Você está na página 1de 9

AIDS

DEFINISI

AIDS adalah gejala yang secara terus menerus timbul diakibatkan karenainfeksi
human immunodeficiency virus (HIV). AIDS tidak sama dengan infeksi HIV dan
tidak semua orang dengan infeksi HIV mengalami AIDS

ETIOLOGI

a. Pertama kali ditemukan Lymphadenopathy-assosiated virus (LAV)


tahun 1983
b. Human T-cell lymphatropic virus type III (HTLV-III) tahun 1984
c. Pada tahun 1986 : Human Immunodeficiency Virus (HIV-1 dan
HIV-2)
d. HIV-1 tersebar diseluruh dunia, terbanyak dieropa dan amerika
e. HIV-2 ditemukan tersebar dinegara afrika barat

Etiologi dapat dikategorikan menurut gejala yang timbul:

1. Demam
Disebabkan karena infeksi HIV kronik, infeksi oportunitis sekunder,
keganasan, gangguan autoimun, diare, dehidrasi, respon alergi dari obat-
obatan (drug fever), infeksi Iv line, kateter, drain, dan pembedahan

2. Fatique
Disebabkan karena infeksi HIV kronik, infeksi oportunitis sekunder,
keganasan, anemia, malnutrisi, diare, immobilisasi dini, factor psikologi
dan factor situasional

3. Penurunan BB
f. Meningkatnya kebutuhan nutrisi disebabkan karena infeksi sistemik
sekunder atau infeksi oportunistik sistemik sekunder,
penyebabnya: hipermetabolisme, demam dan katabolisme
g. Menurunnya intake makanan karena efek samping dari pengobatan
atau infeksi sistemik, penyebabnya ; anoreksia, mual, muntah,
kehilangan rasa
h. Infeksi mulut dan esophagus, penyebabnya: gangguan mengunyah
dan kesulitan menelan
i. Menurunnya penyerapan makanan karena infeksi usus dengan HIV
atau infeksi gastrointestinal oportunistik, penyebabnya:
malabsorbsi dan diare
j. Ketidakmampuan memperoleh makanan karena kelemahan,
kurangnya uang, menurunnya kemampuan menyiapkan makanan
k. Kurangnya pengetahuan pentingnya nutrisi pada infeksi HIV
l. Masalah neuropsikiatrik seperti: depresi, gangguan kognitif,
paralysis
4. Infeksi opportunistik
m. Infeksi protozoa : Pneumocystis carinii pneumonia, toxoplasmosis,
cryptosporidiosis, isosporiasis, microsporidiosis, strongyloidiasis,
giardiasis.
n. Infeksi jamur : Kandidiasis, cryptococcosis,
histoplasmosiscoccidioidomycosis
o. Infeksi bakteri : Mycobacterium avium, tuberculosis, nocardiosis
p. Infeksi virus : Infeksi cytomegalovirus, infeksi virus herpes
simplek, Varisella-infeksi virus zoster

5. Keganasan
q. Kaposis sarcoma
r. Non-hodgkins lymphoma
s. Hodgkins lymphoma
t. Invasive cervical carsinoma

TANDA DAN GEJALA

1. Imunologi
u. Menurunnya nilai SDP: T4:T8 ratio < 2,
nilai T4 < 200/mm3
v. Hipergamaglobulinemia
w. Infeksi oportunistik
x. Limpadenopati
y. Fatique

2. Integumen
z. Kulit kering
aa.Penyembuhan luka lambat
bb.Lesi pada kulit
cc. Keringat malam

3. Pernafasan
dd.Batuk
ee.Sesak nafas

4. Gastrointestinal
ff. Diare
gg.Menurunnya BB
hh.Mual dan muntah
5. Sistem saraf pusat
ii. Kacau/ bingung
jj. Demensia
kk.Sakit kepala
ll. Demam
mm. Perubahan visual
nn.Hilangnya memori
oo.Perubahan personality
pp.Nyeri
qq.Kejang

PATOFISIOLOGI

HIV

Sel T4

Sel T4 Sel T8 Makropag Sel B

fungsi Kerusakan Fagositosis serum antibodi


limfopenia sitoksisitas Kemotaksis respon antibody

Peningkatan kerentanan terhadap


Infeksi oportunistik, neoplasma

KOMPLIKASI

Berdasarkan data-data hasil pengkajian, komplikasi yang mungkin terjadi


mencakup:

Infeksi oportunis
Kerusakan pernafasan atau kegagalan respirasi
Sindrom pelisutan dan gangguan keseimbangan cairan serta
elektrolit
Reaksi yang merugikan terhadap obat-obatan
MANAGEMENT KOLABORATIF

Fokus pada :

rr. Monitoring perkembangan penyakit HIV dan fungsi imun


ss. Mengkaji dan monitoring terapi ARV (Anti Retro Virus)
tt. Mencegah dari penyakit oportunistik
uu.Mengatasi berbagai gejala
vv. Mencegah komplikasi dari pengobatan

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
JDL : Anemia dan trombositopenia idiopatik.
DSP : Leukopenia mungkin ada ; pergeseran diferensial ke kiri menunjukkan
proses infeksi (PCP) ; bergeser kekanan dapat terlihat. Pada infeksi tertentu,
jumlah sel-T rendah, atau tumor sel-T, tak ada pergeseran juga dapat terjadi.
Panel anergi : Anergi kutaneus (kurang reaktivitas pada antigen dimana pasien
telah mengetahuinya) adalah indicator yang umum ditemukan pada depresi sel
imunitas humoral.
TB (PPD): Untuk menentukan pemajanan dan/atau penyakit aktif (harus
diberikan dengan panel energi untuk menentukan hasil negatif-palsu pada
respon defisiensi imun). Pada pasien AIDS, 100% akan memiliki mikobakterium
TB positif pada kehidupan mereka bila terjadi kontak.
Serologis :
Tes antibody serum : Skrining HIV dengan ELISA. Hasil tes positif
mungkin akan mengindikasikan adanya HIV tetapi bukan merupakan
diagnosa.
Tes blot Western : Mengkonfirmasikan diagnosa HIV.
Sel T-limfosit : Penurunan jumlah total.
Sel T4-helper ( indicator sistem imun yang menjadi media
banyak proses sistem imun dan menandai sel B untuk menghasilkan
antibody terhadap bakteri asing ): jumlah yang kurang dari 200
mengindikasikan respon defisiensi imun hebat.
T8 (sel supresor sitopatik): Rasio terbalik (2:1 atau lebih besar)
Dari sel supresor pada sel helper (T8 ke T4) mengindikasikan supresi
imun.
P24 (protein pembungkus HIV): Peningkatan nilai kuantitatif protein ini
dapat mengindikasikan progresi infeksi. (Mungkin tidak dapat dideteksi
pada stadium awal dari infeksi HIV).
Kadar Ig: Umumnya meningkat, terutama IgG dan IgA dengan IgM yang
normal (indicator kemampuan tubuh untuk menunjukkan bila proses
penularan telah lengkap tetapi umumnya digunakan karena factor-faktor
lain dapat mengubahnya, mis., polutan lingkungan).
Reaksi rantai polimerase: Mendeteksi adanya DNA virus dalam
Jumlah yang sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler.
Tes PHS: Pembungkus hepatitis B dan inti antibody, sifilis, CMV mungkin positif.
Budaya:Histologis, pemeriksaan sitologis urine, darah. Faeces, cairan spinal,
luka, sputum, dan sekresi mungkin dilakukan untuk mengidentifikasikan
kemungkinan infeksi. Beberapa yang paling umum diidentifikasikan sebagai
berikut:
Infeksi parasit dan protozoa : PCP kriptosporidiosis, toksoplasmosis.
Infeksi jamur: Candida albicans(kandidiasis), Crytococcus
neoformans(kriptokokis);Histoplasma capsulatum(histoplasmosis).
Infeksi bakteri: Micobacterium avium-intercellulare, TB mikobakterium
milier, Shigella (sigelosis), Salmonella (salmonelosis).
Infeksi Viral: CVM, herpes simpleks,herpes zoster.
Pemeriksaan neurologis, mis., EEG, MRI, skan CT otak : EMG/pemeriksaan
konduksi saraf: Diindikasikan untuk perubahan mental, demam yang tidak
diketahui asalnya dan/atau perubahan fungsi sensori/motor.
Sinar x dada: Mungkin normal pada awalnya atau menyatakan perkembangan
intfiltrasi interstisial dari PCP tahap lanjut(penyakit yang paling umum terjadi)
ataupun komplikasi pulmunal lainnya.
Tes funsi pulmonal: Digunakan pada deteksi awal pneumonia interstisial.
Skan gallium: Ambilan difusi pulmonal terjadi pada PCP dan bentuk pneumonia
lainnya.
Biopsis: Mungkin dilakukan untuk diagnosa yang berbeda pada KS ataupun lesi
neuplastik lainnya.
Brankoskopi/pencuci trakeobronkial: Mungkin dilakukan dengan biopsy pada
waktu PCP ataupun diduga adanya kerusakan pada paru-paru.
Menelan barium, endoskopi,kolonoskopi: Mungkin dilakukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan infeksi (mis.,Candida CMV) atau menentukan
tahap KS pada sistem GI.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktifitas biasanya,
progresi kelelahan/malaise.
Perubahan pola tidur
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respon fisiologis terhadap aktifitas seperti perubahan dalam TD,
frekuensi jantung, pernafasan

2. Sirkulasi
Gejala : Proses penyembuhan yang lambat (bila anemia); perdarahan lama
pada cidera (jarang terjadi)
Tanda : Takikardia, perubahan TD postural, menurunnya volume nadi
perifer, pucat atau sianosis; perpanjangan pengisian kapiler.

3. Integritas Ego
Gejala : Faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan, mis:
dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain, penghasilan,
gaya hidup tertentu, dan distress spiritual.
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat, dan menurunnya
BB.
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak
berguna, rasa bersalah, kehilangan kontrol diri dan depresi.
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut dan menarik diri
Prilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis dan kontak mata
yang kurang.
Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala
yang sama

4. Eliminasi
Gejala : Diare yang intermiten, terus menerus, sering dengan atau tanpa
disertai kram abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda : Feses encer dengan atau tanpa disertai mucus atau darah
Diare pekat yang sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses
rectal, perianal.
Perubahan dalam jumlah, warna dan karakteristik urine

5. Makanan/Cairan
Gejala : Tidak nafsu makan, perubahan dalam kemampuan mengenali
makan, mual/muntah.
Dispagia, nyeri retrosternal saat menelan, penurunan BB yang
cepat/ progresif
Tanda : Dapat menunjukkan adanya bising usus hiperaktif.
Penurunan BB: perawakan kurus, menurunnya lemak atau massa
otot; turgor kulit buruk; lesi pada rongga mulut, adanya selaput
putih dan perubahan warna; kesehatan gigi dan gusi yang buruk,
adanya gigi yang tanggal.
Edema (umum, dependen)

6. Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala.
Perubahan status mental, kehilangan ketajaman atau kemampuan
diri untuk mengatasi masalah, tidak mampu mengingat dan
konsentrasi menurun.
Kerusakan sensasi atau indra posisi dan getaran.
Kelemahan otot, tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan.
Kebas, kesemutan pada ekstermitas (kaki tampak menunjukkan
perubahan paling awal).
Tanda : Perubahan status mental, dengan rentang antara kacau mental,
sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kesadaran
menurun, apatis, retardasi psikomotor/respon melambat.
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang
tidak realitas.
Timbul reflek tidak normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya
berjalan ataksia.
Tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik vokalis:
hemiparesis, kejang.
Hemorage retina dan eksudat (renitis CNP)

7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri umum/local, sakit, rasa terbakar pada kaki.
Sakit kepala (keterlibatan SSP).
Nyeri dada pleuritis.
Tanda : Pembengkakan pda sendi,nyeri pada kelenjar, nyeri tekan.
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan atau pincang.
Gerak otot melindungi bagian yang sakit

8. Pernafasan
Gejala : ISK sering, menetap. Nafas pendek yang progresif.
Batuk (mulai dari sedang sampai parah), produktif/non produktif
sputum ( tanda awal dari adanya PCP mungkin batuk spasmodic
saat nafas dalam).
Bendungan atau sesak pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernafasan.
Perubahan pada bunyi nafas/bunyi nafas adventisius.
Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum).

9. Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses
penyembuhannya.
Riwayat menjalani tranfusi darah yang sering atau berulang (mis:
hemofilia, operasi vaskuler mayor, insiden traumatis). Riwayat
penyakit defisiensi imun yakni kanker tahap lanjut. Riwayat atau
berulangnya infeksi dengan PHS. Demam berulang : suhu rendah,
peningkatan suhu intermiten atau memuncak : berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit : terpotong, ruam, mis: ekjema,
eksantem, psoriasis, perubahan warna, perubahan ukuran atau
warna mola : mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya.
Rektum, luka-luka perianal atau abses.
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran jaringan linfe pada 2 area tubuh
atau lebih (mis: leher, ketiak, paha).
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya
berjalan.

10. Seksualitas
Gejala : Riwayat prilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan
seksual dengan pasangan yang positif HIV, pasangan seksual
multiple, aktifitas seksual yang tidak terlindung dan sek anal.
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan sek.
Penggunaan kondom yang tidak konsisten. Menggunakan pil
pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus
pada wanita yang diperkirakan dapat terpajan karena peningkatan
kekeringan atau fiabilitas vagina).
Tanda : Kehamilan atau resiko terhadap hamil.
Genitalia: manifestasi kulit (mis: herpes, kutil): rabas.

11. Interaksi sosial


Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis: kehilangan kerabat
atau orang terdekat, teman, pendukung. Rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan/
kehilangan pendapatan.
Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang
meninggal karena AIDS.
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu
membuat rencana.
Tanda : Perubahan pada interaksi keluarga/ orang terdekat.
Aktifitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan.

12. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan prilaku
beresiko tinggi (seksual atau pengguanaan obat-obatan IV).
Pengguanaan atau penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini
merokok, penyalahgunaan alcohol.

Pertimbangan rencana pemulangan


Memerlukan bantuan keuangan, obat-obatan/ tindakan, perawatan
kulit/luka, peralatan atau bahan : transportasi, belanja makanan
dan persiapan: perawatan diri, prosedur keperawatan teknis, tugas
perawatan dan pemeliharaan rumah, perawatan anak: perubahan
proses hidup.

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi terhadap infeksi (progresif menjadi sepsis atau awitan


infeksi oportunistik)
2. Resiko tinggi kurang volume cairan
3. Resiko tinggi tidak efektif/perubahan pertukaran gas, pola nafas
4. Resiko tinggi terhadap perubahan factor pembekuan, cidera
5. perubahan nutri kurang dari kebutuhan tubuh
6. Nyeri akut atau kronis
7. Kerusakan atau resiko tinggi terhadap gangguan integritas kulit
8. Perubahan membran mukosa oral
9. kelelahan
10. Perubahan proses fikir
11. Ansietas/ ketakutan
12. Isolasi social
13. Ketidakberdayaan
14. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah.


(Edisi VIII). Jakarta: EGC.

Donna D. Ignatavicius, dkk. (1999). Medical Surgical Nursing :


Across the Health Care Continum. (Edisi III).
Philadelphia: Wb Sounders Company.

Black and matasarin Jacobs. (1997). Medical Surgical Nursing :


Clinical management for continuity of care. (Edisi V).
Philadelphia: Wb Sounders Company.

Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan holistic.


(Edisi VI). Jakarta: EGC

Doenges Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan:


Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian
perawatan pasien. (Edisi III). Jakarta: EGC

Você também pode gostar