Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ARTIKEL
Oleh :
Peni Shoffiyati
BP : 0921202006
1
ANALISIS PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP)
PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH MAKANAN
(Studi Kasus : Industri Kerupuk Keripik Peyek Dan Sejenisnya Di Kota Padang)
ABSTRACT
This study aims to 1) Know and describe the implementation of current GMP on
small and medium food industry of peyek chips and the like in the city of Padang,
covering aspects of production, aspects of employees, facilities and infrastructure
aspects, aspects of documentation, and quality control aspects, 2) analyze the level of
implementation of GMP on small and medium food industry like crackers and peyek
chips in the city of Padang. Research has been carried out during the three months from
October to December 2013 in the city of Padang. In this research methodology, in
answering the first research purposes, ie with a descriptive analysis to describe the
results of the questionnaire results through the form of tables of measurement results of
research variables. Meanwhile, to answer the second research purposes, in processing
the data of the questionnaire author uses Guttman scale. To analyze the level of
implementation of GMP on small and medium food industry of peyek chips and the like
is also used the test of proportions.
The results showed that the application of GMP on small and medium food
industry of peyek chips and the like in the city of Padang is still not optimally
implemented. This is indicated by the small and medium industry are not fully
implementing the existing GMP standard criteria for each aspect. Although the
production aspects of the implementation of GMP standards already largely done, but
for aspects of quality control, many standards in that aspect has not been implemented.
While on the other three aspects, namely employees, aspects of infrastructure and
documentation aspects there are mostly standard on each of these aspects are not yet
implemented.
As for the level of implementation of GMP on small and medium food industry
of peyek chips and the like in the city of Padang can be seen in each aspect, where for
the production aspects of the small and medium food industry of peyek chips and the
like in the city of Padang have implemented maximum. While the level of
implementation of GMP in the aspect of employees, as well as facilities and
infrastructure aspects of the small and medium food industry of peyek chips and the like
in the city of Padang is not maximized implemented. Last, the level of the
implementation of GMP on documentation aspects and quality control aspects in small
and medium food industry of peyek chips and the like in the city of Padang less than the
maximum implemented.
Keywords : GMP, small and medium food industry
2
Pendahuluan Adapun kontribusi IKM
Salah satu arah kebijakan makanan yang dalam hal ini termasuk
industri nasional jangka panjang adalah dalam industri pengolahan dapat dilihat
sebagai motor penggerak yang pada tahun 2009 sampai dengan 2011,
Barat tersebut sesuai dengan Perpres No adalah pada industri kerupuk keripik
industri unggulan Sumatera Barat. Salah dan sejenisnya mempunyai unit usaha
satu dari kesepuluh industri unggulan yang paling banyak dibanding industri
Provinsi Sumatera Barat adalah industri makanan yang lainnya yaitu sejumlah
makanan. Adanya kegiatan industri 184 unit usaha. Hal ini berdasarkan
2
Pemerintah Daerah Sumatera Barat menghasilkan produk makanan yang
hasilnya belum cukup berarti terutama Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) IKM
dalam peningkatan mutu produk yang makanan diketahui sebagian besar dari
maka IKM makanan perlu memperbaiki hal tersebut, perlu dilakukan cara-cara
meningkatkan kualitas produk yang penerapan sistem mutu GMP atau Cara
dihasilkan (Ditjen Industri dan Dagang Produksi Makanan Yang Baik (CPMB).
persyaratan yang telah ditentukan untuk pada IKM makanan kerupuk keripik
3
peyek dan sejenisnya di Kota Metodologi
pada IKM makanan kerupuk keripik dari bulan Oktober sampai dengan
penerapan GMP saat ini pada IKM berjumlah 184 unit (Dinas
GMP pada IKM makanan kerupuk Perdagangan RI, (2004) yaitu : Aspek
4
dokumentasi, dan Aspek pengendalian Dimana jika dengan hipotesis tersebut
pada bab sebelumnya maka hipotesis kurang menerapkan aspek GMP pada
GMP meliputi aspek produksi, aspek yang dilakukan dalam penelitian ini
x 100%
Jawaban Kuesioner
5
0.00-0.25= No association or low -1,64 serta dicari ZHitung dengan rumus
association (weak
association) sebagai berikut :
0.25-0.50= Moderately low association
(moderately weak PH 0 dimana mencari
Z Hit
association)
0.51-0.75= Moderately high association
(moderately strong PH 0 (100 PH 0 )
association) n
0.76-1.00= High association (strong
association) up to perfect Dimana :
association = rata-rata sampel (persentase
sampel)
Berdasarkan kriteria tersebut, PH0 = nilai hipotesis dari prsentase
populasi
dalam penelitian ini dapat dijelaskan
maka aturan keputusannya adalah tolak
sebagai berikut:
H0 atau terima H1 jika ZHitung < -1,64.
a. 0% - 25%, berarti pelaku IKM tidak
Adapun langkah-langkah rinci
menerapkan GMP pada unit
pengukuran GMP pada tiap aspek
usahanya.
adalah sebagai berikut :
b. 26% - 50%, berarti pelaku IKM
1. Merekap jawaban kuisioner yang
kurang menerapkan GMP pada unit
telah disebarkan pada IKM
usahanya.
responden per banyaknya responden
c. 51% - 75%, berarti pelaku IKM
per pertanyaan per aspek GMP.
cukup menerapkan GMP pada unit
Dimana pertanyaan yang dijawab
usahanya.
Ya diberi skor 1 dan pertanyaan
d. 76% - 100%, berarti pelaku IKM
yang dijawab Tidak diberi skor
sangat menerapkan menerapkan
0. Selanjutnya menjumlahkan skor
GMP pada unit usahanya.
tersebut sehingga didapatkan
Dalam uji proporsi dalam penelitian ini
persentase skor yang jawaban Ya
dipakai = 5 % dan digunakan ZTabel =
6
dan yang jawabannya Tidak per rata-rata sampel (persentase
(65 IKM) sehingga didapatkan skor elemen produk akhir, dan elemen
skor tertimbang tersebut ke dalam GMP pada aspek produksi. Walau ada
7
sepenuhnya dilaksanakan. Kriteria memproduksi produk mereka. Karena
pertama adalah tentang penanganan itu tidak ada kode produksinya tercatat.
Penggunaan BTP pada IKM responden kadaluarsa, para pemilik IKM juga
IKM untuk menjaga produk akhir dan Kriteria selanjutnya adalah kesesuaian
responden yaitu IKM keripik, kerupuk, elemen yang dijadikan kriteria adalah
sebagian besar telah melaksanakan air dan penanganan limbah. Hasil dari
GMP pada aspek karyawan. Walau ada kuisioner yang diolah dalam penelitian
beberapa kriteria dari elemen aspek ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pemeriksaan kesehatan secara berkala, GMP pada aspek sarana dan prasarana.
9
aspek sarana dan prasasana tersebut sejenisnya di Kota Padang sebagian
mutu air termasuk didalamnya unit yang elemen yang dijadikan kriteria adalah
yang dijadikan kriteria adalah elemen IKM keripik, kerupuk, peyek dan
karyawan, elemen bahan, elemen proses besar tidak melaksanakan GMP pada
bahwa sebagian besar responden yaitu penerapan GMP pada IKM kerupuk
IKM keripik, kerupuk, peyek dan keripik peyek dan sejenisnya di Kota
10
Padang dapat dilihat pada masing- aspek pengendalian mutu pada IKM
masing aspek, dimana untuk aspek kerupuk kripik peyek dan sejenisnya di
peyek dan sejenisnya di Kota Padang dilaksanakan. Hal ini berdasarkan skor
perhitungan skala Guttman mencapai 81 dan 23 persen serta diperoleh hasil uji
persen dan hasil uji proporsi dimana proporsi dengan hipotesis kedua bahwa
diperoleh hasil yang signifikan yaitu signifikan sebesar -4,77 dan -4,46.
0,99.
Kesimpulan tersebut sesuai
GMP pada aspek karyawan, serta aspek potret kisaran persentase distribusi skor
sarana dan prasarana pada IKM kerupuk yang sudah digambarkan diperoleh hasil
kripik peyek dan sejenisnya di Kota bahwa tingkat penerapan GMP pada
mencapai 63 persen, dan 55 persen serta keripik peyek dan sejenisnya yang
hasil uji proporsi dengan hipotesis dalam hal ini termasuk dalam sektor
12
kerupuk kripik peyek dan sejenisnya di Daftar Pustaka
proporsi dengan hipotesis kedua bahwa BPS Provinsi Sumatera Barat. 2011.
Profil Industri Mikro dan Kecil.
signifikan sebesar -4,77 dan -4,46. BPS. Sumatera Barat.
13
Perindustrian Dan Perdagangan Fakultas Teknologi Pertanian,
RI. Jakarta. IPB Bogor.