Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
Mengetahu cara menggali tanah untuk pembuatan profil tanah
Mempelajari cara sederhana menggambar profil tanah
Mempelajari cara praktis dan sederhana dalam mengenali tekstur
tanah
Mempelajari cara sederhana membuat deskripsi profil tanah.
1
2.1 Pengertian Tanah
Struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta tidak langsung berupa perbaikan
peredaran air, udara dan panas, aktivitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur hara
bagi tanaman, perombakan bahan organik, dan mudah tidaknya akar dapat
menembus tanah lebih dalam. Tanah yang berstruktur baik akan membantu
berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan tanaman secara optimal, sedangkan tanah
yang berstruktur jelek akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.
Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila di dalamnya terdapat penyebaran ruang
pori-pori yang baik, yaitu terdapat ruang pori di dalam dan di antara agregat yang
dapat diisi air dan udara dan sekaligus mantap keadaannya. Agregat tanah sebaiknya
mantap agar tidak mudah hancur oleh adanya gaya dari luar, seperti pukulan butiran
air hujan. Dengan demikian tahan erosi sehingga pori-pori tanah tidak gampang
tertutup oleh partikel-partikel tanah halus, sehingga infiltrasi tertahan dan run-off
menjadi besar. Struktur tanah yang jelek tentunya sebaliknya dengan keadaan diatas.
Dan kegiatan yang berupa pengolahan tanah, pembajakan, pemupukan termasuk
pengapuran dan pupuk organik, lebih berhubungan dengan aspek struktur daripada
aspek tekstur tanah.
Guna tekstur tanah secara fisik berperan pada struktur, aerasi dan suhu tanah, dan
secara kimia berperan dalam pertukaran ion-ion, sifat penyangga kejenuhan basa dan
sebagainya. Fraksi liat tergolong bagian tanah yang aktif, sedangkan fraksi pasir dan
2
debu non aktif. Penetapan di lapangan dengan cara perasa. Ambil contoh tanah dan
basahi dengan air sedikit demi sedikit sambil dirasakan. (Sarief, 1986).
Di dalam tanah banyak ditemukan ribuan jenis hewan dan mikroorganisme, dari
yang berukuran sangat kecil (bakteri, fungi dan protozoa/invisibee mikro-biota)
hingga biota yang berukuran sangat besar seperti cacing tanah, kutu, tikus, kaki
seribu dan megafauna. Aktivitas biologi organisme tanah terkonsentrasi di topsoil.
Komponen biologi menempati tempat yang tipis atau halus (<0.5%) dari total
volume tanah dan membuat kurang dari 10% total bahan organik tanah. Komponen
hidup ini terdiri dari akar tumbuhan dan organisme tanah. Cacing tanah sering
membentuk bagian utama biomassa hewan tanah dan dapat mempresentasikan
hampir 50% biomassa hewan tanah di tanah padang rumput, dan hingga 60% tanah
hutan. Cacing tanah dapat memperbaiki penyatuan bahan organik di bawah
permukaan tanah, meningkatkan jumlah air tersimpan dalam agregat tanah,
memperbaiki infiltrasi air, aerasi dan penetrasi akar dan meningkatkan aktivitas
mikroorganisme. Partikel tanah yang digerakkan ke berbagai posis oleh akar, cacing
tanah, baik melalui siklus kering atau basah dan melalui kekuatan lain sehingga
membentuk struktur tanah. Produksi kotoran mesofauna juga menyumbang
pembentukan struktur tanah partikel dan ruangruang yang terbentuk di antara partikel
(Hardjowigeno, 2005).
Senyawa karbon atau biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa
yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hydrogen,
oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor. Pada awalnya senyawa karbon ini secara
tidak langsung menunjukkan hubungannya dengan sistem kehidupan. Namun dalam
perkembangannya, ada senyawa organik yang tidak mempunyai hubungan dengan
system kehidupan. Hal ini terbukti pada abad ke-19, senyawa organik dibuat dari
sumber-sumber yang tidak ada kaitannya dengan sistem kehidupan. Sebagai contoh,
Friedrich-Wohler pada tahun 1828 telah berhasil membuat urea (urea adalah senyawa
3
organik dari makhluk hidup yang berasal dari urin) dengan jalan menguapkan garam
ammonium sianat yang merupakan senyawa anorganik menjadi senyawa organik.
(Riswiyanto,2009)
Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system kompleks dan
dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang yang terdapat di dalam tanah
yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor
biologis, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik
yang terdapat di dalam tanah, termasuk fraksi bahan organik ringan, biomassa
mikroorganisme, bahan organik didalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.
Pemberian bahan organik ke dalam tanah memberikan dampak yang baik terhadap
tanah, tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan memberikan respon yang positif apabila
tempat tanaman tersebut tumbuh memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangannya. Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah menyediakan zat
pengatur tumbuh tanaman yang memberikan keuntungan bagi pertumbuhan tanaman
seperti vitamin,asam amino, auksin dan giberelin yang terbentuk melalui dekomposisi
organik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dekomposisi bahan organik dapat dikelompokkan
dalam tiga grup, yaitu :
a. Sifat dari bahan tanaman termasuk jenis tanaman, umur tanaman dan komposisi kimia
b. Tanah termasuk aerasi, temperatur, kelembapan, keasaman, dan tingkat kesuburan
c. Faktor iklim terutama pengaruhi dari kelembaban dan temperatur.
Bahan organik secara umum dibedakan tas bahan organik yang relatif sukar
didekomposisi karena disusun oleh senyawa siklik yang sukaar diputus dan dirombak
menjadi senyawa yang lebih sederhana, termasuk di dalamnya adalah bahan organik
yang mengandung senyawa lignin, minyak, lemak, dan resin yang umumnya ditemui
pada jaringan tumbuh-tumbuhan; dan bahan organik yang mudah didekomposisikan
karena disusun oleh senyawa sederhana yang terdiri dari C, O, dan H, termasuk di
dalamnya adalah senyawa dari selulosa, pati, gula dan senyawa protein. Dari berbagai
4
aspek tersebut, jika kandungan bahan organik tanah cukup, maka kerusakan tanah dapat
diminimalkan, bahkan dapat dihindari.
Bahan organik tanah adalah semua bahan organik didalam tanah maupun yang
hidup, walaupun organisme hidup (biomassa tanah) hanya menyumbang kurang dari 5%
dari total bahan organik. Pada termologi tertentu, biomassa tidak dimasukkan sebagai
bahan organik tanah, secara praktek, analisis bahan organik dilakukan pada bahan tanah
kering udara yang lolos dari ayakan 2 mm dan termasuk semua materi hidup maupun
mati yang ada dalam tanah.
Kadar C-organik tanah cukup bervariasi, tanah mineral biasanya mengandung C-
organik antara 1 hingga 9%, sedangkan tanah gambut dan lapisan organik tanah hutan
dapat mengandung 40 sampai 50% C-organik dan biasanya < 1% di tanah gurun pasir .
Karbon adalah komponen utama dari bahan organik. Pengukuran C-organik secara tidak
langsung dapat menentukan bahan organik melalui penggunaan waktu koreksi tertentu.
Faktor yang selama beberapa tahun ini digunakan adalah faktor Van Bemmelan yaitu
1,74 dan didasarkan pada asumsi bahwa bahan organik mengandung 58% karbon.
Ada beberapa metode yang biasa dilakukan dalam analisis bahan organik tanah.
Antara lain dengan pembakaran, oksidasi basah. Kebanyakan metode dari manual hingga
yang otomatis menduga C-organik melalui oksidasi seluruh atau sebagian karbon dan
menentukan perkembangan CO2 yang terbentuk.
Karbon dan oksigen ditambahkan kepada atmosfer oleh pelepasan gas
(outgassing) CO2 dan uap H2O dari dakhil bumi. Semula atmosfer tidak mengandung gas
oksigen bebas, atau kalau sedikit sekali. (Mukhlis.2007)
5
III. METODE
III.1 Alat dan Bahan
Cangkul
Sendok Semen
Sendok Makan
Semprotan Air
Papan Alas (20 cm X 20 cm)
Penggaris Metal
Kamera digital
Kertas Gambar/Buku Catatan
Pensil
6
III.2 Cara kerja
3.2.1 Pemeriksaan Profil Tanah
Mengenali kondisi tanah yang akan di gali
Membuat irisan segar yang tegak lurus dengan bidag datar permukaan tanah
sekiranya dapat dibuat irisan sedalam 100 sampai 150 cm
Kemudian, setelah permukaan irisan sudah rata/datar, maka membuat foto
dengan camera. Foto yang di buat dapat meliputi tanah selebat 100 cm-
150cm serta meletakan penggaris metal sebagai skala pengukuran dalam foto
yang dibuat.
Lalu, membuat foto close up
Melakukan pengukuran tebal lapisan O, Lapisan A, lapisan B, dan Lapisan C
kemudian mencatatnya dan juga mengambar bagian profil tanah dengan
ringkas.
Melakukan dokumentasi terhadap lingkungan sekitar mengenai tipe
tumbuhannya.
K
e
L
t W
a
i a
p
n r
i Tekst % % %
g n
s
g a
a
i
n
a
n
L D
a u
p s
i 5 k
s c y
a m
n R
e
O d
D
L u
a s
p k
1
i y
5
s Pasir 15
c 85% 10%
a b
m
n r
o
A w
n
O
L
l
a
i
p
7 v
i
2 e
s Loam <30
c 70% <15%
a
m G
n
r
a
B
y
L 1 V
a 8 e
p c r
i m y
s
a P
a
l
e
n
O
r
C
a
n
g
e
IV.2 Pembahasan
Profil tanah yang digalih adalah sedalam 110 cm, dimana pada
galian tersebut ditemukan empat lapisan O, A, B, dan C. Pada Lapisan O
ketebalan yang didapat adalah 5 cm, lapisan A setebal 15 cm, lapisan B
setebal 72 cm, dan lapisan C setebal 18 cm. Berdasarkan Lapisan Profil tanah,
perakaran tumbuhan yang tampak adalah sampai ke lapisan B dengan tipe
tumbuhan pohon besar.
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
N BAGIAN NILAI
Cover
1
Pendahuan
2
Tinjauan Pustaka
3
Metode
4
Daftar Pustaka
7
Jumlah
Tanda Tangan Asisten
PENILAIAN dan KOMENTAR ASISTEN
15 Oktober 2016
KARAKTERISTIK TANAH
OLEH