Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
a. Program Ruang
Pemrograman dalam arsitektur dapat dikatakan sebagai proses menggali fakta-fakta
hingga menetapkan kebutuhan-kebutuhan klien. Didalam proses ini terdapat sejumlah
pertimbangan-pertimbangan seperti fungsi (ruang termasuk didalamnya), bentuk,
ekonomi hingga waktu (Pena,William, 1977) Berbicara mengenai pertimbangan
fungsi, berarti secara tidak langsung berkenaan dengan masalah ruang. Maka program
ruang pada dasarnya adalah menetapkan kebutuhan ruang yang dapat memenuhi
kebutuhan dan tuntutan klien. Tahapan Pemrograman ruang berturut-turut adalah :
a. Menetapkan Kebutuhan Ruang
b. Menetapkan Besaran Ruang
c. Menetapkan Pola Hubungan Ruang
d. Menetapkan Zoning/pengelompokkan Fungsi Ruang
e. Menetapkan Kualitas Ruang
b. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang menetapkan macam fungsi ruang yang dibutuhkan untuk memenuhi
tuntutan dan kebutuhan klien. Tahapan-tahapan menetapkan kebutuhan ruang adalah :
a. Menetapkan Pelaku
b. Menetapkan Jenis Pelaku
c. Jumlah Pelaku
d. Menetapkan Aktifitas Pelaku yang Akan Diakomodir
e. Pengelompokkan Pola Aktifitas yang seragam
f. Menetapkan Kebutuhan Ruang
Penetapan pelaku mengandung makna bahwa hanya pelaku-pelaku inilah yang nantinya
akan menggunakan ruang yang direncana. Jenis pelaku, disis lain adalah penggolongan
pelaku-pelaku yang telah ditetapkan dalam 2 kelompok (internal/privat dan
eksternal/publik) yang telah disebutkan diatas. Selain itu, jumlah masing-masing
pelakupun harus pula ditetapkan, karena akan mempengaruhi besar area ruang yang
akan direncanakan.
b. BESARAN RUANG
Pada dasarnya ruang adalah tempat aktifitas manusia, oleh karena itu untuk dapat
menghitung besaran suatu ruang, terdapat sejumlah pertimbangan. Pertimbangan-
pertimbangan dalam menghitung besarnya suatu ruang adalah :
a. Pelaku (menyangkut besaran antropormorfik dan jumlah pelaku)
b. Aktifitas (jenis ,karakteristik dan macam aktifitas)
c. Furniture (peralatan yang mendukung suatu aktifitas)
Besaran antropomorfik menunjuk pada besaran tubuh seorang pelaku. Besaran ini dapat
berbeda untuk satu orang terhadap lainnya. Namun untuk dapat memudahkan
perhitungan, umumnya dapat digunakan standar besaran antropomorfik yang telah
distandarisasikan. Besaran ini dapat mengacu pada besaran antropomorfik yang pada
buku Data Arsitektur (standar Eropa) ataupun Time Saver Standart (Standar Amerika).
Pada besaran antropomorfik ini, dapat dilihat luasan area seorang pelaku pada kondisi
berdiri, berjalan, duduk hingga tidur.
Besar area aktifitas yang dapat ditampung dalam suatu ruang dapat dihitung sebesar 20
30 % dari luas ruang yang digunakan untuk pelaku dan furniture. Dalam nilai ini tercakup
pula besarnya sirkulasi (pergerakan) yang terjadi dalam ruangan tersebut. Nilai 20 30%
ini didasrkan atas efisiensi ruang terhadap faktor ekonomi kontruksi bangunan. Namun
tidak menutup kemungkinan bahwa besarnya aktifitas dapat mencapai lebih dari nilai 20
30% ini. Hal tersebut dapat dikarenakan faktor ekonomi tidak menjadi prioritas utamanya.
No. Nama Jumlah Pelaku Besar area Pelaku (A) Besaran Furniture (B) Besaran Aktifitas
Ruang 20 30% (A+B)
orang M2 M2 M2
Contoh : Sebuah rumah direncanakan akan dibangun. Rumah ini diharapkan akan dapat menampung
sebuah keluarga kecil (bapak : pekerja kantor, ibu : ibu rumah tangga dan anak : pelajar smp), dan tamu-
tamu yang akan berkunjung. Rencanakan ruang-ruang yang harus disediakan untuk rumah tersebut!
1. Kebutuhan Ruang
No. Pelaku Jenis Jumlah Skenario Aktifitas Pelaku Kebutuhan Ruang
Pelaku Pelaku
1. Bapak Privat 1 Makan, Tidur, mandi/wc, bekerja, 1. R. Makan
istirahat, mandi, bercengkerama 2. R. Tidur
dengan keluarga, makan malam, 3. K. Mandi/lavatori
Menerima tamu, mengerjakan 4. R. Istirahat
tugas kantor, menonton tv/musik, 5. R. Tamu
tidur 6. R. Audio Visual
7. R. Kerja
b. Terhadap Furniture
No. Ruang Furniture ( jumlah) Luas (M2)
1. R. Tidur Bapak/Ibu 1. Tempat Tidur (1) 1. 1 X 2X1 = 2
2. Lemari Pakaian (1) 2. 1 X 1 X 0,5 = 0,5
3. Meja Rias/Toalet 3. 1 X 0,5 X 0,5 = 0,25
(1)
2. R. Tidur Anak 1. Tempat Tidur (1) 1. 1 X 2X0,5 = 1
2. Lemari Pakaian (1) 2. 1 X 1 X 0,5 = 0,5
3. Meja belajar (1) 3. 1 X 0,5 X 1 = 0,5
4. Lemari buku (1) 4. 1 X 0,5 X 0,5 = 0,25
3. R. Makan 1. Meja makan (1) 1. 1 X 1 X 1,5 = 1,5
2. Kursi Makan (5) 2. 5 X 0,5 X 0,5 = 1,25
3. Lemari Perabot 3. 1 X 1 X 0,5 = 0,5
Makan (1) 4. 1 X 0,5 X 0,5 = 0,25
4. Wastafel (1)
4. R. Cuci dan Setrika 1. Meja Seterika (1) 1. 1 X 0,5 X 1 = 0,5
2. Kursi (1) 2. 1 X 0,5 X 0,5 = 0,25
3. Lemari Pakaian (1) 3. 1 X 1 X 0,5 = 0,5
5. R. Dapur dan Cuci 1. Meja Pantry (1) 1. 1 X 0,5 X 1 = 0,5
2. Meja Cuci (1) 2. 1 X 0,5 X 1 = 0,5
3. Rak Piring (1) 3. 1 X 0,25 X 0,5 = 1,25
6. R. Istirahat 1. Kursi (3) 1. 3 X 0,5 X 0,5 = 0,75
2. Meja (1) 2. 1 X 0,5 X 0,5 = 0,25
7. R. Audio Visual 1. Perlengkapan 1. 0,5 X 1 = 0,5
Audio Visual (1)
2. Sofa (4) 2. 4 X 0,5 X 0, 5 = 1
3. Meja (1) 3. 1 X 0,5 X 0,5 = 0,25
8. R. Tamu 1. Kursi (5) 1. 5 X 0,5 X 0,5 = 1,25
2. Meja (1) 2. 1 X 0,5 X 0,5 = 0,25
3. Rak (1) 3. 1 X 1 X 0,5 + 0,5
9. R. Kerja dan Belajar 1. Meja kerja (2) 1. 2 X 0,5 X 1 = 1
2. Kursi (3) 2. 3 X 0,5 X 0,5 = 0,75
3. Lemari Buku (2) 3. 2 X 0,5 X1 = 1
10. Kamar Mandi/lavatori Khusus 1. Bathub (1) 1. 1 X 0,5 X 2 = 1
Bapak dan Ibu 2. Closet (1) 2. 1 X 0,5 X 1 = 0,5
3. Wastafel (1) 3. 1 X 0,5 X 0,5 = 0,25
11. Kamar Mandi/lavatori 1. Bak Mandi (1) 1. 1 X 0,5 X 0,5 = 0,25
2. Closet (1) 2. 1 X 0,5 X 1 =0,5
C. Terhadap Aktifitas