Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Seluruh penumpang di dalam bus merasa simpati melihat seorang wanita muda
dg tongkatnya meraba-raba menaiki tangga bus. Dg tangannya yg lain dia
meraba posisi di mana sopir berada, dan membayar ongkos bus. Lalu berjalan
ke dalam bus mencari-cari bangku yg kosong dg tangannya. Setelah yakin
bangku yg dirabanya kosong, dia duduk. Meletakkan tasnya di atas pangkuan,
dan satu tangannya masih memegang tongkat.
Satu tahun sudah, Yasmin, wanita muda itu, mengalami buta. Suatu kecelakaan
telah berlaku atasnya, dan menghilangkan penglihatannya untuk
selama-lamanya. Dunia tiba-tiba saja menjadi gelap dan segala harapan dan
cita-cita menjadi sirna. Dia adalah wanita yg penuh dg ambisi menaklukan
dunia, aktif di segala perkumpulan, baik di sekolah, rumah maupun di
linkungannya.
Karena buta, Yasmin tidak bisa terus bekerja di perusahaannya. Dia berhenti
dg terhormat. Burhan mendorongnya supaya belajar huruf Braile. Dg harapan,
suatu saat bisa berguna untuk masa depan. Tapi bagaimana Yasmin bisa
belajar? Sedangkan untuk pergi ke mana-mana saja selalu diantar Burhan?
Dunia ini begitu gelap. Tak ada kesempatan sedikitpun untuk bisa melihat
jalan. Dulu, sebelum menjadi buta, dia memang biasa naik bus ke tempat
kerja dan ke mana saja sendirian. Tapi kini, ketika buta, apa sanggup dia
naik bus sendirian? Berjalan sendirian? Pulang-pergi sendirian? Siapa yg
akan melindunginya ketika sendirian? Begitulah yg berkecamuk di dalam hati
Yasmin yg putus asa.
Burhan tak melepas begitu saja Yasmin. Setiap pagi, dia mengantar Yasmin
menuju halte bus. Dan setelah dua minggu, Yasmin akhirnya bisa berangkat
sendiri ke halte. Berjalan dg tongkatnya. Burhan menasehatinya agar
mengandalkan indera pendengarannya, di manapun dia berada. Setelah
dirasanya yakin bahwa Yasmin bisa pergi sendiri, dg tenang Burhan pergi ke
tempat dinas.
Sementara Yasmin merasa bersyukur bahwa selama ini dia mempunyai suami
yg
begitu setia dan sabar membimbingnya. Memang tak mungkin bagi Burhan
untuk
terus selalu menemani setiap saat ke manapun dia pergi. Tak mungkin juga
selalu diantar ke tempatnya belajar, sebab Burhan juga punya pekerjaan yg
harus dilakoni. Dan dia adalah wanita yg dulu, sebelum buta, tak pernah
menyerah pada tantangan dan wanita yg tak bisa diam saja. Kini dia harus
menjadi Yasmin yg dulu, yg tegar dan menyukai tantangan dan suka bekerja
dan belajar.
" Ya", jawab sopir bus. "Saya benar-benar iri padamu". Yasmin kebingungan,
heran dan tak habis berpikir, bagaimana bisa di dunia ini, seorang buta,
wanita buta, yg berjalan terseok-seok dg tongkatnya hanya sekedar mencari
keberanian mengisi sisa hidupnya, membuat orang lain merasa iri?
"Apa maksud anda?" Yasmin bertanya penuh keheranan pada sopir itu.
Air mata bahagia mengalir di pipi Yasmin. Walaupun dia tidak melihat orang
tsb, dia yakin dan merasakan kehadiran Burhan di sana. Dia merasa begitu
beruntung, sangat beruntung, bahwa Burhan telah memberinya sesuatu yg
lebih
berharga dari penglihatan. Sebuah pemberian yg tak perlu untuk dilihat;
kasih sayang yg membawa cahaya, ketika dia berada dalam kegelapan.
---------------------------
"Dan bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya dan orang-orang beriman
akan
melihat (menilai) pekerjaanmu itu" (Q.S : AT-Taubah, 105).