahaya yang akan
terjadi.

Tabel 8 : Indikator Penilaian terhadap Sirkulasi Sun Plaza


(Sumber : Hasil Observasi)

Sub Sun
Variabel Keterangan
Variabel Plaza
Permukaan Stabil, kuat, dan

jalan tahan cuaca
Gambar 30 : Drainase pada dibagian sisi kiri sirkulasi
Halus dan tidak
kendaraan. Tekstur lantai
licin
Sambungan
Pada jalur pedestrian eksterior memiliki Hindari atau tidak
atau
perbedaan level setinggi 15 cm dengan sirkulasi lebih dari 1,25 cm
gundukan
jalur kendaraan yang terlihat pada gambar 31. Maksimum 2
Perbedaan level tersebut cukup aman dilalui Setiap jarak 900
Derajat cm diharuskan
tanpa adanya kecemasan dengan bahaya yang kemiringan terdapat
terjadi, sehingga tepi pengaman tidak diperlukan permukaan datar
pada jalur pedestrian ini. minimal 120 cm
Sirkulasi Di bagian tepi
Area istirahat
bangunan
50-150 lux,
berdasarkan
Pencahayaan
intensitas
pemakaian.
Tegak lurus

dengan arah jalur
Mudah

dibersihkan
Drainase
Perletakan lubang
dijauhkan dari

Gambar 31 : Jalur pedestrian eksterior pada dibagian sisi tepi jalur
kanan sirkulasi kendaraan. pedestrian.
AKSESIBILITAS DIFABEL TERHADAP IVANA IDRIS
BANGUNAN PUBLIK

Minimum 110 cm Jika parkiran mobil ditempatkan di


untuk jalur searah mezzanine (pertengahan lantai), maka
Lebar jalur x
dan 180 cm untuk
dua arah. pengunjung dapat menggunakan lift yang
Setinggi tersedia di area parkiran untuk menuju lantai
Tepi
maksimal 10 cm yang diinginkan, dapat dilihat pada gambar 34.
dan lebar 15 cm x Terdapat ramp untuk memasuki lobby lift pada
pengaman
sepanjang jalur gambar 35, karena adanya perbedaan level
pedestrian.
setinggi 15 cm. Ramp tersebut memiliki panjang
mendatar mencapai 125 cm, maka derajat
Ramp
kemiringan ramp mencapai 6,8. Ramp tersebut
Berdasarkan hasil observasi, Sun Plaza
memiliki lebar 180 cm dan juga terletak
memiliki total 4 ramp, 2 ramp yang terdapat di
ditengah sehingga tidak memiliki tepi
area parkiran, satu ramp di area drop off dan
pengaman. Permukaan datar (bordes) pada
satu ramp di area pedestrian pada eksterior.
awalan ramp memiliki panjang sekitar 6 meter
Akan tetapi ramp pada area pedestrian eksterior
yang jika di kurangi dengan lebar perletakan 2
yang berdekatan dengan pintu masuk utama Sun
mobil ( 5 meter) maka masih tersedia sekitar
Plaza memiliki kemiringan yang cukup tinggi,
100 cm, sedangkan pada akhiran ramp memiliki
sehingga tidak cocok digunakan oleh
panjang 400 cm, yang merupakan lobby lift.
pengunjung difabel seperti pada gambar 32.

Gambar 34 : Parkiran Mezzanine (pertengahan lantai)


Gambar 32 : Ramp eksterior pada dibagian pintu masuk
utama Sun Plaza

Area drop off bagi pengunjung difabel


yaitu melalui area parkiran, dapat dilihat pada
gambar 33. Ramp dengan perbedaan level
setinggi 10 cm dan panjang mendatar mencapai
150 cm, jika menggunakan rumus matematika
sederhana sin , cos , dan tan , derajat Gambar 35 : Ramp di area parkir menuju lobby lift
kemiringan ramp 3,8. Ramp tersebut memiliki
lebar 210 cm dan terletak ditengah sehingga Ramp yang terdapat diarea pedestrian
tidak memiliki tepi pengaman. Permukaan datar berdekatan dengan Jl. Diponegoro dapat dilihat
(bordes) pada awalan ramp memiliki panjang pada gambar 36, memiliki lebar pedestrian 9,2
3,6 meter yang jika di kurangi dengan lebar meter, panjang total sekitar 77 meter dengan
perletakan mobil (anggap 2,5 meter) maka hanya perbedaan level mencapai 3 meter. Dengan
tersedia sekitar 110 cm, sedangkan pada akhiran perbedaan yang cukup tinggi maka dibuatlah
ramp memiliki panjang 170 cm. pembagian 3 ramp dengan masing-masing ramp
dibuat dengan perbedaan level setinggi 1 meter
dengan panjang mendatar mencapai 12,8 meter,
maka dengan menggunakan rumus matematika
sederhana sin , cos , dan tan , maka derajat
kemiringan ramp mencapai 4,5. Pada ramp
tersebut memiliki permukaan datar (bordes)
dengan panjang 4,8-19,2 meter dan tepi
pengaman setinggi 120 cm dengan lebar 30 cm.
Gambar 33 : Ramp di area parkir
Studi Perencanaan Lingkungan Binaan 2, JUNI 2015

Pencahayaan
Pencahayaan
cukup
Ketinggian 80-85
Handrail x
cm

Tangga
Sun plaza memiliki 7 tangga darurat, 2
di area parkiran dan 5 di dalam bangunan.
Secara umum, tangga darurat hanya boleh
Gambar 36 : Ramp pedestrian eksterior digunakan apabila terjadi gempa, kebakaran dan
dibagian Jalur keluar Sun Plaza, Jl. Diponegoro
lain sebagainya. Namun tangga darurat yang
Pencahayaan pada semua ramp cukup terletak disamping lobby lift area parkiran dapat
terang dibantu dengan cahaya matahari pada diakses secara publik seperti pada gambar 37.
pagi sampai siang hari dan cahaya lampu pada Berdasarkan denah Sun Plaza, setiap tangga
malam hari. Permukaan lantai ramp juga darurat memiliki spesifikasi yang sama. Maka
bertekstur, dan tidak licin. dari itu, observasi salah satu tangga darurat
Berdasarkan data yang didapat, ramp dapat menjadi acuan untuk tangga darurat
pedestrian eksterior dibagian Jalur keluar Sun lainnya.
Plaza, Jl. Diponegoro hanya kekurangan dalam
penyediaan handrail. Sedangkan ramp pada area
parkiran Sun Plaza memiliki kekurangan dalam
menyediakan tepi pengaman, handrail, dan
panjang permukaan datar (bordes) minimum 160
cm. Awalan panjang bordes yang hanya berkisar
100-110 cm tidak cukup memenuhi standar
minimum 160 cm.
Pada bagian sub-varibel lain, yaitu lantai
Gambar 37 : Tangga Darurat Sun Plaza
bertekstur dan tidak licin, kemiringan standar
ramp untuk interior dan eksterior, standar pada
Tangga darurat disamping lobby lift area
panjang dan lebar jalur ramp, dan pencahayaan
parkir pada gambar 38, terdapat 9 anak tangga
yang cukup, telah diterapkan dengan baik pada
dengan tinggi 17 cm, lebar 30 cm dan seragam.
ramp Sun Plaza yang terlihat pada tabel 9.
Setiap anak tangga terdapat nosing/ anti selip
Tabel 9 : Indikator Penilaian terhadap Ramp Sun Plaza selebar 10 cm. Pengunjung sering mengunakan
(Sumber : Hasil Observasi) tangga darurat apabila memakirkan mobil di
pertengahan lantai (Mezzanine), sehingga lantai
Sub Sun tersebut mengalami kerusakan. Kemiringan
Variabel Keterangan
Variabel Plaza
Tekstur Bertekstur dan
tangga sebesar 35. Tangga darurat dilengkapi
dengan handrail dikedua sisi tangga. Handrail
lantai tidak licin
Interior maksimum dengan ketinggian 90 cm, berbentuk bulat pada

Derajat 7 ujungnya dan dibelokkan ke arah dinding. Pada
kemiringan Eksterior bagian ujung puncak handrail memiliki

maksimum 6
Maksimum 900
penambahan panjang 135 cm dan 30 cm pada
Panjang cm (7), sedangkan ujung bagian bawah. Jarak handrail dengan

jalur <7, boleh lebih dinding sebesar 40 cm.
dari 900 cm.
Minimum 95 cm
Ramp
tanpa tepi
pengaman
Lebar jalur x
Minimum 120 cm
dengan tepi
pengaman
Bebas dan datar.
Permukaan
Pada awalan/
datar
akhiran panjang x
(bordes)
minimum 160 cm.
Gambar 38 : Tangga Darurat Sun Plaza (Samping Lobby
Tepi
Lebar 10 cm x Lift di Area Parkiran)
pengaman
AKSESIBILITAS DIFABEL TERHADAP IVANA IDRIS
BANGUNAN PUBLIK

Berdasarkan Indikator penilaian tangga 130 cm dari lantai. Di bagian lobby lift tinggi
yang berstandar Peraturan Menteri Pekerjaan tombol lift memiliki ketinggian 120 cm seperti
Umum, kerusakan yang terjadi pada tangga pada gambar 39 dan 40.
darurat Sun Plaza seharusnya dilakukan
perbaikan, ketinggian handrail seharusnya
memenuhi standar ketinggian 65-80 cm, dan
nosing/ anti selip pada tangga darurat harus
diperhatikan lebar maksimum. Untuk ketentuan/
persyaratan lain, yaitu dimensi anak tangga,
derajat kemiringan tangga, tersedianya handrail,
telah diterapkan dengan baik pada tangga
darurat Sun Plaza terlihat pada tabel 10.
Gambar 39 : Lobby Lift di area parkiran
Tabel 10 : Indikator Penilaian terhadap Tangga Sun Plaza
(Sumber : Hasil Observasi)

Sub Sun
Variabel Keterangan
Variabel Plaza
Tinggi pijakan 15-19

Dimensi cm
anak Lebar pijakan 27-30

tangga cm
Seragam Gambar 40 : Lift di area parkiran
Tekstur Tidak berlubang/
x
lantai rusak Untuk sirkulasi antar lantai, sebagian
Derajat
Maksimum 60 besar pengunjung menggunakan lift lobby. Lift
kemiringan
Minimum salah satu tersebut memiliki lebar lobby sebesar 540 cm
dan panjang 10,2 meter. Dimensi ruang lift 160
sisi
Tangga Ketinggian 65-80 cm x x 160 cm dengan lebar pintu masuk 90 cm.
Bagian ujungnya Berbeda dengan Lift parkiran, sebagian besar
harus bulat atau
dibelokkan dengan
dinding lift menggunakan kaca, sedangkan
Handrail baik ke arah lantai, dinding tahan benturan hanya setinggi 20 cm.
dinding atau tiang. Ketinggian handrail, kontrol panel lift dan
Handrail harus tombol lift di lobby memiliki spesifikasi sama
ditambah 30 cm pada (jarak ketinggian) dengan lift parkiran seperti
bagian ujungnya
(puncak dan bagian
pada gambar 41 dan 42.
bawah)
Nosing Lebar maksimal 4 cm x

Lift
Sun plaza mempunyai total 8 lift. Tiga
lift di area parkiran, tiga lift lobby ekspose di
tengah bangunan, dan 2 lift service yang berada
dipintu utama Sun Plaza. Pengunjung jarang
atau bahkan tidak pernah menggunakan lift
service karena hanya dipergunakan oleh
Gambar 41 : Area lobby di Lift lobby
karyawan di Sun Plaza.
Di depan tiga lift di area parkir memiliki
lobby sebesar 800 (p) cm x 390 (l) cm, pintu lift
memiliki lebar 110 cm dengan dimensi ruang lift
150 x 180 cm. Memiliki handrail setiap sisi
dengan ketinggian 85 cm. Lift tersebut juga
dilengkapi dinding tahan benturan pada seluruh
lift dan kontrol panel lift dengan ketinggian 100
cm dari lantai dan jarak tombol teratas setinggi
Gambar 42 : Lift lobby
Studi Perencanaan Lingkungan Binaan 2, JUNI 2015

Seluruh lift di Sun Plaza tidak memiliki simbol sistem cetak timbul
dilengkapi dengan indikator suara, dan waktu penyandang cacat pada pintu toilet bagian
penutupan lift hanya sekitar 3-5 detik jika tidak luar, lebar pintu toilet 90 cm, terdapat kertas tisu
menekan tombol lift baik tombol yang ada di dan pengering tangan dengan ketinggian 120 cm
dalam ruang lift atau di lobby lift. dari lantai, dalam ruang toilet terdapat handrail
Berdasarkan Indikator penilaian lift setinggi 85 cm dengan panjang 50 cm, dan
yang berstandar Peraturan Menteri Pekerjaan semprotan air setinggi 90 cm dari lantai sepeti
Umum, lift yang berada di area parkiran hanya pada gambar 43 dan 44.
tidak dilengkapi dengan indikator suara berupa
peringatan dalam penutupan pintu lift.
Sedangkan pada lift lobby, selain tidak
dilengkapi dengan indikator suara, lebar pintu
lift dan ketinggian dinding tahan benturan juga
tidak memenuhi standar ketentuan.
Untuk kelengkapan lain seperti jumlah
lift, dimensi lobby lift, dimensi ruang lift,
handrail, ketinggian panel kontrol, ketinggan
tombol lift, kedua lift telah memenuhi
persyaratan yang terdapat pada tabel 11. Gambar 43 : Toilet Difabel

Tabel 11 : Indikator Penilaian terhadap Lift Sun Plaza


(Sumber : Hasil Observasi)

Sub Sun
Variabel Keterangan
Variabel Plaza
Jumlah >5 lantai, minimal 1

Lift lift
Dimensi
Lebar 185 cm dan
Lobby
Panjang 110 cm
Lift
Dimensi Gambar 44 : Pengering tangan, Tisu toilet, handrail, dan
Minimal 140 x 140 cm
Lift semprotan toilet difabel
Memiliki indikator
x
Pintu Lift suara, peringatan 3x Perbedaan toilet terletak pada tatanan
Lebar minimal 110 cm x perletakan wastafel, toilet umum dan difabel
Terdapat di ketiga sisi
Handrail
Ketinggian 80-85 cm
berdasarkan besaran luas ruang toilet sehingga
Lift Ketinggian minimal 90 terjadi perbedaan luas ruang tunggu toilet, dan
luas ruang gerak dalam toilet. Dalam toilet
cm
Panel
kontrol
Tombol teratas didekat parkiran, memiliki luas ruang tunggu
ketinggian minimal selebar 1,9 meter dengan panjang 6,1 meter, dan
lift
120 cm dan maksimal
130 cm dari lantai
pada luas ruang gerak dalam toilet difabel
Dinding memiliki lebar 140 cm dengan panjang 310 cm.
Memiliki ketinggian Dalam toilet didekat pintu utama, memiliki luas
tahan x
minimal 70 cm
benturan ruang tunggu selebar 2,2 meter dengan panjang
Tombol 5 meter dan pada luas ruang gerak dalam toilet
Ketinggian minimal 90
Lift (di
cm, maksimum 130 cm difabel yaitu 150 x 150 cm.
lobby
dari lantai Didalam toilet selalu dijaga oleh petugas
lift)
cleaning service untuk menjaga kebersihan toilet
Toilet termasuk menjaga lantai toilet tetap kering agar
Untuk penjelasan posisi toilet pada Sun tidak licin.
Plaza, yang telah dibahas pada analisa sirkulasi. Wastafel pada tiap toilet memiliki
Setiap lantai memiliki dua toilet kecuali pada spesifikasi yang sama, yaitu memiliki ketinggian
lantai ground hanya memiliki satu toilet yang countertop 80 cm dengan lebar 60 cm, jarak
berada di dekat parkiran, sedangkan pada lantai antar wastafel 90 cm, lebar wastafel 52 cm,
basement dan enterence tidak memiliki toilet. ruang bebas dibawah wastafel 30 cm dari lantai
Setiap toilet memiliki 1 toilet difabel, dan menggunakan sistem kran otomatis terlihat
dengan spesifikasi yang hampir sama, yaitu pada gambar 45.
AKSESIBILITAS DIFABEL TERHADAP IVANA IDRIS
BANGUNAN PUBLIK

dari lantai dan


panjang minimal
45 cm
Ketinggian Kloset
45-50 cm dari
lantai
Ketinggian
Pengering

maksimum 120
cm dari lantai
Ketinggian
countertop
Gambar 45 : Wastafel maksimum 85 cm
dengan lebar 61
cm
Jika terdapat 2 orang penyandang cacat Memiliki ruang
dalam toilet dimana salah satu sedang menunggu bebas dibawah

giliran memasuki toilet dan lainnya sedang wastafel minimal
mencuci tangan di wastafel. Maka lebar ruang 25 cm dari lantai
Ruang gerak
gerak yang dibutuhkan berdasarkan standar Wastafel
minimal 76 x 120
ruang gerak pada wastafel dengan panjang ruang cm
tunggu, minimal 180-190 cm. Berdasarkan data Jarak antar
yang didapat, kedua toilet pada Sun Plaza yang wastafel minimal
memiliki lebar ruang tunggu berkisar 180-220 80 cm
Ukuran panjang
meter dengan panjang 5-6 meter, maka kedua
wastafel 50 cm
toilet Sun Plaza memenuhi kedua standar Hindari
tersebut. Luas ruang gerak dalam toilet difabel penggunaan kran
seharusnya lebih diperhatikan untuk aksesibilitas putar yang licin
penggunaan toilet bagi kaum difabel. Lantai Tidak licin
Kelengkapan di dalam toilet seperti kotak tisu
juga harus disediakan dengan persyaratan Parkir
perletakan yaitu 65 cm dari lantai yang terdapat Pada area parkiran Sun Plaza, lantai
pada tabel 12. lowerground (LG), lantai Ground (G) dan lantai
1 memiliki pertengahan lantai yang disebut
Tabel 12 : Indikator Penilaian terhadap Toilet Sun Plaza dengan mezzanine. Oleh karena itu, pertengahan
(Sumber : Hasil Observasi) lantai tersebut dinamai dengan Lowermezzanine
(LM), lantai Groundmezzanine (GM) dan lantai
Sub Sun 1mezzanine (1M), dapat dilihat pada gambar 46.
Variabel Keterangan
Variabel Plaza
Sistem cetak
timbul
Simbol penyandang
cacat pada pintu
toilet bagian luar
Minimal 160 x
Ruang gerak x
160 cm
Ruang Minimal panjang

tunggu 110 cm
(depan pintu Minimal lebar 160 Gambar 46 : Area Parkiran lantai LG dan Lantai G

toilet) cm
Toilet
Pintu Toilet
Lebar minimal 90

Berdasarkan denah Sun Plaza, setiap
cm lantai kecuali lantai basement dan lantai 5
Ketinggian tisu
memiliki 1 area parkiran difabel yang berada di
(Dalam ruang
x samping lobby lift. Kapasitas parkiran Sun Plaza
toilet) 65 cm dari
lantai dapat dilihat pada tabel 13.
Perletakan
Ketinggian kertas
Kelengkapan
tisu (Luar ruang Tabel 13 : Kapasitas parkir pada Sun Plaza
Toilet
toilet) maksimum (Sumber : Hasil Observasi)
120 cm dari lantai
Ketinggian Total Parkiran

Handrail 85 cm Basement 203 mobil
Studi Perencanaan Lingkungan Binaan 2, JUNI 2015

410 Sepeda motor hari. Permukaan lantai ramp juga bertekstur dan
Lower Ground 171 mobil tidak licin.
Lower Mezzanine 189 mobil
Ground 205 mobil
Ground Mezzanine 188 mobil
Lantai 1 217 mobil
Lantai 1 Mezzanine 188 mobil
Lantai 2 205 mobil
Lantai 3 188 Mobil
Lantai 4 92 Mobil
Lantai 5 130 Mobil

Area parkiran difabel pada Sun Plaza


merupakan parkir single dengan lebar parkiran Gambar 49: Ramp eksterior pada dibagian pintu masuk
sekitar 9 meter dan memiliki permukaan samping Sun Plaza
mendatar. Jarak menuju lobby lift cukup dekat
sekitar 470 cm terlihat pada gambar 47, Dengan tidak tersedia parking lot dalam
sedangkan menuju pintu masuk memiliki jarak area parkiran Sun Plaza, maka tidak ada satupun
sekitar 4 meter. Setiap parkiran difabel tidak sub-variable yang terpenuhi. Kapasitas parkiran
disertai dengan simbol khusus sehingga sering mobil pada Sun Plaza yang mencapai 1976
terjadi penyalahgunaan oleh pengunjung lain parkiran, maka jumlah parking lot bagi difabel
dan sekarang bahkan dijadikan sebagai parkir yang harus disediakan adalah 29 parkiran.
valey terlihat pada gambar 48. Masing-masing parkiran difabel harus ditandai
dengan simbol khusus penyandang cacat,
dimensi standar, pencapaian bangunan
maksimum 60 meter, kemiringan maksimum 2,
dan ramp yang sesuai dengan indikator pada
Tabel 2.
Pada Passenger Loading Zone
seharusnya menyediakan simbol khusus
pernyandang cacat, ramp dengan kemiringan
maksimum 5 dan dilengkapi dengan handrail.
Passenger Loading Zone pada Sun Plaza yang
Gambar 47 : Jarak parkiran difabel dengan lobby lift
memiliki lebar 460 cm, telah memenuhi
persyaratan dimensi lebar dan ramp pada
Passenger Loading Zone berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum yang terlihat pada
tabel 14.

Tabel 14 : Indikator Penilaian Parkiran


(Sumber : Hasil Observasi)
Gambar 48 : Parkiran difabel di Sun Plaza Sub Sun
Variabel Keterangan
Variabel Plaza
Passenger Loading Zone yang terdapat Tempat parkir
didepan pintu samping (pada lantai entrance) Jarak menuju bangunan/
x
Sun Plaza memiliki lebar total 460 cm, 300 m pencapaian fasilitas,
maksimum 60 m
permukaan mendatar dan ramp dengan panjang Ditandai dengan
160 cm. Ramp tersebut dibuat dengan adanya Simbol simbol khusus x
perbedaan level setinggi 15 cm, maka derajat penyandang cacat
kemiringan ramp 5,3. Ramp dengan lebar 30 Parkir
Kemiringan Maksimum 2 x
meter berbentuk melingkar dan terletak ditengah Parkir single x
memiliki lebar
sehingga tidak memiliki handrail. Drop off 320-360 cm
tersebut memiliki akhiran bordes dengan Dimensi Parkir ganda x
panjang 180-420 cm terlihat pada gambar 49. area parkir memiliki lebar 620
Pencahayaan pada ramp cukup terang cm, memiliki
dibantu dengan cahaya matahari pada pagi sirkulasi 120 cm
ditengah.
sampai siang hari dan cahaya lampu pada malam
AKSESIBILITAS DIFABEL TERHADAP IVANA IDRIS
BANGUNAN PUBLIK

Berdasarkan x 1. Sirkulasi
Jumlah Standar Jumlah Perlu diperhatikan lebar sirkulasi agar
parkir Tempat Parkir
(Tabel 4.6) tetap memenuhi standar yaitu 180 cm
Disesuaikan x untuk jalur dua arah.
Ramp dengan indikator Penggunaan tepi pengaman,dengan tinggi
ramp (Tabel 4.2) 10 cm dan lebar 15 cm, pada jalur
Dimensi
Passenger Lebar minimal
pedestrian yang memiliki level yang sama
dengan sirkulasi mobil.
Loading 370 cm
Zone 2. Ramp
Simbol
Ditandai dengan Penyediaan handrail pada ramp
Passenger pedestrian eksterior dibagian Jalur keluar
simbol khusus x
Loading
penyandang cacat Sun Plaza, Jl. Diponegoro.
Zone
Ramp Kemiringan Penyediakan tepi pengaman dengan
x
Passenger maksimum 5 minimal lebar 10 cm, handrail dengan
Loading Lebar minimal ketinggian 80-85 cm, dan panjang

Zone 100 cm
Handrail x
permukaan datar (bordes) minimum 160
Passenger Ketinggian 65-85 cm pada ramp di area parkiran Sun Plaza.
Loading cm 3. Tangga
Zone Perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi
pada tangga darurat Sun Plaza.
KESIMPULAN Ketinggian standar handrail, 65-80 cm.
Standar lebar Nosing/ anti selip pada
Berdasarkan hasil analisa diatas, maka tangga darurat maksimum 4 cm.
hasil persentase pemenuhan kriteria/ persyaratan 4. Lift
berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Seluruh lift harus dilengkapi dengan
No.30/PRT/M/2006 dapat dilihat pada tabel 15. indikator suara untuk memberi 3x
peringatan sebelum penutupan pintu lift.
Tabel 15 : Hasil persentase pemenuhan sarana/ fasilitas
aksesibilitas pada Sun Plaza terhadap standar ketentuan. Lebar pintu lift dan ketinggian dinding
(Sumber : Hasil Observasi) tahan benturan pada lift lobby harus
disesuaikan dengan standar Peraturan
Total Variabel Variabel Menteri Pekerjaan Umum.
Sarana Sub- yang yang tidak 5. Toilet
variabel memenuhi memenuhi
Sirkulasi 12 10 2 Seluruh toilet pada Sun Plaza harus
Ramp 10 6 4 memiliki ruang gerak dengan luas
Tangga 10 7 3 minimal 160 x 160 cm.
Lift 11 8 3 Tersedia tisu toilet pada toilet difabel
Toilet 17 15 2 dengan ketinggian 65 cm.
Parkir 12 2 10 6. Parkir
Total 72 48 24 Diperlukan 29 parkiran difabel yang
Persentase 100% 66,67% 33,33% sesuai dengan standar Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum.
Hasil persentase menunjukan sebesar Pada Passpenger Loading Lot harus
66,67% sarana/ fasilitas Sun Plaza masih diperhatikan pada kemiringan ramp,
mendominasi dalam pemenuhan kriteria/ kelengkapan simbol dan handrail yang
persyaratan berdasarkan Peraturan Menteri berstandar.
Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006. Sehingga
dapat dikatakan sarana/ fasilitas Sun Plaza masih Setelah melakukan perbaikan terhadap
berstandar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum sarana/ fasilitas di Sun Plaza, diharapkan dapat
No.30/PRT/M/2006. memperlancar aksesibilitas dan memberikan
Berikut merupakan hal-hal yang perlu kemudahan bagi penyandang disabilitas guna
diperhatikan dalam memenuhi standar kriteria mewujudkan kesamaan kesempatan untuk
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum melalukan aktifitas dalam bangunan publik.
No.30/PRT/M/2006, yaitu :
Studi Perencanaan Lingkungan Binaan 2, JUNI 2015

DAFTAR PUSTAKA

[1] Apriyani, Novita, 2012. Aksesibilitas


Penyandang Disabilitas Pengguna Alat
Bantu Gerak Pada Bangunan Institusi
Pendidikan Studi Kasus Universitas
Indonesia. Skripsi. Teknik Arsitektur
Universitas Indonesia.
[2] Goldsmith, Selwyn, 1984. Designing for
the Disabled. London : Riba.
[3] Goldsmith, Selwyn dan PRP Architects,
2000. Universal Design, A Manual of
Practical Guidance for Architects.
Architectural Press.
[4] Haryadi, dan B. Setiawan, 1995, Arsitektur
Lingkungan dan Perilaku, Suatu
Pengantar ke Teori Metodologi dan
Aplikasi, PPSL DIRJEN DIKTI
DEPDIKBUD RI.
[5] Kasim, Eva, 2004. Tinjau Kembali
Rehabilitasi Penyandang Cacat, World
Congress International Rehabilitation,
Paper.
[6] Lubis, Hendra Arif K.H, 2008. Kajian
Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik
Kota Studi Kasus: Lapangan Merdeka.
Thesis. Sekolah Pascasarjana Teknik
Arsitektur Universitas Sumatera Utara.
[7] Ostroff, Elaine, 2001. Universal Design :
The New Paradigm, Universal Design
Handbook.

Peraturan dan Undang-Undang :


[8] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
30/ PRT/ 2006 Bab II Persyaratan Teknis
Fasilitas dan Aksesibilitas
[9] Decree of The Minister of Public Works
The Republic of Indonesia No.
468/Kpts/1998, Technical Requirements
For Accessibility of The Public Buildings
and Its Environment.
[10] Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997
Tentang Penyandang Cacat

Você também pode gostar