Você está na página 1de 44

PATOLOGI UNGGAS DAN

SATWA AKUATIK
Dr. drh. Dwi Kesuma Sari

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Sasaran Pembelajaran
Minggu ke - 13:
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat
menjabarkan perubahan jaringan dari sistem
organ lokomosi dan kulit akibat penyakit
Patologi sistem
organ lokomosi
dan kulit
Pox,
Dermatomycosis,
Ektoparasit
POX
(fowl pox)
POX
(fowl pox)
Fowl Pox, Avian Pox, Contagious
Epithelioma, Bird Pox, Boreliota
Avium, Soregead, Avian Diphteria
Cacar unggas (fowl pox, FP)
Penyakit viral pada ayam terbagi 2:
1. Infeksi kutaneus (kulit) dari jaringan epitel kulit yang tidak
tertutup bulu,
2. Infeksi difterik pada membran mukosa mulut, hidung dan
mata.
Bentuk kutaneus ditandai dengan adanya nodul pada jengger, pial,
tepi paruh, kelopak mata, kaki dan sayap,
Bentuk difterik ditandai dengan adanya pseudomembran difterik
pada paruh, faring dan laring.

Tersebar luas di seluruh Indonesia Umum terjadi


Etiologi:

DNA Pox virus ukuran besar. Terdapat 4 strain


Pox virus unggas yang mirip satu sama lain dan secara alami
menginfeksi spesies unggas sesuai dengan namanya, yaitu : Virus
Fowl pox, Virus Turkey pox, Virus Pigeon pox dan Virus Canary
pox.

Genus Avipox. Virus tersusun atas DNA beruntai ganda (ds DNA),
badan elementer berukuran sekitar 250x354 nm dan berbentuk
seperti batu bata (brick shape).
Spesimen yang rentan:
Fowl Pox menyerang unggas, seperti ayam, kalkun, merak,
merpati, kenari dan burung gereja. Cacar unggas menyerang
semua kelompok umur, kecuali anak yang baru menetas. Pada
ayam, cacar sering terjadi pada umur menjelang dewasa.

Sifat Penyakit:
Penyebaran/penularan penyakit ini berjalan lambat. Tingkat
morbiditas, penularan penyakit cacar pada ayam dan kalkun
bervariasi dari beberapa ekor hingga seluruh flok terinfeksi bila
yang menyerang virus yang bersifat sangat virulen/ganas dan tidak
dilakukan program pengendalian. Pada burung dara mirip
ayam, burung kenari 80-100%, puyuh sangat tinggi
Cara Penularan:
Kulit yang terluka, serangga sebagai vektor dll.

Distribusi Penyakit:
Di Indonesia penyakit cacar ayam sudah tersebar luas hampir di
seluruh wilayah. Kejadian cacar ayam di suatu peternakan sangat
dipengaruhi oleh kondisi kesehatan peternakan yang
bersangkutan. Cacar
itik dan burung juga telah ditemukan di Indonesia
Patologi:
Cutaneus
Lesi tergantung pada tingkat penyakit,: papula, vesicula, pustula
atau kerak (scrab). Ciri-ciri lesi kulit pada cacar ayam adalah :
hyperplasia epitel epidermis dan lapisan di bawah folikel bulu
dengan pembentukan nodul yang mula-mula muncul sebagai foki
kecil berwarna putih, kemudian secara cepat ukurannya
bertambah besar dan menjadi berwarna kuning.
Ayam dengan infeksi intradermal beberapa lesi awal muncul pada
hari ke-4, papula terbentuk pada hari ke-5 atau 6 kemudian diikuti
tingkat vesicula dengan pembentukan lesi yang sangat tebal. Lesi-
lesi yang berdekatan bisa bergabung dan menjadi kasar, berwarna
abu abu atau coklat tua.
Patologi:

Cutaneus

Setelah 2 minggu atau kadang-kadang lebih cepat, dasar lesi


meradang dan menjadi hemoragis. Pembentukan kerak berakhir
1-2 minggu kemudian diakhiri deskuamasi dan degenerasi lapisan
epitel.

Apabila kerak lepas, maka akan terlihat jaringan parut, tetapi


apabila infeksi bersifat ringan jaringan parut tidak teramati.
Patologi:
Difterik
Terbentuk nodul putih yang tidak terlalu menonjol pada membran
mukosa saluran pencernaan dan saluran pernafasan bagian
atas. Kemudian nodul cepat bertambah besar dan seringkali saling
bergabung menjadi membran pseudodifterik atau difterik yang
berwarna kuning, mengkeju dan nekrotik.
Apabila membran dikelupas maka akan menyebabkan erosi
disertai perdarahan. Proses peradangan / inflamasi bisa
berkembang hingga ke sinus-sinus terutama sinus infraorbitalis
(menyebabkan kebengkakan), faring dan laring (menyebabkan
gangguan pernafasan) dan esofagus.
Diagnosa:

Secara klinis lesi kulit pada ayam sangat menciri. Pengamatan


klinis harus didukung dengan hasil pemeriksaan histopatologi
(ditemukan benda inklusi/Bollinger bodies pada sitoplasma
sel dan isolasi virus).

Pemeriksaan mikroskopis preparat ulas lesi yang diwarnai


dengan pewarnaan Wright atau dengan metoda Gimener
dapat ditemukan adanya badan elementer (badan Borrel).
Pemeriksaan histopatologi potongan jaringan lesi kulit atau
lesi difterik dapat ditemukan adanya benda inklusi pada
sitoplasma sel.
Tipe Basah
Bollinger body, intranu
Dermatomycosis
(Ringworm, Tinea, Favus unggas, Kurap, Tinea,
Trichophytosis)
Disebabkan oleh jamur, mirip dengan fowl pox
Ringworm adalah penyakit menular pada permukaan kulit yang
disebabkan oleh cendawan. Beberapa spesies cendawan
bersifat zoonosis karena hewan penderita dapat merupakan
sumber penularan pada manusia dan sebaliknya.

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan yang keratinofilik yang


terdapat pada jaringan yang membentuk keratin, seperti epitel,
rambut, kuku, baik pada hewan maupun manusia.

Mortalitas penyakit rendah, namun kerugian ekonomi terjadi


karena mutu kulit menurun atau berat badan turun karena
hewan selalu gelisah.
Cendawan penyebab penyakit ini termasuk dalam
kelompok Dermatophyta.

Terdapat 4 (empat) genus yaitu Trichophyton,


Microsporum, Epidermophyton, dan Keratinomyces,
yang menyebabkan penyakit badan hewan adalah
Trichophyton dan Microsporum.
r
EKTOPARASIT PADA UNGGAS
Kutu
Untuk mengetahui infestasi kutu
dengan memperhatikan gejala ayam yang terus
menceker, tidak tenang, bulu kusam, kehilangan nafsu
makan, dan seringkali menyisir bulu.

5 spesies kutu yang biasa menginfestasi ayam (terutama


ayam petelur) yaitu Menopoin gallinae, Menacanthus
stramineus, Goniocotes dissimilis, Goniodes gigas,
dan Lipeurus caponis.
Jarang menimbulkan kematian tetapi produksi telur bisa
turun 25 % pada infestasi parah.

M. gallinae dan M. stramineus menginfestasi tubuh


ayam, mema kan sel-sel epithel dan keratin bulu. G.
dissimilis dan G. gigas menginfestasi tubuh dan sayap.
L. caponis cenderung banyak ditemukan pada daerah
leher.

Kutu ayam mudah menyebar dengan persentuhan


dengan ayam yang terinfestasi.

Untuk meng hilangkan kutu: produk-produk tembakau


atau insektisida khusus untuk penggunaan veteriner.
Menopon gallinae
Caplak dan Tungau
Caplak ayam Ornothonyssus bursa dan tungau
ayam Argas robertsi diketahui merupakan spesies
ektoparasit caplak yang paling sering menyerang ayam.

Caplak biasa ditemukan pada sangkar terbuat dari


bambu, dan bahkan pada permukaan feses ayam.
Meskipun tidak menyebabkan kematian tetapi produksi
telur bisa turun 25 % dan pekerja menjadi enggan mema
suki kandang karena gangguan caplak.

Pada kasus infestasi A. robertsi, bentuk dewasa biasanya


bersembunyi di balik celah / retakan sepanjang hari dan
keluar pada malam hari untuk menghisap darah.
Infestasi tungau tidak menyebabkan mortalitas tetapi
produksi telur bisa turun 30 %.
Female tropical fowl mite, Ornithonyssus bursa (Berlese)

Você também pode gostar