Você está na página 1de 11

PENGAUDIT 1

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)

OLEH :

Pande Made Hierra Andira Sari (1506305139)

Dewa Ayu Dita Witami (1506305149)

Nabilah Aulia (1506305154)

Ika Maherliana (1506305158)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2016

1
PETA KONSEP

2
DAFTAR ISI

Cover .....................................................................................................................................1

Peta Konsep ..........................................................................................................................2

Daftar Isi ...............................................................................................................................3

Bab 1 Pembahasan ..............................................................................................................4

11.1 Arti Pentingnya Struktur Pengendalian Intern ..............................................................4

11.1............................ 2 Pengertian Struktur Pengendalian Intern 4

11.1.3 Unsur Struktur Pengendalian Intern.................................................................5


1. Lingkungan Pengendalian .....................................................................................6
2. Penilaian Risiko.....................................................................................................6
3. Aktivitas Pengendalian ..........................................................................................7
4. Informasi dan Komunikasi.....................................................................................7
5. Pengawasan............................................................................................................7

11.1.4 Pemahaman Struktur Pengendalian Intern.........................................................8

11.2 Hubungan SPI dengan prosedur audit lainnya...............................................................9

11.2.1 Pengujian atas Pengendalian........................................................................9


11.2.2 Pengujian Substantif atas Transaksi...........................................................10
11.2.3 Prosedur analitis.........................................................................................10
11.2.4 Pengujian Terinci Atas Saldo......................................................................10

Bab II PENUTUP...............................................................................................................11

1. KESIMPULAN...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

Pemabahasan

11. 1 Arti Pentingnya Struktur Pengendalian Intern

3
Arti pentingnya struktur pengendalian intern (SPI) bagi manajemen dan auditor independen
sudah lama diakui dalam profesi akuntasi, dan pengakuan tersbut semakin meluas dengan
alasan :

1. Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam banyak hal
manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi
terhadap jalannya operasi perusahaan. Manajemen hanya harus mempercayai berbagai
laporan dan hasil analisis mengenai keefektifan operasinya. Sedangkan tanggung jawab yang
utama untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan dan untuk mencegah kesalahan-
kesalahan dan ketidakberesan terletak di tangan manajemen.
2. Pengecekan dan review yang melekat pada system pengendalian intern yang baik akan dapat
melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan
penyimpangan yang akan terjadi.

3. Di lain pihak, adalah tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara
menyeluruh atau secara detail untuk hamper semua transaksi perusahaan di dalam waktu dan
biaya yang terbatas.

Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus adanya struktur pengendalian intern
(SPI) termasuk struktur pelaporan yang baik adalah sangat diperlukan agar dapat melepaskan,
menyerahkan atau mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya dengan tepat.

11.1.2 Pengertian Struktur Pengendalian Intern

Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi adalah Pengendalian Intern


meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan diterapkan dalam
perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan menurut Bodnar and Hopwood, Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan
prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai.

Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang
dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi
tertentu.

4
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang
terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.

Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang


diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang
untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi
kedalam tiga kategori, yaitu :

a. Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan


b. Pelaporan Keuangan yang handal
c. Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan

Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan
tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :

1. Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan,
dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat
profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
2. Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi
laporan segmen maupun interim.
3. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi
dengan semestinya.

11.1.3 Unsur Struktur Pengendalian Intern

Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian

Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat
memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan,
Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan
tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh
dewan direksi.

Kunci lingkungan pengendalian adalah:

Integritas dan Etika


Komitmen terhadap Kompetensi

Struktur Organisasi
5
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab

Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik

2. Penilaian Resiko

Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu
mengenai penentuan bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola. Komponen ini
hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai.
Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan
dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.

Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko


Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan

Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko

3. Aktivitas Pengendalian

Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya


dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level
dan semua fungsi yang ada di perusahaan.

Aktivitas pengendalian meliputi:

Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup


Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai

Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup

Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan

Evaluasi secara independen atas kinerja

Pengendalian terhadap pemrosesan informasi

Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan

4. Informasi dan Komunikasi

6
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan
mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu
melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi
merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal,
aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen
memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk
tujuan pelaporan eksternal.

5. Pengawasan

Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan.
Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam
perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen
dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya
dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen
puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi :

Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.


Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit
dan reviu.

Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk
menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.

Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja
sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem
Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif
apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi
bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).

11.1.4 Pemahaman Struktur Pengendalian Intern

Langkah pertaman dalam metodologi untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan, yang
kedua adalah memperoleh pemahaman SPI untuk perencanaan audit. Untuk tujuan perencanaan
audit, pemahaman yang harus diperoleh meliputi:

7
1. Perencanaan (design) kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan masing-masing
elemen struktur pengendalian
2. Penerapan dalam operasi atau kegiatan perusahaan sehari-hari.

Pemahaman struktur pengendalian intern akan digunakan oleh auditor untuk :

1. Identifikasi type atau jenis salah saji yang potensial


2. Mempertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang material

3. Merancang pengujian subtantif

Prosedur pemahaman pengendalian intern dalam arti penilaian secara kritis terhadap kelemahan
dan kebaikan struktur pengendalian intern yang berlaku dapat dibagi menjadi beberapa tahap
sebagai berikut :

1. Melakukan review pendahuluan atau memahami pengendalian intern yang


diterapkan manajemen, serta menentukan potensi dapat dipercayanya pengendalian
intern tersebut
2. Mendokomentasi hasil pemahaman
3. Melakukan pengamatan transaksi secara sepintas
4. Identifikasi dapat tidaknya pengendalian tersebut diandalkan atau dipercaya
5. Menentukan pengaruh SPI terhadap pengujian subtantif

Sifat, saat dan luasnya prosedur yang dipilih auditor untuk memperoleh pemahaman akan
bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman sebelumnya dengan entitas, sifat
pengendalian khusus yang terkait, dan sifat dokumentasi pengendalian khusus yang
diselenggarakan oleh entitas. Apakah suatu pengendalian telah dioperasikan adalah berbeda dari
efektivitas operasinya. Dalam memperoleh pengetahuan tentang apakah pengendalian telah
dioperasikan, auditor menentukan bahwa entitas telah menggunakannya. Di lain pihak,
efektivitas operasi, berkaitan dengan bagaimana pengendalian tersebut diterapkan, konsistensi
penerapannya, dan oleh siapa pengendalian tersebut diterapkan.

11.2 Hubungan SPI dengan prosedur audit lainya

Pada prosedur audit ini, auditor harus memusatkan perhatian pada rancangan dan operasi
dari aspek-aspek SPI sampai seluas yang diperlukan untuk dapat merencanakan audit dengan
efektif. Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan pemahaman auditor atas SPI, yaitu

8
1. Pengalaman auditor pada periode sebelumnya terhadap satuan usaha tersebut.
2. Tanya jawab dengan pegawai perusahaan

3. Pemeriksaan pedoman kebijakan dan prosedur.

4. Inspeksi atas dokumen dan catatan.

5. Pengamatan aktivitas dan operasi satuan usaha tersebut.

11.2.1 Pengujian atas Pengendalian

Penggunaan utama atas pemahaman SPI adalah untuk menetapkan risiko pengendalian relatif
terhadap berbagai tujuan pengendalian intern yang ada. Auditor dapat menetapkan risiko
pengendalian pada tingkat yang mencerminkan evaluasi atas SPI klien , tetapi harus dibatasi
sampai tingkat yang didukung oleh bahan bukti yang diperoleh.
Pengujian atas pengendalian diarahkan pada efektivitas pengendalian yang mencakup jenis
bahan bukti sbb :
1. Tanya jawab dengan pegawai klien
2. Inspeksi dokumen dan catatan

3. Pengamatan penerapan kebijakan dan prosedur spesifik

4. Pelaksanaan ulang oleh auditor terhadap penerapan kebijakan dan prosedur spesifik

Perbedaan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman atas SPI adalah bahwa dengan
pengujian atas pengendalian, tujuan menjadi lebih spesifik dan pengujian menjadi lebih
ekstensif.
Jika auditor memutuskan untuk menetapkan risiko pengendalian dibawah tingkat maksimum
untuk satu tujuan pengendalian intern tertentu, maka prosedur satu dapat digabung dengan
prosedur dua.

12.2.2 Pengujian Substantif atas Transaksi

Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji kekeliruan atau
ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo L/K Tujuan
dari pengujian ini adalah untuk menentukan apakah transaksi pembukuan klien telah diotorisasi

9
dengan pantas, dicatat dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan dipindahbukukan ke
buku besar dan buku tambahan dengan benar.

12.2.3 Prosedur analitis

Prosedur analitis mencakup perbandingan jumlah yang dicatat dengan perkiraan yang
dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitis ini sering berupa perhitungan rasio oleh auditor
untuk dibandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan.
Tujuan penggunaan prosedur analitis :
1. Memperoleh pemahaman atas bidang usaha klien.
2. Menetapkan kemampuan kelangsungan hidup suatu satuan usaha.

3. Indikasi timbulnya kemungkinan kekeliruan dalam L/K.

4. Mengurangi pengujian audit yang lebih rinci.

12.2.4 Pengujian Terinci atas Saldo

Pengujian ini menitikberatkan pada saldo akhir buku besar untuk Neraca maupun rugi laba
dengan penekanan utama pada Neraca. Merupakan pengujian yang penting karena bahan bukti
diperoleh dari sumber yang independen dari klien sehingga berkualitas tinggi.
Pengujian ini bertujuan memberikan kebenaran moneter atas perkiraan yang berkaitan, sehingga
merupakan pengujian substantif juga.

KESIMPULAN

Arti pentingnya struktur pengendalian intern (SPI) bagi manajemen dan auditor
independen sudah lama diakui dalam profesi akuntasi, dan pengakuan tersbut semakin meluas
dengan alasan sebagai berkut seperti : Pengecekan dan review yang melekat pada system
pengendalian intern yang baik akan dapat melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi
kemungkinan kekeliruan dan penyimpangan yang akan terjadi.

Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus adanya struktur pengendalian
intern (SPI) termasuk struktur pelaporan yang baik adalah sangat diperlukan agar dapat

10
melepaskan, menyerahkan atau mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya dengan
tepat.

Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan


sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.

Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang
terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Di lingkungan
perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh
pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu
keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum

Didalam Hubungan SPI dengan Prosedur Audit lainnya ada 5 jenis prosedur yang harus
dipahami yaitu antara lain :

1. Pengalaman auditor pada periode sebelumnya terhadap satuan usaha tersebut.


2. Tanya jawab dengan pegawai perusahaan
3. Pemeriksaan pedoman kebijakan dan prosedur.
4. Inspeksi atas dokumen dan catatan.
5. Pengamatan aktivitas dan operasi satuan usaha tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, 2002. Auditing edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.


http://fekool.blogspot.co.id/2015/04/auditing-struktur-pengendalian-intern.html

11

Você também pode gostar