Você está na página 1de 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ANGINA PEKTORIS

1. PENGERTIAN
Yaitu serangan nyeri substernal, retrosternal yang biasa berlangsung beberapa
menit setelah gerak badan dan menjalar ke bagian lain dari badan dan hilang setelah
istirahat.
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan
bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatankardiotorasik, 1993).
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapatserangan
sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat didada yang seringkali
menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktuaktifitas dan segera hilang bila
aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M.Sjaifoellah Noer, 1996).
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis
rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis
Kardiovaskuler).

2. ETIOLOGI
Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah timbunan lemak di dalam lubang pembuluh darah, kalau
semakin banyak disebut plak. Aterosklerosis ini sebenarnya berlangsung sejak lahir
secara alami menimbulkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah (arteri)
koroner yang berakibat rusaknya dinding arteri. Bila arteri menyempit akan
mengganggu jalannya aliran darah/oksigen ke otot jantung.
Spasme arteri koroner
Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner
berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun
apabila arteri koroner menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi
sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik
(kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida
yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya
fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasme koroner
yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.
Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum
mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas
berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium
menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan
menimbulkan nyeri.

3. PATOFISIOLOGI

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakseimbangan suplai


oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan
lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab
ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada factor tunggal yang bertanggungjawab atas
perkembangan ateriosklerosis.

Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu
beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila
kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan
mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner
mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai
respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan
suplai darah) miokardium. Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi
NO (NitratOksid) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak
adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner
yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.
Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum
mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan
maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen
anaerob untuk memenuhi kebutuhan energy mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam
laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi
sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali
fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat.
Dengan hilangnya penimbunan asam laktat, maka nyeri angina pectoris mereda. Dengan
demikian, angina pektoris merupakan suatu keadaan yang berlangsung singkat.
4. PATHWAY

- Pejana Latiha Makan


Atheroscleros n n fisik makan
is terhad Stres an
ap s berat
Adrena Kebutu Aliran o2
vasokonst
lin han o2 meningk
riksi
mening jantung at ke
mening mesentri
Aliran 02
arteri
Jantung
Jantung
kekurangan o2
kekurangan o2
Iskemikotot
Iskemik otot
jantung

Kontraksi jantung Nyeri


Nyeri
menurun

Curah jantung
Curah Nyeri Perlu
menurun
jantung b.d menghin
menurun iskemik dari
komplika
Diperluk
an
pengetah

5. MACAM-MACAM ANGINA PEKTORIS


a. Angina pectoris stabil.
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat.
Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolahraga atau naik
tangga.

- Sakit dada timbul setelah melakukan aktivitas.


- Lamanya serangan biasanya kurang dari 10 menit.
- Bersifat stabil tidak ada perubahan serangan dalam angina selama 30 hari.
- Pada phisical assessment tidak selalu membantu dalam menegakkan diagnosa.
b. Angina pectoris tidak stabil.
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal ;dijumpai pada individu
dengan perburukan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan
beban kerja jantung; hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang
ditandai oleh trombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.

- Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik frekuensi berat
dan lamanya meningkat.
- Timbul waktu istirahat/kerja ringan.
- Fisical assessment tidak membantu.
- EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi.
c. Angina variant (angina prinzmetal)
Angina Pectoris 2 Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada
waktu aktifitas ringan. Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan pada
kenyataannya sering timbul pada waktu beristirahat atau tidur. Pada angina prinzmetal
terjadi spasme arteri koroner yang menimbulkan iskemi jantung dibagian hilir. Kadang-
kadang tempat spasme berkaitan dengan arterosklerosis.

Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner EKG deviasi segment ST depresi
atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang kemudian normal setelah serangan
selesai.

6. FAKTOR RISIKO
Faktor-faktor Risiko :
Yang tidak dapat diubah
Usia
Jenis kelamin
Riwayat keluarga
Ras

Yang dapat diubah


MAYOR
Peningkatan lipid serum
Hipertensi
Merokok
Gangguan toleransi glukosa
Diet tinggi lemak jenuh,kolesterol dan kalori

MINOR
Gaya hidup yang kurang bergerak
Stress psikologik
Tipe kepribadian

7. GEJALA

Letak
Sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum atau di bawah sternum
(substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, dapat
menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dada juga dapat
timbul di tempat lain seperti di daerah epigastrium, leher, rahang, gigi, bahu.
Kualitas
Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan benda berat, atau seperti di peras
atau terasa panas, kadang-kadang hanya mengeluh perasaan tidak enak didada karena
pasien tidak dapat menjelaskan dengan baik, lebih-lebih jika pendidikan pasien
kurang.
Hubungan dengan aktivitas
Nyeri dada pada angina pektoris biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas,
misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang berjalan mendaki atau naik
tangga. Pada kasus yang berat aktivitas ringan seperti mandi atau menggosok gigi,
makan terlalu kenyang, emosi, sudah dapat menimbulka nyeri dada. Nyeri dada
tersebut segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat
timbul pada waktu istirahat atau pada waktu tidur malam.
Lamanya serangan

Lamanya nyeri dada biasanya berlangsung 1-5 menit, kadang-kadang perasaan


tidak enak di dada masih terasa setelah nyeri hilang. Bila nyeri dada berlangsung lebih
dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan infark miokard akut dan bukan
angina pektoris biasa. Pada angina pektoris dapat timbul keluhan lain seperti sesak
napas, perasaan lelah, kadang-kadang nyeri dada disertai keringat dingin.

8. MANIFESTASI KLINIK
; Nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk-tusuk, panas atau
ditindih barang berat. Nyeri dada dapat menjalar ke dada kiri atau kanan, ke
rahang, bahu kiri dan kanan, atau kedua lengan. Rasa sakit biasanya berlangsung
lebih dari 30 menit. Nyeri tidak hilang dengan istirahat atau pemberian nitrat.
Nyeri juga tidak berhubungan dengan aktifitas.
; Nafas pendek
; Pucat dan berkeringat dingin
; Pusing dan kepala ringan
; Mual serta muntah

9. PENGKAJIAN
Data spesifik yang berhubungan dengan nyeri yaitu:
a. Letak.
Nyeri dada, sternal/sub esternal pada dada sebelah kiri menjalar ke leher, rahang,
lengan kiri, lengan kanan, punggung. Nyeri dapat timbul pada epigastrium, gigi dan
bahu.
b. Kualitas nyeri.
Nyeri seperti mencekik atau rasa berat dalam dada terasa seperti di tekan benda berat.
c. Lamanya serangan.
Rasa nyeri singkat 1-5 menit atau lebih dari 20 menit berarti infark.
d. Gejala yang menyertai.
Gelisah, mual, diaporesis kadang-kadang.
e. Hubungan dengan aktivitas.
Timbul saat aktivitas, hilang bila aktivitas dihentikan/istirahat.
Data lain yang dijumpai:
a. Perilaku pasien.
Perhatikan terjadinya diaphoresis, orang dengan angina kadang terlihat memegang
sternum pada waktu serangan.
b. Perubahan gejala vital.
c. Perubahan cardiac.
d. Pola serangan angina.

10. PEMERIKSAAN
A. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik biasanya normal pada penderita angina pectoris. Tetapi


pemeriksaan fisik yang dilakukan saat serangan angina dapat memberikan informasi
tambahan yang berguna. Adanya gallop, mur-mur regurgitasi mitral, split S2 atau
ronkhi basah basal yang kemudian menghilang bila nyerinya mereda dapat
menguatkan diagnosa PJK. Hal-hal lain yang bisa didapat dari pemeriksaan fisik
adalah tanda-tanda adanya factor resiko, misalnya tekanan darah tinggi.

B. Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiogram (EKG)
Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering
masih normal. Gambaran EKG dapat menunjukkan bahwa pasien pernah
mendapat infark miokard di masa lampau. Kadang-kadang menunjukkan
pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina, dapat pula
menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada saat
serangan angina, EKG akan menunjukkan depresi segmen ST dan gelombang T
dapat menjadi negatif.5,7
Foto rontgen dada

Foto rontgen dada sering menunjukkan bentuk jantung yang normal. Pada
pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak
adanya kalsifikasi arkus aorta.
Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina


pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung akut
sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan
meningkat kadarnya pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya
masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliserida
dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti
hiperlipidemia dan/atau diabetes melitus.

11.PENATALAKSANAAN
A. Medikamentosa

Nitrat Organik

Obat golongan nitrat merupakan lini (pilihan) pertama dalam pengobatan


angina pectoris. Mekanisme kerja obat golongan nitrat dimulai ketika
metabolisme obat pertama kali melepaskan ion nitrit (NO2-). Di dalam sel, NO2-
diubah menjadi nitrat oksida (NO) yang kemudian mengaktivasi guanilat siklase,
terjadi peningkatan konsentrasi guanosin monofosfat siklik (cGMP) intraseluler
pada sel otot polos vaskular sehingga terjadi relaksasi otot polos, termasuk arteri
dan vena. Nitrat organik menurunkan kerja jantung melalui efek dilatasi pembuluh
darah sistemik. Venodilatasi menyebabkan penurunan aliran darah balik ke
jantung, sehingga tekanan akhir diastolik ventrikel (beban hulu) dan volume
ventrikel menurun. Beban hulu yang menurun juga memperbaiki perfusi
subendokard. Vasodilatasi menyebabkan penurunan resistensi perifer sehingga
tegangan dinding ventrikel sewaktu sistole (beban hilir) berkurang. Akibatnya,
kerja jantung dan konsumsi oksigen menjadi berkurang.
-bloker
Memiliki mekanisme kerja mengurangi kebutuhan oksigen jantung dengan
cara mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard.
Calcium antagonist

Obat antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan


menghambat masuknya ion kalsium melewati slow channel yang terdapat pada
membran sel (sarkolema) pada otot polos jantung, dan pembuluh darah
koronerdan perifer sehingga terjadinya relaksasi.
Obat antagonis kalsium menjadi obat terpilih terutama bila :
1; Beta bloker merupakan kontra indikasi, misalnya pada gagal jantung,
sicksinus syndrome, blok AV derajat 2 atau lebih (untuk keadaan-keadaan ini
sebaiknya di pilih nifedipin), penyakit paru obstruktif, penyakit vascular
perifer atau diabetes melitus yang berat.
2; penderita tidak dapat mentoleransi efek samping beta bloker. Pada penangan
angina tidak stabil, obat antagonis kalsium biasanya digunakan untuk
kombinasi dengan golongan nitrat bila hasil pengobatan dengan nitrat kurang
memuaskan.

B. Non Medikamentosa
Terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan mengontrol emosi, mengurangi
kerja yang berat dimana membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya, mengurangi
konsumsi makanan berlemak, dan istirahat yang cukup. Disarankan untuk mengubah
gaya hidup antara lain menghentikan konsumsi rokok, menjaga berat badan ideal,
mengatur pola makan, melakukan olah raga ringan secara teratur, jika memiliki riwayat
diabetes tetap melakukan pengobatan diabetes secara teratur, dan melakukan kontrol
terhadap kadar serum lipid.
Untuk pasien dengan gejala angina yang tidak dapat lagi diatasi dengan terapi obat,
pasien dengan stenosis arteri koroner kiri lebih besar dari 50% dengan atau tanpa gejala,
pasien dengan penyakit di tiga pembuluh darah dengan disfungsi ventrikel kiri jantung,
pasien dengan angina tidak stabil, dan pasien dengan post-infark miokard dengan
lanjutan angina atau iskemik lebih parah, dapat dilakukan revaskularisasi, yang
dilakukan dengan prosedur yang disebut coronary artery bypass grafting
(CABG) dan percutaneous transluminal coronary angioplasty (PT CA).

12.KOMPLIKASI
Komplikasi pada angina pectoris :
a; Infarksi miokardium yang akut ( serangan jantung)
b; Aritmia kardiak

13.PENCEGAHAN
a; Kurangi hal- hal yang dapat menjadi faktor resiko
b; Makan makanan yang bergizi seperti, makan sayur-sayuran, biji-bijian
c; Menghindari produk-produk makanan yang berserat tinggi
d; Berhenti merokok
e; Berdiet jika mengalami obesitas atau kelebihan berat badan
f; Sering- sering menggerakkan badan atau berolahraga

14. DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan:
- Menurunnya aliran darah otot jantung.
- Meningkatnya beban kerja jantung.
Tujuan: - Klien mengungkapkan perasaan nyaman atau bebas dari nyeri atau
- Klien melaporkan serangan nyeri dada menurun.
Intervensi dan rasional
1.) Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada.
Rasional: Nyeri dan penurunan curah jantung yang merangsang system saraf simpatis
untuk mengeluarkan sejumlah besar norefinefrin, yang meningkatkan agregasi trombosit
dan mengeluarkan tromboxane poten pada yang menyebabkan spasme arteri koroner yang
dapat mencetus, mengakplikasi atau memperlama serangan angina memanjang. Nyeri tak
bisa ditahan menyebabkan respon vaso vegal, menurunkan tekanan darah dan frekuensi
jantung.
2.) Kaji dan catat respon pasien dan efek obat.
Rasional: Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit dan sebagai alat dalam
evaluasi keefektifan intervensi dan dapat menunjukkan kebutuhan perubahan program
pengobatan.
3.) Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada: frekuensi durasinya, intensitasnya dan lokasi
nyeri.
Rasional: Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat dalam evaluasi kemungkinan
menjadi angina tidak stabil (angina stabil) biasanya berakhir 3 5 menit sementara angina
tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45 menit.
4.) Observasi gejala yang berhubungan, misalnya dispnea, mual, muntah, pusing, palpitasi,
keinginan berkemih.
Rasional: Penurunan curah jantung (yang terjadi selama episode iskemia miokard)
merangsang system saraf simpatis/parasimpatis, menyebabkan berbagai
rasa sakit/sensasi dimana pasien tidak dapat mengidentifikasi apakah
berhubungan dengan episode angina.
5.) Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau lengan (khususnya pada sisi
kiri).
Rasional: Nyeri jantung dapat menyebar, contoh nyeri sering lebih ke permukaan
dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama.
6.) Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina.
Rasional: Menurunkan kebutuhan oksigen miokard untuk meminimalkan resiko cedera
jaringan/nekrosis.
7.) Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek.
Rasional: Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan nafas pendek
berulang.
8.) Pantau kecepatan/irama jantung.
Rasional: Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disaritmia yang mengancam
hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia atau stress.
9.) Pantau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina.
Rasional: Tekanan darah dapat meningkat secara dini sehubungan dengan rangsangan
simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi. Tachicardia juga terjadi pada
respon terhadap rangsangan simpatis dan dapat berlanjut sebagai kompensasi bila curah
jantung menurun.
10.) Temani klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
Rasional: Cemas mengeluarkan kotekolamin yang meningkatkan kerja miokard dan dapat
memanjangkan nyeri iskemi, dan adanya perawat dapat menurunkan rasa takut dan
ketidakberdayaan..
11.) Pertahankan lingkungan yang nyaman, batasi pengunjung.
Rasional: Stress kerja.emosi meningkatkan kerja miokard.
12.) Berikan makanan lunak, biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah makan.
Rasional: Menurunkan kerja miokard sehubungan dengan kerja pencernaan, menurunkan
resiko serangan angina.
Kolaborasi
1.) Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Rasional: meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard/ mencegah iskemia.
2.) Berikan anti angina sesuai indikasi misalnya (nitrogliserin; sublingual nitrosat, bukal atau
tablet oral; sprei sublingual).
Rasional: Nitrogliserin mempunyai standar untuk pengobatan dan pencegah nyeri angina
selama lebih dari 100 tahun. kini masih digunakan therapy anti angina cornerstone. Efek
cepat vasodilalator berakhir 10-30 menit dan dapat digunakan secara profilaksis untuk
mencegah serangan angina.

3.) Berikan morfin sulfat.


Rasional: Analgesik narkotik poten yang telah banyak memberi efek menguntungkan, seperti
menyebabkan vasodilatasi perifer dan menurunkan kerja miokard, dan mempunyai efek
sedativ untuk menghasilkan relaksasi, menghentikan aliran kotekolamin, vasokontruksi
dan selanjutnya efektif menghilangkan nyeri dan berat. Morfin Sulfat diberikan IV untuk
kerja cepat dan penutunan curah jantung mempengaruhi absorbsi jaringan perifer.
4.) Pantau perubahan seri EKG.
Rasional: Iskemia selama serangan angina dapat menyebabkan depresi segmen ST atau
peninggian dan inversi gelombang T. seri gambaran perubahan iskemia yang hilang bila
pasien bebas nyeri dan juga dasar yang membandingkan pola perubahan selanjutnya.

b. Menurunnya cardiac out put berhubungan dengan iscemic jantung yang lama.
Tujuan: - Klien akan melaporkan serangan dispnoe angina dan aritmia.
Intervensi:
1.) Pantau tanda-tanda vital.
Rasional: Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia, dan menurunnya curah
jantung. Perubahan juga terjadi karena (hipertensi atau hipotensi) karena respon jantung.
2.) Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung dan disorientasi.
Rasional: Menurunkan perfusi otak dapat menghasilkan perubahan sensorium.
3.) Catat warna kulit dan adanya kualitas nadi.
Rasional: Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung turun membuat kulit pucat atau
warna abu-abu (tergantung tingkat hipoksia) dan menurunnya kekuatan nadi perifer.
4.) Auskultasi bunyi napas dan bunyi jantung. Dengarkan murmur.
Rasional: S3, S4 atau krekels terjadi dengan kompensasi jantung atau beberapa obat
(khususnya penyekat beta). Terjadinya murmur dapat menunjukkan katup nyeri dada
contoh stenosis serta, stenosis mitral, atau ruptur otot papiliar .
5.) Pertahankan episode (tirah baring) pada posisi nyaman selama episode akut.
Rasional: Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan menurunkan kerja miokard dan
resiko dekompensasi.
6.) Berikan periode istirahat adekuat, bantu dalam melakukan aktivitas perawatan diri, sesuai
indikasi.
Rasional: Penghematan energi menurunkan kerja jantung.
7.) Tekankan pentingnya menghindari regangan/angkat berat khususnya selama defekasi.
Rasional: Manuver Valvasa menyebabkan rangsangan vagal, menurunkan frekuensi
(bradikardi) yang diikuti oleh tachicardi keduanya mungkin mengganggu curah jantung..
8.) Dorong pelaporan cepat adanya nyeri untuk upaya pengobatan sesuai indikasi.
Rasional: Intervensi sesuai waktu menurunkan konsumsi oksigen dan kerja jantung dan
mencegah meminimalkan komplikasi jantung.
Kolaborasi
1.) Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan.
Rasional: Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard adalah memperbaiki
kontraktilitas, menurunkan iskemia dan kadar asam laktat.
2.) Siapkan untuk pindah ke unit perawatan kritis bila kondisi memerlukannya.
Rasional: Nyeri dada dini/memanjang dengan penurunan curah jantung menunjukkan
terjadinya komplikasi yang memerlukan intervensi terusmenurus/ darurat.

c. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan status kesehatan.


Tujuan: - Klien akan mengungkapkan kesadaran atau perasaannya cara hidup wajar.
Intervensi:
1.) Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stress.
Rasional: Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosa dan prognosis.
2.) Bantu klien mengekspresikan perasaannya.
Rasional: Perasaan tidak diekspresikan dapat meminimalkan kekacauan internal dan efek
gambaran lain.
3.) Dorong klien dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya.
Rasional: Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah.
Kolaborasi:
1.) Berikan sedativa
Rasional: Mungkin duperlukan untuk membantu pasien rileks sampai secara fisik mampu
untuk membuat strategi koping adkuat.

d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan informasi tidak akurat kesalahan interpretasi.
Tujuan: - Berpartisipasi dalam proses belajar.
- Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan.
- Melakukan perubahan pola hidup.
Intervensi:
1.) Kaji ulang patofisiologi kondisi, tekanan perlunya mencegah serangan angina.
Rasional: Pasien dengan angina membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah
dikontrol, ini adalah focus manajemen teraupetik supaya menurunkan infark miokard.
2.) Dorong untuk menghindari faktor pencetus, seperti stress, maka terlalu banyak, kerja fisik
atau berpanjang pada suhu lingkungan ekstrem.
Rasional: Dapat menurunkan insiden beratnya episode iskemik.
3.) Bantu pasien orang terdekat untuk mengidentifikasi sumber fisik dan stress emosi dan
diskusikan cara yang dapat mereka hindari.
Rasional: Langkah penting pembatasan/mencegah serangan angina.
4.) Kaji pentingnya kontrol berat badan, menghentikan merokok, perubahan diet, dan olah
raga.
Rasional: Pengetahuan faktor resiko penting memberikan kesempatan untuk membuat
perubahan kebutuhan.
5.) Dorong pasien untuk mengikuti program yang ditentukan pecegahan untuk menghindari
kelelahan.
Rasional: Takut terhadap pencetus serangan dapat menyebabkan pasien menghindari
partisipasi pada aktivitas yang telah dibuat untuk meningkatkan perbaikan (meningkatkan
kekuatan miokard dan membentuk sirkulasi kolateral).
6.) Diskusikan dampak penyakit sesuai pola hidup yang diinginkan dan aktivitas termasuk
kerja, menyetri, aktivitas seksual dan hobby.
Rasional: Pasien enggan melakukan/melanjutkan aktivitas biasanya karena takut serangan
angina/kematian. Pasien harus menggunakan nitrogliserin secara profilaktin. Sebelum
beraktivitas yang diketahui sebagai pencetus angina.
7.) Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina, contoh menghentikan
aktivitas, pemberian obat bila perlu, penggunaan tehnik relaksasi.
Rasional: Menyiapkan pasien pada kejadian untuk menghilangkan takut yang mungkin
tidak tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi serangan.
8.) Kaji ulang obat yang diresepkan untuk mengontrol serangan mencegah serangan angina.
Rasional: Angina adalah kondisi yang sering memerlukan penggunaan banyak obat untuk
menurunkan kerja jantung, memperbaiki sirkulasi koroner, dan mengontrol terjadinya
serangan.
9.) Tekankan pentingnya mengecek dengan dokter kapan menggunakan obat yang dijual
bebas.
Rasional: Obat yang dijual bebas mempunyai potensi penyimpanan.
10.) Kaji ulang gejala yang dilaporkan pada dokter.
Rasional: Pengetahuan apa yang akan terjadi dapat menghindari masalah yang tak perlu
terjadi untuk alasan yang tidak penting.
11.) Diskusikan pentingnya mengikuti perjanjian.
Rasional: Angina adalah gejala penyakit arteri koroner progresif yang harus dipantau dan
memerlukan keputusan program pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
1; Suyodo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Ilmu penyakit dalam. Edisi
ke-5. Jakarta : Interna Publishing. 2009. Hal : 2196-206
2; Gunawan SG. Farmakologi dan terapi. Edisi ke 5. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2007. Hal : 361-72
3; Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta : Penerbit Buku EGC. 2009
4; Olson J. Belajar mudah farmakologi. Jakarta : Penerbit Buku EGC. 2003
5; Patel PR. Lecturn notes radiologi. Edisi ke 2. Jakarta : 2006

Você também pode gostar