Você está na página 1de 8

Nama Kelompok :

1. Silvi Utami Putri : Moderator


2. Cici Wulandary : Penyaji
3. Muthya Gusman : Leaflet
4. Widya Rahmadhani : SAP,PPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
Pencegahan Cacingan pada Balita

Topik : Promosi Kesehatan Untuk Bayi/Balita


Pokok Bahasan : Pencegahan Cacingan pada Balita
Sasaran : Ibu-ibu yang memiliki anak bayi/balita
Tempat : STIKes Mercubaktijaya Padang
Hari/tanggal : Senin, 2 mei 2016
Waktu : 60 menit
Pelaksana : Mahasiswa STIKes Mercubaktijaya Padang

A.Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah melaksanakan penyuluhan, ibu mengetahui dan memahami pentingnya pencegahan
cacingan untuk anak-anak mereka.

B. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


1. Ibu mengetahui gambaran umum mengenai cacingan
2. Ibu mengetahui gejala yang muncul jika anak mereka mengalami cacingan dan
mengatahui cara pencegahannya.

C. Analisa Situasi
1. Yang mendapat penyuluhan adalah ibu-ibu yang memiliki anak bayi/balita.
a. Ibu- ibu siap mengikuti penyuluhan kesehatan tentang Pencegahan Cacingan
pada Balita.
b. Ibu-ibu antusias mengikuti penyuluhan, terbukti dengan adanya beberapa
pertanyaan yang diajukan seputar materi penyuluhan yang telah disampaikan.
2. Penyuluh adalah mahasiswa STIKes Mercubaktijaya padang Prodi D-III Kebidanan
Tingkat II A
a. Mahasiswa menguasai materi yang disampaikan
b. Mahasiswa mampu membuat suasana menarik saat penyuluhan ber-
langsung.
D. Materi
1. Gambaran umum mengenai cacingan.
2. Klasifikasi cacing parasit yang hidup pada tubuh manusia yang dapat membuat anak
cacingan.
3. Gejala yang mucul pada anak yang cacingan dan cara pencegahannya.

E. Metode
Ceramah dan tanya jawab
Mahasiswa menjelaskan mengenai Pencegahan Cacingan pada Balita, setelah itu ibu-ibu bisa
mengajukan pertanyaan tentang materi penyuluhan yang baru disampaikan.

F. Media
1. LeafLet
2. Laptop
3. LCD
4. Mikrophone

G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan ibu Media dan
alat
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam c. Menjawab -Laptop
b. Menyampaikan salam -LCD
tujuan penyuluhan d. Mendengarkan -Microphone
& topik yang akan &
disampaikan. memperhatikan
2 Penyampai 45 menit a. Menjelaskangambar a. Mendengarkan & -Laptop
-an an umum mengenai memperhatikan -LCD
topik cacingan b. Mendengarkan & -Microphone
b. Menjelaskan gejala memperhatikan -Leaflet
yang timbul pada c. Merespon(sambil
anak yang cacingan mengacungkan
dan cara tangan ) &
pencegahannya. mengajukan
c. Memberi pertanyaan.
kesempatan kepada d. Mendengarkan,
ibu-ibu untuk memberi
mengajukan masukan/sanggah
pertanyaan. an/ tanggapan
d. Penyuluh menjawab
pertanyaan yang
telah diajukan.
3. Penutup 10 menit a. Menyampaikan a. Mendengar & -Laptop
intisari/rangkuman menperhatikan -LCD
dari topik yang telah b. Merespon -Microphone
disampaikan. sambil
b. Menutup dengan menjawab
mengucapkan salam salam.
& terima kasih.

DASAR TEORI
PENCEGAHAN CACINGAN PADA BALITA

A. Gambaran Umum Mengenai Cacingan


Cacingan, salah satu penyakit tergolong tinggi kejadiannya di Indonesia. Penyebabnya hewan
parasit berukuran mikro yang mengambil makanan dari usus yang berisi banyak sari
makanan. Cacing masuk ke tubuh dalam fase larva merupakan penyakit endemis dan kronis
yang bisa meningkat tajam pada waktu musim hujan dan banjir. Larva cacing biasanya
menyebar ke berbagai tempat untuk menginvasi tubuh manusia. Kedengarannya memang
menyeramkan, tapi sebenarnya kecacingan tidak mematikan.

Gangguan yang ditimbulkan lebih kepada penurunan kesehatan tubuh. Anak yang menderita
cacingan kondisi gizinya akan menurun, sehingga kondisi kesehatannya tidak sebaik anak
normal. Bila masih dalam taraf ringan, biasanya gejala kecacingan tidak tampak. Yang terlihat
hanya keterhambatan pertumbuhan fisik karena gizi yang masuk selalu diisap lebih dulu oleh
parasitnya. Bila kondisi ini didiamkan, sangat mungkin cacing akan berkembang biak dengan
cepat. Cacing biasanya berkembang lebih cepat pada daerah-daerah dimana kebersihan masih
diabaikan. Terutama bila seseorang buang air besar sembarangan tidak pada jamban. Sehingga
telur cacing pada kotoran manusia masuk ke dalam mulut orang lain.

Cacing memasuki tubuh melalui dua jalan yakni, pertama lewat mulut, yaitu ketika anak
makan makanan yang tidak higienis, seperti tidak dicuci bersih atau dimasak dan banyak
dihinggapi lalat yang membawa larva cacing. Larva tersebut selanjutnya akan masuk ke
saluran pencernaan. Di sana, larva pecah dan berkembang biak. Biasanya, sasaran cacing
adalah tempat yang banyak menyimpan sari-sari makanan, seperti usus. Kedua, cacing masuk
lewat pori-pori. Bila anak tidak memakai alas kaki saat berjalan di tanah dan bersentuhan
dengan larva cacing, sangat mungkin larva itu masuk ke dalam tubuhnya lewat pori-pori.
Selanjutnya, larva akan masuk ke pembuluh darah dan sampai di tempat yang
memungkinkannya berkembang biak: bisa di usus, paru-paru, hati, atau di bagian tubuh lain.

B. Klasifikasi Cacing Parasit yang Hidup pada Tubuh Manusia


Setiap jenis cacing memiliki ciri khas. Ada yang senang di dalam usus besar, di usus halus,
maupun di usus buntu. Bentuknya pun ada yang besar dan kecil.Klasifikasi cacing yang biasa
menggerogoti tubuh manusia ini menjadi 4 jenis:
1) Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
Warna : Merah muda atau putih
Besarnya : 20 - 30 cm
Hidup di : Usus kecil
Cara Penularannya:
- Telur cacing masuk melalui mulut
- Menetas di usus kecil menjadi larva
- Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui ha
- Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke dalam usus
kecil dan menjadi dewasa di sana. Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap
hari.

2) Cacing Cambuk (Tricuris Trichiura)


Warna : Merah muda atau abu-abu
Besarnya : 3 - 5 cm
Hidup di : Usus besar
Cara Penularannya:
- Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan
- Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar
- Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan, terulanglah siklus ini.

3) Cacing Tambang (Ancylostomiasis)


Warna : Merah
Besarnya : 8 - 13 mm
Hidup di : Usus kecil
Cara Penularannya:
- Larva menembus kulit kaki
- Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru yang menyebabkan batuk
- Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka
menancapkan dirinya untuk mengisap darah.
Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan anak-
anak. Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah). Cacing tambang
dapat mengisap darah 10 - 12 mililiter setiap hari.

4) Cacing Kremi (Enterobius Vermicularis)


Warna : Putih
Besarnya : 1 cm
Hidup di : Usus besar
Cara Penularannya:
- Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
- Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar. Melalui
kontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing keremi dibawa ke tempat lain.
- Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.
Cacing keremi mudah sekali menular dan jika seorang terkena, seluruh keluarga perlu
diobati. Pada saat pengobatan, sprei, sarung bantal dan pakaian yang
dipakai perlu dicuci.

C. Gejala Cacingan
Parasit adalah tumbuhan atau binatang yang hidup pada tubuh, dimana mereka
merampas makanan yang kita perlukan. Ayng tentunya dapat menghambat pertumbuhan bagi
anak-anak. Parasit yang sering dijumpai ialah: cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang
dan cacing keremi. Penelitian DepartemenKesehatan RI menunjukkan lebih dari 80%
penduduk Indonesia cacingan. Gejala-gejala cacingan antara lain:
1. Perut buncit
2. Gatal-gatal sekitar anus
3. Muntah ada cacing
4. Cacing dalam feses
5. Anemia atau kurang darah
6. Penyumbatan usus
Anak yang cacingan biasanya kondisi gizi mulai menurun sehingga kesehatan mereka
terganggu. Bila dibiarkan terlihat kulit anak pucat, tubuh makin kurus serta perut membuncit
karena kekurangan protein. Pada kondisi sangat berat, cacingan bisa menimbulkan
peradangan pada paru yang ditandai dengan batuk dan sesak, sumbatan di usus, gangguan
hati, kaki gajah dan perforasi usus. Pada keadaan ini obat cacing tak lagi membantu secara
optimal. Seorang anak yang terkena cacingan akan mengalami kurang gizi, anemia, terjadi
gangguan di saluran pencernaan, mengalami penurunan daya tahan tubuh, penurunan
kemampuan belajar pada anak, dan penurunan nafsu makan.

D. Langkah Pencegahan
Tak sulit mencegah kecacingan pada anak. Inilah langkah - langkah yang dapat diterapkan Pada
balita :
a. Mandikan anak setiap hari. Gunakan air bersih yang bebas dari larva cacing. Kalau perlu,
gunakan sabun yang bisa membasmi larva cacing.
b. Jangan biarkan kuku anak memanjang. Guntinglah kuku anak secara teratur. Kuku bisa
menjadi tempat mengendap kotoran yang mengandung telur atau larva cacing.
c. Biasakan anak untuk cuci tangan dengan sabun. Lakukan setiap kali setelah anak
memegang benda-benda kotor atau sebelum makan.
d. Biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila keluar rumah, terutama
bila berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembab, merupakan tempat favorit cacing
untuk berkembang biak.
e. Bila ingin makan sayuran mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih
yang mengalir. Bila perlu gunakan sabun yang bisa digunakan untuk mencuci sayuran
dan buah-buahan agar bersih dari hama.
f. Gunakan air yang sudah dimasak untuk minum dan menyikat gigi.
g. Beri anak pengertian agar tidak memasukkan jarinya ke dalam mulut. Terangkan
kepadanya akibat yang bisa terjadi.
h. Lakukan toilet training pada waktunya dan ajarkan cara menjaga kebersihan saat BAB
dan BAK.
i. Pelihara kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun halaman rumah.
j. Pengobatan 6 bulan sekali sangat dianjurkan apalagi bagi anak-anak atau paling sedikit
setahun sekali. Dokter Anda akan memberikan obat yang cocok untuk kebutuhan balita
Anda. Selain itu teratur menjalani test feses di lab. Hasil lab. membantu dokter memberi
obat cacing yang tepat sesuai jenis cacingnya, jadi anak tidak hanya 'bebas' cacing
'temporary', tapi bisa kebal dengan cacing (plus jaga kebersihan diri dan lingkungan).

Você também pode gostar