Você está na página 1de 4

AsuhanKeperawatanKistaVagina

Latar belakang

Kista vagina merupakan salah satu gangguan pada organ reproduksi wanita. Keadaan ini
tidak hanya dapat mengakibatkan infertilitas saja tetapi dapat mengakibatkan keganasan yang
berkembang menjadi sel kanker dan berujung kepada kematian bila tidak ditangani dengan tepat.
Jumlah penderita kista vagina ini sulit diketahui secara akurat karena banyak yang tidak
menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan dirinya ke dokter. Dua persen
wanita mengalami kista vagina atau abses kelenjar pada suatu saat dalam kehidupannya. Abses
umumnya hampir terjadi tiga kali lebih banyak daripada kista. Kista vagina, yang paling umum
terjadi pada labia mayora. Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia setiap tahunnya ada
sekitar 0, 114 per 100.000 wanita yang menderita kista. Kebanyakan kasus terjadi pada wanita
usia antara 20 sampai 40 tahun pada sekitar 20% wanita kulit putih dan 40-50% pada wanita
kulit hitam. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada wanita yang lebih tua atau
lebih muda.

Definisi
Kista vagina adalah suatu kantong tertutup pada dinding atau bagian bawah dinding
vagina yang berisi cairan atau bahan semi padat. Kista terjadi akibat tersumbatnya kelenjar atau
salurannya sehingga cairan terkumpul di dalamnya. Kista di vagina biasanya tidak nyeri.
Ukurannya bervariasi mulai dari seukuran kacang sampai seukuran buah plum.Tetapi kadang-
kadang kista ini lumayan membesar sehingga terlihat dari luar vagina. Kista vagina biasanya
tidak bergejala. Jika bergejala, maka gejalanya hanya berupa pembengkakan kecil di dinding
vagina, massa tumor keluar dari liang vagina atau nyeri saat melakukan hubungan seksual.
Kista vagina kadang hilang dengan sendirinya. Jika tidak hilang, maka perlu dilakukan
tindakan operasi untuk membuangnya. Setelah operasi maka kista biasanya tidak akan kambuh.
Kista ini sering ditemukan secara tidak sengaja saat dilakukan pemeriksaan panggul, dimana
terlihat atau teraba adanya tumor di dinding vagina. Biasanya dilakukan biopsi untuk
menentukan apakah tumor jinak atau ganas. Justru jika lokasi kista dekat dengan kandung kemih
atau salurannya, maka dilakukan pemeriksaan rontgen untuk memastikan kedua organ tersebut
tidak terkena (Reparat, 2013).
3. Etiologi
Faktor yang menyebabkan gejala kista vagina meliputi;
a. Gaya hidup tidak sehat
b. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
c. Zat tambahan pada makanan
d. Kurang olah raga
e. Merokok dan konsumsi alkohol
f. Terpapar denga polusi dan agen infeksius
g. Sering stress
h. Faktor genetik
i. Riwayat kista vagina terdahulu
j. Siklus haid tidak teratur
k. Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
l. Tersumbatnya kelenjar atau salurannya sehingga cairan terkumpul didalamnya (Reparat,
2013).
4. Epidemiologi
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia setiap tahunnya ada sekitar 0, 114 per
100.000 wanita yang menderita kista. Kebanyakan kasus terjadi pada wanita usia antara 20
sampai 40 tahun pada sekitar 20% wanita kulit putih dan 40-50% pada wanita kulit
hitam. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada wanita yang lebih tua atau lebih
muda.
Adapun di Banjarmasin khususnya di Rumah Sakit Suaka Insan, menurut catatan hasil
catatan medical record Bangsal Clement data 1 tahun terakhir, terhitung mulai bulan Januari-Juli
2013 tercatat 28 kasus kista vagina untuk kasus Ginekologi. Data pada bulan Januari ada 3 orang
(10,71 %), Maret ada 7 orang (25%), April ada 1 orang (3,57 %), Mei ada 5 orang (17,85 %),
Juni ada 7 orang (25 %), Juli 5 orang (17,85 %). Menurut umur 19-31 terdapat 13 orang (46,42
%), umur 31-45 terdapat 11 orang (39,28 %), umur 45-60 terdapat 4 orang (14,28 %) (Medical
Record Bangsal Clement Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin, 2013).
Maka dengan uraian tersebut di atas, penulis tertarik mengambil kasus Asuhan Keperawatan
secara nyata pada klien dengan Kista Vagina.

PATOFISIOLOGI
1. Narasi Patofisiologi
Tersumbatnya bagian distal dari duktus dapat menyebabkan retensi dari sekresi. Lama
kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi
cairan). Massa cairan yang terakumulasi kemudian mendesak di liang vagina dan membentuk
sebuah kista. Isi dalam kista berupa nanah dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat
(biasanya akibat infeksi), mengumpul didalam menjadi abses. Jika tak ada infeksi (hanya berupa
cairan), tak akan menimbulkan keluhan.
Pada wanita usia reproduksi dan seringkali asimptomatik. Sedangkan kista yang
berukuran lebih besar, kadang menyebabkan nyeri dan dispareunia. Pasien dengan kista vagina
umumnya mengeluhkan nyeri vulva. Berdasarkan tingkat keganasannya kista vagina dibagi
menjadi dua yaitu kista non neoplastik dan kista neoplastik. Kista non neoplastik akan
mengempis sendiri setelah 2-3 bulan, sedangkan kista neoplastik umumnya harus dilakukan
operasi, tergantung dari ukuran dan sifatnya (Mirzani, 2009).
STUDY KASUS

A. Narasi Kasus Klien (Anecdotal Record)


Klien Ny. M, umur 27 tahun, suku Batak, agama khatolik, kebangsaan Indonesia, status
kawin, pendidikan terakhir SLTA, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, alamat desa Maburai RT. xx.
Tanjung Kalimantan Selatan, nomor register. 19xxxx.
Tanggal 01 Agustus 2013, pukul 10.45 am. Klien datang ke UGD RSxx diantar oleh
suaminya Tn. M dengan menggunakan kursi roda, dengan keluhan : sudah sejak tahun 2006
ada benjolan di dalam vagina, rasa tidak nyaman. Hasil pengukuran tanda-tanda vital Temperatur
: 36,5 0 C, Pulse=78 x/menit Respiratory Rate=22 x/menit, Blood Presure=120/70 mmHg. Klien
diperiksa oleh dokter M, dengan hasil pemeriksaan Thorax : dbn, Abdomen : tampak benjolan
pada vagina, ekstremitas : tidak tampak deformitas (dbn). Diagnos diferensial : os. Susp. Kista
Bartholini. Pemeriksaan fisik : akral hangat, parese - - , edema - - . Kemudian diberikan terapi
atau tidakan, pasang infuse RL 20 tetes/m, di vena radialis sinistra. Selanjutnya klien diantar oleh
petugas UGD menggunakan kursi roda ke Bangsal C dan dirawat oleh dokter S.
Tanggal 02 Agutus 2013. Pukul 07.10 WITA, mahasiswa F melakukan pengkajian
terhadap klien. Dari pengkajian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : Klien mengatakan
nyeri bekas operasi di kemaluan. Suami klien Tn. P mengatakan bahwa klien sejak tanggal 29
Juli 2013 yang lalu setelah berobat ke dokter M klien kemudian diberi surat rujukan ke Rumah
sakit xx. Keadaan umum klien ekspresi kadang meringis menahan nyeri, membran mukosa oral
kering, turgor kulit elastis, akral teraba hangat, CRT < 2 detik, tidak ada edema ekstremitas,
tingkat kesadaran Composmentis dengan GCS E4,V5,M6. Klien tampak lemah terbaring diatas
tempat tidur, kategori aktivitas II, klien dibantu sebagian untuk memenuhi ADLnya, cairan infuse
terpasang RL 20 tetes/menit di vena radialis sinistra. Hasil pengukuran tanda-tanda vital pukul
07.30 WITA : Temperature =360C, Pulse=88 x/menit, Respiratory Rate=22x/menit, Blood
Presure=120/80 mmHg, Berat Badan=56kg, Tinggi Badan=150cm, DC terpasang, urin=500cc.
Hasil pemeriksaan fisik: kepala: rambut hitan dan panjang ikal, tidak ada massa/benjolan
pada kepala, mata: simetris kiri dan kanan, kelopak mata cekung, tidak ada edema/benjolan, bulu
mata tidak rontok, konjungtiva tampak anemis, sklera tidak ikhterik, warna iris hitam, pupil
isokor, reaksi pupil terhadap cahaya miosis. Hidung: Inspeksi; tampak simetris kiri dan kanan,
Palpasi; tidak ada edema, tidak ada perdarahan, tidak ada peradangan. Mulut: Inspeksi; mukosa
bibir tampak kering, tidak ada karies, tidak ada perdarahan pada gusi, gigi rata tidak berlubang.
Telinga: Inspeksi; bentuk telinga tampak normal kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak ada
peradangan, tidak ada penumpukan serum, tidak ada perdarahan. Leher: Inspeksi;bentuk leher
tampak simetris, tidak ada peradangan, tidak ada jaringan parut, Palpasi; tidak ada pembesaran
vena jugularis dan kelenjar thyroid. Thorax: Inspeksi; tampak bersih, pergerakan dinding dada
simetris, mamae tampak simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, areola berwarna coklat,
Palpasi; tidak ada nyeri tekan pada ulu hati, Perkusi; sonor kedu lapang paru, Auskultasi;
vesikuler, rhonci tidak ada, wheezing tidak ada. Abdomen: Inspeksi; tampak luka bekas operasi
cesare, tampak srtriae, Auskultasi; bising usus 15x/menit kuadran kiri dan bawah abdomen,
Palpasi; tidak ada nyeri tekan, Perkusi; timpani. Genetalia: Inspeksi; vagina tampak luka bekas
operasi di vagina warna merah gelap di sekitar luka, luka lembab dengan luas 2 cm.
Ekstremitas: Inspeksi otot antara sisi kiri dan kanan simetris, tidak ada deformitas, tidak ada
fraktur,
Skala otot : 5555 5555
5555 5555
Riwayat kesehatan masa lalu, klien tidak pernah menderita penyakit menular seperti
hepatitis, TBC, HIV/AIDS. Klien hanya flu biasa. Riwayat penyakit keluarga klien tidak pernah
menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, namun tante klien pernah
mengidap penyakit kanker pada mata.

Você também pode gostar