Você está na página 1de 17

ARSEN (As)

Oleh:

Pratiwi Sulistiyani (25010113130423)

Rionaldo Elen Pamungkas (25010113130426)

Janet Jeane Pandori (25010113100429)

Kelas F

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Diponegoro

2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah Agen Kimia Penyakit yang berjudul Arsen (As)
dengan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Agen Penyakit dengan harapan dapat
bermanfaat bagi pembaca dan untuk memahami tentang Arsen.

Dalam menyusun makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mohon
maaf apabila ada kekurangan, kritik dan saran kami harapkan guna kesempurnaan makalah
selanjutnya. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 20 November 2013

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... 1

Daftar Isi .......................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................. 4

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Sumber Logam ..................................................................................... 5


B. Dampak pada manusia .......................................................................... 6
C. Karakteristik ........................................................................................ 6
D. Nasib di media lingkungan .................................................................... 7
E. Dampak pada media lingkungan ............................................................ 9
F. Rute masuk ke makanan, hewan dan manusia .......................................... 12
G. Dampak pada manusia .......................................................................... 13
H. Pencegahan ............................................................................................ 14

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17

2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol As dan nomor atom 33. Senyawa arsen sangat kompleks dan berbeda antara arsen bentuk
organik dan inorganik. Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau komponen
arsen organik (biasanya ditemukan pada produk laut seperti ikan laut) biasanya tidak beracun
(tidak toksik). Arsen dapat dalam bentuk inorganik bervalensi tiga dan bervalensi lima.

Arsen memliki beberapa fungsi diantaranya sebagai bahan campuran untuk mengeraskan
logam lain, pemberi warna (pigmen) dan agen pemurni dalam pabrik gelas, sebagai bahan
pengawet dalam penyamakan atau pengawet kapas, ataupun sebagai herbisida. Keberadan arsen
dialam dapat menjadi pencemaran yang bersumber dari batuan (tanah) dan sedimen, udara, air,
dan biota. Arsen memiliki dampak toksisitas yang tinggi yaitu sekitar 90% arsen yang diabsorbsi
dalam tubuh manusia tersimpan dalam hati,ginjal,dinding saluaran pencernaan,limfa, dan paru.
Dampak tersebut dapat diatasi dengan upaya pencegahan yaitu pemakaian alat proteksi diri dan
melakukan surveillance medis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah karakteristik Arsen (As)?
2. Bagaimanakah perjalanan Arsen (As) setelah keluar dari sumber?
3. Bagaimanakah nasib Arsen (As) di media lingkungan?
4. Apa saja dampak Arsen (As) pada media lingkungan?
5. Bagaimana rute (cara) Arsen (As) masuk dalam makanan, minuman, hewan, manusia?
6. Apa saja dampak Arsen (As) pada manusia?
7. Bagaimana pencegahannya?

C. TUJUAN
1. Mengetahui karakteristik Arsen (As)
2. Mengetahui cara penyebaran dan dampak yang ditimbulkan
3. Mengetahui cara pencegahan Arsen (As)

3
BAB 2
PEMBAHASAN

A. SUMBER DAN FUNGSI ARSEN


1. Sumber

Arsen (As) merupakan bahan kimia beracun, yang secara alami ada di alam. Arsen
dapat ditemukan di udara, makanan, dan air. Arsen jarang ditemukan dalam
bentuk unsur karena arsen biasanya membentuk berbagai macam
senyawa kompleks, bisa berupa trivalen (As+3) atau pentavalen (As+5).
Pada umumnya, As+3 berupa As-anorganik, seperti senyawa As-
pentoksida, asam arsenat, Pb-arsenat, dan Ca-arsenat. As organik bisa
berupa As+3, maupun As+5 diantaranya asam arsanilat atau bentuk
metilasi. Arsen dalam air tanah sering ditemukan dari dua sumber yaitu sumber geogenik
dan sumber polusi anthropogenik. Arsen juga terdapat di dalam tubuh mahluk
hidup, baik hewan maupun tanaman dan bergabung dengan hidrogen
atau karbon membentuk As-organik. Kerang dikenal sebagai hewan
dengan kadar arsen organik tinggi.
Arsen biasa ditemukan di dalam kerak bumi yaitu pada batuan
sedimen dan beku yang terdistribusi sebagai mineral. Kadar As tertinggi
dalam bentuk arsenida dari timah hitam, perak dan bentuk sulfida dari
emas. Mineral lain yang mengandung arsen adalah arsenopirit (FeAsS),
realgar (As4S4), dan orpiment (As2S3). Kandungan arsen di bumi antara
1,5-2 mg/kg (NAS, 1977). Tanah yang tidak terkontaminasi arsen
ditemukan mengandung kadar As antara 0,240 mg/kg, sedang yang
terkontaminasi kadarnya lebih dari 550 mg/kg (Walsh & Keeney, 1975).
Keberadaan arsen dalam tanah mampu menular pada tanaman. Ada
tidaknya arsen dalam tanaman digunakan sebagai indikator kandungan
arsen dalam tanah.
2. Fungsi
Logam arsenik biasanya digunakan sebagai bahan campuran untuk mengeraskan
logam lain misalnya mengeraskan Pb di pabrik aki atau melapisi kabel. Arsenik trioksid
dan arsenik pentoksid biasanya dipakai di pabrik kalsium, tembaga dan pestisida Pb

4
arsenat. Komponen arsenik seringkali pula dipakai pula untuk memberi warna (pigmen)
dan agen pemurni dalam pabrik gelas, sebagai bahan pengawet dalam penyamakan atau
pengawet kapas, ataupun sebagai herbisida. Bahan kimia copper acetoarsenit terkenal
sebagai bahan pengawet kayu. Bahan arsenilik digunakan dalam obat-obatan hewan
maupun bahan tambahan makanan hewan. Gas arsen dan komponen arsenik lainnya
seringkali digunakan dalam industri mikroelektronik dan industri bahan gallium arsenide.

B. KARAKTERISTIK
1. Sifat kimia
Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan Fosfor, dan
sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga
beracun. Ketika dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik, yang
berbau seperti bau bawang putih. Arsenik dan beberapa senyawa arsenik juga dapat
langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih
dahulu. Zat dasar arsenik ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan
metalik.
2. Sifat fisika
Arsen merupakan bahan metaloid yang memiliki tiga bentuk alotropik, yaitu
kuning, hitam dan abu-abu. Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di
lingkungan. Arsen di air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih
elemen lain.

C. PERJALANAN SETELAH KELUAR DARI SUMBER

1. PAPARAN TERHADAP TEMPAT KERJA DAN LINGKUNGAN


Paparan arsen di tempat kerja terutama dalam bentuk arsenik trioksid dapat terjadi
pada industri pengecoran Pb (timbal), coper (tembaga), emas maupun logam non besi yang
lain.. Beberapa industri yang juga mempunyai potensi untuk memberi paparan bahan kimia
arsen adalah industri pestisida / herbisida, industri bahan pengawet, industri mikro elketronik
dan industri farmasi / obat-obatan. Pada industri tersebut, arsenik trioksid dapat bercampuran
dengan debu, sehingga udara dan air di industri pestisida dan kegiatan peleburan mempunyai
risiko untuk terpapar kontaminan arsen.

5
Paparan yang berasal dari bukan tempat kerja (non occupational exposure) adalah air
sumur, susu bubuk, saus dan minuman keras yang terkontaminasi arsen serta asap rokok.

2. ABSORBSI, METABOLISME DAN EKSKRESI ARSEN


Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan makanan,
saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya sangat terbatas. Arsen yang
masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ seperti hati, ginjal, otot, tulang,
kulit dan rambut.
Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi enzim yang
berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim yang berperan dalam
proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam tubuh arsenik bervalensi lima dapat berubah
menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil metabolisme dari arsenik bervalensi 3 adalah asam
dimetil arsenik dan asam mono metil arsenik yang keduanya dapat diekskresi melalui urine.
Gas arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan hasil samping dari
proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous metal). Keracunan gas arsin
biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah, nafas pendek dan sakit kepala. Jika
paparan terus berlanjut dapat menimbulkan gejala hemoglobinuria dan anemia, gagal ginjal
dan ikterus (gangguan hati)

D. NASIB MEDIA DI LINGKUNGAN

1. Keberadaan Arsen di Alam


a. Batuan (Tanah) dan Sedimen
Di batuan atau tanah, arsen (As) terdistribusi sebagai mineral. Kadar As tertinggi dalam
bentuk arsenida dari amalgam tembaga, timah hitam, perak dan bentuk sulfida dari
emas. Mineral lain yang mengandung arsen adalah arsenopyrite (FeAsS), realgar
(As4S4) dan orpiment (As2S3). Secara kasar kandungan arsen di bumi antara 1,5-2
mglkg (NAS, 1977). Bentuk oksida arsen banyak ditemukan pada deposit/sedimen dan
akan stabil bila berada di lingkungan.
Tanah yang tidak terkontaminasi arsen ditemukan mengandung kadar As antara
0,240 mg/kg, sedang yang terkontaminasi mengandung kadar As rata-rata lebih dari
550 mg/kg (Walsh & Keeney, 1975).

6
Secara alami kandungan arsen dalam sedimen biasanya di bawah 10 mg/kg berat
kering. Sedimen bagian bawah dapat terjadi karena kontaminasi yang berasal dari
sumber buatan kering ditemukan pada sedimen bagian bawah yang dekat dengan
buangan pelelehan tembaga.
b. Udara
Zat padat di udara (total suspended particulate = TSP) mengandung senyawa arsen
dalam bentuk anorganik dan organik (Johnson & Braman, 1975). Crecelius (1974)
menunjukkan bahwa hanya 35% arsen anorganik terlarut dalam air hujan. Di lokasi
tercemar, kadar As di udara ambien kurang dari satu gram per meter kubik (Peirson, et
al 1974; Johnson & Braman, 1975).
c. Air
Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat
merembes ke air tanah. Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah
daerah aluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan
organik. Arsenik dalam air tanah bersifat alami dan dilepaskan dari sedimen ke dalam
air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah permukaan tanah
(www.wikipedia.org, 2009).
Arsen terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik (Braman, 1973;
Crecelius, 1974). Jenis arsen bentuk organik adalah methylarsenic acid dan
methylarsenic acid, sedang anorganik dalam bentuk arsenit dan arsenat. Arsen dapat
ditemukan pada air permukaan, air sungai, air danau, air sumur dalam, air mengalir,
serta pada air di lokasi di mana terdapat aktivitas panas bumi (geothermal).
d. Biota
Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan aluminium, sebagian
besar merupakan kebalikan dari penyerapan arsen pada tanaman (WaIlsh, 1977).
Kandungan arsen dalam tanaman yang tumbuh pada tanah yang tidak tercemari
pestisida bervariasi antara 0,01-5 mg/kg berat kering (NAS, 1977). Tanaman yang
tumbuh pada tanah yang terkontaminasi arsen selayaknya mengandung kadar arsen
tinggi, khususnya di bagian akar (Walsh & Keene, 1975; Grant & Dobbs, 1977).
Beberapa rerumputan yang mengandung kadar arsen tinggi merupakan
petunjuk/indikator kandungan arsen dalam tanah (Porter & Peterson, 1975). Selain itu,
ganggang laut dan rumput laut juga umumnya mengandung sejumlah kecil arsen.

2. Produksi dalam Industri

7
Berdasarkan data yang digunakan dari Biro Pertambangan Amerika Serikat (Nelson,
1977), dapat diperkirakan bahwa total produksi senyawa arsen di dunia mulai tahun
1975 sekitar 600.000 ton. Negara-negara produser utama adalah: China, Peru, Swedia,
USA dan USSR. Negara-negara tersebut mampu mencukupi sampai 90% produk dunia.
Arsen trivalen adalah basis utama industri kimia arsen dan merupakan produk samping
dalam pelelehan bijih tembaga dan timah hitam.
3. Penggunaan Senyawa Arsen
Arsen banyak digunakan dalam berbagai bidang, yaitu salah satunya dalam bidang
pertanian. Di dalam pertanian, senyawa timah arsenat, tembaga acetoarsenit, natrium
arsenit, kalsium arsenat dan senyawa arsen organik digunakan sebagai pestisida.
Sebagian tembakau yang tumbuh di Amerika Serikat, perlu diberi pestisida yang
mengandung arsen untuk mengendalikan serangga yang menjadi hama tanaman
tersebut selama masa pertumbuhannya. Tembakau ini akan digunakan sebagai bahan
baku pembuatan rokok.

E. DAMPAK MEDIA DI LINGKUNGAN


1. Gejala Toksisitas Arsen
Toksisitas Akut
Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala tersebut
disebabkan oleh adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang akan
mengakibatkan terbentuknya vesikel (lepuh) pada lapisan submukose lambung dan usus.
Gangguan tersebut mengakibatkan rasa mual, muntah, diare (kadang bercampur darah)
dan sakit perut yang sangat. Bau napas seperti bawang putih, diare profus menyebabkan
banyak cairan tubuh keluar sehingga menyebabkan gejala hipontesi. Terjadinya diare
profus menyebabakan banyak larutan protein terbuang keluar tubuh,sehingga
mengakibatkan usus ridak berfungsi normal (enteropati). Arsen juga dapat menyebabkan
peningkatan aktivitas mitotik pada sel hati. Gas arsenik dapat mengakibatkan hemolisis
dalam waktu 3-4 jam dan mengakibatkan nekrosis tubulus ginjal akut sehingga terjadi
kegagalan ginjal.
Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat jelas ialah dengan ditemukannya
gejala rambut rontok kebotakan (alopesia) , tidak berfungsinya saraf tepi yang ditandai
dengan kelumpukan anggota gerak bagian bawah,kaki lemas,persendian tangan lumpuh,
dan daya reflex menurun

8
Toksisitas kronis
Terjadinya toksisitas kronis biasanya melibatkan sejumlah populasi penduduk yang
tinggal dalam suatu kawasan pencemarn lingkungan oleh arsen dari limbah industri
pestisida, pabrik kertas, bubur pulp dan sebagainya. Epidemiologi penyakit toksisitas
arsen kronis terjadi pada sebuah populasi penduduk di Bangladesh yang mengonsumsi
air tanah yang mengandung arsen.
Konsentrasi arsen dalam air tanah pada daerah tersebut dapat mencapai 10 sampai 1820
mg/l. Gejala akan timbul dalm waktu 2 sampai 8 minggu sejak penderita mulai
mengonsumsi air yang terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas terlihat adalah adanya
kelainan pada kulit dan kuku, terciri dengan adanya hyperkeratosis, hiperpigmentasi,
dermatitis dengan terkelupasnya kulit dan adanya warna putih pada persambungan kulit
dan kuku.
Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya kanker pada
kulit, paru-paru, hati (liver-angiosarkoma), kantung kencing, ginjal, dan kolon. Beberapa
kelompok peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis A dapat menyebabkan
hepatotoksik hidroarsenicisme (karena mengonsumsi air minum yang terkontaminasi
As), hal tersebut terjadi setelah 1-15 tahun sejak mengonsumsi air tersebut.
Hepatomegali (pembesaran hati) terjadi pada 76,7% dari 248 pasien yang dirawat karena
kasus toksisitas kronis As ini.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan hati ditandai dengan
kolestasis, hiperbilirubinemia dan peningkatan aktivitas enzim alkaline fosfatase yang
disertai dengan tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.
Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.Saraf kaki akanlebih parah
dari pada saraf tangan , menyebabkan kulumpuhan pada saraf motorik dan
sensorik.Terlihat kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam saluran pencernaan,
hepatitis kronis, dan sirosis.
Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni (sel darah
berkurang),terutama neutropeni (sel darah putih menurun).produksi sel darah merah
berhenti dan adanya gambaran basophilic stippling.Anemia yang ada hubungannya
dengan defisiensi asam folat juga terlihat.

9
Pada penelitian epidemiologi, nyata hubungan antara toksisitas kronis dari arsen trivial
dan arsen pentavalen dengan ditemukannya kasus kanker paru,kanker limfa, dan kanker
kulit.

2. Dampak Toksisitas Arsen


Sekitar 90% arsen yang diabsorbsi dalam tubuh manusia tersimpan dalam
hati,ginjal,dinding saluaran pencernaan,limfa, dan paru. Juga tersimpan dalam jumlah
sedikit dalam rambut dan kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama, yaitu beberapa
tahun setelah keracunan kronis.Di dalam darah yang normal ditemukan arsen
0,2g/100ml. sedangkan pada kondisi keracunan ditemukan 10g/100ml dan pada oarng
yang mati keracunan arsen ditemukan 60-90g/100ml.

Pencegahan Terjadi Paparan Arsen


Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum adalah pemakaian alat
proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen. Alat
proteksi diri tersebut misalnya :
- Masker yang memadai
- Sarung tangan yang memadai
- Tutup kepala
- Kacamata khusus
Usaha pencegahan lain adalah melakukan surveilance medis, yaitu pemeriksaan
kesehatan dan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Jika keadaan
dianggap luar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen di dalam urine.
Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang berlebihan
adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama kadar arsen
dalam patikel debu. Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya dilakukan setiap
tiga bulan. Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara dapat lancar.
Cara Menanggulangi Toksisitas Arsen
Pada pengobatan kasus keracunan As

10
Pada kasus keracunan akut, perlu segera diberi obat suportif dan simptomatik untuk
mencegah terjadinya gejala neuropati. Pengobatan dengan pemberian khelasi spesifik
yaitu BAL. Standar pemberian BAL ialah 3-5 mg/kg yang diberikan setiap 4 jam selama
2 hari diikuti dengan pemberian 2,5 mg/kg setiap 6 jam selama 2 hari. Kemudian
diberikan 2,5 mg/kg setiap 12 jam selama 1 minggu. Pada periode pemberian
pengobatan tersebut, sampel urine diperiksa setiap 24 jam dan pengobatan segera
dihentikan jika konsentrasi As dalam urine kurang dari 50 mg. pengobatan BAL sering
diikuti dengan pemberian penisilamin yang diberikan setiap 6 jam selama 5 hari.
Pada kasus keracunan kronis, tindakan pertama yang dilakukan ialah menghilangkan
sumber kontaminasi dari penderita. Pengobatan sistem kelasi tidak dianjurkan, karena
As mempunyai waktu paruh biologik hanya sekitar 3-4 hari.
F. RUTE MASUK KE DALAM MAKANAN, HEWAN, MANUSIA

Di alam, arsen terdapat di dalam tanah dalam konsentrasi yang bervariasi .


Tanah yang normal mempunyai kandungan arsen tidak lebih dari 200 ppm (part per
million). Arsen dalam tanah akan diserap oleh akar tumbuhan dan masuk ke dalam
bagian-bagian tumbuhan sehingga tumbuhan mengandung arsen. Kandungan arsen
dalam tumbuhan ini akan bertambah banyak jika tumbuhan disemprot dengan
antihama yang mengandung arsen. Jika tumbuhan dimakan oleh kambing atau
sapi dan hewan ternak lainnya, maka daging hewan tersebut juga mengandung
arsen.

Adanya arsen dalam tanah akan menyebabkan sebagian arsen larut di dalam
air. Arsen didalam air kemudian akan mencemari plankton, ikan dan kerang. Khusus
di dalam tubuh kerang, arsen akan menumpuk dalam jumlah banyak bersama
berbagai logam berat lainnya, termasuk merkuri. Alhasil, pada
kenyataannya arsen memang terdapat di dalam semua tumbuhan dan hewan
yang kita makan. Dengan memakan tumbuhan dan hewan, maka secara tidak
langsung kita juga mengkonsumsi arsen setiap hari. Senyawa arsen yang paling
sering dijumpai pada makanan adalah arsenobetaine dan arsenocholine, yang
merupakan varian arsen organic yang relatif non toksik. Dalam keadaan normal,
setiap hari tidak kurang dari 0,5 sampai 1 mg arsen akan masuk ke dalam tubuh
kita melalui makanan dan minuman yang kita konsumsi. Dengan demikian, di dalam

11
darah orang normalpun, kita dapat menjumpai adanya arsen, yang kadarnya
antara 0,002 0,062 mg/L

Senyawa arsen juga banyak dijumpai pada daerah pertambangan, karena


senyawa arsen merupakan hasil produk dari ekstraksi logam Pb, Cu maupun Au.
Pada daerah pertambangan tersebut, senyawa arsen merupakan kontaminan pada
air sumur dan makanan . Sehingga hal ini pasti akan menjadi perhatian kita karena
dapat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar daerah tambang yang masih
memanfaatkan air sumur

G. DAMPAK PADA MANUSIA


Dampak bahaya Arsen pada manusia adalah sebagai berikut:

1. Mata

Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada bagian
perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata.

2. Kulit

Adanya kulit yang berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit (hiperkeratosis), timbul
seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker
(carcinogenic).

3. Dara

Efeknya menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu
menurunnya jumlah sel darah perifer).

4. Liver

Paparan arsen yang cukup lama (paparan kronis) pada liver akan menyebabkan efek yang
signifikan, berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma

12
GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi jaringan ikat
dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).

5. Ginjal

Arsen akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ichemia dan
kerusakan jaringan).

6. Saluran pernapasan

Paparan arsen pada saluran pernafasan akan menyebabkan timbulnya laryngitis (infeksi
laryng), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula menyebabkan kanker paru.

7. Pembuluh darah

Logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan
penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal hypertention (hipertensi oleh
karena faktor pembuluh darah potal), oedema paru dan penyakit pembuluh darah perifer
(varises, penyakit bu rger).

8. Sistem Reproduksi

Efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat bayi waktu
dilahirkan, lazim disebut effek malformasi.

9. Sistem Immunologi

Efek pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh/ penurunan kekebalan,
akibatnya peka terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan infeksi virus.

10. Sistem Sel

Efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitokondria dalam inti sel sehingga
menyebabkan turunnya energi sel dan sel dapat mati.

13
11. Gastrointestinal (Saluran Pencernaan)

Arsen akan menyebabkan perasaan mual dan muntah, serta nyeri perut, mual (nausea) dan
muntah (vomiting).

J. PENCEGAHAN
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan
lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa
ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian
zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah denga menggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air).

14
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal (steel-grey).
Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya memiliki
toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik. Keberadaan arsen di alam
meliputi keberadaan di batuan (tanah) dan sedimen udara, air dan biota, produksi arsen di dalam
industri, adanya penggunaan arsen oleh manusia dan adanya sumber pencemaran arsen di
lingkungan. Arsen digunakan dalam kehidupan manusia, antara lain sebagai bahan pestisida,
bahan semikonduktor rangkaian listrik, pupuk, industri pewarna dan cat serta dalam bidang
pengobatan. Dampak negatif akibat terpapar arsen yaitu dapat mengganggu fungsi tubuh
manusia, antara lain mata, kulit, darah, hati, ginjal, saluran pernapasan, pembuluh darah, sistem
reproduksi, sistem immunologi, sistem sel, serta gastrointestinal (saluran pencernaan). Untuk
mengobati keracunan arsen digunakan metode kimia dan sintetik. Selain itu juga bagi
masyarakat yang tinggal di daerah yang beresiko terkontaminasi arsenik dalam air disarankan
untuk mengonsumsi bawang putih sebagai pencegahan keracunan arsen. Karena zat yang
mengandung belerang dalam bawang putih dapat mengurangi kadar arsen dalam jaringan dan
darah.

15
DAFTAR PUSTAKA

The Toxicology Department. CRCE, Public Health England. PFOS and PFOA version 1 : 2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsen

http://chm.pops.int/DNNADMIN/HiddenModulesforMandeepsPublications/POPsChemicalsMan
deepshiddenmodule/tabid/754/Default.aspx

16

Você também pode gostar