Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Pada Jurusan Tarbiyah
Disusun Oleh :
DWI HARTININGSIH
NIM : 11408173
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2010
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 Eks
Hal : Naskah Skripsi
Saudara Dwi Hartiningsih
Kepada
Yth: Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
ASSALAMUALAIKUM, WR. WB
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : Dwi Hartiningsih
NIM : 11408173
Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam
Judul : PENINGKATAN PEMAHAMAN KANDUNGAN AYAT AL
QURAN DALAM PELAJARAN AL QUR'AN HADITS
MELALUI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING SISWA KELAS VI MI MANBA'UL 'ULUM
KARANGLANGU KEC. KEDUNGJATI KAB. GROBOGAN
Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
WASSALAMUALAIKUM, WR.WB
Pembimbing
ii
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433
Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : DWI HARTININGSIH dengan Nomor Induk Mahasiswa:
11408173 yang berjudul: PENINGKATAN PEMAHAMAN KANDUNGAN
AYAT AL QURAN DALAM PELAJARAN AL QUR'AN HADITS MELALUI
METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS VI MI
MANBA'UL 'ULUM KARANGLANGU KEC. KEDUNGJATI KAB.
GROBOGAN Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai
bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
25 September 2010 M
Salatiga,
Syawal 1431 H
Panitia Ujian
Penguji I Penguji II
______________________ ____________________
NIP. NIP.
Pembimbing
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DWI HARTININGSIH
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kesabaran yang selalu diikuti ketaqwaan kepada Allah SWT akan selalu
membuahkan hasil sesuai dengan apa yang kita lakukan dan kita harapkan,
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan ada kemudahan.
(Q.S. Al Insyirah: 6)
PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb yang
Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai
keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis
mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa
terselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi
Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin
Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah
merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya
dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka
terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul PENINGKATAN
PEMAHAMAN KANDUNGAN AYAT AL QURAN DALAM PELAJARAN
AL QUR'AN HADITS MELALUI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING SISWA KELAS VI MI MANBA'UL 'ULUM KARANGLANGU
KEC. KEDUNGJATI KAB. GROBOGAN" Dengan terbentuknya skripsi ini,
penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada :
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi.
3. Bapak Muh Hafidz, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dengan iklhas dan sabar.
4. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah SWT
mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat
ganda. Amin.
vi
Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa
senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan
bagi pembaca pada umumnya.
Dwi Hartiningsih
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................ v
HALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................... vi
ABSTRAK................................................................................................ viii
HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................ viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................ x
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 5
D. Hipotesis Tindakan .............................................................. 6
E. Kegunaan Penelitian ............................................................. 6
F. Definisi Operasional ............................................................. 7
G. Metode Penelitian ................................................................. 9
ix
D. Instrumen Penelitian........................................................... 43
E. Kriteria Penilaian ............................................................... 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 70
B. Saran .................................................................................... 70
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
pertama dan utama. Sebab orang tua selalu berharap agar anak-anaknya
kemudian hari menjadi anak yang sholih dan sholikhah, selalu cinta kepada
Al Quran, akhirnya akan selalu berbakti kepada orang tua, berguna bagi
1
Shohih Bukhari Muslim,, Jakarta, Pustaka Imani, 2002, hlm. 214
2
agama, negara dan bangsa serta menjadi orang yang dapat dipercaya oleh
masyarakat.
sebagainya.
merupakan orang tua kedua setelah orang tua yang sebenarnya dalam
kehidupan rumah tangga. Oleh karena itu, peran guru merupakan peran
pasal 27 ayat (3) dikemukakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang
2
Zainudin, Pendidikan dalam Keluarga Muslim, Jakarta, Bina Insani, 2001, hlm. 24
3
Depag RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Depag RI, 2001, hlm. 4
3
administrasi sekolah.4
Agama Islam. Materi Pendidikan Agama Islam terdiri dari lima kompetensi,
yang dijadikan bahan rujukan atau dalil, sehingga siswa diharapkan mampu
yang diajarkan dengan benar. Hal ini mungkin karena penerapan metode
nilai siswa yang rendah dalam mata pelajaran PAI serta kurang aktifnya
4
Depag RI, Standar Mutu Pendidikan Agama Islam, Depag, 2001, hlm. 6
4
Manba'ul Ulum dapat meningkat, mencapai hasil belajar di atas batas tuntas
alternatif dari kondisi tersebut adalah penerapan metode baru yang mampu
yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri,
anggota masyarakat 5.
Grobogan.
5
Nurhadi dan Senduk, Pembelajaran Kontekstual, Jakarta, Depdiknas, 2004, hlm. 7
5
B. Rumusan Masalah
Teaching and Learning dalam Mata pelajaran Qur'an Hadits siswa kelas
C. Tujuan Penelitian
Grobogan.
D. Hipotesis Tindakan
Grobogan
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat akademik
2. Manfaat praktis
F. Definisi Operasional
1. Peningkatan
tingkat tertentu6. Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya lapis
sebagainya7.
2. Pemahaman
3. Kandungan
6
Lukman Ali, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, Bina Cipta, 2000, hlm. 247
7
Novianto HP, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Setia Pustaka, Surakarta, 1999, hlm 538
8
Ibid, hlm. 224
9
Ibid, hlm. 167
8
ini adalah makna yang mendalam yang terdapat dalam suatu ayat,
4. Ayat Al Quran
kepada penguasa para Nabi dan Rasul, dengan perantara Malaikat Jibril
surat al-Nas11.
10
Syekh Muhammad Ali Ash Shabuni, Ikhtisar Ulumul Quran, Jakarta, Pustaka Amanani,
hlm. 3
11
Prof.Dr.Budihardjo, M.Ag, Ketika Kebajikan menjadi Sebuah Pilihan: Reorientasi AL-
BIRR dalam Tafsir Tematik, STAIN Salatiga Press, Salatiga, 2002, hlm. 3
9
masyarakat.12
Grobogan
G. Metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah
suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan ytang
suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan
1. Rancangan Penelitian
12
Nurhadi dan Senduk, opcit, hlm. 13
13
Mukhlis, Penelitian Tindakan Kelas, Semarang, Unnes, 2003, hlm.3
10
2. Subjek Penelitian
orang siswa.
3. Siklus Penelitian
(dua) siklus. Tetapi jika dengan dua siklus belum memenuhi apa yang
1. Perencanaan
dalam pembelajaran
2. Pelaksanaan
sebelumnya.
siswa.
12
3. Pengamatan
Penelitian ini dapat terlaksana atas kerjasama antara peneliti,
metode CTL.
pembelajaran
4. Refleksi
3. Instrumen Penelitian
kelas meliputi lembar observasi, LKS dan tes baik lisan maupun tertulis
4. Pengumpulan data
a. Sumber data yang meliputi : siswa, guru, dokumen dan proses belajar
mengajar.
13
wawancara.
studi dokumentasi
5. Analisis Data
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pemahaman
kandungan yang secara garis besar dapat dibagi menjadi beberapa hal
pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti definisi dari masing-
1
Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Yogyakarta, Yrama Widya, 2008, hlm. 224
2
Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1998, hlm. 528
3
Sembodo Ari Widodo, Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta, Graha Ilmu, 2004, hlm. 28
14
15
a. Aqidah / Akidah
keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur
satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya
b. Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa4. Dari
SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti
bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah
mampu menjalankannya.
c. Akhlaq / Akhlak
tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap
4
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2009, hlm. 14
16
laranganNya.
d. Hukum-Hukum
jihad.
e. Peringatan / Tadzkir
kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau
tarhib.
SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat
semesta.
Salah satu hikmah yang dapat diambil dari hadist di atas adalah,
5
Nashih Ulwan, Kumpulan Hadits Shohih, Depag RI, Jakarta, 1998, hlm. 14
18
Ini adalah martabat atau tingkat yang paling tinggi di dalam kaidah
Artinya:
Demi langit dan thariq. Tahukah kamu apakah thariq itu? (yaitu)
bintang yang cahayanya menembus.6 (QS At Thorieq: 1-2)
dalam ayat yang lain, maka perlu dicari penjelasan ayat tersebut dari
Artinya:
6
Depag RI, Al Quran dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 1976, hlm. 1048
7
Ibid, hlm. 109
19
...
Mujahid berkata: Arti Istawaa adalah alaa alal Arsy (tinggi siatas
8
Ibid, hlm. 98
20
Arsy)9.
Anbiya:52)
bahasa Arab artinya adalah patung atau berhala yang disembah oleh
orang-orang musyrik.
dengan akal.
9
M. Ali Haidar, Sejarah Perkembangan Nahdlatul Ulama, LP3S, Jakarta, 2001, hlm. 14
10
Depag RI, op.cit, hlm. 291
21
1. Pengertian Metode
didik, tujuan yang ingin dicapai, situasi yang ada, fasilitas yang tersedia
mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau
dapat tercapai.
11
M. Mahfud, Metode Pembelajaran, Bina Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 24
12
M. Ngalim Purwanto, Belajar dan Pembelajaran, Studia Press, Jakarta, 2001, hlm. 26
22
dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau
seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model
Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap
13
Winarno Surachmad, Pendekatan dalam Pembelajaran, Graha Ilmu, Jakarta, 2000, hlm. 18
24
tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu
berpartisipasi.
dapat memukau siswa dan awal sampai akhir pengajaran. Akan tetapi
bagi seorang guru bicara, uraiannya akan terasa kering, untuk itu ia
a. Metode ceramah
14
Ibid., hlm. 34
15
Ibid., hlm. 64
26
b. Metode diskusi
bersama.
c. Metode simulasi
d. Metode demonstrasi
proses tertentu.
e. Metode eksperimen
bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah.
dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa untuk membuat
guru ke siswa.
16
Nurhadi dan Senduk, opcit., hlm. 48
28
a. Konstruktivisme (Constructivism)
17
Ibid., hlm. 52
29
sedikit, dan diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak tiba-tiba
sesuatu yang berguna bagi diri siswa, bergelut dengan ide-ide, menguji,
b. Menemukan (Inquiry)
(Conclusion).
menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audien
yang lain.
c. Bertanya (Questioning)
siswa.
sebagainya.
e. Pemodelan (Modelling)
tertentu, dan model yang bisa ditiru. Model dapat berupa cara
cara menemukan kata kunci dalam bacaan. Dalam CTL, guru bukan
sekolah.
f. Refleksi (Reflection)
32
karya.
dari hasil, dan dengan berbagai cara. Tes hanya salah satunya. Adapun
back.
Agama Islam sangat tergantung pada penguasaan guru akan materi dan
tersebut. Salah satu metode yang saat ini dianggap tepat dalam pembelajaran
Qur'an dan Hadits di sekolah adalah pendekatan CTL. Salah satu unsur
diterapkan oleh para guru Pendidikan Agama Islam di dalam kelas secara
sederhana.
Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik
jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan
belajar.
Qur'an :
18
Dasim Budimansyah, PAKEM, Bandung, Genesindo, 2008, hlm. 74
19
Ibid, hlm. 75
35
tentang kelahiran nabi. Langkah kedua yang dilakukan oleh guru adalah
memahami artinya.
Belajar
learning).
37
5. Menyusun Refleksi
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Mei 2010 untuk siklus II, dan pada tanggal 29 Mei 2010 untuk siklus III.
memiliki respon dan tanggung jawab paling baik terhadap tugas-tugas yang
B. Rancangan Penelitian
dalam 3 siklus. Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk
dilakukan1. PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif
1
Mukhlis, Penelitian Tindakan Kelas, Semarang, Unnes, 2003, hlm.3
38
39
dilakukan.
kalangan guru.2
Taggart 3, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
2
Ibid., hlm. 5
3
Oemar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Bina Cipta, 2003, hlm. 6
40
Putaran 1
Tindakan/
Observasi Putaran 2
Tindakan/
Observasi Putaran 3
Tindakan/
Observasi
pembelajaran.
4
Mukhlis, Op.cit, hlm. 17
41
bersama.
yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri
dengan tes formatif diakhiri masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dilaksanakan.
memiliki 4 tahapan yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan
(4) refleksi.
42
1. Perencanaan
maupun diskusi.
pembelajaran
2. Pelaksanaan
dan menyimpulkannya.
3. Pengamatan
Karanglangu.
4. Refleksi
D. Instrument Penelitian
1. Silabus
3. Tes Fomatif
disampaikan.
E. Kriteria Penilaian
Berdasarkan batas ketuntasan mutlak ada tiga tipe batas ketuntasan dengan
B = 80 - 89 85 - 94 86 - 90
C = 70 - 79 75 - 84 81 - 85
D = 60 - 69 65 74 75 - 80
tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut
tuntas belajar bila kelas tersebut terdapat 75% yang telah mencapai daya serap
45
lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung prosentase ketuntasan
P
Siswa yang tuntas belajar x100%
Siswa
BAB IV
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
dipersiapkan.
46
47
kerjasama dan tanya jawab baik antara guru dengan siswa maupun
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 1 dengan
sebagai berikut:
TABEL 1
DAFTAR NILAI SIKLUS I
Nomor
Nama Siswa Nilai
Urut Induk
1 Ratih Setiyowati 60
2 Sulistiyowati 60
3 Fihdhi Afrian 70
4 Nurul Hidayah 50
5 Muhamad Kaeroni 40
6 Sigit Prasetyo 60
48
7 Fahrudin 50
8 Pujo Utomo 70
9 Nur Lailatul M 60
10 Fauziyyah Nur 60
11 Kholifatur Rosyidah 40
12 Achmad Faza Imam 60
13 Shuntiya Nailal Irbach 80
14 Liya Kusumawardhani 70
15 Annisa Mushoffa 80
16 A. Fatchurrozi Lutfi 60
17 Amalia Zuhrofa 80
18 Fina Miratul Khasanah 50
19 Ayatullah Syariati 40
20 Alim Miftakhul Huda 50
21 Miftakhul Avivah 80
22 Hadi Setiawan 70
23 Sela Wulandari 90
24 Triyanto 80
25 Triyono 70
26 Oftavia Wulandari 80
Jumlah Nilai 1660
Rata-rata 63,85
Ketuntasan klasikal 46,15%
49
Tabel 2
4 anak, rentang nilai 54-60 ada 7 anak, rentang nilai 61-67 tidak ada,
rentang nilai 68-74 ada 5 anak, rentang nilai 75-81 ada 6 anak,
8
7
6
5
Jum lah Sisw a 4
3
2
1
0
40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81 82-88 89-95
Rentang Nilai
GAMBAR 1
GRAFIK NILAI SISWA SIKLUS I
50
secara alamiah.
disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa
CTL.
c. Refleksi
tujuan pembelajaran
d. Revisi
berikutnya.
51
1. Guru perlu lebih terampil dalam motivasi siswa dan lebih jelas
catatan.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
lain. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
TABEL 3
DAFTAR NILAI
SESUDAH PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nomor
Nama Siswa Nilai
Urut Induk
1 Ratih Setiyowati 90
2 Sulistiyowati 80
3 Fihdhi Afrian 70
4 Nurul Hidayah 90
5 Muhamad Kaeroni 80
6 Sigit Prasetyo 90
7 Fahrudin 50
8 Pujo Utomo 80
9 Nur Lailatul M 70
10 Fauziyyah Nur 80
11 Kholifatur Rosyidah 50
12 Achmad Faza Imam 80
13 Shuntiya Nailal Irbach 60
14 Liya Kusumawardhani 60
15 Annisa Mushoffa 90
16 A. Fatchurrozi Lutfi 70
53
17 Amalia Zuhrofa 60
18 Fina Miratul Khasanah 80
19 Ayatullah Syariati 60
20 Alim Miftakhul Huda 50
21 Miftakhul Avivah 80
22 Hadi Setiawan 80
23 Sela Wulandari 90
24 Triyanto 80
25 Triyono 90
26 Oftavia Wulandari 70
Jumlah Nilai 1930
Rata-rata 74,23
Ketuntasan klasikal 73,07%
Tabel 4
Jumlah 26
berikut:
10
8
6
Jum lah Sisw a
4
2
0
50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85 86-91
Rentang Nilai
GAMBAR 2
GRAFIK NILAI SISWA SETELAH PERBAIKAN
PEMBELAJARAN SIKLUS II
55
dari siklus I. adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah
termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti
pendekatan CTL.
c. Refleksi
3. Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
2. Guru lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
bertanya.
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
siklus III.
kelas lain. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes
TABEL 5
DAFTAR NILAI
SESUDAH PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
Nomor
Nama Siswa Nilai
Urut Induk
1 Ratih Setiyowati 70
2 Sulistiyowati 80
3 Fihdhi Afrian 90
4 Nurul Hidayah 90
5 Muhamad Kaeroni 80
6 Sigit Prasetyo 90
7 Fahrudin 80
8 Pujo Utomo 90
9 Nur Lailatul M 70
10 Fauziyyah Nur 80
11 Kholifatur Rosyidah 80
12 Achmad Faza Imam 80
58
Tabel 6
berikut:
60
12
10
8
Jumlah Siswa 6
4
2
0
59-64 65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100
Rentang Nilai
GAMBAR 3
diberikan.
c. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan
d. Refisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan belajar aktif dengan baik
dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
kelas interval. Tetapi walaupun ada perbedaan pergerakan pada batang kelas
sebagai berikut:
1. Siklus I
siswa secara mandiri dengan guru memberikan soal untuk dijawab oleh
siswa..
pembelajaran belum merata, hanya siswa tertentu saja yang sudah aktif
dalam pembelajaran dan siswa yang aktif itu pun sebagian besar
merupakan siswa yang sudah aktif sebelum dilakukan tindakan dan juga
mereka masih merasa takut salah dan malu untuk bertanya, menjawab
percaya diri.
yang dipelajari. Pada siklus I ini siswa yang tuntas belajar baru
mencapai 46,15% dengan nilai rata-rata 64. siswa yang turut aktif dalam
mendalam1.
sedapat mungkin guru harus mengupayakan agar siswa lebih aktif dan
1
Darsono, Penilaian Hasil belajar, Rajawali, Jakarta, 2002, hlm. 16
65
2. Siklus II
2
Ibid., hlm. 17
66
(CTL) yang lebih optimal, yaitu siswa mengerjakan soal, dibahas secara
beberapa siswa dalam satu kelas yang belum berhasil mencapai nilai
tuntas. Hal ini disebabkan karena daya serap siswa terhadap materi
3. Siklus III
berakibat banyak siswa yang kurang mampu menjawab soal tes formatif.
(CTL) yang lebih optimal, yaitu siswa mengerjakan soal, dibahas secara
beberapa siswa dalam satu kelas yang belum berhasil mencapai nilai
tuntas. Hal ini disebabkan karena daya serap siswa terhadap materi
x o
t=
s/n
Keterangan
x = rata-rata
o = batas ketuntasan
s = simpangan baku
n = sampel
68
Tabel 7
Tabel uji t
No Siklus III
1 70
2 80
3 90
4 90
5 80
6 90
7 80
8 90
9 70
10 80
11 80
12 80
13 80
14 80
15 100
16 80
17 60
18 100
19 100
20 90
21 90
22 100
23 100
24 60
25 90
26 80
Rata-rata 84.23
Skor Tertinggi 100
Simp Baku 60.46
69
x o
t=
s/n
84,23 70
t=
20.46/26
t =14,23 / 4.01
t = 3.548
sebesar 2,056 berarti lebih besar t hitung, sehingga dapat dinyatakan ada
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan t tabel untuk sampel 26 sebesar 2,056 berarti lebih besar t hitung,
B. Saran
menjawab pertanyaan.
70
71
DAFTAR PUSTAKA
Depag RI, 1997, Standar Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Depag RI
Hasibuan dan Moedjiono, 2004. Konsep dan Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Studia Press
72
73
Sumantri dan Permana, 2004. Metode Belajar Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu