Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Seorang wanita dengan G4P3A0 datang ke IGD Kebidanan Rumah Sakit Umum Dok
II Jayapura dengan membawa surat rujukan dari dr. Sp,OG. Pasien mengaku hamil 9 bulan
datang dengan keluhan keluar air-air 3 jam SMRS disertai mules-mules 6 jam SMRS. Dari
hasil pemeriksaan di dapatkan TB: 147cm, BB: 89, IMT: 41,20kg, TFU: 40cm, djj: 148 dpm,
TBJK: 4.185. USG yang dilakukan terhadap pasien, EFW 4.210 gr. Pasien memiliki riwayat
hamil bayi makrosomia pada kehamilan ke 3. Tindakan pada pasien ini yaitu direncanakan
menyimpulkan bahwa kata makrosomia tepat digunakan pada janin yang saat lahir, memiliki
berat > 4000 gram atau lebih. Sedangkan menurut Cunningham semua neonatus dengan berat
badan 4000 gram atau lebih tanpa memandang usia kemilan dianggap sebagai makrosomia.
Ibu hamil dengan riwayat melahirkan bayi makrosomia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk
kembali melahirkan bayi makrosomia dibandingkan ibu yang belum pernah melahirkan bayi
makrosomia.
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
No. Rekam Medik : 425000
NamaPenderita : Ny. L.W.
Umur : 29 Tahun
Alamat : Kotaraja
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Lani jaya
Tanggal MRS : 01 Maret 2017 Jam : 17.15 WIT
B. ANAMNESA
1. Keluhan Utama: Keluar air air 3 hari SMRS
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Ibu datang dengan rujukan dari dr.Sp.OG hamil 39 40 minggu dengan keluar air-air.
keluar air air 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku hamil 9 bulan.
HPHT 08/06/2016 , TP 15/ 03/2017. Pasien ANC 4 kali di PKM kotaraja dan 2 kali di
dr.Sp.OG dan USG 1 kali dikatakan oligohidramnion. Gerakan janin dirasakan aktif.
Pasien mengeluhkan keluar air air sejak 3 hari SMRS, warna bening, darah (-).
Pasien juga mengelukan ada mules mules 6 jam SMRS. Riwayat demam, tekanan
darah tinggi, malaria dan keputihan disangkal. Riwayat alergi juga disangkal.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat Hipertensi (-), Jantung(-), Asma (-) , DM (-), Alergi (-).
4. Riwayat Penyakit keluarga:
Riwayat Hipertensi (-), Jantung(-), Asma (-) , DM (-), Alergi (-).
5. Riwayat Menstruasi
Menarche: 12 Tahun
Siklus haid: Teratur (28 Hari)
Lamanya : 4-5 hari
Ganti pembalut : 3x sehari
Riwayat Penggunaan Kontrasepsi : -
1. Riwayat Pernikahan
a. Pernikahan : Pertama, Tn. A. W.
b. Suami : Pertama
c. Pernikahan dengan suami sekarang: 9 tahun
2. Riwayat Obstetri
A. PEMERIKSAAN FISIK
1. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : baik Kesadaran :Compos Mentis
Tinggi Badan : 147 cm Berat Badan : 89 kg IMT: 41,2kg
Tanda-tanda vital : - TD : 120/80 mmHg -R : 20 x/m
- N : 88 x/m -
SB : 36.70C
Kepala : anemis -/-, ikterik -/-, pupil isokor +/+
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : SN Ves +/+, Rh -/-, Whe -/-, BJ I-II regular murni
Abdomen : Membuncit sesuai dengan usia kehamilan
Ekstremitas : edema (-)
1. STATUS OBSTETRI
Pemeriksaan Luar :TFU: 40 cm; BJA : 148 dpm TBJK: 4.185gr
Leopold 1 : bagian atas janin teraba bokong
Leopold 2 :
- Kanan : teraba bagian punggung
- Kiri : terasa bagian bagian kecil
Leopold 3 : teraba kepala
Leopol d 4 : bagian kepala belum memasuki pintu panggul
Inspeksi : v/v tenang, tidak ada kelainan
Inspekulo : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Dalam : portio lancip, arah axial, pembukaan 1cm, selaput
ketuban (-)
A. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil USG : JANIN PRESENTASI KEPALA TUNGGAL HIDUP, plasenta di fundus
- BPD : 91,8
- HC : 31,6
- AC : 32,8
- FL : 74,0
- ICA : 2 cm
- EFW: 4.210 gr
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap 01-3-2017
Hemoglobin 11,3g/dl
Hematokrit 30,2 %
Leukosit 7,3/mm3
Trombosit 169.000/mm3
DDR Negatif
Proteinuria Negatif
BT 230
CT 1000
A. RESUME
Pasien 29 tahun datang dengan rujukan dari dr. Sp.OG dengan
diagnosa G4P3A0 hamil 39 40 dengan makrosomia. Riwayat keluar air air 3 hari
sebelum masuk rumah sakit
warna bening. Pasien juga mengelukan ada mules mules. Riwayat persalinan
ketiga, dengan spontan BB 4500 gram.
Pemeriksaan fisik : Keadaan Umum : baik, Kesadaran : Compos Mentis. Tanda-tanda
vital : TD : 120/80 mmHg, N: 88 x/m, RR : 20 x/m, SB: 36,7 0C IMT: 41,20kg, TFU:
40cm, djj: 148 dpm, TBJK: 4.185gr. Pemeriksaan dalam: portio lancip, arah axial,
pembukaan 1cm, ketuban (-)
B. DIAGNOSIS KERJA
G4P3A0 parturien aterm janin presentasi belakang kepala tunggal hidup dengan
makrosomia
C. RENCANA TERAPI
Hemodinamik ibu dan janin stabil (observasi keadaan umum,
Tanda Tanda Vital, His, DJJ)
SC elektif tanggal 03-03-2017
Cek DL, UL, CT/BT
IVFD RL 500cc/8 jam 20 tpm
Inj.Ceftriaxone 1x1gr
LAPORAN OPERASI
H. Permasalahan
Apa saja faktor resiko yang mempengaruhi kehamilan bayi besar (makrosomia)
pada pasien ini ?
Apa saja Komplikasi pada makrosomia dan Bagaimana tatalaksana makrosomia
pada pasien ini ?
Bagaimana cara mencegah bayi makrosomia pada kehamilan ?
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Apa saja faktor resiko yang mempengaruhi kehamilan bayi besar (makrosomia)
pada pasien ini ?
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya kelahiran bayi besar (baby
giant). Faktor-faktor tersebut diantaranya :
4. Pengaruh kecukupan gizi. Pola makan ibu yang tidak seimbang atau
berlebihan juga mempengaruhi kelahiran bayi besar.
5. Usia kehamilan: Rata-rata berat janin lebih dari 3600 gram sebesar 44,5 %
pada kehamilan posterm, sedangkan pada kehamilan genap bulan aterm
sebesar 30,6%. Resiko persalinan bayi dengan berat lebih dari 4000 gram pada
kehamilan posterm meningkat 2 4 kali lebih besar dari kehamilan term
(Prawirohardjo, 2009)
Pada pasien ini, yang menjadi faktor resiko kelahiran bayi besar (makrosomia)
adalah terjadinya obesitas pada ibu saat hamil, dimana kita dapat menghitung IMT
pada pasien ini yaitu BB/TB2 : 41 kg dimana IMT >41 termasuk dalam kategori
obsitas, factor lain yang menjadi factor resiko yaitu pasien memiliki riwayat
melahirkan bayi besar sebelumnya yaitu pada kehamilan ke3 pasien melahirkan
bayi dengan BB 4500gr, selain itu juga factor resiko pada pasien ini yaitu dengan
jenis kelamin bayi yang dilahirkan oleh pasien yaitu laki-laki
3.2 Apa saja Komplikasi pada makrosomia dan Bagaimana tatalaksana makrosomia
pada pasien ini ?
Bayi besar juga kerap menjadi penyulit pada saat persalinan normal, karena dapat
menyebabkan cedera baik pada ibu maupun bayinya.Kesulitan yang dapat terjadi adalah :
b. Perdarahan
a. Distosia Bahu
e. Hipoglikemia
Hipoglikemi sering terjadi pada bayi dari ibu yang menderita penyakit
DM karena cadanganglukosa rendah. Pada ibu DM terjadi transfer glukosa
yang berlebihan pada janin sehinggarespon insulin juga meningkat pada
janin. Saat lahir di mana jalur plasenta terputus makatransfer glukosa
berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinisme)
sehingga terjadi hipoglikem. Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi
baru lahir, karena dapat menimbulkan kejang yangberakibat terjadinya
hipoksia otak.
Seksio caesarea elektif untuk bayi yang dicurigai makrosomia telah terbukti
sebagai cara untuk mencegah trauma (komplikasi) terhadap ibu maupun janin pada
saat proses persalinan.
Seperti yang diketahui bahwa berat janin akan bertambah sekitar 230 gram setiap
minggunya setelah usia kehamilan mencapai 37 minggu, maka induksi persalinan
sebelum atau pada saat mendekati aterm disarankan untuk mencegah janin
berkembang lebih besar. Tetapi sebelum memulai induksi persalinan, harus dinilai
terlebih dahulu adekuasi panggul ibu serta riwayat persalinan sebelumnya. Hal ini
akan menunjukkan apakah memungkinkan untuk anak dilahirkan dengan persalinan
pervaginam. Jika tidak memungkinkan, maka persalinan dilakukan secara seksio
caesarea elektif.
Resiko dari trauma lahir tinggi pada persalinan pervaginam jika bayi lebih besar
dibandingkan panggul ibunya. Yang sering menjadi masalah adalah setelah kepala
lahir, bahu tersangkut dijalan lahir (distosia bahu), untuk itu jika janin masih hidup
dapat dilakukan episiotomy mediolateral yang cukup lebar dan janin di usahakan
lahir, atau bahu diperkecil dengan melakukan kleidotomi unilateral atau bilateral.
Pada pasien ini dilakukakan tatalaksanan sesuai dengan teori yaitu Sectio
caesarea elektif untuk bayi yang dicurigai makrosomia telah terbukti sebagai cara
untuk mencegah trauma (komplikasi) terhadap ibu maupun janin pada saat proses
persalinan.
Selama perawatan antepartal dilakukan pengkajian ukuran pelvic ibu dan ukuran janin
yang sedang berkembang.Ukuran janin di tentukan dengan palpasi panjang crown-rump
janin dalam uterus. Sonografi pelvimetri dapat memberikan informasi lebih lanjut.
Bila terlihat uterus yang sangat besar, hidramnion atau ukuran janin yang sangat besar,
atau janin lebih dari satu merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebagai
kemungkinan penyebab. Hal-hal yang dilakukan untuk mengantisipasi makrosomia :
1,2,3,4,5,10
- Konsultasikan pola makan dan asupan sampai gizi semasa hamil dengan
dokter
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Makrosomia adalah bayi yang berat badannya pada saat lahir lebih dari 4.000
gram.Penyebab dari macrosomia adalah ibu yang menderita diabetes mellitus sebelum
dan selama kehamilan, ibu mempunyai riwayat melahirkan bayi besar, faktor genetic
dan pengaruh kecukupan gizi.Tanda dan gejalanya adalah berat badan lahir lebih dari
4000 gram. Besar untuk usia gestasi atau tinggi fundus pada kehamilan aterm lebih
dari 40 cm dan plasenta serta tali pusat lebih besar dari rata-rata. Komplikasi dari
macrosomia adalah resiko dari trauma lahir yang tinggi jika bayi lahir lebih besar
dibandingkan panggul ibunya perdarahan intracranial, distosia bahu, rupture uteri,
serviks, vagina, robekan perineum dan fraktur anggota gerak merupakan beberapa
komplikasi yang mungkin terjadi.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham GF, Leveno KJ, Bloom SL et all. Williams Obstetri; ed. 2. New
York: McGray Hill-Companies, 2010. Hal. 900-906
10. Manuaba, Sp.OG(K), Prof. dr.I.B.G, dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC,
Jakarta:2007