Você está na página 1de 47

Bukti-bukti peninggalan Evolusi antara lain

1. Peninggalan berupa fosil

Fosil dapat diartikan sebagai sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang telah membantu. Fosil juga dapat
berupa jejak atau kotoran suatu jenis binatang.Dengan mempelajari fosil dapat memperoleh petunjuk
adanya evolusi.Dengan membandingkan struktur tubuh hewan yang menjadi fosil dan hewan
sekarang.dapatdisimpulkan bahwa keadaan lingkungan pada masa sekarang berbeda.Leonardo da
Vinci(1452-1519) pertama kali berpendapat bahwa fosil merupakan suatu bukti adanya mahluk hidup
pada masa yang lampau. Carles Robert Darwin (1809-1882) berpendapat bahwa perubahan bentuk
disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih mudah.Oleh sebab itu,fosil pada lapisan bumi yang mudah
berbeda dengan fosil di lapisan bumi yang lebih tua.
Penemuan fosil sering membuat pusing perunut evolusi. Hal ani karena fosil mahluk hidup jarang
ditemukan dalam keadaan lengkap.penemuan fosil hanya berupa bagian atau beberapa bagian tubuh
mahluk hidup. Keadaan fosil yang demikian disebabkan oleh beberapa faktor,yaitu:

Terjadinya lipatan batuan bumi.


Pengaruh air,angin,dan bakteri pembusukan.
Hewan pemakan bangkai dan
Jenis organism ( ada organisme yang tida bias menjadi fosil).

Satu-satunya fosil yang paling lengkap ditemukan adalah fosil kuda. Sejarah perkembangan kuda
merupakan contoh yang paling baik untuk menerangkan adanya perubaha-perubahan bentuk yang
berlangsung dari masa ke masa.hal ini karena fosil-fosilnya di temukan secara lengkap pada setiap
zaman geologi .fosil kuda tersebut di temukan oleh dua orang ilmuan amerika yaitu MARS dan
OBSORN.
Menurut para ilmuan Pada contohnya Fosil kuda sebagai berikut:

Ukuran tubuh semakin besar,dari yang semula sebesar kucing menjadi sebesar kuda
seperti sekarang.
Kepala semakin besar dan jarak antara mulut dengan mata semakin jauh.
Leher semakin panjang.
Geraham muka dan belakang semakin besar,berlapis email,dan bentuknya semakin
sesuai untuk memakan rerumputan.
Kaki depan dan belakang semakin panjang,gerakan semakin lincah,larinya semakin
cepat,tetapi rotasi tubuh semakin berkurang.
Jari kuku dari lima jari menjadi satu jari,bentuknya semakin pajang, jari kedua dan
keempat mengalami kemunduran sehingga menjadi organ yang tidak berfungsi lagi
(Rudimenter).

2. Homologi

Organ-organ dari berbagai mahluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama, kemudian strukturnya
berubah sehingga fungsinya menjadi berbeda disebut homolog.Peristiwanya dinamakan homologi.
Contohnya Tangan manusia homolog dengan kaki depan kuda, kaki depan anjing dengan sayap
burung,dan kaki depan buaya dengan sirip dada ikan paus.
Homologi organ sangat mendukung teori yang menyatakan bahwa suatu organisme berasal dari satu
nenek moyang yang kemudian mengalami radiasi adaptif,membentuk species-species baru ( terjadi
perkembangan evolusi dipergensi). Radiasi adaptif adalah makreovolusi yang bertanggung jawab
terhadap pola utama diversitas evalusioner.

Lawan dari homologi adalah analogi. Analogi yaitu dua organ tubuh yang berfungsinya sama, tetapi
mempunyai asal usul yang berbeda. Contoh: sayap serangga analog dengan sayap burung camar atau
antara sayap kupu-kupu dengan sayap kelelewar.

Terbentuknya analogi menunjukkan terjadinya evolusi konvergensi terjadi karena adanya modifikasi
dari kutup gen.pada evolusi ini tidak pernah dihasilkan organism baru, tetapi hanya menghasilkan variasi
sehingga populasi terakhir dengan jelas memperlihatkan perbedaan dengan moyangnya.

3. Embriologi Perbandingan

Tahap-tahap perkembangan selalu dialami oleh hewan multisel yang berkembang biak secara seksual
tahap-tahap perkembangan tersebut dimulai dari zigot sampai dengan fase-fase tertentu, menunjukkan
adanya persamaan pada berbagai jenis vertebrata. Beberapa persamaam terlihat mulai dari zigot,
morula, blastula,embrio,akan mengalami fase perkembangan yang berbeda.

4. Variasi Individu

Individu-individu yang termasuk dalam suatu spesies tidak pernah bersifat identik atau persis sama hal ini
menunjukkan bahwa antarindividu di dalam suatu species mempunyai variasi-variasi. Artinya secara
genetik maupun kefaalan tiap-tiap spesies mahluk hidup memiliki perbedaan seperti perbedaan seperti
perbedaan warna,ukuran,berat,maupun kebiasaan.jadi, antar individu didalam satu spesies pun terdapat
variasi.

5. Perbandingan Fisiolog

Kegiatan fisiologi di dalam setiap sel pada mahluk hidup tingkat rendah maupun mahluk hidup tingkat
tinggi memiliki banyak kemiripan, antara lain dalam proses metebolisme, respirasi, sintesis protein,
maupun sintesis ATP dan penggunaannya dalam aktivitas hidup.

6. Petunjuk secara Biokima

Kekerabatan berbagai jenis mahluk hidup dapat diuji secara biokimia, salah satunya yaitu dengan uji
presipitin oleh natael.

7. Adanya Alat-alat Tubuh yang tersisa merupakan petunjuk adanya evolusi. Alat-alat ini pada
hakikatnya sudah tidak berguna lagi namun masih dijumpai dan jumlahnya sangat banyak, masalnya
pada manusia terdapat 100 macam, sisa-sisa alat tubuh yang ditemukan pada manusia,antara lain otot
penggerak telinga, tulang ekor , umbai cacing, dan gigi taring yang runcing. Sisa organ tubuh pada
hewan antara lain adanya sisa kaki belakang pada ular pyton dan mereduksinya organ mata pada ikan,
serangga serta laba-laba yang hidup di gua yang gelap.

VARIASI GENETIKA

Variasi genetika

Evolusi terjadi karena adanya variasi genetik dan seleksi alam.Variasi dalam suatu keturunan terjadi
karena dua sebab utama,yaitu danya mutasi gen dan adanya rekombinasi gan-gan dalam suatu
keturunan.

1. Mutasi gendengan sifat

Salah satu penyebab terjadinya perubahan sifat suatu otganisne yaitu adanya perubahan struktur kimia
gen(AND) pada organisme tersebut, atau sering di sebut mutasi gen.Mutasi gen terjadi secara acak dan
dapat terjadi tanpa ataupun karena pengaruh faktor luar.

Mutasi merupakan mekanisme evolusi yang pentinng dan dapat memunculkan spesies baru dengan sifat
yang lebih baik,tergantung dari angka laju mutasi.Angka laju mutai adalah angka yang menunjukkan
jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang di hasilkan oloh suatu individu dari suatu
spesies.Angka laju mutasi memang sangat kecil,tetapi merupakan mekanisme yang sangat penting
karena hal-hal berikut.

Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen


Individu dalam satu generasi dapat menghasilkan ribuan sampe jutaan gamet.
Jumlah generasi suatu spesies selama spesies itu ada banyak sekali.

2. Frekuensi gan di dalam populasi

Frekuensi gan adalah frekuensi kehadiran suatu gan di dalam populasi dalam hubunganya dengan
frekuensi semua alelnya.Dalam genetika,populasi berarti kelompok organism yang dapat saling
kawin.misalnya dalam suatu populasi terdapat gaen dominan(A) denga alel gen resesif(a).

3. Rekombinadi dan seleksi alam

Mutasi yang menguntungkan akan menghasilkan individu dengan viabilits dan fertilisasi yang tinggi,serta
bersifat adaftif.Apa bila individu-individu yang mengalami mutasi melekukan kawin silang,akan terjadi
rekpmbinasi gen pada keturunanya.venotif individu hasil kawin silang tersebut dapat berbeda sekali
dengan fenootif kedua induknya.Dengan danya faktor seleksi alam,hanya individu yang adaptif saja yang
dapat bertahan hidup dan mewariskan sifat-aifat pada generasi berikutnya.

4. Hukum hardy-weinberg

E.H.hardy(inggris) dan w.weinberg(jerman) mengembangkan studi genetika populasi,dari hasil


studinya,kedua ahli tesebut menyatakan bahwa keseimbangan frekuensi genotif AA,Aa,aa, dan
perbandinagn gen A dan a selalu sama dari generasi ke generasi. Hal tersrbut dapat terjadi asalkan
memenuhi beberapa persysaratan berikut

1. Tidak ada mutasi.


2. Terjadi perkawina secara acak..
3. Tidak ada aliran gen dan tidak ada terjadi migrasi
4. Tidak terjadi genetic dript atau populasi cukup besar..
5. Tidak ada seleksi alam

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Evolusi merupakan bangunan ilmu terbesar, dan perkembangannya sangat luas. Meliputi pokok
bahasan yang beragam dan terdapat bagian-bagian yang agak ditakutkan. Para ahli biologi evolusi
sekarang meneliti evolusi dari berbagai disiplin ilmu, seperti genetika molekuler, morfologi dan
embriologi. Mereka juga bekerja dengan peralatan yang beragam seperti dengan larutan kimia di
dalam tabung reaksi, tingkah laku hewan di hutan rimba, fosil yang dikoleksi dari daerah-daerah
purbakala dan batu-batu karang atau gunung-gunung batu.

Idea yang mudah dimengerti dan sederhana dari evolusi adalah seleksi alam (natural selection),
karena dapat diuji secara ilmiah dalam semua lingkungan. Idea seleksi alam ini merupakan idea
yang mampu diterima semua ilmu, dan hanya teori ini yang diklaim bisa mempersatukan pendapat-
pendapat berbeda dalam biologi. Dengan teori ini berbagai temuan fakta yang ada di hutan hujan
tropik, perubahan dan macam-macam warna yang terdapat di kebun botani, serta sekawanan
hewan yang sementara bermain di daerah peternakan, dapat dijelaskan. Teori ini juga dapat
digunakan untuk memahami asal mula kehidupan melalui kimia-bumi (geochemistry) dan proporsi
gas yang ada di atmosfer. Sebagaimana dinyatakan oleh
Theodosius Dobzhansky seorang ahli evolusi di abad dua puluh, bahwa: nothing in biology makes
sense expect in the light of evolution.

Evolusi artinya perubahan-perubahan dalam bentuk dan tingkah laku organisme antara generasi ke
generasi. Bentuk-bentuk organisme, pada semua level dari rantai DNA sampai bentuk morfologi
yang makroskopik dan tingkah laku sosial yang termodifikasi dari nenek moyang selama proses
evolusi. Meskipun demikian, tidak semua perubahan dapat didefenisikan sebagai evolusi

Teori-teori ilmiah terbaru sering mendorong banyak kontroversi. Kontroversi ini mempunyai
pengaruh bermanfaat pada kemajuan ilmiah, karenanya para ilmuan dengan pandangan-pandangan
yang berbeda bekerja secara intensif untuk menemukan bukti-bukti yang dapat mendukung idea-
idea mereka. Teori evolusi organik dan teori seleksi alam (natural selection) Darwin melandasi setiap
aktivitas mereka. Sebagai ilmuan, mereka berusaha mencari data-data yang dapat mendukung
ataupun dapat membuktikan bahwa teori-teori terdahulu itu mungkin saja tidak benar. Beberapa
prinsip yang digunakan Darwin yang dianggap dapat memberikan petunjuk adanya evolusi antara
lain adanya variasi di antara individu-individu dalam satu keturunan, adanya pengaruh penyebaran
geografi, ditemukannya fosil-fosil diberbagai lapisan batuan bumi yang menunjukkan adanya
perubahan secara berangsur-angsur, adanya homology antara organ system pada makhluk hidup,
adanya data sebagai hasil studi mengenai komparatif perkembangan embrio.

1. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, masalah dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan homologi?

2. Apa yang dimaksud dengan fosil?

3. Bagaimana hubungan antara fosil dengan umur lapisan bumi?

4. Bagaimana data fosil kuda?

5. Bagaimana data fosil primate?

6. Apa yang dimaksud dengan rudimentasi organ?


1. Tujuan

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui tentang homologi.

2. Mengetahui tentang fosil.

3. Mengetahui hubungan antara fosil dengan umur lapisan bumi.

4. Mengetahui tentang data fosil kuda.

5. Mengetahui tentang data fosil primate.

6. Mengetahui tentang rudimentasi organ.

BAB II

PETUNJUK EVOLUSI

1. Homologi Organ Tubuh

Petunjuk tentang adanya evolusi dapat dipelajari dari studi tentang organ berbagai mahkluk hidup
yang memiliki kesamaan. Misalnya anggota tubuh yang dimiliki oleh Vertebrata. Homolog
merupakan semua kesamaan fungsi yang berasal dari struktur yang sama contohnya adalah
anggota gerak yang dimiliki oleh vertebrata berupa sepasang tangan, kaki, dan sayap. Ataupun
perbandingan anatomi yang merupakan pembandingan seluruh tubuh karena kerangka setiap
spesies yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda pula yang dinamakan organ homolog. Dimana
anggota gerak tersebut memiliki jari, adanya tulang radius, ulna, dan sebagainya. Anggota gerak
tersebut dimiliki oleh semua kelompok vertebrata. Kesamaan anggota gerak tidak hanya meliputi
tulang tetapi juga otot, saraf, persendian, dan pembuluh darah. Contohnya adalah anggota gerak
depan cicak dan kadal untuk berjalan, sayap burung dan sayap kelelawar untuk terbang,
keseluruhan anggota gerak tersebut homolog dengan kaki depan kuda atau tangan manusia.
(Widodo dkk, 2003).

Sedangkan struktur sayap burung dan kelelawar berbeda dengan sayap serangga maupun kupu-
kupu, meskipun funsinya dapat sama. Hal ini disebabkan karena asal usul organ tersebut tidak
sama. Kesamaan fungsi namun berbeda asalnya disebut analog. Atau disebut juga organ yang
fungsinya sama tapi berbeda spesies.

Contoh informasi dari perbandingan pertumbuhan adalah adanya celah insang pada embrio
vertebrata. Celah insang pada ikan dewasa akan tumbuh menjadi insang, sedangkan pada reptile,
aves dan mamalia dewasa tidak tumbuh menjadi insang, kecuali pada beberapa amphibia terlihat
pada (gambar a). Dan kesamaan lain juga diperlihatkan pada perkembangan embrio vertebrata,
ditunjukkan bahwa hampir semua embrio mempunyai struktur dasar yang sama, hal ini dapat dilihat
dengan homologi (gambar b).
Gambar 1: Perkembangan embrio vertebrata. Semua vertebrata memiliki celah-celah insang dalam
stadium embrional.
Gambar 2. Struktur Homologi pada beberapa vertebrata. Semua tetrapod
moderen mempunyai pentadactyl dasar (lima digit) struktur lengannya.
Misalnya, forelimb pada burung, manusia, ikan paus, dan kelelawar,
semuanya mempunyai struktur dasar yang sama, tetapi mempunyai fungsi
yang berbeda. (Sumber: Ridley, 1996 : 54).

1. Data Fosil
Istilah fosil berasal dari bahasa latin fodere yang berarti menggali. Fosil dapat berupa tulang-
belulang, tubuh, jejak, dan sisa makhluk hidup yang terawetkan dalam batuan sediment. Sehingga
Cuvier menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah diciptakan makhluk hidup yang berbeda dari
masa ke masa lainnya. Misalnya adaptasi kuda, zebra, keledai merupakn suatu adaptasi makhluk
hidup yang jutaan tahun yang lalu merupakan hewan yang lemah, kecil berangsur-angsur menjadi
hewan yang lincah, kuat dan berlari sangat cepat.(Widodo dkk, 2003).

Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari makhluk hidup yang tertimbun oleh tanah, pasir,
lumpur dan akhirnya membatu, kadang-kadang hanya berupa bekas-bekas organisme. Umumnya
fosil yang ditemukan adalah dalam keadaan tidak utuh yaitu hanya suatu bagian atau beberapa
bagian dari tubuh makhluk. Hancurnya tubuh makhluk hidup tersebut disebabakan oleh pengaruh
angin, air, bakteri pembusuk, hewan-hewan pemakan bangkai dan masih banyak yang lain.(Widodo
dkk, 2003).

Fosil dapat ditemukan diberbagai macam lapisan bumi, sehingga penentuan umurnya didasarkan
atas umur lapisan yang mengandung fosil-fosil itu. Umumnya fosil yang terdapat di lapisan yang
paling dalam, mempunyai umur yang lebih tua sedangkan umur fosil yang ditemukan pada lapisan
yang lebih atas mempunyai umur yang lebih muda. Dengan membandingkan fosil yang ditemukan
diberbagai lapisan bumi yaitu mulai dari sederetan fosil yang ditemukan pada lapisan bumi yang tua
sampai yang muda menunjukkan adanya perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur, maka
dapat disimpulkan bahwa fosil merupakan petunjuk adanya evolusi. Ilmu yang mempelajari tentang
fosil yang menggungkapkan banyaknya keterangan yang membenarkan adanya evolusi adalah
Palaentologi.

Fosil binatang paling purba yang ditemukan adalah fosil inventrebata( binatang yang tidak bertulang
belakang) primitive penghuni air. Menurut catatan Dobzhansky, struktur tubuhnya sudah amat rumit
dan maju. Ada yang tubuh dan kulitnya bersendi-sendi. Sesungguhnya binatang ini adalah mahkluk
yang baik adaptasinya dengan lingkunganya, yang berupa laut tenang pada zaman kuno. Kemudian
dalam batuan yang terjadi sekitar 450 juta tahun yang lalu muncullah sisa-sisa mahkluk macam
baru. Mahkluk tersebut yaitu ostrakodermata, yang rupanya mirip ikan sedangkan bentuknya kasar.
Ostrakodermata memiliki kerangka dalam, tidak memiliki rahang dan binatang ini menyusuri dasar
laut sambil menghisap makananya. Binatang ini dikenal sebagai leluhur lampre masa kini.(Moore, R.
1979).

Sementara waktu berlalu, rekaman batuan menunjukkan bahwa mahkluk yang lingkupnya terbatas
ini mulai digantikan oleh ikan berahang yang disebut plakodermata dan akantodi. Ikan semacam ini
tidak perlu menyelam menyusuri dasar laut untuk mencari makan, tetapi pada tingkat kedalaman
manapun binatang ini dapat memakan berbagai macam makanan ataupun menangkap mangsa.
Ikan tuna rahang terlahir dengan busur insang yang sedikit mengalami perubahan dan berbentuk
huruf V yang menghadap ke samping.

Mutasi dan seleksi menghasilkan sirip yang lebih baik untuk berenang. Ikan baru yang sisa-sisanya
ditemukan dalam sedimen laut purba memiliki sirip ekor, sirip punggung dan sirip dubur sebagai
penyeimbang dan ada pula sirip dada dan sirip perut untuk mengendalikan gerakanya. Ikan tersebut
terus memenuhi seluruh permukaanya bumi.
Gambar 3: struktur ikan yang mempunyai sirip lengkap

Tetapi ikan yang amat berbeda dengan semua pendahuluanya muncul dalam batuan yang kira-kira
berumur 390 juta tahun. Bagian depan tengkoraknya dapat diangkat dan diturunkan sedikit, suatu
perubahan yang mengalami guncangan manakal rahang di tutup rapat. Gigi-giginya runcing tajam
dan amat cocok untuk menangkap mangsa. Suatu tulang semacam itu dan struktur yang
berhubungan dengannya pada waktu kemudian dikenal sebagai tulang binatang daratan. Ikan yang
lain dari yang lain ini disebut Crossopterygii (sirip cuping). Kira-kira 365 juta tahun yang lalu, selama
Zaman Devon, beberapa Crossopterygii melangkah ke darat. Mungkin hidupnya menghuni sungai
yang pada musim panas terik mongering menjadi kolam-kolam yang bertebaran di sana sini.

Selain itu ditemukanya fosil mahkluk hidup yang lebih tinggi tingkatanya dari pada Crossopterygii
adalah amfibi primitif yaitu Ichtyostega. Amfibi tersebut memiliki ekor ikan, paru-paru dan sekaligus
memiliki tungkai serta kaki yang cukup berkembang. Sambil merangkak-rangkak di sepanjang
tepian sungai, ikan ini menangkap serangga yang baru mulai berkeliaran di sana.
Gambar 4: Fosil transisi dari ikan ke amphibi. (Anonimous c, 2008).

Ketika saatnya tiba, mutasi dan seleksi kembali menunjukkan hasil yang mengagumkan. Beberapa
amfibi menghasilkan telur yang terbungkus belulang kuat dan keras. Dengan demikian telurnya lebih
terlindung dari pada telur lembut ikan dan amfibi lainya. Telur baru yang lebih baik ini dibuahi di
dalam tubuh dan disimpan dalam tempat yang aman hingga menetas. Dengan kesempurnaan yang
ada padanya, binatang petelur ini bebas dari air. Embrio yang terlindung baik dapat berkembang
dalam perairanya sendiri, yakni rongga amnion telur dan terjaga tidak hanya terhadap kekeringan,
melainkan juga terhadap bahaya daratan sekitar. Kelompok baru dan lebih bebas yang ber-evolusi
dari leluhur amfibi dengan cara itu adalah reptil dan dimulailah abad reptilia.
Rekaman fosil menunjukkan bahwa burung-burung timbul dari leluhur yang sama dengan leluhur
reptilia peterbang, yakni arkosaurus. Dua diantara burung purba itu jatuh di laguna karang yang
sekarang ini adalah Bavaria, Jerman. Binatang tersebut bercirikan kepalanya panjang dengan gigi-
gigi tajam, leher panjang, tungkai belakang yang kokoh dan corak bulunya yang banyak, tercetak
pada batu kapur litografis yang indah. Seandainya bulu terbang yang panjang dan larikan unik
bulunya yang menurun di kedua sisi ekor tidak tercetak pada batu, maka sedikit orang yang percaya
bahwa mahkluk yang begitu serupa reptile dapat berbulu. Tetapi bulu-bulu tersebut memang bulu
sejati burung, dan Archaeopteryx diklasifikasikan sebagai burung yang paling purba dan paling
sederhana yang pada waktu itu mengambil alih ruang angkasa. (Anonimous c, 2008).
Gambar 5: Fosil Archaeopteryx yang menunjukkan burung yang paling purba. (Anonimous c, 2008).
Gambar 6: Ilustrasi reptil terbang yang diberi nama Darwinopterus modularis, sebagai bentuk
penghormatan mereka terhadap pencetus teori evolusi Charles Darwin. Temuan itu dipublikasikan
dalam jurnal terbitan Inggris, Proceedings of the Royal Society B. Fosil ini ditemukan di gunung
batu, yang terbentuk 160 juta tahun silam di sisi utara China, awal tahun ini. Masa itu merupakan
masa pertengahan dan akhir periode Jurassic. Darwinopterus menyerupai reptil yang mirip elang
dengan kepala dan leher mirip pterosurus yang lebih maju.(Anonimous, 2009).

Darwin menyatakan bahwa pertumbuhan kehidupan itu seperti pertumbuhan pohon. Tetapi dengan
semakin terisinya catatan fosil, perkembangan kehidupan dapat diusut sepanjang setengah milyar
tahun terakhir sejak adanya bumi. Teori evolusi di dukung dan dibuktikan oleh sisa-sia binatang
yang tak dapat disangkal, yang hidup dan mati selama massa perkembanganya dari bentuk organic
pertama hingga pendahulu terdekat manusia. Satu-satunya yang masih harus dibuktikan adalah
bukti timbulnya manusia sendiri.(Moore, R. 1979).
Gambar 7: Fosil salamander yang hidup pada era Jurasic
Gambar 8: Fosil ikan yang disebut Coelacanth yang berumur 410 juta tahun lalu.
Pada zaman Jura dan Main Zeta. Ditemukan di Lokasi: Eichstatt, Bayern, Jerman.(Yahya, H. 2005).
Gambar 9: Fosil Xiphosura (mimi) yang berumur Umur: 300 juta tahun yang lalu, hidup pada zaman:
Karbon, Pennsylvania, Westphalia A, Duckmantia

Di temukan di lokasi: Crock Hey Open Cast Quarry, Wigan, Lancashire, Inggris.

Gambar 10: Fosil Ngengat yang hidup 45 juta tahun yang lalu dan Lalat Gegas yang hidup 45 juta
tahun yang lalu pada Zaman Eosen.
Gambar l1: Fosil lalat yang hidup 50 juta tahun yang lalu, hidup pada Zaman Eosen dan di temukan
di daerah Polandia. (Yahya, H. 2005).
Gambar 12: Fosil tumbuhan Pakis yang hidup 286 hingga 360 juta tahun yang lalu, hidup pada
Zaman Karbon. Ditemukan di daerah Spanyol.

Petunjuk dan bukti tentang adanya evolusi dapat dipelajari dari studi tentang struktur organ berbagai
makhluk hidup yang memiliki kesamaan. Sebagai petunjuk apabila dapat digunakan untuk
mengarahkan menuju adanya evolusi. Sedangkan sebagai bukti apabila terdapat suatu bukti
kebenaran yang telah ditemukan. Petunjuk-petunjuk serta bukti-bukti evolusi ada beberapa hal,
antara lain melalui:
1. Embriolog Perbandingan

Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari zygot,
blastula, gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk bermacam-macam alat
tubuh. Ernest Haeckel, mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa
dengan peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi. Cotoh: adanya rekapitulasi adalah
perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang dimulai dengan perkembangan yang
menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio amfibi, selanjutnya menyerupai perkembangan
embrio reptil.(Anonimous a, 2008).

2. Variasi dalam suatu keturunan

Dalam suatu kehidupan tidak ditemukanya mkhluk yang sama persis dengan individunya yang
sejenis. Menurut Darwin variasi dalam suatu keturunan disebabkan oleh factor lingkungan (suhu,
tanah, iklim, dan makanan). Oleh karena itu adanaya variasi menunjukkan adanya evolusi menuju
kearah terbentuknya spesies-spesies baru.

3. Perbandingan Biokimia

Mempelajari Biokimia sangatlah menguntungkan terlebih untuk mengetahui kedekatan kerabatnya,


sehingga kita dengan mudah mengetahui asal-usul berdasarkan ilmu tersebut. Dalam proses ini
menggunakan DNA sebagai pewaris sifat manusia.

4. Organ Tubuh yang Tersisa (Organ Vestigial)

Beberapa organisme seperti manusia mempunyai bagian-bagian tubuh yang tersisa akibat
beradaptasi dengan lingkungannya misalnya tulang ekor, umbai cacing, dan lain-lain. Sehingga hal
ini beranggapan manusia merupakan evolusi dari nenek moyang yang terdahulu.

5. Domestikasi atau Seleksi Buatan

Hal ini merupakan pembudidayaan tentang makhluk hidup. Sehingga setelah disilangkan, kita dapat
memilih varietas yang unggul. Menurut Charles Darwin Semua jenis burung dara berasal dari satu
nenek moyang yaitu berasal dari burung dara batu atau burung dara liar, yang berubah secara
berangsur-angsur karena adanya seleksi alam. (Anonimous, 2007).

1. Organ Yang Mengalami Rudimentasi

Rudimentasi organ merupakan petunjuk adanya evolusi. Organ yang berguna pada suatu makhluk
hidup, namun pada makhluk hidup yang lain kurang berfungsi contohnya adalah tulang ekor pada
manusia yang kurang berfungsi, namun pada kelompok mamalia lain sangat berkembang dan
berfungsi sebagai ekor contohnya adalah pada kucing, kera, kuda, dll.

1. Evolusi Kuda

Evolusi kuda merupakan suatu contoh klasik yang datanya cukup lengkap. Hal ini disebabkan oleh
hidup kuda yang berkelompok dan berjumlah cukup besar, sehingga meninggalkan sejumlah besar
fosil dari masa ke masa. Fosil kuda yang paling primitif dikenal dengan Eohippus dengan ciri-ciri
fosil yaitu kuda ini sebesar kucing/kancil dan tingginya hanya sekitar 30 cm, dari fosil struktur gigi
diperoleh bahwa Eohippus ini pemakan semak belukar, hal ini dikarenakan giginya berjumlah 22
pasang dengan gigi geraham yang terspesialisasi untuk menggiling makanan. Dengan ukuran tubuh
yang pendek sangat menguntungkan, karena dapat menyelinap di antara semak belukar. Hal ini
ditunjukkan pula oleh pola gigi yang sesuai untuk menggigit semak belukar bukan rumput. Kakinya
dilengkapi dengan beberapa jari yang ikut membantu dalam mengais dan menggali akar-akar yang
lunak.(Widodo, dkk. 2003).

Pada masa berikutnya terjadi suatu perubahan pada permukaan bumi, dimana hutan menjadi
berkurang dan timbul padang rumput yang luas yang merupakan suatu biota yang baru. Gigi yang
sebelumnya cocok untuk merabut semak belukar, kini tidak diperlukan lagi yang diperlukan adalah
suatu gigi yang lebih lebar dan bermahkota email yang cukup tebal untuk menggigit dan mengunyah
rumput hal ini dikarenakan rumput mengandung kadar silikat yang tinggi. Gigi seri melebar dan pipih
untuk menggigit rumput, gigi premolar berubah bentuk menjadi molar, gigi geraham melebar untuk
menggantikan fungsi mengunyah menjadi menggiling. Perubahan gigi ini mengakibatkan rahang
bertambah lebar.

Perubahan alat gerak diperlihatkan pada bertambah panjangnya kaki, jumlah jari yang lebih sedikit
yang cocok untuk kehidupan padang rumput. Kaki depannya terdiri dari empat jari dan satu jai
rudimen, sedangkan kaki belakangnya mempunyai tiga jari dan dua jari rudimen. bentuk jari tengah
semakin panjang dan besar dari pada jari nenek moyangnya. Ujung jari setiap kaki ditutupi oleh
kuku.

Dengan berkurangnya jari, postur tubuh yang lebih besar dan tengkorak memanjang yang lebih
streamline, maka hewan ini dapat berlari lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sangat diperlukan
untuk menghindarkan diri dari predator, demikian pula volume otak bertambah besar dan juga
bertambah kompleks.

Evolusi Eohippus sampai menjadi Equus melalui tahapan:

Eohippus borealis Orohippus Epihippus Mesohippus bairdi


Miohippus Parahippus Merychippus paniensia Pliohippus Equus

Hubungan kekerabatan Eohippus dan Equus

E. onager, E. przewalskii, E. asinus, E.


caballus, E. zebra, E. burchelli, E. grevyi

Equus
Jari 2 & 4 rudimen
Recent

Equus Hippidium 1 jari


Pleistosen
fungisionil
Jari 2 4 rudimen
Hipparion Pliohippus Hypohippus 1/3 jari fungsionil jaari
Pliosen 2 & 4 rudimen / jari 2 &
Neohipparion 4 kecil

Anchitherium Merychippus

3 jari fungsionil, jari 2 &


Miosen 4 kecil tidak menyentuh
tanah

Archaeohippus Parahippus

Miohippus

3 jari fungsionil
Oligosen
Mesohippus Jari 5 rudimen

Palaeotherium Epihippus Kaki depan 4 jari

Eosen Orohippus kaki belakang 3 jari

Hycotherium (Eohippus) jari 1 5 rudimen


Gambar 13 (a) Bentuk gigi dan kaki serta jari kaki yang mengalami evolusi. (b)
Percabangan proses evolusi kuda. (Sumber: Campbell, 1994).

2. Evolusi Gajah
Gambar 14: Evolusi gajah dimulai 34 juta tahun yang lalu di mulai pada era Eocene, Oligocene,
Miocene, Pliocene, Pleistocene dan recent. (Anonimous c, 2008).

3. Evolusi Primata

Berbicara mengenai evolusi manusia dan primate, tidaklah berarti bahwa manusia berasal dari kera.
Ilmu evolusi hanya mempelajari proses perubahanya.The Descend of Man merupakan buku
karangan Darwin yang menceritakan tentang evolusi manusia. Dalam buku tersebut terdapat
pernyataan bahwa di bumi ini ada ras-ras manusia yang maju (Darwin menganggap ras yang paling
maju adalah Kaukasid) dan ada yang masih primitif (Negrid), perkembangan evolutif yang terjadi
akan menyingkirkan ras-ras yang kurang bisa bertahan dari muka bumi.(Anonimous b, 2008).

Thomas Robert Malthus, seorang ahli ekonomi lebih mampu memahami makna Strugle for the
exsistance dan survival of the fittest. Dalam sebuah teorinya Malthus menyatakan bahwa
pertumbuhan populasi manusia seperti deret hitung, sedangkan pertumbuhan pangan seperti deret
ukur. Ketidakseimbangan antara jumlah pangan dan jumlah populasi manusia inilah yang akan
menyebabkan tersingkirnya manusia yang tidak mampu menyesuaikan diri (tidak mampu
memperoleh pangan).

Yang menjadi dasar Strugle for the exsistance dan Survival of the fittest di alam adalah Makanan,
lingkungan dan predatorisme. Paus, mamalia terbesar lebih memilih air (laut) sebagai habitatnya
karena paus mencari makanan di air padahal sebelumnya ia hidup di darat. Beruang kutub
melakukan hibernasi (tidur panjang) di musim dingin untuk mengurangi kebutuhan kalorinya.

Pada kelompok primata adalah membandingkan kelompok primata primitif dengan kelompok
primata modern tentang perubahan struktur dari berbagai organ, yang minimal dapat memberikan
petunjuk yaitu:

1. Bentuk tengkorak yang memanjang dengan rahang yang besar. Perubahan ini diikuti dengan
perubahan cara berjalan dari empat kaki manjadi dua kaki. Panggul dan gigi menjadi kuat, moncong
menjadi bertambah pendek, rongga hidung mengecil.
2. Mata yang semula menghadap kesamping menjadi berangsur-angsur menghadap kedepan,
penglihatan berubah dari dua dimensi menjadi tiga dimensi, dan kemampuan melihat warna
meningkat dari hitam putih untuk membedakan terang dan gelap menjadi mampu melihat hampir
semua spektrum warna. Hal ini erat kaitannya dengan cara hidup dari malam hari menjadi siang
hari, Selain itu, matapun diperlukan untuk melihat makanan di antara ranting-ranting pohon dan
untuk dapat menyelinap dengan mudah diantara dahan

3. Ujung jari bercakar secara berangsur-angsur berubah manjadi kuku. Hal ini terlihat bahwa
tupai mempunyai cakar, sedangkan primata lebih lanjut mempunyai kuku yang tebal dan akhirnya
manusia mempunyai kuku tipis.

4. kehidupan aboreal menyebabkan fungsi tangan menjadi lebih penting dari pada kaki. Hal ini
terlihat pada bangsa kera yang memiliki tangan yang lebih panjang dan lebih kuat dibandingkan
dengan kaki.

5. Volume otak mengalami perubahan yang pesat. Faktor ini sangat nyata terlihat pada
golongan kera manusia. Australopithecus yang hanya mempunyai volume otak 600 cc, sedangkan
manusia modern sekitar dua kali lebih besar.

Ciri-ciri hewan yang diperkirakan termasuk kelompok primata:

1. Fosil Ramaphitecus yang berhasil digali sampai sekarang terbatas hanya pada rahang
atas dan rahang bawah yang di temukan di Punyap, India, dan Afrika selatan.

2. Fosil Australophitecus ditemukan dalam bentuk tengkorak, rahang dan tulang paha
dengan ciri fisik adalah:

3. Tengkorak tebal dengan kapasitas isi sekitar 700 cc yang menunjukkan otaknya kecil

4. Rahangnya masif dengan gigi yang sama bentuk dengan gigi genus homo

5. Gigi taring kecil, gigi premolar bawah mempunyai dau kuspis yang merupakan ciri khas
genus hominidae

6. Foramen oksipital magnum bergeser ke depan (khas bagi genus Homo)

7. Tulang ilium lebar dan datar khas bagi makhluk hidup berkaki dua.
8. Fosil Pithecantropus pertama kali ditemukan oleh Eugne Dubois, pada tahun 1891 di Tinil
Jawa Timur dalam bentuk tengkorak dan sebuah tulang paha. Pithecanthropus erectus berasal dari
bahasa yunani yang berarti: phithekos adalah kera, sedangkan anthropus berarti manusia. Bagi
orang yang tidak mengakui adanya mata rantai dalam bentuk leluhur
anthropoid, Pithecanthropus merupakan hinaan berat. Para pejabat gereja segera meyakinkan
umatnya bahwa Adamlah leluhur manusia yang sejati, bukan mahkluk liar setengah manusia
setengah kera yang besar yang digali di Jawa. Dubois dicela dari atas mimbar dan tempat kotbah,
para ilmuan juga marah. Kombinasi antara kepala mirip kepala kera dan sikap tegak langsung
bertentangan dengan keyakinan, bahwa yang mula-mula terjadi dalam pemisahan manusia dari
anthropoid lebih purba adalah perkembangan otak menjadi lebih baik dan lebih besar.(Moore, R.
1979).

Dengan sabar Dubois mempertahankan Pithecantropusnya tetapi tetap mendapat celaan, akhirnya
dengan kecewa Dubois yang pada waktu itu menjadi guru besar geologi pada Universitas
Amsterdam menarik sisa-sisa Pithecantropus itu dari khalayak ramai. Pada tahun 1895 ia
menyimpan fosilnya dalam lemari besi Museum teyler di Haarlem, kota kelahiranya, dan selama 28
tahun berikutnya tidak mengizinkan seorangpun melihatnya.

Pada tahun 1920 penemuan tengkorak kuno di Australia mendorong para ilmuan untuk mendesak
agar Pithecantropus dikeluarkan lagi dari tempat penyimpananya. Dan pada tahun 1923,
Pithecantropus di pamerkan lagi yang menunjukkan otak yang isinya sekitar 900 sentimeter kubik,
jadi di atas kisaran otak kera yang 325-685 sentimeter kubik isinya, dan di bawah otak rata-rata
manusia modern yang isinya sekitar 1.200 1.600 sentimeter kubik.(Moore, R. 1979).

Fosil yang sama ditemukan di Choukoutien, Cina, Afrika selatan, dan Afrika timur, Aljazair, Maroko,
Perancis, Inggris, Jerman, dan akhir ini ditemukan di megara Eropa timur dan India. Genus
Pithecantropus memiliki ciri sebagai berikut:

1. Tulang tengkorak tebal dan rendah, kapasitas 900 cc karena atapnya datar, bagian terlebar
dari tulang tengkorak berada di daerah temporal. Hal ini berbeda dengan genus homo lainnya yang
bagian terlebarnya terletak berada di daerah pariental.

2. Foramen ocipitale magnum bergeser ke depan (khas bagi genus Homo)

3. Dahinya datar dan miring


4. Tulang alis menonjol ke depan

5. Lubang hidung besar.

6. Fosil manusia neandertal pertama kali ditemukan di lembah Neadertal di daerah


Dusseldorf Jerman. Fosil ini juga ditemukan di seluruh Eropa yaitu Jerman, Perancis, Belgia,
Yugoslavia, Italia, Chekoslavia, Afrika utara, dan Afrika selatan, Israel, Irak, Uzbekistan, Jawa. Ciri-
cirinya adalah:

7. Tulang tengkorak tebal dan rata, lubang hidung besar, rahang masif dan tidak berdagu

8. Tulang belakang kepala memanjang ke belakang dan ujungnya lancip serta menonjol

9. Foramen ocipitale magnum bergeser ke depan (khas bagi genus Homo)

10. Volume tengkorak 1450 cc, lebih besar dari volume manusia modern. Volume manusia
modern 1300 cc

11. Tulang alis masif dan menonjol

12. Tulang oksipital menonjol, kemungkinan memiliki otot leher yang kuat

13. Wajah lonjong dan lebar dengan rahang yang menonjol

14. Gigi besar tertanam pada rahang

15. Tulang anggota badan bagian bawah relatif besar dan masif.
Gambar 15: Fosil yang memperlihatkan (A) Pan troglodytes, modern chimpanzee;
(B) Australopithecus africanus, 2.6 My; (C) Australopithecus africanus, 2.5 My; (D) Homo habilis, 1.9
My; (E) Homo habilis, 1.8 My; (F) Homo rudolfensis, 1.8 My; (G) primitive Homo erectus, Dmanisi
cranium, 1.75 My; (H) Homo ergaster (late H. erectus), 1.75 My; (I) Homo heidelbergensis,
Rhodesia man, 300,000 125,000 y; (J) Homo sapiens neanderthalensis, 70,000 y; (K) Homo
sapiens neanderthalensis, 60,000 y; (L) Homo sapiens neanderthalensis, 45,000 y; (M) Homo
sapiens sapiens, Cro-Magnon, 30,000 y; (N) modern Homo sapiens sapiens.(Anonimous c, 2008).

1. Teknik Penentuan Umur Fosil


Cara Penghitungan Umur Fosil Dengan Teknik Penanggalan Radiometrik (Radiometric
Dating)

Begitu seekor organisme hidup mati, ia berhenti memproduksi karbon baru. Perbandingan Karbon-
12 dengan Karbon-14 di saat kematian sama untuk setiap mahluk hidup, namun Karbon-14 meluruh
dan tidak tergantikan. Peluruhan Karbon-14 memiliki waktu paruh 5.700 tahun, sementara jumlah
Karbon-12 tetapi dalam sampel. Dengan melihat perbandingan Karbon-12 dengan Karbon-14 pada
sampel dan membandingkannya dengan perbandingan dalam organismee hidup, adalah mungkin
menentukan usia mahluk yang dulunya hidup ini dengan cukup teliti (Rhomdhoni, 2008).

Rumus untuk menghitung seberapa tua sebuah sampel dengan penanggalan Karbon-14 adalah :

t = [ ln (Nf/No) / (-0.693) ] x t1/2

dimana ln adalah logaritma natural, Nf/No adalah persentase Karbon-14 dalam sampel
dibandingkan dengan jumlahnya dalam jaringan hidup, dan t1/2 adalah waktu paruh Karbon-14
(5.700 tahun). Jadi, bila anda menemukan fosil dengan 10 persen Karbon-14 dibandingkan sampel
hidup, maka fosil itu akan berusia:

t = [ ln (0.10) / (-0.693) ] x 5,700 tahun

t = [ (-2.303) / (-0.693) ] x 5,700 tahun

t = [ 3.323 ] x 5,700 tahun

t = 18,940 tahun

Karena waktu paruh Karbon-14 5.700 tahun, ia hanya sah untuk penentuan usia benda hingga
60.000 tahun. Walau demikian, prinsip Karbon-14 berlaku pada isotop lainnya pula. Potassium-40
adalah unsur radioaktif lainnya yang alami ditemukan dalam tubuh anda dan memiliki waktu paruh
1,3 miliar tahun. Radioisotop lainnya yang berguna untuk penanggalan radioaktif termasuk Uranium-
235 (waktu paruh = 704 juta tahun), Uranium-238 (Waktu paruh = 4,5 miliar tahun), Thorium-232
(waktu paruh = 14 miliar tahun) dan Rubidium-87 (waktu paruh = 49 miliar tahun) (Rhomdhoni,
2008).
Penggunaan beragam radioisotop memungkinkan sampel biologis dan geologis ditentukan usianya
dengan akurat. Walau demikian, penanggalan radioisotop tidak akan bekerja baik di masa depan,
apapun yang mati setelah tahun 1940an, saat bom nuklir, reaktor nuklir dan uji nuklir udara terbuka
mulai merubah segala hal, akan sulit menentukan usia dengan tepat.

Kimia analitis memegang peranan penting dalam banyak disiplin ilmu. Hal ini antara lain karena
kimia analitis mampu memberikan informasi yang krusial kepada para geolog, fisikawan atmosfer,
ataupun arkeolog. Agar dapat benar-benar berguna, tentu saja informasi analitis ini harus akurat,
dan dalam pengukuran apapun, baik pengukuran pH suatu larutan maupun pengukuran umur arang
hasil pembakaran kayu bakar dari zaman manusia purba, kunci untuk memperoleh akurasi adalah
kalibrasi (Rhomdhoni, 2008).

Menurut persamaan reaksi ini, terjadi konversi nitrogen biasa menjadi karbon-14 yang bersifat
radioaktif oleh neutron berenergi tinggi (yang dihasilkan oleh radiasi kosmis). Karbon-14 memiliki
waktu-paruh 5.730 tahun, atau, dengan kata lain, 1,0 gram karbon-14 akan berdekomposisi menjadi
tepat 0,5 gram dalam 5.730 tahun. Karbon-14 meluruh dengan membebaskan partikel beta.

Atom-atom karbon tunggal yang dihasilkan di atmosfer bagian atas ini bersifat sangat reaktif dan
segera bergabung dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida yang digunakan oleh tumbuh-
tumbuhan. Tumbuhan selanjutnya dimakan oleh hewan, sehingga masuklah karbon-14 ke dalam
rantai makanan. Penentuan umur dilakukan dengan mengasumsikan bahwa persentase karbon-14
di atmosfer adalah konstan dan bahwa radiokarbon dalam semua organisme hidup berada dalam
kesetimbangan dengan atmosfer. Jika asumsi-asumsi ini tepat, persentase karbon-14 dalam
organisme hidup akan sama dengan persentase karbon-14 di atmosfer. Ketika tumbuhan dan
hewan mati, kesetimbangan dengan atmosfer juga berhenti, dan karbon-14 dalam tubuh
organismee mulai meluruh. Jumlah karbon-14 yang tersisa dapat digunakan untuk memperkirakan
umur dari tumbuhan dan hewan yang telah mati tersebut. Yang diperlukan untuk perkiraan umur
tersebut hanyalah pengukuran rasio dan ini dapat dilakukan dengan mudah menggunakan
spektrometri massa (Rhomdhoni, 2008).

Permasalahan dari metode ini adalah proporsi karbon-14 dalam keseluruhan karbon dioksida di
atmosfer tidaklah konstan tetapi bervariasi sedikit dari waktu ke waktu karena tidak konstannya
produksi radiokarbon di atmosfer dari tahun ke tahun. Laju produksi radiokarbon ini dipengaruhi oleh
perubahan ventilasi lautan (misalnya, permukaan laut yang lebih hangat melepaskan lebih banyak
karbon dioksida yang terlarut di dalamnya), atau oleh variasi geomagnetik (neutron memiliki momen
magnetik dan akan dipengaruhi oleh perubahan siklis medan magnetik bumi). Faktor lain, seperti
adanya supernova (ledakan bintang di akhir usianya), dapat menyebabkan perubahan fluks sinar
kosmis (radiasi gamma). Sinar kosmis, ketika berinteraksi dengan atom-atom di bagian atas
atmosfer, menghasilkan neutron dan proton, dan neutron yang dihasilkan kemudian dapat bereaksi
dengan nitrogen untuk membentuk karbon-14. Adanya variasi level karbon-14 di atmosfer berarti
bahwa kalibrasi diperlukan dalam hal penentuan umur. Kalibrasi ini dilakukan dengan
memanfaatkan objek lain yang telah diketahui umurnya, sehingga dapat dilakukan koreksi terhadap
rasio hasil pengukuran pada objek yang akan ditentukan umurnya. Dengan demikian, pengaruh
berubah-ubahnya laju produksi karbon-14 dapat dihilangkan. Cara elegan untuk melakukan kalibrasi
ini adalah dengan membandingkan umur yang ditentukan oleh hasil pengukuran karbon-14 dengan
usia pepohonan. Usia pepohonan ditentukan dengan menghitung cincin pertumbuhan tahunan pada
pohon-pohon yang berusia sangat tua, seperti sequoia dan jenis pinus tertentu (beberapa jenis
pinus jerman berusia 10.000 tahun). Penentuan umur dengan radiokarbon memberikan hasil yang
akurat selama objek yang akan ditentukan umurnya masih berada dalam kisaran 10.000 tahun yang
telah dikalibrasi. Pada dasarnya, dimungkinkan untuk menentukan umur objek sampai dengan
50.000 tahun, tetapi dalam prakteknya, untuk umur yang lebih tua daripada 10.000 tahun, tidak ada
metode kalibrasi yang dapat digunakan, sampai baru-baru ini setelah ditemukannya suatu metode
baru. Sebelum itu, kesalahan (error) dalam menentukan umur diperkirakan bisa mencapai 3000
tahun.

Metode kalibrasi terbaru tersebut dilakukan oleh Kitagawa dari International Center for Japanese
Studies dan Van der Plicht dari University of Goningen, Netherlands. Mereka menganalisis lebih dari
250 contoh fosil yang diambil dari deposit sedimen yang terbentuk lapisan demi lapisannya setiap
tahun di Danau Suigetsu di Jepang. Menghitung jumlah lapisan sedimen analog dengan menghitung
cincin pertumbuhan tahunan pada pepohonan. Data yang diperoleh dari sedimen-sedimen berusia
muda sangat cocok dengan data yang diperoleh dari cincin pepohonan. Dengan menggunakan
pengukuran dari banyak percobaan berbeda, kedua peneliti ini mampu memplot kurva kalibrasi yang
membandingkan antara umur yang disimpulkan dari pengukuran proporsi karbon-14 dengan umur
yang disimpulkan dari sumber-sumber lain. Secara umum, umur sebenarnya (actual age) dari
sebuah objek sedikit lebih kecil daripada umur yang diperoleh dengan metode karbon-14.
Perbedaan ini biasanya dapat diabaikan untuk periode yang tercatat dari sejarah manusia, tetapi
bisa berarti diperlukannya koreksi yang signifikan untuk periode-periode sebelumnya. Kalibrasi ini
hasilnya sama dengan hasil dari usaha kalibrasi lain yang menggunakan data lebih sedikit, selain itu
juga memberi hasil yang sama dengan metode radioisotop lainnya (yang menggunakan uranium
dan thorium) dalam suatu penelitian untuk mengestimasi umur karang laut (Rhomdhoni, 2008).
Diperluasnya kalibrasi karbon-14 ini memiliki arti penting dalam upaya memastikan akurasi
penentuan umur bahan organik, dan juga, lebih dari itu, memungkinkan kita untuk memperoleh
pengertian yang lebih mendalam tentang variasi lautan dan iklim planet bumi dihubungkan dengan
zaman es terakhir, tentang medan magnetik bumi, dan tentang fluktuasi dalam produksi radioisotop
di atmosfer.

1. Teknik Rekonstruksi Fosil

Suatu fosil yang ditemukan dapat diketahui strukturnya dengan melalui berbagai teknik rekonstruksi.
Salah satu cara untuk merekonstruksi suatu fosil yaitu menggunakan teknik holotomografi.

Struktur tulang dari suatu fosil yang berusia jutaan tahun dapat diketahui kekerabatannya dengan
makhluk hidup masa kini dengan menggunakan holotomografi yaitu holotomografi sinkrotron atau
European Synchrotron Radiation Facility (ESRF), sebuah teknik berdasarkan pada pencitraan
kontras fase sinar X (latar belakang), dan memberikan petunjuk pertama pada mineralisasi istimewa
pada tulang yang ditemukan. Holotomografi adalah teknik pencitraan non destruktif seperti tomografi
computer, dimana sinar x sinkrotron koheren dipakai. Dengan metode ini, sebuah citra 3 dimensi
dari struktur dalam benda sangat kecil dapat dibuat tanpa merusak bendanya, dengan tingkat
kontras dan presisi yang tidak dapat dijangkau teknik lain. Sinkrotron digunakan untuk mempelajari
salah satu dari beberapa tulang dari fosil yang telah terlestarikan dalam tiga dimensi (sebagian
besar telah teremas). Teknik absoprsi mikrotomografi digunakan untuk mempelajari beragam
sampel. Untuk mendapatkan struktur suatu fosil secara detil, maka digunakan teknik kedua,
holotomografi sinar X. Kemudian selanjutnya dengan rekonstruksi 3D dengan menggunakan
komputer (Anonim b, 2009).

Berikut ini dicontohkan suatu cara merekonstruksi fosil yang diambil dari jurnal yang diakses dengan
alamat http://faktaevolusi.blogspot.com/2009/04/ fosil-otak-pertama-kerabat-hiu-yang.html.
Struktur dari tengkorak (latar depan) dari ikan iniopterygian berusia 300 juta tahun dari Kansas
berkerabat jauh dengan ikan tikus masa kini jelas karena holotomografi, sebuah teknik berdasarkan
pada pencitraan kontras fase sinar X (latar belakang), dan memberikan petunjuk pertama pada
mineralisasi istimewa pada otak (jingga).

Sebuah otak kerabat hiu dan ikan tikus berusia 300 juta tahun telah diungkapkan oleh ilmuan
Perancis dan Amerika memakai holotomografi sinkrotron European Synchrotron Radiation Facility
(ESRF). Ini yang pertama kalinya jaringan lembut fosil otak demikian ditemukan. Seperti banyak
dalam penemuan ilmiah, ia terjadi secara kebetulan. Tim dari National Natural History Museum di
Paris (MNHN dalam bahasa Perancis), ESRF dan American Museum of Natural History di New York
memakai sinkrotron untuk mempelajari salah satu dari beberapa tengkorak ikan iniopterygian yang
telah terlestarikan dalam tiga dimensi (sebagian besar telah teremas). Inopterygian adalah kerabat
hiu dan ikan tikus yang telah punah, dan dulunya hidup di tanah lautan dangkal dan berlumpur.
Mereka tidak sampai lebih dari 50 cm.

Para ilmuan menggunakan teknik absoprsi mikrotomografi untuk mempelajari beragam sampel.
Satu sampel, diambil dari Kansas (AS) mengungkapkan struktur aneh: ia lebih padat daripada
matriks sekitarnya yang memenuhi selubung otak, dan terbuat dari kalsit kristal. Untuk mendapatkan
strukturnya secara detil, mereka memutuskan memakai teknik kedua, holotomografi sinar X.
mengejutkannya, hasil menunjukkan sebuah benda simetris dan berdiri berada di posisi yang sama
dengan otak yang seharusnya ada. Rekonstruksi 3D menunjukkan bagian berbeda dari otak, seperti
serebelum, lengkung spinal atau lobus optik dan saluran-saluran, diantara banyak yang lainnya.
Bagian satu-satunya yang tidak dapat ditemukan ilmuan adalah otak depan, mungkin terlalu tipis
untuk termineralisasi.

Analisis lebih jauh dari fosil menunjukkan kalau daerah dimana struktur mirip otak ini mencapai
permukaan sampel mengungkapkan konsentrasi tinggi kalsium fosfat, dimana matriks sekitarnya
hampir berupa kalsium karbonat murni. Mineralisasi otak, menurut peneliti utama paper, Alan Pradel,
dari MNHN, karena keberadaan bakteri yang menutupi otak segera sebelum ia meluruh dan
memicu fosfatisasinya.

Diatas ini, kondisi lingkungan, mungkin terjenuhkan dengan kalsium fosfat, tidak adanya oksigen di
selubung otak dan keberadaan asam lemak di otak mungkin membuat kejatuhan pH yang juga
menggeser kemunculan kalsium karbonat dari kalsium fosfat.

Iniopterygian adalah kerabat ikan tikus modern atau yang juga dikenal sebagai hiu hantu atau
chimaera. Chimaera adalah kerabat jelas dari hiu dan pari yang dijelaskan dengan baik oleh Kurator
Museum Bashford Dean tahun 1906 dan terdiri dari sekitar 40 spesies. Namun di zaman
Paleozoikum akhir, kerabat chimaera adalah relatif umum di samudera dunia dengan keragaman
luas dalam bentuk dan ukuran, dan iniopterygia adalah bagian buruk dari radiasi ini. Dikenal
pertama hanya dari fosil yang sepenuhnya gepeng (yang sebagian mengapa penemuan selubung
otak sekarang begitu mengagetkan), ikan-ikan ini memiliki beberapa tampilan yang tidak
bermanfaat: tengkorak masif dengan soket mata besar, gigi mirip hiu yang berderet, ekor dengan
pentungan, sirip pektoral besar yang terdorsalkan atau berada hampir di punggung, dan duri atau
kait mirip tulang di ujung-ujung siripnya. Sebagian besar iniopterygia berukuran kecil, rata-rata
panjangnya 15 cm.

Ilmuan telah tahu kalau iniopterygia mesti memiliki otak, namun penemuan baru ini dapat memberi
petunjuk evolusi otak pada masa transisi evolusi utama, memberi kasus serupa yang lain kelestarian
spesial dalam fosil kunci. Riset ini juga membuktikan kalau, karena teknik mikrotomografi sumber
cahaya seperti ESRF, detil organisasi anatomis dari sistem saraf dalam otak fosil, sejak kini, tersedia
secara potensial.

Tabel 2.1 Ringkasan Perbandingan Dan Analisis

Petunjuk Evolusi

N
Petunjuk Dasar Pemikiran Rasional Kelemahan
o

Adanya kesamaan
organ gerak (tangan, Tidak didasarkan pada
Homologi Dapat diterima akal
1 kaki, sayap) proses dan pemikiran
organ tubuh secara ilmiah
kelompok secara ilmiah
vertembrata

Bayak data fosil Rasional karena dapat Belum dapat menjelaskan


ditemukan di dibuktikan dengan jenis-jenis fosil yang
2 Data Fosil
berbagai lapisan adanya penemuan ditemukan dengan
bumi. fosil-fosil. sempurna.
Organ yang berguna Didasarkan pada Perubahan struktur organ
Organ yang
pada suatu mahkluk perubahan struktur dari mahkluk hidup tentu
3 mengalami
hidup, pada mahkluk organ dari mahkluk ada fungsinya masing-
rudimentasi
lain kurang berfungsi. hidup masing.

Terjadinya perubahan
Tidak rasiona karena
ukuran tubuh, Evolusi kuda belum dapa
4 Evolusi Kuda tidak dapat dijelaskan
gigi,dan alat gerak di buktikan secara pasti.
secara ilmiah
pada kuda

Didasarkan pada Belum dapat menjelaskan


Adanya perubahan
perubahan dari hubungan antara
struktur dari berbagai
Evolusi berbagai segi yang perubahan struktur dari
5 organ kelompok
Primata dapat memberikan berbagai organ kelompok
primata primitive
petunjuk mengenai primata primitive dengan
dengan modern
masa lalu. modern

1. Analisis Kritis terhadap Petunjuk Evolusi

No Petunjuk Kerangka Dasar Pendapat

Bahwa petunjuk tentang adanya Ada kemungkinan benar,


evolusi dapat dipelajari dari studi karena proses yang
Homologi tentang organ berbagai mahkluk kejadiannya bukan hanya
1. organ tubuh hidup yang memiliki kesamaan. ribuan atau jutaan tahun yang
Misalnya anggota tubuh yang dimiliki lalu tetapi miliaran tahun yang
oleh Vertebrata. Homolog merupakan lalu. Kemungkinan adanya
semua kesamaan fungsi yang berasal
dari struktur yang sama contohnya
perubahan fungsi karena
adalah anggota gerak yang dimiliki
kebiasaan.
oleh vertebrata berupa sepasang
tangan, kaki, dan sayap.

Fosil dapat berupa tulang-belulang,


tubuh, jejak, dan sisa makhluk hidup
yang terawetkan dalam batuan
sediment. Umumnya fosil yang
terdapat di lapisan yang paling dalam,
mempunyai umur yang lebih tua Perlu dilakukan pengamatan
sedangkan umur fosil yang ditemukan yang lebih akurat apakah
pada lapisan yang lebih atas memang ada perbedaan antara
mempunyai umur yang lebih muda. fosil masa lalu dengan fosil
Dengan membandingkan fosil yang pada masa kini, sehingga dapat
2 Data Fosil
ditemukan diberbagai lapisan bumi dikatakan adanya
yaitu mulai dari sederetan fosil yang perubahan/evolusi antar fosil tu
ditemukan pada lapisan bumi yang dengan fosil muda.
tua sampai yang muda menunjukkan
adanya perubahan yang terjadi
secara berangsur-angsur, maka dapat
disimpulkan bahwa fosil merupakan
petunjuk adanya evolusi.

Organ yang Organ yang berguna pada suatu Pada setiap mahkluk hidup
mengalami makhluk hidup, namun pada makhluk setiap organ yang ada tentunya
3 rudimentasi hidup yang lain kurang berfungsi mempunyai fungsi tertentu

Evolusi kuda merupakan suatu contoh


klasik yang datanya cukup lengkap,
4 Fosil kuda yang paling primitif dikenal Secara logika kurang bisa
dengan Eohippus dengan ciri-ciri fosil diterima karena perubahan yag
Evolusi Kuda yaitu kuda ini sebesar kucing/kancil terjadi tidak masuk akal.
dan tingginya hanya sekitar 30 cm,
hingga ada Perubahan alat gerak
diperlihatkan pada bertambah
panjangnya kaki dan postur tubuh
yang lebih besar dan tengkorak
memanjang.

Pada kelompok primata adalah


membandingkan kelompok primata
Kemungkinan benar, adanya
primitif dengan kelompok primata
suatu perubahn organ karena
modern tentang perubahan struktur
Evolusi organ tersebt sering di gunakan
5 dari berbagai organ, Bentuk
Primata sehingga beralih fungsi.
tengkorak, mata, ukuran jari, volume
otak.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Petunujuk evolusi meliputi fosil, Variasi dalam suatu keturunan Perbandingan Anatomi atau
Homologi Organ Perbandingan Embryo Perbandingan Biokimia Organ Tubuh yang Tersisa (Organ
Vestigial) dan Domestikasi atau Seleksi Buatan.

3. Homolog merupakan semua kesamaan fungsi yang berasal dari struktur yang sama
contohnya adalah anggota gerak yang dimiliki oleh vertebrata berupa sepasang tangan, kaki, dan
sayap. Kesamaan fungsi namun berbeda asalnya disebut analog.

4. Evolusi kuda merupakan suatu contoh klasik yang datanya cukup lengkap. Dan juga evolusi
dari hewan gajah dan evolusi primata.
5. Evolusi primate memperlihatkan fosil Ramaphitecus, Fosil Australophitecus, Fosil
Pithecantropus, Fosil manusia neandertal.

1. Saran

Dari makalah ini, saran yang yang dapat diberikan:

1. Dapat memberikan contoh petunjuk dan bukti adanya evolusi dari makhluk hidup yang lain
selain kuda dan primata.

2. Dapat menjelaskan lebih detail tentang petunjuk dan bukti adanya evolusi karena pada
makalah ini sumber pustaka sangat terbatas.

DAFTAR RUJUKAN
Amin,M. dkk.2003. Panduan Belajar Evolusi. Jakarta: DEPDIKNAS.

Anonimous. 2006. Horses, Evolution and Transitional Forms. (Online),


(http://www. Darwinisme.org/horse.htm, diakses tanggal 4 Februari 2012)

Anonimous. 2007. Petunjuk Evolusi. (Online),(http://www.kaskus.us/showthread, diakses tanggal 4


Februari 2012)

Anonimous a.2008. Petunjuk-petunjuk adanya evolusi . (Online), (http://www.biologi.us/showthread,


diakses tanggal 4 Februari 2012)

Anonimous b, 2008. Strugle for the exsistance dan Survival of the fittest. (Online),
(http://www.bringyou.to/apologetics/p15.htm, diakses tanggal 4 Februari 2012)

Anonimous c, 2008. Evidence for Evolution and an Old Earth. (Online),


(http://www.bringyou.to/apologetics/p15.htm., diakses tanggal 4 Februari 2012)

Anonimous, 2009. Fosil Burung Darwin Ditemukan di China. (Online),(http://epaper.kompas.com,


diakses tanggal 4 Februari 2012).

Moore, Ruth. 1979. Evolusi. Jakarta: pustaka Alam Life, Tira Pustaka Jakarta
Valentine, 2004. On the Origin of Phyla. Univ of Chicago Press.

Widodo, dkk. 2003. Bahan ajar Evolusi. Malang: DIKTI

Yahya, H. 2005. Atlas Penciptaan. (Online), (http://www. Harunyahya.com, diakses tanggal 4


Februari 2012

Iklan

Você também pode gostar