Você está na página 1de 41

DIABETES MELLITUS PADA ANAK

PENDAHULUAN
Diabetes mellitus kelainan yang bersifat kronis
ditandai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak yang disebabkan
defisiensi insulin baik absolut dan atau relatif.
Insulin hormon anabolik yg diproduksi di sel-sel
beta pulau-pulau Langerhans pankreas. Inadekuat,
hilang, destruksi, atau berkurangnya jumlah sel-sel
ini akan menyebabkan diabetes mellitus
Banyak aspek yang harus diperhatikan
pada anak dengan DM

Perlu pengawasan ketat


dari orang tua

Antisipasi terhadap
Kemungkinan
Gangguan TumBang
KLASIFIKASI
Rekomendasi American Diabetes Association (1995)
diabetes mellitus dibagi menjadi 4 :
DM Tipe 1
DM Tipe 2

DM Kehamilan / Gestasional

DM Tipe lain
ETIOLOGI
TYPE 1 DIABETES
Diduga disebabkan oleh faktor autoimmunologi
Gejala baru tampak ketika 90% sel-sel beta
pankreas sudah rusak
Diduga karena adanya faktor genetik (HLA-DR3
dan DR4)
Hampir 95% penderita diabetes type 1
mempunyai salah satu atau kedua HLA tersebut
TYPE 2 DIABETES
Biasa terjadi pada umur lebih dari 40 tahun
Akibat resistensi sel terhadap insulin
DIABETES GESTASIONAL
Diabetes yang timbul selama kehamilan
Meliputi 2-5% daripada seluruh diabetes
Jenis ini sangat penti karena dampaknya pada
janin kurang baik bila tidak ditangani dgn benar
Prevalensi diabetes gestasional sebesar 2-2,6%
dari wanita hamil
DIABETES TYPE LAIN
Sering ditemukan di daerah tropis dan negara
berkembang
Disebabkan oleh adanya malnutirisi disertai
kekurangan protein nyata
Diduga zat sianida yang terdapat pada cassava
atau singkong yg menjadi sumber karbohidrat di
beberapa kawasan di Asia berperan dalam
patogenesisnya
. DIABETES TYPE LAIN

Di Jawa Timur sdh dilakukan survei dan didapatkan


bahwa prevalensi diabetes di pedesaan adalah
sama dengan di perkotaan (1,43%)
Sebesar 21,2% dari kasus diabetes pedesaan
adalah jenis ini
Diabetes jenis ini di masa akan datang banyak,
mengingat jumlah penduduk yg masih berada
kemiskinan yg masih tinggi
GAMBARAN KLINIS
Sebagian besar penderita DM anak menunjukan
gejala klinis yang klasik
Poliuri
Polidipsi

Polifagi dan Penurunan berat badan yang progresif

Gejala lainnya dapat berupa muntah muntah, nafas


berbau aseton, nyeri atau kekakuan abdomen dan
gangguan kesadaran bahkan koma
DM pada anak mempunyai gambaran klinis yang
lebih akut, lebih berat, tergantung insulin dan kadar
glukosa yang labil
Penderita biasanya datang dalam keadaan KAD
karena keterlambatan diagnosis
TABEL 1. GEJALA DAN PEMERIKSAAN FISIK DIABETES MELITUS

GEJALA DIABETES TIPE 1 PEMERIKSAAN FISIK


Poliuri Dehidrasi
Polidipsi Turgor berkurang
Polifagi Perfusi jelek *
Penurunan berat badan Takikardi *
Enuresis berulang Hipotensi *
Kandidiasis vagina Vulvovaginitis
Letargi Nafas berbau keton *
Pandangan kabur Nafas Kausmaul *
Muntah dan nyeri abdomen * Ileus *
Sulit bernafas * Gangguan kesadaran*
Gangguan kesadaran *

* Menunjukan tanda-tanda ketoasidosis diabetikum


PERJALANAN KLINIS DM TIPE 1 PADA ANAK

1. Fase inisial
Timbulnya gejala sampai dgn diagnosis ditegakkan
2. Fase penyembuhan
Beberapa hari setelah mendapat pengobatan,
keadaan akut teratasi dan terdapat sensitivitas
jaringan terhadap insulin
3. Fase Remisi (Honeymoon period)
Khas pada penderita DM tipe 1
Kebutuhan insulin menurun sehingga dapat terjadi
hipoglikemi bila dosis insulin tidak disesuaikan
.... PERJALANAN KLINIS

Fase ini berlangsung selama beberapa minggu


sampai beberapa bulan, perlu penjelasan kepada
orang tua bahwa fase ini bukan berarti penyembuhan
penyakitnya
4. Fase intensifikasi
Fase ini timbul 16-18 bulan setelah diagnosis
ditegakkan, pada fase ini terjadi kekurangan insulin
endogen
DIAGNOSIS
Ditegakkan berdasarkan adanya gejala sebagai
berikut
Gejala klasik
Pada penderita yang asimtomatik, jika terdapat
peningkatan glukosa darah puasa dan peningkatan
kadar glukosa darah yang menetap selama dilakukan
tes toleransi glukosa oral (TTGO/OPGTT) yang
dilakukan lebih dari 1 kali
Pemeriksaan Penunjang lain:
HbA1C : diatas normal(normal 4,5-6,3 %)
C-Peptide : rendah (normal 0,9-4ng/ml)
Kolesterol : lebih tinggi selama masa pubertas
PENATALAKSANAAN
Sebagian besar penderita DM anak adalah tipe 1
Ciri khas anak yg masih dlm proses tumbuh
kembang akan sangat mewarnai pengelolaannya
Kualitas hidup penderita dapat dipertahankan
seoptimal mungkin dgn mengusahakan kontrol
metabolik yang baik
Penatalaksanaan DM tipe 1 menurut Sperling
dibagi 3 fase :
Fase akut/ketoasidosis, koma dan dehidrasi dgn
pemberian cairan, memperbaiki keseimbangan asam
basa, elektrolit dan pemakaian insulin
Fase sub akut/transisi, bertujuan mengobati faktor-
faktor pencetus
Fase Pemeliharaan, untuk mempertahankan status
metabolik dalam batas normal serta mencegah
terjadinya komplikasi
TABEL 2
SASARAN DAN TUJUAN KHUSUS PENGELOLAAN DM TIPE 1 PADA
ANAK

Sasaran Tujuan khusus


1. Bebas dari penyakit 1. Tumbuh kembang optimal
2. Dapat menikmati kehidupan sosial 2. Perkembangan emosional normal
3. Terhindar dari komplikasi 3. Kontrol metabolik yang baik
4. Hari absensi sekolah berkurang,
aktif dalam kegiatan sekolah
5. Pasien tidak memanipulasi penyakit
6. Mampu mandiri mengelola
penyakitnya

Mengingat DM tipe 1 memerlukan pengobatan seumur hidup,


kepatuhan dan keteraturan pengobatan merupakan kunci keberhasilan
PEMBERIAN INSULIN
Pemberian insulin merupakan dasar pengobatan
DM tipe 1
Terapi insulin bersifat sangat individual dan agar
efektif harus didukung oleh edukasi penderita DM
dan keluarganya, pengaturan diet, latihan jasmani
serta monitoring sendiri dirumah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian insulin pada anak :
1. Jenis preparat insulin (Short, Intermediate, Long, Pen)
2. Dosis insulin
3. Kapan pemberian dan cara pemberian
4. Penyimpanan insulin

Dosis total insulin adalah 0,5 - 1 UI/kg BB/hari


Puncak
Jenis insulin Awitan Lama kerja
kerja
Meal Time Insulin
Insulin Lispro (Rapid acting) 5-15 menit 1 jam 4 jam
Regular (Short acting) 30-60 menit 2-4 jam 5-8 jam

Background Insulin
NPH dan Lente (Intermediate acting) 1-2 jam 4-12 jam 8-24 jam
Ultra Lente (Long acting) 2 jam 6-20 jam 18-36 jam

Insulin Glargine (Peakless Long acting) 2-4 jam 4 jam 24-30 jam
Campuran insulin bersifat individual
Insulin harus disuntikan secara subkutan dalam
dengan melakukan cubitan
Jarum suntik harus membentuk sudut 45 atau 90
bila jaringan subkutannya tebal, untuk penyuntikan
perlu menggunakan alkohol untuk tindakan aseptis
LOKASI PENYUNTIKAN INSULIN
PENGATURAN DIET
Perencanaan makan merupakan salah satu pilar
pengelolaan diabetes
Harus disesuaikan menurut kebiasaan masing-
masing individu
Karbohidrat 50-55%, Lemak 30-35 % dan Protein
15 %
Dibagi 3x makan utama dan 3x makanan
tambahan (snack)
20 % makan pagi, 25 % makan siang, dan 25 %
makan malam.
3 x 10% makanan snack diantara makan utama.
KOMPLIKASI
Komplikasi jangka pendek (akut) Hipoglikemia
dan Ketoasidosis
Komplikasi jangka panjang Nefropati, Neuropati,
dan Retinopati
PROGNOSIS
DM tipe 1 tidak bisa disembuhkan, tetapi kualitas
hidup penderita dapat dipertahankan seoptimal
mungkin dengan mengusahakan control metaboli
yang baik
HIPOGLIKEMIA
Adalah kadar glukosa plasma kurang dari 50 mg/dl
Gejala :
pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang,
pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin,
detak jantung meningkat, kejang, hilang kesadaran.

Apabila tidak segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak


dan akhirnya kematian.
KETOASIDOSIS
Disebabkan kekurangan insulin efektif didalam
tubuh atau berkaitan dengan resistensi insulin dan
disertai peningkatan produksi hormon-hormon
kontra regulator yakni : glukagon, katekolamin,
kortisol dan growth hormon
Diagnosa KAD Trias biokimia (hiperglikemia,
asidosis, ketonemia
Gejala Klinis Poliuri, Polidipsi dan Penurunan
berat badan yang nyata biasanya terjadi
beberapa hari menjelang KAD
dan seringkali disertai gejala mual, muntah
dan nyeri perut
Adanya nyeri perut sering disalahartikan
sebagai 'acute abdomen', dan dilaporkan
dijumpai pada 40-75% kasus KAD
... KETOASIDOSIS

Faktor yang sering menjadi pencetus KAD


adalah : infeksi, stres/trauma
penghentian terapi insulin, terapi insulin
yg tdk adekuat, kortikosteroid dan
gangguan psikologis yang berat
TATALAKSANA
1) Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan
(resusitasi dan rehidrasi)
2) Menghentikan ketogenesis (insulin)
3) Koreksi gangguan elektrolit
4) Mencegah komplikasi dan Mengenali dan
menghilangkan faktor pencetus
Penatalaksanaan KAD
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Você também pode gostar