Você está na página 1de 44

DASAR-DASAR ILMU TANAH

OLEH :

WIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2011
KLASIFIKASI TANAH
VIII. KLASIFIKASI TANAH

8.1 Pengertian Klasifikasi Tanah

Klasifikasi tanah adalah usaha untuk


mengelompokkan tanah atas dasar sifat-
sifat yang dimilikinya.
Satuan dasar pengelompokkanya yaitu
Polypedon
Pedon adalah satuan individu terkecil
dalam tiga dimensi yang masih dapat
disebut tanah.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

Jenis Klasifikasi Tanah :

1. Klasifikasi Tanah Alami


2. Klasifikasi Tanah Teknis
VIII. KLASIFIKASI TANAH

1. Klasifikasi Tanah Alami

Klasifikasi Tanah Alami adalah klasifikasi


tanah yang didasarkan atas sifat tanah
yang dimilikinya tanpa menghubungkannya
dengan tujuan penggunaan tanah tersebut.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

2. Klasifikasi Tanah Teknis

Klasifikasi Tanah Teknis adalah klasifikasi


tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah
yang mempengaruhi kemampuan tanah
untuk penggunaan tertentu, misalnya
Klasifikasi Kemampuan Lahan dan
Klasifikasi Kesesuaian Lahan.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

1. Klasifikasi Tanah Alami

Klasifikasi Sistem PPT Bogor


Dikenal 6 Kategori :
Golongan
Kumpulan
Jenis
Macam
Rupa
Seri
VIII. KLASIFIKASI TANAH

1. Klasifikasi Tanah Alami


A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor
Golongan : Dengan Perkembangan Profil
Kumpulan : ABC
Jenis : Latosol
Macam : Latosol Humik
Rupa : Latosol Humik, Tekstur Halus,
Drainase Baik
Seri : Bogor
VIII. KLASIFIKASI TANAH

A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor

Organosol Tanah organik (gambut), tebal lebih dari 50 cm.


Litosol Tanah mineral yang tebalnya 20 cm atau kurang.
Di bawahnya terdapat batuan keras dan padu.
Rendzina Tanah dengan epipedon Mollik (warna gelap,
kadar bahan organik lebih dari 1 %, kejenuhan
basa lebih dari 50 %) di bawahnya terdiri dari
batuan kapur.
Grumosol Tanah dengan kadar liat lebih dari 30 %, bersifat
mengembang dan mengerut. Musim kering
tanah retak-retak karena mengerut, dan bila
basah lengket (mengembang).
VIII. KLASIFIKASI TANAH

A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor

Aluvial Tanah yang berasal dari endapan baru,


berlapis-lapis, bahan organik jumlahnya tidak
teratur dengan kedalaman. Hanya terdapat
epipedon okrik, histik atau sulfurik, kandungan
pasir kurang dari 60 %.
Regosol Tanah bertekstur kasar, kadar pasir > 60 %,
hanya mempunyai horison penciri okrik, histik
atau sulfurik.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor

Andosol Tanah-tanah berwarna hitam (epipedon mollik


atau umbrik) ada horison kambik ; bulk density
kurang dari 0,85 g/cm3 ; banyak mengandung
bahan amorf, atau lebih dari 60 % terdiri dari
abu vulkan.
Latosol Tanah dengan kadar liat > 60 %, remah sampai
gumpal, warna tanah seragam, batas-batas
horison yang kabur, solum dalam (> 150 cm),
KB < 50 %, mempunyai epipedon umbrik dan
horison kambik.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor

Podsolik Tanah dengan horison penimbunan liat argilik,


KB < 50 % dan tidak mempunyai horison albik
Podsol Tanah dengan horison penimbunan Fe, Al
oksida, dan bahan organik (sama dengan
horison spodik), mempunyai horison albik
Mediteran Tanah dengan horison penimbunan liat argilik,
KB >50 % dan tidak mempunyai horison albik.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor

Oksisol Tanah dengan pelapukan lanjut dan mempunyai


horison oksik (yaitu horison dengan kandungan
mineral mudah lapuk rendah, fraksi liat dengan
aktivitas rendah, dan KTK kurang dari 16
me/100 g liat), juga mempunyai batas-batas
horison yang tidak jelas.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

1. Klasifikasi Tanah Alami


B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) :
Dikenal 6 Kategori :
Order
SubOrder
Greatgroup
Subgroup
Family
Series
VIII. KLASIFIKASI TANAH

B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) :

Order Horison penciri utama

SubOrder Keseragaman genetik. Pembagian


Order lebih lanjut berdasarkan :
pengaruh air, kelembaban tanah, bahan
induk , vegetasi, tingkat dekomposisi
bahan organik.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) :


Greatgroup Pembagian Suborder lebih lanjut
berdasarkan kesamaan susunan dan
perkembangan horison, KB, suhu dan
RH, ada tidaknya lapisan-lapisan
penciri (plinthite, fragipan, duripan).

Subgroup Konsep dasar taksa untuk Great group


dan sifat-sifat yang menunjukkan
peralihan ke lain Great group,
Suborder dan Order, juga sifat-sifat
peralihan ke bukan tanah.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) :

Family Kelas ukuran butir rata-rata dari


control section atau solum, kelas
mineralogi dari mineral dominan dalam
solum, kelas suhu tanah (berdasarkan
suhu rata-rata tahunan tanah pada
kedalaman 50 cm).
Series Jenis dan susunan horison, warna,
tekstur, struktur, konsistensi, reaksi
tanah, sifat-sifat kimia dan mineralogi
VIII. KLASIFIKASI TANAH

Penciri Utama Order :


Penciri Utama
Order Singkat
Horison Penciri Penciri Lain
ALFISOL ALF Argilik KB > 35 %
ULTISOL ULT Argilik KB < 35 %
ARIDISOL ID - Iklim aride
ENTISOL ENT Okrik, Albik, Histik -
HISTOSOL IST Histik, tebal > 40 cm -
INCEPTISOL EPT kambik -
MOLLISOL OLL Mollik -
OXISOL OX Oksik -
SPODOSOL OD Spodik -
VERTISOL ERT - Kembang-kerut
VIII. KLASIFIKASI TANAH

Horison Penciri Epipedon (Horison Atas) :

Mollik Mengandung bahan organik lebih dari 1 %,


warna value lembab kurang dari 3,5 ; tebal
18 cm atau lebih dan kejenuhan basa lebih
dari 50 %.
Umbrik Seperti Mollik tetapi kejenuhan basa kurang
dari 50 %.

Okrik Horison berwarna terang (value lembab


lebih dari 3,5, bahan organik kurang dari 1
%, atau keras sampai sangat keras dan
masif.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

Horison Penciri Epipedon (Horison Atas) :


Histik Horison permukaan mengandung bahan
organik lebih dari 20 %
Antropik Seperti Mollik, tetapi mengandung lebih
dari 250 ppm P2O5 larut dalam asam
sitrat
Plagen Tebal lebih dari 50 cm, hitam, terbentuk
karena pemupukan organik yang terus
menerus
VIII. KLASIFIKASI TANAH

Horison Penciri (Horison Bawah) :

Argilik Horison penimbunan liat ; adalah horison


B yang paling sedikit mengandung 1,2
kali liat horison di atasnya ; terdapat
selaput liat

Agrik Horison di bawah lapisan olah, terdapat


akumulasi debu, liat dan humus.

Albik Horison berwarna pucat (horison A2),


warna value lembab lebih dari 5
VIII. KLASIFIKASI TANAH

Horison Penciri (Horison Bawah) :

Kambik Indikasi lemah adanya argilik atau spodik,


tetapi tidak memenuhi syarat kedua
horison tersebut

Kalsik Tebal 15 cm atau lebih, mengandung


kalsium atau magnesium karbonat

Gipsik Horison yang banyak mengandung


gypsum (kalsium sulfat)
VIII. KLASIFIKASI TANAH

Horison Penciri (Horison Bawah) :

Natrik Harison argilik yang banyak mengandung


natrium
Oksik Tebal 30 cm atau lebih, mempunyai KTK
kurang dari 16 me/100 g liat
Spodik Horison iluviasi (timbunan) seskuioksida
bebas dan bahan organik
Sulfurik Horison yang banyak mengandung sulfat
masam (cat clay), pH kurang dari 3,5
VIII. KLASIFIKASI TANAH

B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) :

Order : Ultisol
SubOrder : Udult (Udus = Humide)
Greatgroup : Tropudult
Subgroup : Aquic Tropudult
Family : Aquic Tropudult, Berliat Halus,
Kaolinitik, Isohipertermik
Series : Serang Banten
VIII. KLASIFIKASI TANAH

8.2 Klasifikasi Tanah Teknis

1. Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan (land suitability) adalah


penggambaran tingkat kecocokan sebidang
lahan untuk suatu penggunaan tertentu
VIII. KLASIFIKASI TANAH

1. Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Ordo Jenis atau macam kesesuaian atau


keadaan kesesuaian secara umum.

Kelas Tingkat kesesuaian dalam ordo


Subkelas Jenis pembatas atau macam perbaikan
yang diperlukan dalam kelas

Unit Perbedaan kecil yang diperlukan dalam


pengelolaan subklas
VIII. KLASIFIKASI TANAH

1. Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Ordo Kelas
S (Suitable) S1 (Sangat Sesuai)
S2 (Cukup Sesuai)
S3 (Sesuai marginal)
N (Not Suitable) N1 (Tidak Sesuai Saat Ini)
N2 (Tidak Sesuai Permanen)
VIII. KLASIFIKASI TANAH

a. Kesesuaian Tingkat Ordo

menunjukkan apakah lahan sesuai atau tidak sesuai


untuk penggunaan tertentu

Ordo S Sesuai (Suitable) .


lahan yang dapat digunakan secara lestari,
tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap
sumberdaya lainnya. Keuntungan yang
diharapkan dapat melebihi masukan yang
diberikan
VIII. KLASIFIKASI TANAH

a. Kesesuaian Tingkat Ordo

Ordo N Tidak Sesuai (Not Suitable) .


lahan yang mempunyai pembatas
sehingga mencegah suatu penggunaan
secara lestari
VIII. KLASIFIKASI TANAH

b. Kesesuaian Tingkat Kelas

Menggambarkan tingkat kesesuaian dalam Ordo

S1 Sangat Sesuai (highly suitable)


Tidak punya pembatas yang berat untuk
penggunaan lestari, atau punya
pembatas yang tidak berarti terhadap
produktivitas, serta tidak akan menaikkan
masukan dari apa yang telah biasa
diberikan.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

b. Kesesuaian Tingkat Kelas

Menggambarkan tingkat kesesuaian dalam Ordo

S2 Cukup Sesuai (moderately suitable)


Lahan punya pembatas agak berat untuk
suatu penggunaan yang lestari. Pembatas
akan mengurangi produktivitas dan
keuntungan, serta meningkatkan masukan
yang diperlukan.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

b. Kesesuaian Tingkat Kelas

Menggambarkan tingkat kesesuaian dalam Ordo

S3 Sesuai Marginal (marginally suitable)


Lahan punya pembatas sangat berat untuk
suatu penggunaan yang lestari. Pembatas
akan mengurangi produktivitas dan
keuntungan, perlu meningkatkan masukan
yang diperlukan.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

b. Kesesuaian Tingkat Kelas


Menggambarkan tingkat kesesuaian dalam Ordo
N1 Tidak Sesuai Saat Ini (curently not suitable)
Lahan punya pembatas sangat berat, tetapi
masih memungkinkan untuk diatasi

N2 Tidak Sesuai Permanen (permanently not


suitable)
Lahan punya pembatas sangat berat,
sehingga tidak memungkinkan untuk
digunakan bagi penggunaan yang lestari
VIII. KLASIFIKASI TANAH

c. Kesesuaian Tingkat Sub Kelas

Mencerminkan jenis pembatas atau macam


perbaikan yang diperlukan dalam suatu kelas

Jenis pembatas ini ditunjukkan dengan


simbol huruf kecil yang diletakan setelah
simbol kelas. Misalnya kelas S2 mempunyai
faktor pembatas kedalaman efektif (s) akan
menurunkan Subklas S2S.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

d. Kesesuaian Tingkat Unit

Merupakan pembagian lebih lanjut dari


subklas. Satuan-satuan berbeda satu
dengan lainnya dalam sifat-sifat atau aspek
tambahan dari pengelolaan yang
diperlukan, misal S3t-2.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

2. Klasifikasi Kemampuan Lahan

Klasifikasi kemampuan lahan adalah


pengelompokkan tanah ke dalam satuan-
satuan khusus menurut kemampuannya untuk
penggunaan intensif, dan perlakuan yang
diperlukan untuk dapat digunakan secara
terus menerus.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

2. Klasifikasi Kemampuan Lahan

Dikenal tiga kategori :


Kelas
SubKelas
Satuan Pengelolaan (Unit)
VIII. KLASIFIKASI TANAH

2. Klasifikasi Kemampuan Lahan

a. Kesesuaian Tingkat Kelas


Dikenal 8 kelas, yaitu Kelas I sampai Kelas VIII.
Semakin meningkat kelas akan semakin
sedikit jenis penggunaan karena semakin
banyak hambatan.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

2. Klasifikasi Kemampuan Lahan

b. Kesesuaian Tingkat Sub Kelas


Pembagian lebih lanjut dari kelas
berdasarkan atas jenis faktor penghambat
yang sama .
VIII. KLASIFIKASI TANAH

2. Klasifikasi Kemampuan Lahan

b. Kesesuaian Tingkat Sub Kelas

Faktor penghambat : bahaya erosi (e),


genangan air (w), penghambat terhadap
perakaran tanaman (s) dan iklim (c). Faktor-
faktor penghambat ini ditulis dibelakang
angka simbol kelas, misalnya IIw
menyatakan tanah kelas II yang mempunyai
faktor pembatas air.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

2. Klasifikasi Kemampuan Lahan

c. Kesesuaian Tingkat Satuan Pengelonaan (Unit)

memberi keterangan yang lebih detil dan


spesifik dari Subkelas

Tingkat unit kemampuan lahan diberi simbol


angka arab di belakang simbol Subklas.
Angka-angka ini menunjukkan besarnya tingkat
dari faktor penghambat tingkat Subklas,
misalnya Iiw-1 dan IIIe-3.
VIII. KLASIFIKASI TANAH

Kelas Intensitas dan Macam Penggunaan


Kemampuan Cagr Hu Penggembalaan Pertanaman
Lahan Alam tan Terba Se Inten Ter Se In Sgt
tas dang sif ba dang ten Inten
tas sif sif
Hambatan I
(bahaya) II
meningkat, III
Kesesuaian
IV
dan
penggunaan V
pilihan VI
berkurang VII
VIII

Você também pode gostar