Você está na página 1de 19

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tanah merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam kehidupan
manusia,terlebih lagi dilingkungan masyarakat Indonesia yang sebagian besar
penduduknya menggantungkan kehidupan dari tanah. Selain tempat pemukimam
tanah merupakan sumber penghidupan bagi mereka yang mencari nafkah melalui
usahatani, tambak dan perkebunan. Bagi kehidupan manusia tanah mengandung
makna yang multidimensional.
Pertama, dari sisi ekonomi, tanah merupakan sarana produksi yang dapat
mendatangkan kesejahteraan. Kedua, secara politis, tanah dapat menentukan
posisi seseorang dalam pengambilan keputusanmasyarakat. Ketiga, sebagai
kapital budaya, tanah dapat menentukan tinggi rendahnya status sosial
pemiliknya. Keempat, tanah bermakna sakral, dimana setiap akhir hayat manusia
akan kembali kepada tanah.
1. Pembukaan tanah di suatu tempat tertentu merupakan awal dari lahirnya
kepemilikan tanah bagi individu atau kelompok, yang menurut hukum adat
pembukaan tanah tersebut diawali dengan pemberitahuan kepada persekutuan
hokum dan diberi tanda dan batas tertentu.
2. Selanjutnya tanah yang dibuka tersebut dijadikan sebagai tempat berusaha
dan atau di atasnya dibangun tempat tinggal yang dikuasai

I.2 Tujuan
Mengetahu cara menggali tanah untuk pembuatan profil tanah
Mempelajari cara sederhana menggambar profil tanah
Mempelajari cara praktis dan sederhana dalam mengenali tekstur
tanah
Mempelajari cara sederhana membuat deskripsi profil tanah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

1
2.1 Pengertian Tanah

Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang


berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang
bekerja selama waktu sangat panjang, dan berwujud sebagai suatu tubuh dengan
organisasi dan morfologi tertakrifkan (disadur dari Schroeder,1984). Pada dasarnya
tanah merupakan tubuh alam. Namun demikian banyak tanah yang memperlihatkan
tanda-tanda pengaruh antropogen. (Sutrisno. 1988)

Struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta tidak langsung berupa perbaikan
peredaran air, udara dan panas, aktivitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur hara
bagi tanaman, perombakan bahan organik, dan mudah tidaknya akar dapat
menembus tanah lebih dalam. Tanah yang berstruktur baik akan membantu
berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan tanaman secara optimal, sedangkan tanah
yang berstruktur jelek akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.
Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila di dalamnya terdapat penyebaran ruang
pori-pori yang baik, yaitu terdapat ruang pori di dalam dan di antara agregat yang
dapat diisi air dan udara dan sekaligus mantap keadaannya. Agregat tanah sebaiknya
mantap agar tidak mudah hancur oleh adanya gaya dari luar, seperti pukulan butiran
air hujan. Dengan demikian tahan erosi sehingga pori-pori tanah tidak gampang
tertutup oleh partikel-partikel tanah halus, sehingga infiltrasi tertahan dan run-off
menjadi besar. Struktur tanah yang jelek tentunya sebaliknya dengan keadaan diatas.
Dan kegiatan yang berupa pengolahan tanah, pembajakan, pemupukan termasuk
pengapuran dan pupuk organik, lebih berhubungan dengan aspek struktur daripada
aspek tekstur tanah.

Guna tekstur tanah secara fisik berperan pada struktur, aerasi dan suhu tanah, dan
secara kimia berperan dalam pertukaran ion-ion, sifat penyangga kejenuhan basa dan
sebagainya. Fraksi liat tergolong bagian tanah yang aktif, sedangkan fraksi pasir dan

2
debu non aktif. Penetapan di lapangan dengan cara perasa. Ambil contoh tanah dan
basahi dengan air sedikit demi sedikit sambil dirasakan. (Sarief, 1986).

Di dalam tanah banyak ditemukan ribuan jenis hewan dan mikroorganisme, dari
yang berukuran sangat kecil (bakteri, fungi dan protozoa/invisibee mikro-biota)
hingga biota yang berukuran sangat besar seperti cacing tanah, kutu, tikus, kaki
seribu dan megafauna. Aktivitas biologi organisme tanah terkonsentrasi di topsoil.
Komponen biologi menempati tempat yang tipis atau halus (<0.5%) dari total
volume tanah dan membuat kurang dari 10% total bahan organik tanah. Komponen
hidup ini terdiri dari akar tumbuhan dan organisme tanah. Cacing tanah sering
membentuk bagian utama biomassa hewan tanah dan dapat mempresentasikan
hampir 50% biomassa hewan tanah di tanah padang rumput, dan hingga 60% tanah
hutan. Cacing tanah dapat memperbaiki penyatuan bahan organik di bawah
permukaan tanah, meningkatkan jumlah air tersimpan dalam agregat tanah,
memperbaiki infiltrasi air, aerasi dan penetrasi akar dan meningkatkan aktivitas
mikroorganisme. Partikel tanah yang digerakkan ke berbagai posis oleh akar, cacing
tanah, baik melalui siklus kering atau basah dan melalui kekuatan lain sehingga
membentuk struktur tanah. Produksi kotoran mesofauna juga menyumbang
pembentukan struktur tanah partikel dan ruangruang yang terbentuk di antara partikel
(Hardjowigeno, 2005).

2.2 Unsur Hara Karbon dan Bahan Organik Dalam Tanah

Senyawa karbon atau biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa
yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hydrogen,
oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor. Pada awalnya senyawa karbon ini secara
tidak langsung menunjukkan hubungannya dengan sistem kehidupan. Namun dalam
perkembangannya, ada senyawa organik yang tidak mempunyai hubungan dengan
system kehidupan. Hal ini terbukti pada abad ke-19, senyawa organik dibuat dari
sumber-sumber yang tidak ada kaitannya dengan sistem kehidupan. Sebagai contoh,
Friedrich-Wohler pada tahun 1828 telah berhasil membuat urea (urea adalah senyawa

3
organik dari makhluk hidup yang berasal dari urin) dengan jalan menguapkan garam
ammonium sianat yang merupakan senyawa anorganik menjadi senyawa organik.
(Riswiyanto,2009)

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system kompleks dan
dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang yang terdapat di dalam tanah
yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor
biologis, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik
yang terdapat di dalam tanah, termasuk fraksi bahan organik ringan, biomassa
mikroorganisme, bahan organik didalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.

Pemberian bahan organik ke dalam tanah memberikan dampak yang baik terhadap
tanah, tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan memberikan respon yang positif apabila
tempat tanaman tersebut tumbuh memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangannya. Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah menyediakan zat
pengatur tumbuh tanaman yang memberikan keuntungan bagi pertumbuhan tanaman
seperti vitamin,asam amino, auksin dan giberelin yang terbentuk melalui dekomposisi
organik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dekomposisi bahan organik dapat dikelompokkan
dalam tiga grup, yaitu :
a. Sifat dari bahan tanaman termasuk jenis tanaman, umur tanaman dan komposisi kimia
b. Tanah termasuk aerasi, temperatur, kelembapan, keasaman, dan tingkat kesuburan
c. Faktor iklim terutama pengaruhi dari kelembaban dan temperatur.

Bahan organik secara umum dibedakan tas bahan organik yang relatif sukar
didekomposisi karena disusun oleh senyawa siklik yang sukaar diputus dan dirombak
menjadi senyawa yang lebih sederhana, termasuk di dalamnya adalah bahan organik
yang mengandung senyawa lignin, minyak, lemak, dan resin yang umumnya ditemui
pada jaringan tumbuh-tumbuhan; dan bahan organik yang mudah didekomposisikan
karena disusun oleh senyawa sederhana yang terdiri dari C, O, dan H, termasuk di
dalamnya adalah senyawa dari selulosa, pati, gula dan senyawa protein. Dari berbagai

4
aspek tersebut, jika kandungan bahan organik tanah cukup, maka kerusakan tanah dapat
diminimalkan, bahkan dapat dihindari.
Bahan organik tanah adalah semua bahan organik didalam tanah maupun yang
hidup, walaupun organisme hidup (biomassa tanah) hanya menyumbang kurang dari 5%
dari total bahan organik. Pada termologi tertentu, biomassa tidak dimasukkan sebagai
bahan organik tanah, secara praktek, analisis bahan organik dilakukan pada bahan tanah
kering udara yang lolos dari ayakan 2 mm dan termasuk semua materi hidup maupun
mati yang ada dalam tanah.
Kadar C-organik tanah cukup bervariasi, tanah mineral biasanya mengandung C-
organik antara 1 hingga 9%, sedangkan tanah gambut dan lapisan organik tanah hutan
dapat mengandung 40 sampai 50% C-organik dan biasanya < 1% di tanah gurun pasir .
Karbon adalah komponen utama dari bahan organik. Pengukuran C-organik secara tidak
langsung dapat menentukan bahan organik melalui penggunaan waktu koreksi tertentu.
Faktor yang selama beberapa tahun ini digunakan adalah faktor Van Bemmelan yaitu
1,74 dan didasarkan pada asumsi bahwa bahan organik mengandung 58% karbon.
Ada beberapa metode yang biasa dilakukan dalam analisis bahan organik tanah.
Antara lain dengan pembakaran, oksidasi basah. Kebanyakan metode dari manual hingga
yang otomatis menduga C-organik melalui oksidasi seluruh atau sebagian karbon dan
menentukan perkembangan CO2 yang terbentuk.
Karbon dan oksigen ditambahkan kepada atmosfer oleh pelepasan gas
(outgassing) CO2 dan uap H2O dari dakhil bumi. Semula atmosfer tidak mengandung gas
oksigen bebas, atau kalau sedikit sekali. (Mukhlis.2007)

5
III. METODE
III.1 Alat dan Bahan

Cangkul
Sendok Semen
Sendok Makan
Semprotan Air
Papan Alas (20 cm X 20 cm)
Penggaris Metal
Kamera digital
Kertas Gambar/Buku Catatan
Pensil

6

III.2 Cara kerja
3.2.1 Pemeriksaan Profil Tanah
Mengenali kondisi tanah yang akan di gali
Membuat irisan segar yang tegak lurus dengan bidag datar permukaan tanah
sekiranya dapat dibuat irisan sedalam 100 sampai 150 cm
Kemudian, setelah permukaan irisan sudah rata/datar, maka membuat foto
dengan camera. Foto yang di buat dapat meliputi tanah selebat 100 cm-
150cm serta meletakan penggaris metal sebagai skala pengukuran dalam foto
yang dibuat.
Lalu, membuat foto close up
Melakukan pengukuran tebal lapisan O, Lapisan A, lapisan B, dan Lapisan C
kemudian mencatatnya dan juga mengambar bagian profil tanah dengan
ringkas.
Melakukan dokumentasi terhadap lingkungan sekitar mengenai tipe
tumbuhannya.

3.2.2 Pemeriksaan Tekstur Tanah


Sampel tanah pada pemeriksaan profil tanah dilakukan untuk memeriksa
bagian tekstur tanah.
Mengambil kurag lebih satu sendok makan tanah kering yang ada pada
lapisan A.
Lalu menyemprotkan dengan air tanah yang sebelumnya telah diambil.
Meremasnya hingga membentuk atau tidak dapat membentuk gundukan.
Pada lapisan A remasaan tanah tidak dapat membentuk seperti bola
Pada lapisan B remasaan tanah dapat membentuk seperti bola, kemudian
dilakukan penggilingan kembali.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1 Hasil Pengamatan

K
e
L
t W
a
i a
p
n r
i Tekst % % %
g n
s
g a
a
i
n
a
n

L D
a u
p s
i 5 k

s c y
a m
n R
e
O d
D
L u
a s
p k
1
i y
5
s Pasir 15
c 85% 10%
a b
m
n r
o
A w
n

O
L
l
a
i
p
7 v
i
2 e
s Loam <30
c 70% <15%
a
m G
n
r
a
B
y

L 1 V
a 8 e
p c r
i m y
s
a P
a
l
e

n
O
r
C
a
n
g
e

IV.2 Pembahasan

Pada Profil tanah kelompok 6 yang berlokasi di Arboretum


(khususnya dibelakang faperta). Pada lokasi pratikum lapangan ini, vegetasi
cukup tertutup dimana tidak ada aktifitas manusia yang terlihat. Hutan masih
dalam Hutan sekunder. Intensitas cahaya di hutan ini sedang, karena dihutan
tersebut cahaya matahari masih dapat masuk. Vegetasi penutupnya adalah
pohon tetapi masih agak terbuka dan tidak terlalu rapat. Disini juga terkadang
terdengar suara organisme lain. Kemudian pada permukaan tanah terdapat
banyak serasah dengan ketebalan mencapai 5 cm. namun apabila serasah
disingkirkan tidak ditemukan adanya cacing tanah, tetapi yang dapat kita
temukan adalah semut-semut kecil. Pada saat pembuatan profil tanah
ditemukan adanya organisme ular (bertutul putih dengan bagian ekor terdapat
warna merah).

Profil tanah yang digalih adalah sedalam 110 cm, dimana pada
galian tersebut ditemukan empat lapisan O, A, B, dan C. Pada Lapisan O
ketebalan yang didapat adalah 5 cm, lapisan A setebal 15 cm, lapisan B
setebal 72 cm, dan lapisan C setebal 18 cm. Berdasarkan Lapisan Profil tanah,
perakaran tumbuhan yang tampak adalah sampai ke lapisan B dengan tipe
tumbuhan pohon besar.

Dari keempat lapisan O, A, B, dan C didapat berbagai warna


pada lapisan tersebut. Pada Lapisan O memiliki warna Dusky Red, pada
Lapisan A memiliki warna Dusky Brown, lapisan B memiliki warna Olive
Gray, dan pada lapisan C memiliki warna Very Pale Orange.

Pada pemeriksaan tekstur tanah, Tanah yang ditemukan


bersifat kurang subur. Ketika tanah tersebut diambil, tekstur tanah lapisan A
setelah diberikan perlakuan tidak bisa dibentuk seperti bola dan hanya
berbentuk gundukan, dimana pada lapisan A didominan oleh pasir. Kemudian,
pada lapisan B setelah diberikan perlakuan bisa dibentuk bola tanah, tetapi
ketika bola tanah tersebut dibentuk menjadi gulungan (silinder), tanah tersebut
akan pecah sehingga tidak bisa dilanjutkan kebentuk-bentuk selanjutnya.



V. KESIMPULAN

Tanah merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam


kehidupan manusia,terlebih lagi dilingkungan masyarakat Indonesia yang
sebagian besar penduduknya menggantungkan kehidupan dari tanah. Tanah
yang berstruktur baik akan membantu berfungsinya faktor-faktor
pertumbuhan tanaman secara optimal, sedangkan tanah yang berstruktur jelek
akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Guna tekstur tanah
secara fisik berperan pada struktur, aerasi dan suhu tanah, dan secara kimia
berperan dalam pertukaran ion-ion, sifat penyangga kejenuhan basa dan
sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, S dan M. Luthfi Rayes. 2005. Karakeristik, kondisi dan


permasalahan

Tanah di Indonesia. Malang : Bayumedia Publishing Anggota


IKAPI Jatim.

Muklis, dkk. 2007. Sifat-sifat Tanah. Bandung : ITB.

Riswiyanto, Ali. 2009. Unsur Hara Pada Tanah. Malang : Pusat


Perbukuan.

Sarief, A. 1986. Tanah. Struktur dan Karakteristik. Bandung : Bumi


Aksara.

Sutrisno. 1988. Pengertian Tanah. Bogor : IPB.



N BAGIAN NILAI

Cover
1

Pendahuan
2

Tinjauan Pustaka
3

Metode
4

Hasil dan Pembahasan


5

Kesimpulan
6

Daftar Pustaka
7

Jumlah


Tanda Tangan Asisten

PENILAIAN dan KOMENTAR ASISTEN

15 Oktober 2016

KARAKTERISTIK TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

OLEH

NAMA : HUSNA AULIA PUTRI


NIM : 1503113117
KELOMPOK :6
ASISTEN : ENDANG SOLEHA
NIM : 13031117770813


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
LAMPIRAN

Você também pode gostar

  • Pengamat Burung
    Pengamat Burung
    Documento4 páginas
    Pengamat Burung
    husnaauliaputri
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Acara 7
    Laporan Acara 7
    Documento28 páginas
    Laporan Acara 7
    husnaauliaputri
    Ainda não há avaliações
  • Kel.5 Reofo
    Kel.5 Reofo
    Documento2 páginas
    Kel.5 Reofo
    husnaauliaputri
    Ainda não há avaliações
  • Ekologi Acara 3
    Ekologi Acara 3
    Documento13 páginas
    Ekologi Acara 3
    husnaauliaputri
    Ainda não há avaliações
  • Acara 6 Husna
    Acara 6 Husna
    Documento12 páginas
    Acara 6 Husna
    husnaauliaputri
    Ainda não há avaliações
  • Fiswan Lele Mas
    Fiswan Lele Mas
    Documento2 páginas
    Fiswan Lele Mas
    husnaauliaputri
    Ainda não há avaliações
  • Taksis
    Taksis
    Documento3 páginas
    Taksis
    husnaauliaputri
    Ainda não há avaliações
  • Ekologi Acara 2
    Ekologi Acara 2
    Documento11 páginas
    Ekologi Acara 2
    husnaauliaputri
    100% (1)
  • Fiswan Lele Mas
    Fiswan Lele Mas
    Documento2 páginas
    Fiswan Lele Mas
    husnaauliaputri
    Ainda não há avaliações
  • Fiswan Lele Mas
    Fiswan Lele Mas
    Documento2 páginas
    Fiswan Lele Mas
    husnaauliaputri
    Ainda não há avaliações
  • Sejarah Kromosom 2
    Sejarah Kromosom 2
    Documento1 página
    Sejarah Kromosom 2
    husnaauliaputri
    Ainda não há avaliações
  • Kromosom
    Kromosom
    Documento2 páginas
    Kromosom
    Deysi Rosindah Tjakra
    Ainda não há avaliações
  • Sejarah Kromosom 2
    Sejarah Kromosom 2
    Documento1 página
    Sejarah Kromosom 2
    husnaauliaputri
    Ainda não há avaliações
  • Cheetah
    Cheetah
    Documento10 páginas
    Cheetah
    husnaauliaputri
    Ainda não há avaliações