Você está na página 1de 19

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT

BERBAGAI USIA SESUAI DENGAN TUMBUH KEMBANG


DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. DEFINISI
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangkan perkembangan
menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan tingkat yang paling rendah
dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran.
Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak hanya
tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua peristiwa
yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
a. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar,
ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat,
panjang, umur tulang dan keseimbangan elektrolit.
b. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk perkembangan
emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk
terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologis,
psikososial, dan perilaku yang merupakan proses yang unik dan hasil akhir
berbeda-beda yang memberi cirri tersendiri pada setiap anak.
Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak :
a. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
b. Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh
kembang yang berlainan organ-organ.
c. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi
kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
d. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
e. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
f. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
g. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum gerakan volunter tercapai. (Abdul Salim,2007)

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK


1. Faktor genetik.
a. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik
b. Jenis kelamin
c. Suku bangsa atau bangsa
2. Faktor lingkungan.
a. Faktor pranatal
Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas,
anoksia embrio
b. Faktor postnatal
1) Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan thd penyakit, perawatan kesehatan,
penyakit kronis, dan hormon
2) Faktor lingkungan fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
3) Lingkungan sosial
Stimulasi, Motivasi belajar, Stress, Kelompok sebaya, Ganjaran atau hukuman
yang wajar, Cinta dan kasih sayang
4) Lingkungan keluarga dan adat istiadat yang lain
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah tangga,
kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma

C. POLA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


1. Directional trends
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan
petunjuk atau gradien atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi
neuromuscular. Prinsip-prinsip ini meliputi:
a) Cephalocandal atau Head to tail direction (dari arah kepala ke kaki)
misalnya: mengangkat kepala, duduk kemudian mengangkat dada dan
menggerakkan ekstremitas bagian bawah.
b) Proximadistal atau near to far direction (menggerakkan anggota gerak yang paling
dekat dengan pusat dan pada anggota gerak yang lebih jauh dari pusat misalnya :
bahu dulu baru jari-jari
c) Mass to specific atau simple to complex (menggerakkan daerah yang lebih
sederhana dulu baru kemudian yang lebih komplex)
misalnya: mengangkat nahu dulu baru kemudian menggerakkan jari jari yang
lebih sulit atau melambaikan tangan baru bisa memainkan jari.
2. Sequential trends
Semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui maka sequence dari tumbuh
kembang tersebut dapat diprediksi, dimana hal ini berjalan secara teratur dan kontinyu.
Semua anak yang normal melalui setiap tahap ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase
sebelumnya. Misal : tengkurap merangkak berdiri berjalan.
3. Masa sensitif
Pada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh kembang dimana anak
berinteraksi terutama dengan lingkungan yang ada, kejadian yang spesifik. Masa-masa
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Masa kritis yaitu masa yang apabila tidak dirangsang/berkembang maka hal ini
tidak akan dapat digantikan pada masa berikutnya.
b) Masa sensitif mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme. Misalnya pada
saat perkembangan otak, ibunya menderita flu maka kemungkinan anak tersebut
akan hydrocepallus/encepalitis.
c) Masa optimal yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai
puncaknya. Misalnya: anak usia 3 tahun/saat perkembangan otak dirangsang
dengan bacaan-bacaan/gizi yang tinggi, maka anak tersebut dapat mencapai tahap
perkembangan yang optimal. Perkembangan ini berjalan secara pasti dan tepat,
tetapi tidak sama untuk setiap anak. Misalnya:
1) Ada yang lebih dulu bicara baru jalan atau sebaliknya
2) Ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian subsistemnya dan
sebaliknya
D. KEBUTUHAN DASAR ANAK
1. Kebutuhan Fisik Biomedis (Asuh)
a. Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting
b. Perawatan kesehatan dasar : imunisasi, pemberian ASI, penimbangan BB,
pengobatan kalau sakit
c. Papan/pemukiman yang layak
d. Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
e. Sandang
f. Kesegaran jasmani
2. Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang (Asih)
Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak
negative terhadap tumbuh kembang syndrome deprivasi maternal
3. Kebutuhan Akan Stimulasi Mental (Asah)
Stimulasi mental mengembangkan perkembangan mental psikososial
a. Kecerdasan
b. Keterampilan
c. Kemandirian
d. Kreativitas
e. Agama
f. Keprobadian
g. Moral etika
h. Produktivitas

E. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK


1. Masa prenatal atau masa intrauterin ( masa janin dalam kandungan )
a) Masa mudigah/embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu.
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi
diferensiasi yang berlangsung cepat, terbentuk suatu sistem oragan dalam tubuh.
b) Masa janin/fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri dari
2 periode yaitu :
1) Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan TM II kehidupan
intrauterin, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia
sempurna dan alat tubuh telah terbentuk dan mulai berfungsi.
2) Masa fetus lanjut, pada akhir TM pertumbuhan berlangsung pesat dan
G(IgG) dari ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esesnsial seri
adanya perkembangan fungsi. Pada masa ini terjadi transferimunoglobin
omega 3(Docosa Hexanicc Acid) omega 6(Arachidonic Acid) pada otak dari
retina.
2. Masa bayi : usia 0 1 tahun
a) Masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi orgaan-oragan tubuh lainnya.
1) Masa neonatal dini : 0-7 hari
2) Masa neonatal lanjut : 8-28 hari
b) Masa pasca neonatal , proses yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara
kontinu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (29 hari 1 tahun).
3. Masa prasekolah
Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangaan dengan
aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkaatnya keterampilan dan proses berpikir.
4. Masa sekolah
Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan, dan
intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang
sama ( usia 6 18/20 tahun).
a) Masa pra remaja : usia 6-10 tahun
b) Masa remaja :
1) Masa remaja dini
Wanita : usia 8-13 tahun
Pria : usia 10-15 tahun
2) Masa remaja lanjut
Wanita : usia 13 18 tahun
Pria : usia 15-20 tahun

Masa-masa tersebut diatas ternyata memiliki ciri-ciri khas yang masing-masing


masa mempunyai perbedaan dalam annatomi, fisiologi, biokimia dan karakternya.
Tumbuh Kembang Neonatus

1. Penampilan Fisis
Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir sangat berlainan dengan proporsi
janin, balita, anak besar atau dewasa; ukuran kepalanya relatif besar, muka berbentuk bundar,
mandibula kecil, dada lebih bundar, dan batas antrieor posterior kurang mendatar, abdomen lebih
membuncit, ekstrimitas relatif lebih pendek. Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g,
biasanya anak laki-laki lebih berat dari anak perempuan. Lebih kurang 95% bayi cukup bulan
mempunyai berat badan antara 2500 4500 g.
Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang 95% diantaranya
menunjukkan panjang badan sekitar 45 55 cm. Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan
bentuk dan fungsi dari organisme.
a. Pertumbuhan janin intrauterin
Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat
yang dialami seseorang dalam hidupnya. Dinamika pertumbuhan antenatal ini
sangat menakjubkan yaitu sejak konsepsi sampai lahir. Pada masa embrio yaitu 8
minggu pertama kehamilan, sel telur yang telah dibuahi berdiferensiasi secara tepat
menjadi organisme yang mempunyai bentuk anatomis seperti manusia. Pada
sistem-sistem tertentu organogenesis diteruskan sampai lebih dari 8 minggu.
b. Pertumbuhan setelah lahir
1) Berat badan
Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali
pada hari ke 10. Berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi
umur 5 bulan, mejadi 3 kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4
kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa prasekolah kenaikan berat
badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir dan
dimulai
pre adolescent growth spurt ( pacu tumbuh pra adolesen ) dengan rata-
rata kenaikan berat nadan adalah 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan
dengan adolescent growth spurt ( pacu tumbuh adolesen ). Dibandingkan
dengan anak laki-laki , growth spurt ( pacu tumbuh ) anak perempuan dimulai
lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur
sekitar 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti
adripada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh
lagi, sedsangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun.
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat
gizi yang baik, adalah berkisar anatara :
700 1000 gram/bulan pada triwulan I
500 600 gram/bulan pada triwulan II
350 450 gram/bulan pada triwulan III
250 350 gram/bulan pada triwulan IV
Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman,1992 untuk
memperkirakan berat badan adalah sebagai berikut : Perkiraan Berat badan
dalam kilogram :

Lahir : 3,25 kg
3-12 bulan : (umur(bulan) + 9 ) : 2
1-6 tahun : umur(tahun) x 2 + 8
6-12 tahun : (umur(tahun) x 7 5) : 2
Contohnya : Ny. Nia melahirkan bayi pada tanggal 30 November 2004
dengan berat badan waktu lahir 3,5 kg. Maka hitunglah berapa umur dan berat
badan By. Nia saat ini !
2004 11 30 ( Lahir )
2005 03 31 ( Saat penimbangan )
Jadi umur BY Nia adalah 4 bulan 1 hari, maka BB By. Nia adalah :
Umur ( bulan ) + 9 / 2 = 13 / 2 = 6,5 Kg.

2) Tinggi badan
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar, tinggi
badan anak dapat diperkirakan, sebagai berikut :

1 tahun 1,5 x TB lahir


4 tahun 2 x TB lahir
6 tahun 1,5 x TB setahun
13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa 3,5 x TB lahir ( 2 x TB 2 tahun )

Menurut Berhman,1992 adalah sebagai berikut :


Lahir : 50 cm
Umur 1 tahun : 75 cm
2-12 tahun : umur (tahun) x 6 + 77

Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan
data tinggi badan orangtua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai
dengan potensinya, adalah sebagai berikut (dikutip dari Titi,1993) :
TB anak perempuan = ( TB ayah 13 cm) + TB ibu 8,5 cm
TB anak laki-laki = ( TB ibu + 13 cm ) + TB ayah 8,5 cm
Contohnya adalah sebagai berikut : Sepasang suami istri datang ke poliklinik
Tumbang untuk dipantau tumbuh kembang anaknya. Setelah dianamnesis
didapatkan data senagai berikut TB suami 165 cm, sedangakan TB istri 160 cm,
maka hitunglah TB optimal anak perempuannya ?
TB anak perempuan : ( TB ayah 13 cm) + TB ibu 8,5 cm
( 165 cm 13 cm ) + 160 cm 8,5 cm
312 cm / 2 8,5 cm
156 cm 8,5 cm

3) Lingkar Kepala
Lingkar kepala bayi baru lahir di Indonesia 33 cm (di negara maju 35 cm)
Lingkar kepala (LK) lahir = 33 cm

umur 6 bulan : 40 cm
Umur 1 tahun : 44 cm maju 47 cm
umur 2-9 tahun : 49-52 cm
Umur 10 tahun : 53 cm

4) LILA
0-5 bulan = 10-13 cm
6-11 bulan= 15,2 cm
12-17 bulan = 16,0 cm
18-23 bulan = 16,1 cm
24-29 bulan = 16,3 cm
30-35 bulan = 16,4 cm
36-47 bulan = 16,7 cm
48-59 bulan = 17,0 cm
60-71 bulan = 17,1 cm

Dilihat dari proporsi antara kepala, badan, serta anggota gerak maka akan tampak
perbedaan yang jelas antara janin, anak-anak dan dewasa, yaitu sebagai berikut :

3. pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan memanjang, dimana ukuran
panjang kepala hampir sama panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak
sangat pendek.
4. Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran antero-posterior dada
masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek. Sebagai titik
tengah tinggi badannya adalah setinggiumbilikus.
5. Pada dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional kecil, sehingga
sebagai titik tengah adalah setinggi simfisis pubis.

Perkembangan Anak Balita


Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dalam
perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang
berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian.Frankenburg dkk.
(1981) melalui Denver Development Stress Test (DDST) mengemukakan 4 parameter
perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu:

1. Personal Social ( kepribadian/tingkah laku sosial ).


2. Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )
3. Langauge ( bahasa )
4. Gross Motor ( perkembangan motorik kasar )

Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan,
seperti pada buku petunjuk program BKB ( Bina Keluarga dan Balita ) yaitu perkembangan :

1. Tingkah laku sosial


2. Menolong diri sendiri
3. Intelektual
4. Gerakan motorik halus
5. Komunikasi pasif
6. Komunikasi aktif
7. Gerakan motorik kasar

Menurut Milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai


anak pada umur tertentu, misalnya :
4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
12-16 minggu : Menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh kearah suara,
memegang beneda yang ditaruh ditangannya
20 minggu : meraih benda yang didekatkan padanya
26 minggu : Dapat memeindahkan benda dari astu tangan ke tangan lainnya,
duduk, dengan bantuan kedua tangan ke depan, makan biskuit sendiri
9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan ibu jari dan
telunjuk, merangkak, bersuara da.. da

13 bulan : Berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal


Dengan milestone ini kita dapat mengetahui apakah anak mengalami
perkembangan anak dalam batas normal atau mengalami keterlambatan. Sehingga kita
dapat melakukan deteksi dini dan intervensi dini, agar tumbuh kembang anak dapat lebih
optimal.

F. TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


1. Sigmeun Freud (Perkembangan Psychosexual)
a. Fase oral (0 1 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenangkan di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan
saat mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan
tangannya atau benda benda sekitarnya.
b. Fase anal (1 3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat BAB,
waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
c. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 6 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila
menghadapi persoalan. Kedekatan ank laki laki pada ibunya menimbulkan gairah
sexual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.
d. fase latent (6 13 tahun sampai masa pubertas )
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan
kognitifnya. Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak nak mencari
teman sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis
kelaminnya dari orang dewasa.
e. Fase Genitalia (13- dewasa)
Alat reproduksi sudah muali matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan
rasa cinta dengan berbeda jenis kelamin.

2. Piaget (Perkembangan Kognitif)


Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan kemampuan
mengakses informasi, berfikir logika, memecahkan masalah kompleks menjadi simple
dan memahami ide yang abstrak menjadi konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi
dengan kemampuan yang dimiliki anak.
a) Tahap sensori motor ( 0 2 tahun)
Prilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang
bersifat simbolis (berfikir). Sekitar usia 18 24 bulan anak mulai bisa melakukan
operations, awal kemampuan berfikir.
b) Tahap pra operasional ( 2 7 tahun)
1) Tahap pra konseptual (2 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam
hubungan dengan dirinya, pola pikir egosentris. Pola berfikir ada dua yaitu :
transduktif ; anak mendasarkan kesimpulannya pada suatu peristiwa tertentu
(ayam bertelur jadi semua binatang bertelur) atau karena ciri ciri objek
tertentu (truk dan mobil sama karena punya roda empat). Pola penalaran
sinkretik terjadi bila anak mulai selalu mengubah ubah kriteria
klasifikasinya. Misal mula mula ia mengelompokan truk, sedan dan bus
sendiri sendiri, tapi kemudia mengelompokan mereka berdasarkan
warnanya, lalu berdasarkan besar kecilnya dst.
2) Tahap intuitif ( 4 7 tahun)
3) Pola fikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian
bagian terentu dari objek dan semata mata didasarkan atas penampakan
objek
c) Tahap operasional konkrit ( 7 12 tahun)
Konversi menunjukan anak mampu menawar satu objek yang diubah
bagaimanapun bentuknya, bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya
tetap. Seriasi menunjukan anak mampu mengklasifikasikan objek menurut
berbagai macam cirinya seperti : tinggi, besar, kecil, warna, bentuk dst.
d) Tahap operasional formal (mulai usia 12 tahun)
Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek objek
yang ia fikirkan. Pola fikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai
sudut yang berbeda.

3. Erikson (Perkembangan Psikososial)


Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu
menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah
bagaimana memfokuskan diri individu pada penyelesaian konflik yang baik itu
berlawanan atau tidak dengan tugas perkembangannya. Perkembangan psikososial :
a) Trust vs. missstrust ( 0 1 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust
dan mistrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan
mengembangkan kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan
penting.
b) Autonomy vs shame and doubt ( 2 3 tahun)
Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi
peningkatan keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan,
perhatian serta dorongan sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya,
sebaliknya celaan hanya akan membuat anak bertindak dan berfikir ragu ragu.
Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan anak.
c) Initiatif vs Guilty (3 6 tahun)
Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak
akan mengembnagkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk
melalukan sesuatu atas kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang
dikembangkan adalah sikap ragu-ragu, maka ia kan selalu merasa bersalah dan
tidak berani mengambil tindakan atas kehendak sendiri.
d) Industry vs inferiority (6 11 tahun)
Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran
dirinya dan bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah rasa
mampu dan rendah diri. Bila lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka
akan muncul rasa percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah diri.
e) Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)
Anak mulai dihadapkan pada harapan harapan kelompoknya dan dorongan yang
makin kuat untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berfikir bagaimana masa
depannya, anak mulai mencari identitas dirinya serta perannya, jiak ia berhasil
melewati tahap ini maka ia tidak akan bingung menghadapi perannya
f) Intimacy vs Isolation ( dewasa awal )
Individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Kesiapan membina hubungan
dengan orang lain, perasaan kasih sayang dan keintiman, sedang yang tidak mampu
melakukannya akan mempunyai perasaan terkucil atau tersaing.
g) Generativy vs self absorbtion (dewasa tengah)
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian
masyarakat dan manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan
individu mampu berbuat banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi
mendatang tetapi bila tahap tahap silam, ia memperoleh banyak pengalaman
negatif maka mungkin ia terkurung dalam kebutuhan dan persoalannya sendiri.
h) Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut)

Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi,
dan tindakan-tindakan dimasa lalu akan menimbbulkan perasaan puas. Bila ia
merasa semuanya belum siap atau gagal akan timbul kekecewaan yang mendalam.

4. Kohlberg (Perkembangan Moral)


a) Pra-konvensional
Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman
terhadap prilaku anak. Penilaian terhadap prilaku didasarkan atas akibat sikap yang
ditimbulkan oleh prilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri
dengan harapan harapan lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum,
pujian atau benda.
b) Konvensional
Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial
agar disebut anak baik atau anak manis
c) Purna konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi
mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya
lebih didasarkan atas penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.

5. Hurolck (Perkembangan Emosi)


Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa kegairahan umum,
sebelum bayi bicara ia sudah mengembangkan emosi heran, malu, gembira, marah dan
takut. Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar.
Pengalaman emosional sangat tergantung dari seberapa jauh individu dapat mengerti
rangsangan yang diterimanya. Otak yang matang dan pengalaman belajar memberikan
sumbangan yang besar terhadap perkembangan emosi, selanjutnya perkembngan emosi
dipengaruhi oleh harapan orang tua dan lingkungan. Menangkap bahwa lingkungannya
akan memenuhinya segera. Kemampuan intelektual lain yang ia capai pada usia 1 tahun
adalah bahwa ia dapat mengantisipasi kegiatan rutin dari lingkungannya. Misalnya bunyi-
bunyi yang ia tangkap sewaktu menyiapkan makanannya. Berarti dengan bunyi ini
sebentar lagi ia akan diberi makan, ia akan dengan sabar dan tidak menangis.
Menurut penelitian Pulaski (1971), selain faktor keturunan, lingkungan sangat
mempengaruhi perkembangan intelegensia. Perkembangan intelektual tidak dapat
berkembang sebelum pola pikir terbentuk, stimuli sensoris dan motoris diperlukan
sebelum untuk memberikan pengetahuan. Pengetahuan ini didapat dari pengalaman
bergerak, meraba, suara, penglihatan dan rasa. Dari hal-hal ini berkembang imajinasi.
Imajinasi ini tidak akan terjadi apabila anak tidak dikenalkan dengan semua hal baru,
memperhatikan benda nyata. Lebih lanjut Pulaski menjelaskan teorinya dengan membagi
tahapan perkembangan intelektual menjadi :
a) Tahap I : Sensorimotorik (lahir 2 tahun)
Pada tahap ini anak menggunakan sistem penginderaan, sistem motorik dan
benda-benda untuk mengenal lingkungannya. Bayi tidak hanya menerima
rangsangan berupa pasif tetapi juga memberi jawaban terhadap rangsangan .
tersebut. Jawaban ini berupa refleks-refleks. Refleks ini diperlukan unutk
mempertahankan hidupnya. Misalnya refleks untuk makan, bersin. Dengan refleks
dalam bentuk gerak motorik memungkinkan bayi untuk berkomunikasi dengan
lingkungannya.
b) Tahap II : Pre Operasional ( 2 7 tahun)
Perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah dari sensori motorik menjadi
pre operasional. Pada pre operasional anak mampu menggunakan simbol-simbol,
yaitu menggunakan kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan terjadi
segera. Tingkah laku anak berubah menjadi egosentrik.
c) Tahap III : Konkrit Operasional (7 -11 tahun)
Pada tahap ini anak telah dapat berpikir secara logis dan terarah,
mengelompokkan fakta-fakta serta anak telah mampu berpikir dari sudut pandang
orang lain. Ia dapat berpikir secara abstarak, dan mengatasi persoalan secara nyata
dan sistematis. Contoh : anak dapat menghitung walaupun susunan benda diubah
serta mengatahui jumlahnya tetap sama.
d) Tahap IV : Format Operation (11 dewasa)
Masa dimana anak mengembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir
abstrak dan hipotesis. Pada masa ini anak bias mamikirkan hal-hal apa yang akan
atau mungkin terjadi. Perkembangan lain pada masa remaja ialah kemampuan
untuk berpikir sistematis dan memecahkan suatu persoalan.
Selain tahapan-tahapan yang telah dijelaskan terdahulu, perkembangan
intelektual juga dapat diukur dengan kemampuan anak menggunakan kata-kata.
Interaksi orang tua, anak dan dengan lingkungannya akan menentukan
perkembangan bahasa anaka. Dengan kata lain apabila interaksi ini maksimal akan
menyebabkan anak dapat bicara lebih cepat sedangkan apabila interaksi kurang
maka akan memakan waktu untuk mulai bicara.
Perkembangan Emosi dan Sosial
Kepribadian seorang anak merupakan integrasi perasaan dan sikap yang
dicerminkan dalam tingkah laku. Seorang dewasa dikatakan mempunyai kepribadian
yang sehat apabila ia mampu untuk memberi kasih sayang, mencapai sesuatu yang ia
inginkan dan menjadi interdependent pada fungsinya. Hal ini dicapai melalui proses
dalam kehidupan. Sejak ia lahir, masing-masing tingkat usia mempunyai tugas yang
mesti ia selesaikan sebelum ia melangkah ke tugas pada tingkat usia berikutnya.

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
1. Identitas Anak dan/atau Orang Tua
a) Nama
b) Alamat
c) Tempat dan tanggal lahir
d) Ras/kelompok entries
e) Jenis kelamin
f) Agama
g) Tanggal wawancara
h) Informan

2. Keluhan Utama
Diharapkan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani yang memliki gangguang
petumbuhan dan perkembangan

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan utama. Jika
saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang mungkin tidak terlalu
menjadi acuan, akan tetapi jika anak dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat
dijadikan kajian lebih lanjut untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain
untuk kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah anak harus
mendapat perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya

4. Riwayat Kesehatan Dahulu


Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau pembedahan
sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan sebagai petunjuk.

a) Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).


b) Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.
c) Alergi.
d) Pengobatan terbaru.
e) Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi terhadap
imunisasi yang pernah didapat sebelumnya.
f) Pertumbuhan dan perkembangan anak
g) Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.

5. Pemeriksaan Fisik
Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya kemungkinan masalah
kesehatan pada anak, tinjauan ini akan menjadi pilihan yang lebih baik selain
pengkajian riwayat kesehatan anak karena dalam pengkajian cenderung hanya
berfokus pada informasi yang diberikan anak/keluarga sedangkan kemungkinan
terhadap kondisi kelainan yang ada pada tubuh anak belum disadari olehnya .
Tinjauan sistem meliputi:
6. Riwayat keluarga
Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang memiliki
kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji pajanan terhadap penyakit
menular pada anggota .
7. Riwayat Psikososial
Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak

8. Pengkajiaan Nutrisi
Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan kebutuhan nutrisi
anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak saat ini dapat dijadikan bahan untuk
pendidikan kesehatan pada anak dan orang tua. Pengkajian nutrisi meliputi
pengkajian terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis.
9. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan mengumpulkan data-
data yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Prinsip-prinsip yang perlu di
perhatikan dan dapat diterapkan di lapangan adalah:
a) Lingkungan/ruangan pemeriksaan tidak menakutkan, misalnya memberikan
warna dinding netral, cukup ventilasi, menjauhkan peralatan yang
menakutkan bagi anak, dan menyediakan makanan.
b) Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain agar anak
menjadi kooperatif
c) Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan tidak
menakutkan anak.
d) Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif sehingga
akan mengurangi rasa takut dari anak yang lain.
e) Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada anak
mengenai hal-hal yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila mungkin, beri
kesempatan anak untuk membantu proses pemeriksaan.
f) Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring di
pangkuaan orang tua.
g) Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat merangsang
anak yang lain agar tidak takut untuk diperiksa.
h) Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya mengetahui
nasehat petugas.

Berikutnya adalah melakukan pengkajiaan pada anak. Hal-hal yang perlu


dikaji adalah

1) Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil,
seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan
lain-lain, serta apakah ehamilannya dipantau berkala. Kehamilan risiko
tinggi yamg tidak ditangani dengan benar dapat mengganggu tumbuh
kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan
anaknya dapat diperkirakan.
2) Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara
normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam
kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami gangguan
(cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps, partuss lama, atau
kasep), maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh
kembang anak.
3) Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu diperlakukan
pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik. Sebagaimana dalam
pembahasan sebelumnya, pengukuran antropometri yang sering
digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh kembang anak adalah
TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan lingkar lengan dan lingkar dada
baru digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada anak.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan komunikasi verbal s.d kurangnya stimulasi bahasa
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
c. Kecemasan orang tua berhubungan dengan tubuh kembang anak yang sesuai
d. Kurang pengetahuan keluarga (ibu)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Tindakan Rasional


Gangguan komunikasi Setelah dilakukan
- Lakukan latihan komunikasi - Latihan bicara yang sesuai
verbal s.d kurangnya asuhan keperawatan
dengan memperhatikan dengan perkembangan anak
stimulasi bahasa selama perkembangan mental akan menghindari
...x....diharapkan anak ekploatasi yang berakibat
anak terstimulus penekanan fungsi mental
- Lakukan komunikasi secara anak.
untuk berkomunikasi komprehensif baik verbal - Komunikasi yang
maupun non verbal komprehensif akan
memperbanyak jumlah
Kriteria hasil:
stimulasi yang diterima
- pasien mampu anak sehingga akan
mengeluarkan suara memperkuat memori anak
- pasien mau untuk terhadap suatu kata.
- Bermain akan menigkatkan
mengeluarkan suara daya tarik anak sehingga
- Berbicara sambil bermain
- orang tua mau untuk frekwensi dan durasi latihan
dengan alat untuk
menstimulus bisa lebih lama
mempercepat persepsi
anaknya untuk anak tentang suatu hal. - Anak lebih suka
berkomunikasi mendengarkan kata-akat
- Berikan lebih banyak kata
dari pada mengucapkan
meskipun anak belum
karena biasanya kesulitan
mampu mengucapkan
dalam mengucapkan.
dengan benar. - Untuk mengetahui jenis dan
beratnya gangguan serta
keterlambatan dalam
berbicara pada anak.
- Lakukan sekrening lanjutan
dengan mengggunakan
Denver Speech Test.

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan


- Kaji intake px - Sebagai informasi dasar
nutrisi: kurang dari asuhan keperawatan
untuk perencanaan awal
kebutuhan tubuh selama
dan validasi data
berhubungan dengan ...x....diharapkan
- Cara khusus tingkatakan
intake yang tidak nutrisi anak tercukupi nafsu makan
- Tingkatkan intake makan - Memudahkan makanan
adekuat Kriteria hasil:
masuk
- pasien mampu - Mulut yang bersih
makan meningkatkan nafsu
- pasien mau untuk - Kurangi gangguan dari makan
luar - Meningkatkan intake
mengatakan ingin - Jaga privasi px makanan
makan - Sajikan makanan dalam - Memberikan asupan diit
kondisi hangat yang tepat
- orang tua mau untuk - Selingi makan dengan - memenuhi kebutuhan
memberikan minum nutrisi
- Jaga kebersihan mulut
makanan yang
px
adekuat - Berikan makan sedikit
tapi sering

Kecemasan orang tua keperawatan


- Gali kebiasaan - Untuk dapat menggali
berhubungan dengan selama
komunikasi dan efektivitas dan
tubuh kembang anak ...x....diharapkan stimulasi orang tua kemampuan serta usaha
yang sesuai orang tua tidak terhadap anak. yang telah dilakukan
cemas oleh orang tua, untuk
mengindari overlaping
Kriteria hasil: tindakan yang berakibat
- orang tua tidak cemas orang tua menjadi bosan.
- Pengikutsertaan
dengan tumbuh
keluarga terhadap
kembang anaknya perawatan anak secara
- orang tua tidak - Berikan penjelasan langsung akan mampu
gelisah tentang kondisi anaknya mengurangi tingat
secara jelas, serta kecemasan orang tua
kemungkinan terhadap keadaan
penanganan lanjutan, anaknya.
atau pengobatan.

Kurang pengetahuan Setelah diberikan


1. Berikan informasi 1. Dapat menambah
keluarga (ibu) asuhan
keperawatan
tentang tumbuh pengetahuan keluarga
selama
kembang yang adekuat 2. Dapat membuka
....x...,diharapkan wawasan keluarga
pengetahuan mengenai pentingnya
2. Deskripsikan resiko tumbuh kembang anak
bertambah dengan (kejadian ikutan) yang
kriteria hasil : berhubungan dengan 3. Mempercepat proses
1. Menyatakan tumbuh kembang penyerapan
pengetahuan dengan
tumbuh kembang 3. Jelaskan informasi melibatkan keluarga
pada anak dengan dalam bentuk tertulis secara langsung.
benar
2. Mendeskripsikan
risiko penyakit

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2009. Diagnosis keperawatan aplikasi pada praktik klinis. Edisi 9.
Jakarta:EGC.
Hidayat, A.Z. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta:Salemba Medika.
Nanda International. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta: EGC.
Nurarif, A.H. & Kusuma, H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda NIC-NOC. Jilid I. Yogyakarta:Mediaction.
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan. Jakarta:
Salemba Medika.
Salim,Abdul. 2007. Pediatri. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Stolte, Karen M. 2003. Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnosis).
Jakarta: EGC.
Wilkinson, J.M, Ahren,N.R. 2012. Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC.
Wong, D.L,dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi ke-6. Jakarta:Buku Kedokteran
EGC.

Você também pode gostar