Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MINI PROJECT
Analisa Faktor Risiko Usia, Paritas, dan Pendidikan terhadap
Kejadian Kekurangan Energi Kroni (KEK) pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Warungasem
Pembimbing :
dr. Dian Putri Permaisuri
Disusun oleh :
dr. Citra Widiapuri
dr. Vina Noviyanti
dr. Arief Rahman
KATA PENGANTAR
1
Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Allah Yang Maha Kuasa
karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas
makalah ini dengan judul PENILAIAN STATUS GIZI PADA IBU HAMIL
dengan tujuan untuk memenuhi Tugas mata kuliah Epidemiologi Gizi .
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas makalah ini masih jauh dari
kategori sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas yang
akan datang.
.
Kendari, desember 2012
PENULIS
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR .................................................................................................i
BABI PENDAHULUAN.........................................................................................
A. LatarBelakang.........................................................................................
B. RumusanMasalah.....................................................................................
C. Tujuan Penulisan......................................................................................
D. Manfaat Penulisan....................................................................................
E. Ruang Lingkup..........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................
2.1 A. Pengertian Kehamilan...............................................................................
B. Pengertian Status Gizi...............................................................................
C. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil..................................................................
D. Pengertian Kurang Energy Kronik............................................................
2.2 A Penilaian Status Gizi Ibu Hamil................................................................
B. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian KEK Pada Ibu Hamil........
BAB IV PEMBAHASAN
Karakteritik Responden....................................................................................
Hubungan KEK dan Karakteritik Responden...................................................
Analisis Hubungan KEK dan Karakteritik Responden.....................................
3
BAB V PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................................
Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu
menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis)
sehingga menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu hamil. KEK terjadi
pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil. Faktor penyebab KEK pada
ibu hamil sangat kompleks diantaranya, ketidak seimbangan asupan zat
gizi, penyakit infeksi, dan perdarahan. KEK pada ibu hamil juga berisiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan KEK pada ibu hamil ada dua yaitu asupan yang
dipengaruhi pada pola makan yang tidak seimbang, ketersediaan pangan
yang kurang dalam mutu gizinya maupun bahannya, dan pengolahan yang
kurang benar kemudian infeksi yang dipengaruhi oleh pendapatan yang
kurang, pengetahuan tentang gizi yang kurang, pendidikan yang rendah
sehingga penerimaan informasi terbatas, sanitasi lingkungan dan sarana
kesehatan yang kurang memadai, budaya karena adanya kebiasaan atau
pantangan dalam makanan, paritas dengan jumlah anak yang banyak
dengan sosial ekonomi yang kurang mampu akan mengakibatkan
kurangnya perhatian pada kehamilan.
Peluang untuk melahirkan bayi sehat dan selamat dimungkinkan
pada kondisi kesehatan ibu yang baik, namun kenyataannya di Indonesia
pada tahun 2011 jumlah ibu hamil 26.270 masih terdapat 6,58% (1.729)
yang menderita KEK. Lingkaran lengan atas (LILA) sudah digunakan
secara umum di Indonesia untuk mengidentifikasi ibu hamil risiko kurang
energi kronis (KEK). Menurut Departemen Kesehatan batas ibu hamil
yang disebut sebagai risiko KEK jika ukuran LILA kurang dari 23,5 Cm.
Di Indonesia angka kejadian KEK pada tahun 2007
menunjukan 5 daerah dengan prevalensi terbesar yaitu terjadi di Provinsi
Nusa Tenggara Timur: 24,6% , Papua 23,1% , Yogyakarta 20,2% , Papua
Barat 19,6% dan Jawa Tengah 17,2% (DepKes RI. 2007). Data Riskesda
(2007), prevalensi KEK secara nasional sebesar 13,6% dan prevalensi
KEK di Jawa Tengah sebesar 17,2%. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar
5
Provinsi Jawa Tengah 2009, di Provinsi Jawa Tengah ada lima Kabupaten
yang memiliki angka kejadian KEK tertinggi yaitu Kabupaten Tegal
27,6% , Kabupaten Batang 27,5% , Kabupaten Kudus 25,4% , Kabupaten
Demak 25,3% dan Kabupaten Wonosobo 21,5%. Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 yang dipublikasikan tahun 2014, prevalensi
risiko KEK ibu hamil umur 15 - 49 tahun adalah 24,2%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa prevalensi risiko KEK pada ibu hamil masih tinggi.
Ibu hamil KEK dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat bila
prevalensinya 10% (Depkes RI, 2009). Untuk di Puskesmas
Warungasem sendiri didapatkan ibu hamil yang mengalami KEK selama
tahun 2015 sebanyak 35 ibu hamil dari total
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Analisis Faktor Risiko yang Mempengaruhi
Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas
Warungasem di Kabupaten Batang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
KEK adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan
gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Dengan
ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dengan LILA
kurang `dari 23,5 cm.
3 Faktor - faktor yang mempengaruhi
Dari penelitian Surasih (2005), faktor-faktor yang
mempengaruhi KEK antara lain : statu gizi (malnutrisi), umur, beban
kerja ibu hamil, penyakit/infeksi, pengetahuan ibu tentang gizi dan
pendapatan keluarga. Adapun penjelasannya :
1) Status gizi tidak hanya mempengaruhi kesehatan ibu hamil, tetapi
juga kesehatan bayi yang dikandungnya. Malnutrisi adalah suatu
keadaan di mana tubuh mengalami gangguan dalam penggunaan zat
gizi untuk proses pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas.
Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan
maupun adanya gangguan terhadap absorbsi, pencernaan dan
penggunaan zat gizi dalam tubuh. Salah satu faktor utama
kekurangan gizi pada kehamilan adalah akibat muntah, atau dikenal
sebagai hiperemesis (bentuk parah dari morning sickness). Hal ini
menyebabkan penurunan asupan kalori dan nutrisi penting lainnya.
Sebagian besar wanita mengalami mual dan muntah di awal
kehamilan mereka, namun ada juga yang masih mengalaminya
hingga trimester kedua bahkan hingga akhir masa kehamilan. Jika
ibu kekurangan berat badan atau kekurangan gizi sebelum
kehamilan, ibu berada pada peningkatan risiko malnutrisi
(kekurangan gizi) selama kehamilan. Malnutrisi terjadi ketika ibu
tidak mengonsumsi cukup kalori atau mendapat asupan nutrisi yang
cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
kehamilan yang sehat. Selama kehamilan, asupan kalori memang
perlu ditingkatkan, namun bukan berarti ibu hamil dapat
mengonsumsi apa pun yang ia inginkan. Pada tiga bulan pertama
7
kehamilan, ibu membutuhkan tambahan 150 kalori per hari untuk
mendukung perkembangan bayi. Kebutuhan tambahan kalori
meningkat hingga 300 kalori per hari di bulan empat, seiring dengan
tuntutan tambahan kehamilan. Selain peningkatan kalori, kebutuhan
nutrisi penting lainnya juga meningkat, dan kebanyakan dokter akan
merekomendasikan ibu hamil untuk mengambil vitamin prenatal
harian. Nutrisi penting di masa kehamilan meliputi asam folat,
kalsium, zat besi, protein, vitamin B12 dan vitamin D.
2) Umur Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang
sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang
diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena
selain digunakan pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri,
juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan
untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ
yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung
kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia yang paling baik
adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan
diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.
3) Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan
diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah
kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Umar, 2005). Faktor
pendidikan mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat
pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi
tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi
asupan gizinya. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan ibu
adalah pendidikan formal ibu yang terakhir yang ditamatkan dan
mempunyai ijazah dengan klasifikasi tamat SD, SMP, SMA dan
8
perguruan tinggi dengan diukur dengan cara dikelompokkan dan
dipresentasikan dalam masing-masing klasifikasi.
4) Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang
dapat hidup (viable).(Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan
sebagai berikut: Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah
melahirkan satu kali dengan janin yang telah mencapai batas
viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu
lahir. Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua
atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai
batas viabilitas. Grande multipara adalah seorang wanita yang telah
mengalami lima atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin
telah mencapai batas kehamilan. Kehamilan dengan jarak
pendek dengan kehamilan sebelumnya kurang dari 2 tahun /
kehamilan yang terlalu sering dapat menyebabkan gizi kurang
karena dapat menguras cadangan zat gizi tubuh serta organ
reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum masa
kehamilan
5) Beban kerja/Aktifitas Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda,
seorang dengan gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih
besar dari pada mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas
memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang
dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak. Namun
pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat
gizi yang dikonsumsi selain untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga
digunakan untuk perkembangan janin yang ada dikandungan ibu
hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata pada saat hamil dapat
ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang mengasumsikan
pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak ada perubahan tingkat
kegiatan.
9
6) Penyakit Kronis dan infeksi. Wanita berpenyakit kronis
memerlukan bukan hanya zat gizi untuk mengatasi penyakitnya,
tetapi juga untuk kehamilan yang sedang dijalani. Penyakit kronis
yang diderita tersebut seringkali merupakan komplikasi dari
penyakit malaria, cacingan, dan penyakit infeksi misalnya, TBC,
parasit usus, sepsis kulit, HIV /AIDS. Status gizi kurang akan
meningkatkan kepekaan ibu terhadap resiko terjadinya infeksi, dan
sebaliknya infeksi dapat meningkatkan resiko kurang gizi
7) Pengetahuan ibu tentang Gizi. Pemilihan makanan dan kebiasaan
diet dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap terhadap makanan dan
praktek/ perilaku pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan
makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali
mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola
konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan
bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka
pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-
usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi semakin
meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan
nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari pada yang
kurang bergizi.
8) Pendapatan keluarga Pendapatan merupakan faktor yang
menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Pada rumah tangga
berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen hingga 80 persen dari
pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya
pendapatan tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat
(beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber
energi lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang
meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran
termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan.
4 Patogenesis
10
Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor lingkungan
dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi,
maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi
kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpan zat gizi
akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan.
d. Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Wanita yang tergolong dalam KEK apabila LILA kurang dari 23,5 cm
atau di bagian merah pita LILA. Menurut Depkes RI (1994),
pengukuran LILA pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah
salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan masyarakat
awam, untuk mengetahui kelompok beresiko KEK. Wanita usia subur
adalah wanita usia 15-45 tahun. LILA adalah suatu cara untuk
mengetahui resiko KEK. Tujuan pengukuran LILA adalah
a. Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,
untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi
berat lahir rendah.
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih
berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan
tujuan meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
d. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS
yang menderita KEK.
e. Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK.
Ambang batas LILA pada WUS dengan resiko KEK di Indonesia
adalah 23,5cm, apabila ukuran LILA kurang dari 23,5cm atau dibagian
merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan
diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR
mempunyai resiko kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan anak. Cara Mengukur LILA dilakukan
melalui urutanurutan yang telah ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran
LILA yaitu:
11
1) Tetapkan posisi bahu dan siku.
2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
3) Tentukan titik tengah lengan.
4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
5) Pita jangan terlalu dekat.
6) Pita jangan terlalu longgar
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah
pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri
(kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus posisi
bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau
kencang dan alat ukur dalam keadaan baik.
12
e. Penilaian status gizi ibu hamil
13
cm berarti risiko KEK dan anjuran atau tindakan yang perlu dilakukan
adalah dengan makan cukup dengan pedoman umum gizi seimbang,
hidup sehat, tunda kehamilan, bila hamil segera dirujuk sedini
mungkin. Apabila hasil pengukuran >23,5 cm maka anjuran yang
diberikan adalah pertahankan kondisi kesehatan, hidup sehat, bila
hamil periksa kehamilan kepada petugas kesehatan.
f. Dampak KEK pada ibu hamil
DAMPAK KEKURANGAN
ENERGI KRONIS
IBU
JANIN
Risiko Kematian
Gangguan pertumbuhan
BBLR
Berisiko keguguran
Anemia
Atonia uteri
Perdarahan
Perdarahan
Mudah terserang
postpartum
infeksi
Rentan dengan
Imunitas menurun
penyakit
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan:
n : besar sampel
Z /2 : nilai Z pada derajat kepercayaan 1-/2
p : proporsi hal yang diteliti
d : presisi
N : jumlah populasi
(1,64)2 x 0,03 ( 1- 0,03 ) 960
n =
15
(0,05)2 (960-1) + (1,64)2 x 0,03(1- 0,03)
n = 75,136
2,397 + 0,078
n = 30,31 n = 30
jadi jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 30 responden.
b) Kriteria Inklusi
1. Pasien ibu hamil yang didiagnosis menderita kekurangan energi
kronis pada periode januari sampai desember 2016 di wilayah
Puskema warungasem
2. Pasien yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskemas
warungasem
c) Kriteria eksklusi
1. Pasien dengan data tidak lengkap
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
a) Usia
b) Paritas
c) Pendidikan
2. Variabel Tergantung
a) Paien ibu hamil dengan kekurangan energi kronis
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah data sekunder berupa rekam medik di
Puskesmas Warungasem periode Januari 2015 Desember 2015 antara
lain tercatat identitas asli, status paritas, tingkat pendidikan dan diagnosa
penyakit.
F. Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang diperoleh
dari rekam medik di Puskesmas Warungasem periode Januari 2015
Desember 2015.
G. Prosedur Pengambilan Data
16
1. Perizinan ke instalasi gizi Puskesmas Warung Asem
2. Pengumpulan data dan pencatatan data rekam medik
H. Pengolahan Data
Tahap pengolahan data:
1) Editing
Hasil dari pengamatan dilakukan penyuntingan (editing) terlebih
dahulu.
2) Coding
Setelah data diedit, selnjutnya dilakukan pengkodean atau coding yakni
mengubah data bentuk kalimat atau huruf menjadi angaka atau
bilangan.
3) Memasukkan data (Data Entry)
Memasukkan data yang telah diperoleh ke komputer.
4) Pembersihan data (Cleaning)
Semua data yang telah dimasukkan, dicek kembali untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan kemudian
dilakukan koreksi.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat bertujuan untuk mengetahui variabel bebas yang
menjadi prediktor terjadinya kekurangan energi kronis.
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
19
DAFTAR PUTAKA
1. Lilik Hidayanti dan Fitriyah Zulfa. Perbedaan berat lahir bayi berdasarkan status
gizi dan status anemia ibu hamil trimester III (studi kasus di puskesmas cihideung
kota tasikmalaya.
2. Sri Mulyaningrum. Faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko kurang energi
kronis (KEK) pada ibu hamil di Provinsi DKI Jakart.
3. Eva Elya Sibagariang. 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Trans
info media. hal 145
4. Arisman. 2004. Buku Ajar Ilmu Gizi Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta :
EGC. hal 12
5. Prawirohardjo, Sarwono, 2006, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta : YBP SP.
6. Manuaba, Ida Bagus Gde, 2002 Konsep obstetri & ginekologi sosial indonesia
Jakarta : EGC.
7. Depkes, 2007. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007. Badan Penelitian dan
Pengembagan Departemen Kesehatan. Jakarta.
8. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama;
2009. h. 3; 13;144.
9. Profil Kesehatan Indonesia 2008; 2009. (di akses tanggal 19 Januari 2016). Di
dapat dari: http://www.depkes.co.id
20
LAMPIRAN
1. Data Sample
NO NAMA USIA PENDIDIKAN PARITAS LILA
1 Ny. M 32 SD MULTIPARA 26 cm
2 Ny. N L 27 SD MULTIPARA 22,5 cm
3 Ny. N I 29 SMP MULTIPARA 26 cm
4 Ny. I 36 SMP MULTIPARA 27 cm
5 Ny. H 38 SMP MULTIPARA 28 cm
6 Ny. E 25 SMP MULTIPARA 23 cm
7 Ny. N H 25 SMA PRIMIPARA 26,5 cm
8 Ny. A 31 SD PRIMIPARA 22,5 cm
9 Ny. M 32 SD MULTIPARA 27,5 cm
10 Ny. E 25 SMP MULTIPARA 29 cm
11 Ny. K 35 SMP MULTIPARA 23 cm
12 Ny. N 36 SMA MULTIPARA 28,5 cm
13 Ny. W 21 SD PRIMIPARA 28 cm
14 Ny. R 40 SMP MULTIPARA 23,5 cm
15 Ny. R 18 SD PRIMIPARA 22 cm
16 Ny. M 17 SMP PRIMIPARA 22,5 cm
17 Ny. D 22 SD PRIMIPARA 23 cm
18 Ny. R 19 SD PRIMIPARA 22,5 cm
19 Ny. M 33 SMA MULTIPARA 29 cm
20 Ny. R 23 SMP PRIMIPARA 22,5 cm
21 Ny. F 19 SD PRIMIPARA 23 cm
22 Ny. U 37 SMA MULTIPARA 23,5 cm
23 Ny. N A 18 SMP PRIMIPARA 21,5 cm
24 Ny. T 34 SMA MULTIPARA 27 cm
25 Ny. K 25 SD MULTIPARA 29,5 cm
26 Ny. S 22 SMA MULTIPARA 23 cm
27 Ny. P 23 SMA MULTIPARA 27,5 cm
28 Ny. L 30 SMA MULTIPARA 26,5 cm
29 Ny. S 30 SMP MULTIPARA 28,5 cm
30 Ny. P 19 SMP PRIMIPARA 22 cm
31 Ny. S 22 SMP PRIMIPARA 22,5 cm
32 Ny. C 19 SMP PRIMIPARA 23 cm
33 Ny. I 17 SMP MULTIPARA 22,5 cm
34 Ny. K 37 SMA MULTIPARA 23 cm
35 Ny. E 25 SD MULTIPARA 23,5 cm
36 Ny. S 22 SMP MULTIPARA 22 cm
37 Ny. A 18 SD PRIMIPARA 22,5 cm
21
38 Ny.C 17 SD PRIMIPARA 23 cm
39 Ny. B 25 SMP MULTIPARA 22,5 cm
40 Ny. C 19 SD PRIMIPARA 23 cm
41 Ny. D 36 SMA PRIMIPARA 27,5 cm
42 Ny. E 25 SMA MULTIPARA 28 cm
43 Ny. A 38 SMA MULTIPARA 28,5 cm
44 Ny. K 24 SMA MULTIPARA 23 cm
45 Ny. M 31 SMP MULTIPARA 27,5 cm
46 Ny. N 19 SMA MULTIPARA 29 cm
47 Ny. P 21 SMP PRIMIPARA 23,5 cm
48 Ny. A 19 SD PRIMIPARA 22 cm
49 Ny. T 22 SMA MULTIPARA 28,5 cm
50 Ny. S 29 SMP MULTIPARA 29 cm
51 Ny. A 30 SMP MULTIPARA 29,5 cm
52 Ny.Y 20 SMP PRIMIPARA 28 cm
53 Ny. C 19 SD PRIMIPARA 22,5 cm
54 Ny. L 23 SMA MULTIPARA 23 cm
55 Ny. T 28 SMA MULTIPARA 27,5 cm
56 Ny. R 22 SMA PRIMIPARA 29 cm
57 Ny. I 20 SMP PRIMIPARA 23,5 cm
58 Ny. J 28 SD MULTIPARA 27 cm
59 Ny. F 25 SMA MULTIPARA 28,5 cm
60 Ny. S 23 SMP MULTIPARA 23 cm
22
KEK
3. Gambaran Status Usia pada Pasien Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
di Puskesmas Warungasem
23
ket_usia
4. Gambaran Tingkat Pendidikan pada Pasien ibu hamil dengan Kekurangan Energi
Kronis di Puskesmas Warungasem
24
ket_didik
5. Gambaran Status Paritas pada Pasien Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi
Kronis di Pukesmas Warungasem
25
Paritas
26
6. Analisa hubungan antara faktor Usia pada Ibu Hamil dengan kejadian
Kekurangan Energi Kronis
KEK Total
Total Count 32 28 60
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.27.
27
7. Analisa hubungan antara faktor Pendidikan pada Ibu Hamil dengan kejadian
Kekurangan Energi Kronis
KEK Total
Total Count 32 28 60
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.87.
28
8. Analisa hubungan antara faktor Paritas pada Ibu Hamil dengan kejadian
Kekurangan Energi Kronis
KEK Total
Multipara Count 14 23 37
Total Count 32 28 60
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.73.
29
Variables in the Equation
Lower Upper
30