Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
Ahmad Yaebky Akbar
Arista K Rianto
Kartika Eka W
Miftahur Rofiah
Vivi Aprilia C
DAFTAR ISI
1
HALAMAN SAMPUL DEPAN..................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 4 SIMPULAN
BAB 1
PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang
Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-
lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
terjadi. Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan
Akibat dari proses menua seluruh sistem tubuh pada lansia akan mengalami penurunan
fungsi, salah satunya adalah gangguan pada sistem pencernaan. Akibat dari gigi yang
ompong, penuruan peristaltik usus, dan kemampuan indera pengecap melemah. Hal ini akan
menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang
ditimbulkan dari gangguan sistem pencernaan adalah gastritis. Sebagian besar lansia akan
mengalami gastritis. Gastritis adalah suatu penyakit pada sistem pencernaan yang berbentuk
peradangan pada lapisan mukosa lambung. Oleh karena itu diperlukan intervensi khusus
untuk membantu lansia mengahadapi maslah kesehatan. Karena lansia dianggap sebagai
B. Tujuan
Menjelaskan proses asuhan keperawatan gerontik dengan gangguan sistem pencernaan.
C. Manfaat
Diharapkan dengan terselesaikan makalah ini dapat mengaplikasikan asuhan
A. Konsep Lansia
1. Pengertian
Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses
3
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural
disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan
episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes
1) Kelompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki
lansia.
2) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
3) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
hambatan fisik yang minimal dan mampu mengatasinya, 2) sehat mental dan mampu
berdikari, 5) melanjutkan gaya hidup, 6) puas dengan hidup atau keadaannya (stabil
Jumlah sel lebih sedikit dan ukurannya lebih besar, proporsi protein pada sel menurun
kecil dan atrofi, saraf panca indra mengecil sehingga berkurangnya penglihatan ,
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin. Pada sistem
kardio vaskuler terhadap perubahan elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung
menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung untuk memompa darah berkurang.
4
Perubahan sistem respirasi, otototot pernafasan kehilangan kekuatan, menurunnya
aktifitas dari silia, paruparu kehilangan elastisitas dan kemampuan pegas dinding dada,
kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan bertambahnya usia (Depkes
RI,1994). Kehilangan gigi, indera pengecap menurun, rasa lapar menurun, asam lambung
menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi. Fungsi absorpsi melemah,
hati makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan adalah perubahan yang
terjadi pada sistem gastroitestinal. Sistem endokrin, produksi hampir semua hormon
menurun, dan menurunya aktivitas tiroid, basal metabolisme rate dan daya pertukaran zat
menurun. Pada sistem integumen : kulit mengkerut atau keriput akibat kehilangan
proteksi kulit. Perubahan pada muskuloskeletal : tulang kehilangan densitas dan makin
rapuh , persendian membesar, kaku, discus intervertebralis menipis dan terdapat kifosis
Perubahan yang terjadi pada sistem genitourinaria, ginjal merupakan alat untuk
mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urine, mengalami perubahan unit terkecil
dari ginjal mengecil dan menjadi atrofi, aliran darah keginjal menurun sampai 50 %,
(Nugroho, 2000). Vesika urinaria, secara umum dengan bertambahnya usia kapasitas
kandung kemih menurun. Sisa urine setiap selesai berkemih cenderung meningkat dan
kontraksi otot otot kandung kemih yang tidak teratur makin sering terjadi (Darmojo
dan Martono, 1999). Penurunan kapasitas kandung kemih sampai 200 ml akan
5
Sehubungan dengan faktor usia, seorang wanita akan mengalami perubahan yang
disebut sebagai masa menopause. Kapasitas reproduksi menurun dan organ kelamin turut
mengalami atrofi. Pada awalnya menstruasi menjadi tidak teratur dan tidak lancar, darah
haid yang keluar bisa sangat sedikit atau sangat banyak. Muncul gangguan vasomotoris
berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh darah. Mengeluh pusing atau sakit kepala,
keluar keringat terus-menerus dan terjadi neuralgia atau gangguan syaraf (Kartono,K.,
1992;318).
Menurut Departemen Sosial RI (1998) yang dikutip dari Hardywinoto dan Setiabudhi
sosial. Mundurnya kadaan fisik akan menyebabkan perubahan peran sosial lansia dan
mandiri.
e. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah kepada masyarakat
generasi muda menganggap bahwa lansia tidak perlu lagi aktif dalam urusan hidup
sehari-hari.
f. Dampak negatif dari proses pembangunan, polusi, dan urbanisasi dapat mengganggu
kesehatan fisik dan terjadi ketimpangan jumlah lansia di desa dan di kota.
Masalah-masalah yang dialami lansia akibat purna tugas, menurut Darmojo dan
6
a. Kehilangan finansial, yaitu menurunnya sumber penghasilan umumnya terjadi,
B. Konsep Gastritis
1. Pengertian
Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster (Hadi,
1995). Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronik, atau lokal (Price & Wilson, 1992). Gastritis adalah peradangan lokal atau
menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Charlene J, Reeves, 2001).
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan
mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan magh berasal
dari bahasa Yunani yaitu gastro yang berarti perut atau lambung, dan itis yang berarti
inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk
dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
2. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
1) Gastritis Akut
7
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang
dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan
merokok.
3. Patofisiologi
Terdapat gangguan keseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif, antara
lain:
1) Gastritis akut
Adanya zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang mungkin terjadi :
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasinya lambung akan
berikatan dengan NaCl sehingga menghasilkan HCl dan NaCO3. Hasil dari
meningkat maka akan menimbulkan rasa mual muntah yang berakibat pada
yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCl maka
akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika
mukus gagal melindung mukosa lambung, maka yang akan terjadi adalah erosi
pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan
pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri
dan hypovolemik.
2) Gastritis kronis
8
Gastritis kronik dapat diklasifikasikan sebagai Tipe A atau Tipe B. Tipe A (sering
disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang
menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit
autoimun seperti anemia permisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
antrum dan pilorus. Gastritis kronik dihubungkan dengan bakteri H. pylory , faktor
diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan alkohol dan obat-obatan,
4. Manifestasi Klinis
1) Gatritis akut
a) Nyeri epigastrum
b) Nausea, muntah-muntah, anorexia
c) Cepat sembuh bila penyebab cepat dihilangkan
Gastritis yang terjadi tiba-tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan
mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa
5. Komplikasi
1) Gastritis Akut
Terdapat perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan
melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik, khusus untuk perdarahan SCBA
perlu dibedakan dengan tukan peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir
sama, namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi. Helicobakteri
9
pulori sebesar 100% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan
dengan endoskopi
2) Gastritis Kronik
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, periforasi, dan anemia karena
6. Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk
gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan
yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan
3) Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih rentan
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stres juga
pencernaan. Karena stres bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka
10
kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diet yang
bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
6) Ganti obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan
ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung
Acetaminophen.
7) Ikuti rekomendasi dokter
7. Penatalaksanaan Medis
1. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa
proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi
Gastritis.
b) Pemeriksaan Pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau
tidak.
c) Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang
adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya perdarahan pada lambung.
d) Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian
11
e) Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
Test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan Barium terlebih dahulu
sebelum dilakukan Rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan
BAB 3
12
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
serumah tidak punya riwayat penyakit menular. Ibu Ny. A memiliki riwayat
penyakit DM.
3. Riwayat Pekerjaan
13
Pekerjaan saat ini : Pedagang
Alamat pekerjaan : Pasar Wonokitri Surabaya
Jarak dari rumah : 1km
Alat transportasi : Di antar menantu naik sepeda motor
Pekerjaan sebelumnya : Pedagang
Jarak dari rumah : 3 Km
Alat transportasi : Sepeda Motor
Sumber-sumber Pendapatan : Pendapatan berasal dari hasil berdagang
dibiayai oleh anak.
5. Riwayat Rekreasi
Hobbi / Minat : menyulam
Keanggotaan Organisasi : kelompok pengajian
Liburan / Perjalanan : berkunjung ketempat anak dan saudara
6. Sistem Pendukung
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : Perawat
Jarak Dari Rumah : 1 Km
Rumah Sakit : Ada Jarak 5 Km
Klinik : Ada Jarak 4 Km
Pelayanan Kes. Dirumah : Tidak ada
Perawatan yang Dilakukan Keluarga : Periksa ke Puskesmas
7. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan Ritual : klien shalat 5 waktu, klien kadang menjalankan shalat tahajud
Yang Lainnya : Tidak ada
8. Status Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Dahulu
14
Ny. A mengatakan pernah sakit demam berdarah dan di rawat di Puskesmas
selama 3 hari.
b. Keluhan Utama : Ny. A mengeluh sakit perut
Provokatif : Ny. A telat makan
Quality : nyeri perutnya seperti tertusuk dan melilit
Region : daerah abdomen
Skala : skala nyeri 3 dari 5, tingkat keparahan Ny. A sampai tidak
bisa jalan
Time : sejak tadi pagi
c. Riwayat Alergi :
Obat-Obatan : Tidak ada
Makanan : Tidak ada
Lingkungan : Tidak ada
Pengkajian Khusus
1) Inspeksi
Bentuk dada simetris, pasien mengeluh sesak saat kecapekan, irama teratur,
tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada tarikan intercostal, tidak ada jejas,
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
1) Inspeksi
15
Tidak ada keluhan nyeri dada, konjungtiva pucat.
2) Palpasi
3) Auskultasi
1) Inspeksi
1) Inspeksi
1500cc/hari
2) Palpasi
1) Inspeksi
Mukosa bibir kering, tidak ada keluhan susah menelan, 3 gigi tanggal, klien
2) Auskultasi
3) Palpasi
Terdapat nyeri tekan di daerah ulu hati, skala nyeri 3 dari 6, dan tidak teraba
pembesaran hepar
16
4) Perkusi
1) Inspeksi
Kulit terlihat kering dan keriput, tidak terdapat kelainan pada bagian ekstremitas
2) Palpasi
g. Sistem Endokrin
Dengan Skor Yg
No Kriteria Mandiri Ket
Bantuan Didapat
1 Makan 5 10 10 Frekuensi
: 2x/hari
Jumlah : 1
piring
Jenis :
17
nasi, lauk,
sayur
2 Minum Frekuensi
:56
gelas
5 10 10 Jumlah :
500 cc
Jenis : air
putih, teh
3 Berpindah dari kursi roda ke
5-10 15 15
tempat tidur, atau sebaliknya
4 Personal toilet (cuci muka, Frekuensi
0 5 5
menyisir rambut, gosok gigi) : 2x/hr
5 Keluar masuk toilet (mencuci
pakaian, menyeka tubuh, 5 10 10
menyiram)
6 Mandi Frekuensi
5 15 15 : 2x/hr
5 10 10 Frekuensi
: 1x/hari
18
Frekuensi
: 1x/hari
Jumlah : 125
Penilaian
Nilai 130 : Mandiri
Nilai 60 125 : Ketergantungan Sebagian
Nilai 60 : Ketergantungan Total
3. Perubahan Kognitif
a. Konsep diri : Klien merasa kehidupannya cukup terpenuhi
b. Emosi : Stabil
c. Adaptasi : Baik
d. Dimensia : Tidak
e. Tingkat Keasadaran : Composmentis
f. Afasia : Tidak
g. Orientasi : Normal
h. Bicara : Normal
i. Bahasa : Bahasa Jawa
j. Kemampuan Membaca : Bisa
k. Kemampuan Interaksi : Sesuai
l. Penyalahgunaan zat : tidak
19
8 2 JUMLAH
Intreprestasi :
Tahun : 2012
Musim : hujan
Hari : senin
Bulan : November
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ? Rumah
Negara : Indonesia
Kursi
Meja
Kertas
4 Perhatian 5 3 Meminta klien berhitung mulai dari 100
dan kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi
Jawaban :
93
20
86
76
71
64
5 Mengingat 3 2 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada poin ke 2 (tiap poin nilai 1)
5. Pengkajian Sosial
21
mengungkap masalah dengan
saya
3 Saya puas dengan cara
keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung Growth 1
keinginan saya untuk
melakukan aktivitas
4 Saya puas dengan cara
keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
Affection 1
berespon terhadap emosi-
emosi saya seperti marah,
sedih/ mencintai
5 Saya puas dengan cara
teman- teman saya dan
Resolve 1
menyediakan waktu
bersama-sama
6 Penilaian;
Pertanyaan-pertanyaan yang
di jawab;
Selalu: skore 2 Total 6
Kadang-kadang : skore 1
Hampir tidak pernah : skore
0
Intrepretasi Hasil :
Nilai 3 : disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai 4 6 : disfungsi keluarga sedang
Nilai 7 10 : tidak ada disfungsi keluarga
Kesimpulan : total nilai 6, Ny. A mengalami disfungsi keluarga sedang
6. Pengkajian Keseimbangan
tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih
menahan dorongan
Mata tertutup (Normal)
Perputaran leher (Normal)
Gerakan menggapai sesuatu (Normal)
22
Membungkuk (Normal)
(Normal)
Setelah langkah-langkah awal, tidak konsisten memulai mengangkat satu kaki
langkah yang lebih panjang : misalnya dapat terdapat pada pinggul, lutut,
klien) (Normal)
Berbalik (Normal)
Intrepretasi Hasil :
0 5 : risiko jatuh rendah
6 10 : risiko jatuh sedang
11 15 : risiko jatuh tinggi
B. Diagnosa Keperawatan
Analisa Data
23
seperti tertusuk dan
melilit
- R : daerah abdomen
- S : skala nyeri 3 dari 5,
kesakitan
DS : Risiko Gangguan intake yang tidak adekuat
Klien mengeluh tidak nafsu
pemenuhan kebutuhan
makan
DO : nutrisi kurang dari
Mukosa bibir kering
Turgor kulit jelek kebutuhan tubuh
Frekwensi makan 2x/hari
DS : Keterbatasan aktivitas kelemahan fisik
Klien mengeluh akibat
berjalan
DO :
Index Barthel : tingkat
ketergantungan Ny. A
sebagian
Klien tampak lemah
1) Nyeri akut pada Ny. A berhubungan dengan Inflamasi mukosa lambung, yang ditandai
24
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diangnosa Keperawatan : Nyeri akut pada Ny. A berhubungan dengan Inflamasi mukosa lambung
25
IMPLEMENTASI
nyaman
R/ klien merasa nyaman saat diberikan posisi
nyaman
4) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R/ klien mampu mempraktikan teknik relaksasi
5) Lakukan kolaborasi dalam pemberian obat
EVALUASI
26
1. Sabtu, 7 Desember 2012 S : Klien sudah tidak mengeluh sakit perut
O:
Skala nyeri 0
Klien sudah nampak rileks
Klien sudah tidak mengeluh nyeri perut
A : tujuan teratasi
P : intervensi dihentikan
BAB 4
SIMPULAN
27
4.1 Simpulan
Akibat dari proses menua seluruh sistem tubuh pada lansia akan mengalami penurunan
fungsi, salah satunya adalah gangguan pada sistem pencernaan. Akibat dari gigi yang
ompong, penuruan peristaltik usus, dan kemampuan indera pengecap melemah. Hal ini akan
menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang
ditimbulkan dari gangguan sistem pencernaan adalah gastritis. Sebagian besar lansia akan
mengalami gastritis. Gastritis adalah suatu penyakit pada sistem pencernaan yang berbentuk
peradangan pada lapisan mukosa lambung. Oleh karena itu diperlukan intervensi khusus
untuk membantu lansia mengahadapi maslah kesehatan. Karena lansia dianggap sebagai
4.2 Saran
Lansia merupakan individu yang membutuhkan peran perawat untuk membantu
terhadap masalah kesehatan karena terjadi penurunan berbagai sistem fungsi tubuh
28