Você está na página 1de 19

PENDAHULUAN

Pokok bahasan focus pada pengenalan aspek akuntansi dan hukum berkaiatan dengan
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Beberapa perusahaans masih mampu untuk
menutup kesulitan keuangannya melalui perubahan-perubahan internal dalam operasi dan
kebijakannya, sebagian lainnya yang mengalami masalah keuangan yang serius terpaksa
harus mencari jalan keluarnya.

Suatu perusahaan dianggap tidak mampu bayar (insolvent) jika tidak mampu
membayar hutang-hutangnya melebihi nilai wajar aktivanya. Ketidakmampuan untuk
membayar pada saat jatuh tempo lazimnya disebut equity insolvency. Memiliki total hutang
yang melebihi nilai wajar aktiva disebut bankruptcy insolvency. Perusahaan yang meminjam
(debitur) yang tak mampu membayar dari segi modalnya dapat menghindari pailit dengan
melakukan negosiasi atas perjanjian hutangnya secara langsung dengan kreditur. Debitur
yang tak mampu membayar dari segi kepailitan umumnya direorganisasi atau dilikuidasi
dalam suatu pengawasan oleh Pangadilan Perkara Kepailitan.

Suaru permohonan pailit dapat didaftarkan ke pengadilan perkara pailit (di Indonesia
Pengadilan Niaga) baik oleh debitur maupun kreditur. Oleh sebab itu perjanjian langsung
antara debitur dan kreditur dapat dicapai hanya jika kedua belah pihak setuju untu
manyelasaikan masalahnya di luar pengadilan sesuai dengan kepentingan terbaik mereka.

1. UNDANG-UNDANG KEPAILITAN
Dalam sejarahnya, peraturan kepailitan di Indonesia mengacu pada Undang-undang
tentang kepailitan yang dimuat dalam staatsbald tahun 1905 nomor 217 juncto Staatsbald
tahun 1906 nomor 348. Pada tanggal 22 April 1998, pemerintah menetapkan dan
mengundangkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun
1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang tentang Kepailitan, Perpu ini berlaku efektif
setelah 120 hari sejak tanggal diundangkan (20 Agustus 1998).
Kepailitan adalah sita umum yang mencakup seluruh kekayaan debitur untuk kepentingan
semua krediturnya. Tujuannya adalah pembagian kekayaan debitur oleh kurator kepada
semua kreditur dengan memperhatikan hak-hak mereka masing-masing. Melalui sita umum
tersebut dihindari dan diakhiri sita dan eksekusi oleh para kreditur secara sendiri-sendiri.
Proses kepailitan dimulai dengan :
1. Adanya pernyataan pailit. Berbeda dengan ketentuan sebelumnya, pasal 1 Undang-
undang Kepailitan menegaskan bahwa paling sedikit harus ada dua kreditur, dan debitur

1
sedikitnya tidak membayar satu hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
Pengadilan tidak akan memeriksa alasan debitur tidak mau membayar tetapi yang penting
ada bukti tidak membayar. Keharusannya adalah minimal kreditur sesuai menimbulkan
masalah bagaimana mnegatur pembagiannya apabila kepailitan tersebut disetujui oleh
pengadilan niaga. Oleh karena itu sesuai dengan ketentuan pasal 1132 KUHP Perdata
yang menyatakan bahwa pembagian kekayaan debitur antara para krediturnya harus
dilakukan secara pari passu pro rata paret yang berarti bahwa semua pembagiannya
dilakukan tanpa menentukan prioritas atau dengan kata lain para kreditur mendapatkan
kesempatan yang sama sesuai dengan besarnya tagihan mereka masing-masing
(proporsional).
2. Bagi debitur, kepailitan meliputi seluruh kekayaan milik debitur pada saat putusan
pernyataan pailit ditetapkan dan juga mencakupseluruh kekayaan yang diperoleh debitur
selama masa berlangsungnya kepailitan, semisal karena hibah atau warisan. Sejak
putusan pernyataan pailit dinyatakan oleh Pengadilan Niaga, pengurusan dan pemberesan
atas kekayaan debitur ditugaskan kepada curator dengan didampingi oleh Hakim
Pengawas yang ditunjuk dari Hakim Pengadilan yang brtugas mengawasi pengurusan dan
pemberesan oleh curator. Apabila kreditur maupun debitur tidak mengajukan usul
pengangkatan curator, maka Balai Harta Peninggalan akan bertindak selaku curator.
Sedangkan bagi kreditur, mereka memiliki hak yang sama atas hasil eksekusi kekayaan
debitur.
3. Bila ada putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat kasasi atau peninjauan
kembali, maka kepailitan debitur berakhir. Pembatalan putusan pernyataan pailit tersebut
tidak mempengaruhi keabsahan perbuatan yang telah dilakukan oleh kurator sebelum atau
pada tanggal kurator menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan tersebut.
Dengan berakhirnya kepailitan, debitur sepenuhnya berhak untu melakukan perbuatan
pengurusan dan pengalihan hak atas kekayaannya. Berakhirnya kepailitan tidak berarti
membebaskan debitur dari hutang-hutangnya yang belum dilunasi. Setiap kreditur yang
piutangnya belum sepenuhnya dilunasi berhak untuk menuntut pembayaran kepada
debitur yang kepailitannya telah berakhir.

2. LIKUIDASI
Likuidasi merupakan aktivitas lanjutan apabila debitur pailit tidak dapat menunjukkan
pada pengadilan niaga yang memiliki otoritas untuk menghentikan kepailitan. Tujuan utama
dari likuidasi adalah melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta pailit. Proses likuidasi

2
yang mengacu pada Perpu No.1 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang tentang
kepailitan
Dalam pernyataan pailit yuang ditentutan oleh pengadilan niaga sudah harus
ditentukan adanya Hakim Pengawas dan Kurator. Sebelum melakukan pengurusan dan
pemberesan, pengadilan wajib untuk mendengar nasehat dari hakim pengawas karena hakim
pengawas adalah pihak yang memiliki tugas untuk mengawasi proses pengurusan dan
pemberesan harta pailit. Hakim pengawas perlu melakukan penahanan terhadap debitur pailit.
Penahanan tersebut dapat ditangguhkan apabila ada jaminan bahwa debitur akan selalu hadir
apabila ada panggilan dari pengadilan. Kemudian Balai Harta Peninggalan melakukan uraian
mengenai harta pailit dan melakukan penilaian terhadap harta tersebut. Operasional
pengurusan dan pemberesan harta pailit dilakukan oleh curator. Kurator adalah perorangan
atau persekutuan perdata yang berdomisili di wilayah Indonesia dan memiliki keahlian
khusus untuk melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit yang telah terdaftar di
Departemen Kehakiman. Setiap 3 bulan kurator berkewajiban untuk menyampaikan laporan
kepada hakim pengawas yang berisi keadaan harta pailit dan kemajuan dari pelaksanaan
pengurusan dan pemberesan harta pailit.
Para kreditur yang memiliki piutang pada debitur pailit dapat membentuk suatu
panitia sementara. Panitia para kreditur ini memberikan nasihat kepada Balai Harta
Peninggalan (kurator) dan membantu proses pengawasan. Meskipun panitia para kreditur
tersebut dapat memberikan nasihat kepada kurator tetapi kurator tidak terikat dengan nasihat
tersebut.
Debitur pailit berhak untuk menawarkan perdamaian kepada semua kreditur sacara
bersamaan. Perdamaian ini dapat diterima apabila disetujui dalam rapat kreditur oleh lebih
dari 50% jumlah kreditur yang hadir dalam rapat yang mewakili 2/3 dari jumlah seluruh
piutang yang diakui atau yang untuk sementara diakui dari kreditur. Apabila perdamaian yang
ditawarkan oleh debitur ditolak maka debitur tidak boleh menawarkan lagi perdamaian baru.
Bila dalam rapat pencocokan hutang-piutang tidak ditawarkan perdamaian, atau bila
perdamaian yang ditawarkan telah ditolak atau pengesahan perdamaian tersebut pasti ditolak,
maka harta pailit berada dalam keadaan tidak mampu membayar kondisi ini menuntut
dilanjutkannya proses pailit dengan proses likuidsi. Sebelum melakukan likuidasi, kurator
melakukan investarisasi terhadap kekayaan dan kewajiban berdasarkan neraca penutupan per
tanggal izin usaha dicabut dan diaudit oleh akuntan public. Setelah proses investarisasi
selesai maka tim likuidasi yang dibentuk akan menyusun rencana likuidasi dengan tata cara
pencairan harta

3
Dalam melakukan penjualan aset, hal-hal berikut ini harus diperhatikan :
1. Aset tidak memiliki cacat hukum dan marketable
2. Harga patokan adalah penilaian dari independen appraisal
3. Diupayakan lebih dari satu penawar
4. Penawaran secara tertulis
5. Keputusan penjualan di pusat dan diputuskan setelah mendapatkan persetujuan dari
seluruh anggota tim likuidasi.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproses kepailitan tersebut dibebankan pada tiap
bagian harta pailit.

Ilustrasi Kasus Likuidasi


PT Serba Salah (perusahaan fiktif) mengalami kerugian operasi yang besar pada tahun
19X1 dan pada tengah tahun pertama 19X2. Sampai bulan juli 19X2 hutang dagangnya telah
jatuh tempo dan piutang dagangnya telah dijaminkan untuk pinjaman bank yang telah jatuh
tempo. Kreditur PT Serba Salah tidak setuju untuk memberi tambahan kredit atau
memperpanjang jangka waktu pinjaman tersebut, dan pada tanggal 1 agustus 19X2 PT Serba
Salah secara sukarela menyatakan diri palit.
Neraca yang dibuat pada tanggal diajukan pernyataan pailit disajikan pada peraga dibawah
(peraga 18-1) Neraca saat Mengajukan Pernyataan Pailit kepada Pengadilan Kepailitan.
Meskipun neraca tersebut menunjukkan ekuitas pemegang saham dengan basis kelangsungan usaha
sebesar Rp.13.000.000, penilaian harga perolehan bukanlah merupakan indikator yang baik untuk
kondisi keuangan perusahan yang dilikuidasi. Laporan akuntansi untuk perusahaan yang dilikuidasi
disebut laporan keuangan likuidasi dengan basis likuidasi (selanjutnya disebut laporan keuangan
likuidasi).

PT SERBA SALAH
NERACA
PER 1 AGUSTUS 19X2
Aktiva

4
Aktiva Lancar
Kas Rp3.000.000
Surat-Surat Berharga (harga pasar) 7.000.000
Piutang Dagang (minus penyisihang piutang tak tertagih) 25.000.000
Persediaan 50.000.000
Biaya Dibayar Dimuka 4.000.000 Rp89.000.000

Aktiva Jangka Panjang


Tanah Rp15.000.000
Bangunan-Netto 40.000.000
Peralatan-Netto 30.000.000
Aktiva Tak Berwujud 6.000.000 Rp91.000.000
Total Aktiva Rp180.000.000

Kewajiban dan Ekuitas


Kewajiban Lancar
Hutang Dagang Rp65.000.000
Hutang Gaji 13.000.000
Hutang Pajak Bumi dan Bangunan 2.000.000
HutangWesel-Bank 25.000.000
Hutang Wesel-Pemasok 5.000.000
Hutang Bunga 7.000.000 Rp117.000.000

Kewajiban Jangka Panjang


Hutang Hipotik 50.000.000
Total Kewajiban Rp167.000.000

Ekuitas
Modal Saham Rp200.000.00
0
Laba Ditahan (187.000.000)
Total Ekuitas Rp13.000.000
Total Kewajiban dan Ekuitas Rp180.000.000

Peraga 18-1 Neraca Pada Saat Mengajukan Pernyataan Pailit Kepada Pengadilan Kepailitan

3. LAPORAN KEUANGAN LIKUIDASI PERSEROAN

5
Kewajiban tim likuidasi diantaranya adalah membuat laporan keuangan likuidasi
untuk pengadilan perkara kepailitan. Laporan ini adalah dokumen yang disediakan secara
legal untuk pengadilan perkara kepailitan. Laporan keuangan likuidasi yang dibuat akuntan
adalah laporan keuangan yang menekankan nilai likuidasi dan menyediakan informasi yang
relevan bagi tim likuidasi dalam melikuidasi perusahaan. Laporan ini juga menyediakan
informasi yang mungkin berguna untuk kreditur dan untuk pengadilan perkara kepailitan.
Laporan keuangan likuidasi disajikan pada tanggal tertentu, dan memberikan informasi
neraca dimana aktiva diukur berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasi dan digolongkan
berdasarkan urutan ketersediaan bagi kreditur yang dijamin penuh, yang dijamin sebagian,
yang diprioritaskan, dan yang tidak dijamin. Hutang digolongkan pada laporan keuangan
likuidasi berdasarkan prioritas, dijamin penuh, dijamin sebagian, dan tidak dijamin.
Penilaian harga perolehan dimasukkan dalam laporan untuk tujuan referensi

Ilustrasi Laporan Keuangan Likuidasi untuk PT Serba Salah disajikan dalam


Peraga dibawah (peraga 18.2). Informasi untuk laporan tersebut diperoleh di Neraca (lihat
peraga 18.1) pada tanggal pernyataan pailit dan dari sumber lain seperti, penilaian nilai
likuidasi aktiva yang diharapkan dan persetujuan kontrak dengan kreditur mengenai jaminan
atas hutangnya. Hutang hipotik, dan juga hutang bunga Rp.5.000.000 dijamin dengan tanah
dan bangunan. Semua piutang dagang digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman bank,
ditambah biaya bunga yang belum dibayar Rp.2.000.000 yang termasuk dalam hutang bunga.

Diharapkan aktiva PT Serba Ada dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu tiga bulan dan
nilai yang dapat direalisasikan akan sebagai berikut :

Kas Rp. 3.000.000


Surat berharga 7.000.000
Piutang dagang 22.000.000
Persediaan (setelah dikurang biaya penjualan) 55.000.000
Biaya dibayar dimuka 0
Tanah dan bangunan 60.000.000
Peralatan 12.000.000
Aktiva tidak berwujud 0
Rp.159.000.000

6
Aktiva yang dijamin untuk klaim kreditur dioffset terhadap klaim kreditur yang
dijamin pada kelompok aktiva dalam laporan keuangan likuidasi. Selisih lebih nilai aktiva
yang dijaminkan yang dapat direalisasi atas klaim yang berhubungan dicatat pada kolom
kanan dari laporan untuk menunjukkan jumlah yang tersedia untuk kreditur yang tidak
dijamin. Selisih lebih klaim kreditur yang dijamin atas nilai realisasi aktiva yang dijaminkan
sebagai jaminan yang menunjukkan bahwa klaim tersebut hanya dijamin sebagian. Bagian
yang tidak dijamin ditunjukkan pada bagian hutang dari laporan sebagai klaim yang tidak
dijamin dan tidak diprioritaskan. (Perhatikan bahwa offset untuk kreditur yang dijamin
sebagian ditunjukkan baik pada bagian aktiva maupun kewajiban dari laporan tersebut).

Jumlah defisiensi yang diperkirakan Rp.8.000.000 ditunjukkan dalam laporan


keuangan sebagai angka penyeimbang yang mencerminkan selisih lebih klaim yang tidak
dijamin atas jumlah yang diharapkan tersedia bagi pemilik klaim tersebut. Alternatif lain,
defisiensi yang diperkirakan Rp.8.000.000 dapat dihitung dengan mengurangkan nilai aktiva
yang dapat direalisasi dari total kewajiban (Rp.167.000.000 Rp.159.000.000) atau dengan
mengurangkan kerugian aktiva yang diperkirakan Rp.21.000.000 (yakni nilai buku
Rp.159.000.000 nilai yang dapat direalisasikan Rp.180.000.000) dari modal saham
Rp.13.000.000, seperti yang ditunjukkan dalam neraca historis.

7
Praga 18-2 Laporan Keuangan Likuidasi

8
Akuntansi Tim Likuidasi
Tim likuidasi dalam kasus kepailitan mengambil alih aktiva dari perusahaan yang
pailit. Tim Likuidasi bertanggung jawab atas aktiva-aktiva tersebut sampai dilepaskan oleh
pengadilan perkara pailit. Undang-undang kepailitan tidak memuat prosedur akuntansi yang
terinci seperti bagaimana tim likuidasi tersebut maka sebaiknya membuat pencatatan
akuntansi baru untuk membentuk akuntabilitas atas harta pailit dan menunjukkan pelepasan
tanggungjawab, atas apakah catatan akuntansi perusahaan yang ada harus dilanjutkan
dibawah petunjuk tim likuidasi.
Tim likuidasi PT Serba Salah dalam ilustrasi ini membuat catatan akuntansi yang
baru. Aktiva dicatat dalam buku likuidasi pada nilai buku, bukan nilai yang diharapkan dapat
direalisasi, karena pengaruh subjektivitas dalam menilai jumlah yang dapat direalisasikan
pada saat pernyataan pailit diajukan. Perkiraan kontra aktiva dihilangkan dari buku karena
mereka tidak mempunyai pengaruh dalam likuidasi dan juga karena akan menyederhanakan
upaya likuidasi. Jurnal berikut ini dibuat untuk memulai pembukuan tim Likuidasi PT Serba
Salah:

Setelah membukukan kustodi harta pailit, tim likuidasi mencatat keunutngan dan
kerugian dan biaya likudasi langsung pada perkiraan modal harta pailit. Aktiva dan kewajiban
yang tidak tercatat yang ditemukan oleh tim likuidasi juga masuk dalam perkiraan modal
harta pailit. Untuk membedakan aktiva dan kewajiban yang ternasuk dalam harta pailit awal
dengan yang dibeli karena likuidasi, aktiva, dan kewajiban dicatat setelah harta pailit yang
dibebankan pada tim likuidasi diidentifikasi sebagai baru

9
Transaksi dan peristiwa selama bulan pertama likuidasi PT Serba Salah dijelaskan dan
jurnal umum untuk mencatatnya dalam buku likuidasi diberikan sebagai berikut :
1. Diterima tagihan untuk biaya utilitas yang sebelumnya tidak tercatat sebesar
Rp500.000
Modal harta pailit Rp500.000
Hutang Biaya Utilitas-baru Rp500.000
2. Aktiva tak berwujud dinilai tidak berharga dan dihapuskan
Modal harta pailit Rp 6.000.0000
Aktiva tak berwujud Rp 6000.000
3. Semua item persediaan terjual seharga Rp48.000.000, dimana Rp18.000.000 secara
kredit dan Rp30.000.0000 secara tunai.
Kas Rp30.000.000
Piutang dagang-baru Rp18.000.000
Modal harta pailit Rp2.000.000
Persediaan Rp50.000.000
4. Peralatan dijual tunai sebesar Rp 14.200.000
Kas Rp14.200.000
Modal harta pailit Rp15.800.000
Peralatan Rp30.000.000
5. Gaji dan pajak bumi dan bangunan yang terhutang pada tgl 1 Agustus Dibayar
Hutang gaji Rp13.000.000
Hutang Pajak Bumi dan Bangunan Rp2.000.000
Kas Rp15.000.000
6. Tanah dan bangunan terjual seharga Rp64.000.000 tunai, dan hutang hipotik serta
hutang bunga yang berhubungan dibayar
Kas Rp64.000.000
Tanah Rp15.000.000
Bangunan Rp40.000.000
Modal harta pailit Rp9.000.0000
Hutang hipotik Rp50.000.000
Hutang bunga Rp5.000.000
Kas Rp55.000.000

10
7. Polis asuransi (termasuk didalam biaya dibayar dimuka) dibatalkan, dan kas
dikembalikan sebesar Rp1000.000 diterima
Kas Rp1.000.000
Biaya dibayar dimuka Rp1.000.000
8. Piutang dagang sebesar Rp21.000.000 berhasil ditagih dari jumlah yang terhutang
pada PT Serba Salah tanggal 1 Agustus. Sisa Rp 4.000.000, tidak dapat ditagih
Kas Rp21.000.000
Modal harta pailit Rp4.000.000
Piutang dagang Rp25.000.000
9. Penerimaan Rp21.000.000 dipakai untuk membayar hutang wesel bank dan bunganya
Hutang bunga Rp2.000.000
Hutang wesel-bank Rp19.000.000
Kas Rp21.000.000
10. Biaya administrasi yang diperkirakan Rp3.000.000 dibayar
Modal harta pailit Rp3.000.000
Kas Rp3.000.000
11. Biaya Tim Likuidasi Rp2.000.000 diakui
Modal pailit Rp2.000.000
Hutang biaya likuidasi-baru Rp2.000.000
Setelah transaksi dan peristiwa sampai tanggal 31 Agustus dimasukkan dalam buku
tim likuidasi, laporan keuangan dapat dibuat jika dibutuhkan untuk menunjukkan kemajuan
likuidasi dan posisi keuangan tanggal 31 Agustus 19X2.

Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas. Laporan ini dibuat langsung dari jurnal dalam
perkiraan kas yang muncul dalam bentuk sebagai berikut :

Peraga 18-3 menggambarkan laporan interim penerimaan kas dan pengeluaran kas tim
likuidasi untuk periode 1 Agustus sampai dengan 31 Agustus 19x2. Karena semua

11
pengeluaran memerlukan persetujuan pengadilan, laporan sebaiknya merupakan ikhtisar
keuangan yang berguna.

Praga 18-3 Laporan Interim Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas Tim Likuidasi

Laporan Perubahan Modal Harta Pailit. Data yang termuat dalam perkiraan modal harta
pailit menjadi dasar untuk pembuatan laporan perubahan modal harta pailit (defisit).
Perkiraan tersebut nampak dalam ikhtisar sebagai berikut :

Peraga 18-4 menggambarkan perubahan dalam modal harta pailit PT Serba Salah
untuk periode 1 Agustus sampai 31 Agustus 19X2. Perhatikan bahwa laporan itu memisahkan

12
keuntungan dan kerugian atas realisasi aktiva dari biaya yang berhubungan dalam
melikuidasi perusahaan.

PT SERBA SALAH DALAM LIKUIDASI


LAPORAN PERUBAHAN MODAL HARTA PAILIT
DARI 1 AGUSTUS SAMPAI 31 AGUSTUS 19X2
Modal Harta pailit, 1 Agustus 19X2 Rp13.000.000
Dikurangi : Kerugian bersih atas likuidasi aktiva Rp18.800.00
(lihat skedul di bawah) 0
Kewajiban atas utilitas yang ditemukan 500.000
Biaya administrasi 3.000.000
Biaya tim likuidasi 2.000.000
Penurunan bersih untuk periode (24.300.000)
Defisit Harga pailit 31 Agustus 19X2 Rp11.300.000

SKEDUL KERUGIAN BERSIH ATAS LIKUIDASI AKTIVA


Nilai Buku Hasil Keuntungan
1 Agustus Realisasi atau (Kerugian)
Piutang dagang Rp 25.000.000 Rp21.000.000 Rp(4.000.000)
Persediaan 50.000.000 48.000.000 (2.000.000)
Tanah dan bangunan 55.000.000 64.000.000 9.000.000
Peralatan 30.000.000 14.200.000 (15.800.000)
Aktiva Tak Berwujud 6.000.000 0 (6.000.000)
Kerugian bersih pada likuidasi aktiva Rp(18.800.000)
Peraga 18-4 Laporan Perubahan Modal Harta Pailit dan Skedul Kerugian Bersih atas Likuidasi
Aktiva Tim Likuidasi

Neraca. Neraca dibuat langsung dari saldo buku besar tim likuidasi dan disajikan
dalam peraga 18-5. Dua jumlah penting yang muncul dineraca-kas dan deficit harta pailit
didukung oleh jumlah dari laporan penerimaan kas dan pengeluaran kas (peraga 18-3) dan
perubahan dalam harta pailit (Peraga 18-4). Laporan yang disajikan pada peraga 18-3, 18-4,
18-5 adalah dalam bentuk yang sangat dikenal oleh akuntan, tapi anda akan ingin untuk
membandingkan laporan keuangan ini dengan laporan tradisional realisasi dan likuidasi yang
disajikan dalam peraga 18-6.

PT SERBA SALAH
NERACA

13
PER 31 AGUSTUS 19X2
Kas Rp39.200.000
Surat berharga 7.000.000
Piutang dagang-baru 18.000.000
Biaya dibayar dimuka 3.000.000
Total aktiva Rp67.200.000

Kewajiban dan Defisit


Hutang dagang 65.000.000
Hutang utilitas-ditemukan 500.000
Hutang biaya tim likuidasi-baru 2.000.000
Hutang wesel-bank (porsi tak terjamin) 6.000.000
Hutang wesel-pemasok 5.000.000
Total Kewajiban 78.500.000
Dikurangi: Defisit harta pailit 11.300.000
Total kewajiban dikurangi defisit Rp67.200.000
Peraga 18-5 Neraca Interim Tim Likuidasi Selama Proses Likuidasi

Laporan realisasi dan likuidasi. Tujuan memperkenalkan laporan realisasi dan


likuidasi dalam bab ini adalah untuk membuat para pembaca sadar akan laporan dan
penggunaan serta keterbatasannya. Laporan ini tidak wajib dibuat, tapi akan berguna untuk
memberikan informasi kepada pengadilan.

Laporan realisasi dan likuidasi adalah sebuah laporan aktivitas yang ditujukan untuk
menggambarkan kemajuan proses likuidasi. Tujuan sebenarnya adalah memberikan
keterangan kepada pengadilan perkara pailit dan kreditur yang berkepentingan. Laporan
realisasi dan likuidasi untuk PT Serba Salah disajikan pada Peraga 18-6. Laporan tersebut
ditampilkan dalam bentuk tradisional, kecuali penjelasan dalam kurung pada beberapa
kategori.

PT SERBA SALAH
LAPORAN REALISASI DAN LIKUIDASI
DARI 1 AGUSTUS 19X2 SAMPAI 31 AGUSTUS 19X2 (DALAM RUPIAH)
Aktiva
Aktiva yang Akan Direalisasi (Aktiva Aktiva yang Telah Direalisasi (Dari

14
nonkas pada 1 Agusus) Penjualan, pembuangan atau
penghapusan
Surat berharga 7.000.000 Piutang dagang 21.000.000
Piutang dagang 25.000.000 Persediaan 48.000.000
Persediaan 50.000.000 Biaya dibayar dimuka 1.000.000
Biaya dibayar dimuka 4.000.000 Tanah dan bangunan 64.000.000
Tanah 15.000.000 Peralatan 14..200.00
0
Bangunan 40.000.000 Aktiva tak berwujud Nihil 148.200.000
Peralatan 30.000.00
Aktiva tak berwujud 6.000.000 177.000.000

Aktiva Diperoleh: (aktiva bukan kas Aktiva yang Tidak Direalisasi (Aktiva
yang baru diterima) nonkas 31 Agustus)
Piutang dagang-baru 18.000.000 Surat berharga 7.000.000
Jangka pendek 3.000.000
Biaya dibayar dimuka 3.000.000 Piutang dagang-baru 18.000.000 28.000.000

Hutang
Kewajiban yang Akan Dilikuidasi Kewajiban yang Telah dilikuidasi
(kewajiban per 1 agustus) (jumlah kewajiban yang dilunasi)
Hutang dagang 65.000.000 Hutang gji 13.000.000
Hutang gaji 13.000.000 Hutang pajak bumi dan 2.000.000
bangunan
Hutang pajak property 2.000.000 Hutang wesel-bank 19.000.000
Hutang wesel-bank 25.000.00 Hutang bunga 7.000.000
Hutang wesel- 5.000.000 Hutang hipotik 50.000.000 91.000.000
pemasok
Hutang bunga 7.000.000
Hutang hipotik 50.000.000 167.000.000

Kewajiban yang Timbul atau Kewajiban yang Tidak Dilikuidasi


Ditemukan: (jumlah yang timbul atau (kewajiban 31 agustus)
ditemukan tapi belum dibayar per 31
agustus)
Hutang dagang 65.000.000
Hutang wesel-bank 6.000.000
Hutang ditemukan 500.000 Hutang wesel-suplliers 5.000.000
untuk
utilitas
Hutang biaya tim 2.000.000 2.500.000 Hutang ditemukan 500.000
Likuidasi-baru untuk utilitas
Hutang biaya tim 2.000.000 78.500.000
likuidasi -baru

Laba atau Rugi dan Item Tambahan


Biaya Tambahan: (biaya diluar Pendapatan Tambahan: (pendapatan
kerugian aktiva dan penghapusan) diluar keuntungan aktiva atau
penyelesaian kewajiban)
Hutang ditemukan 500.000 Tidak ada
Untuk utilitas
Biaya tim likuidasi 2.000.000 Rugi bersih 24.300.000
Biaya administrasi-baru 3.000.000 5.500.000
370.000.000 370.000.000
Peraga 18-6 Laporan Realisasi dan Likuidas

15
Pemeriksaan pada Laporan Likuidasi dan Realisasi PT. Serba Salah menunjukkan
bahwa laporan tersebut rumit dan bentuknya tidak umum. Tambahan lagi, logika penyusunan
laporan tersebut tidak langsung terlihat. Dengan pertimbangan ini bersama dengan fakta
bahwa laporan menghasilkan kerja yang buruk dalam memperlihatkan kemajuan likuidasi,
mengakibatkan kemunduran laporan.

Meskipun berbagai bentuk alternatif laporan telah diajukan, banyak akuntan yang
merasa bahwa laporan keuangan dasar dengan skedul pendukung menghasilkan lebih banyak
informasi yang berhubungan dengan aktivitas likuidasi.

Penyelesaian Masalah

Selama bulan September 2008, tim likuidasi PT. Serba Salah berhasil menagih piutang dagang
Rp. 18.000.000 menjual surat berharga sebesar Rp. 7.300.000, menjual pelengkapan (termasuk
dalam biaya dibayar dimuka) untuk tahun 2012, menghapus biaya dibayar dimuka yang tersisa,
dan mendistribusikan kas sebagai akhir likuidasi harta pailit tersebut. Jurnal dalam buku tim
likuidasi untuk mencatat transaksi dan peristiwa tersebut adalah sebagai berikut :

Kas Rp. 18.000.000


Piutang dagang baru Rp. 18.000.000
(Penagihan seluruh piutang)

Kas Rp. 7.300.000


Surat surat berharga Rp. 7.000.000
Modal harta pailit 300.000
(Penjualan surat berharga secara tunai)

Kas Rp. 995.000


Modal harta pailit 2.005.000
Biaya dibayar dimuka Rp. 3.000.000
(Penjualan perlengkapan dan penghapusan biaya dibayar dimuka)

16
Setelah jurnal tersebut dimasukan ke dalam pembukuan tim likuidasi, saldo perkiraan adalah
sebagai berikut :
Debit Kredit
Kas Rp65.495.000
Hutang dagang Rp 65.000.000
Hutang utilitas 500.000

Hutang biaya tim likuidasi-baru 2.000.000


Hutang wesel-bank 6.000.000
Hutang wesel-pemasok 5.000.000
Modal harta pailit 13.005.000 -
Rp78.500.000 Rp78.500.000

Karena biaya tim likuidasi merupakan tagihan prioritas maka dibayar penuh dan klaim yang
tersisa sebesar Rp. 76.500.000 (semua kreditur rangking pertama yang tidak terjamin) menerima
Rp. 0,83 (Rp. 63.495.000 : 76.500.000) dalam penyelesaian akhir klaim mereka.

Jurnal untuk mencatat distribusi kas adalah :

Hutang biaya tim likuidasi-baru Rp. 2.000.000


Kas Rp. 2.000.000
(Untuk mencatat pembayaran biaya tim likuidasi)

Hutang dagang Rp. 53.950.000


Hutang biaya utilitas 415.000
Hutang wesel bank 4.980.000
Hutang wesel pemasok 4.150.000
Kas Rp. 63.495.000
(Untuk mencatat pembayaran Rp. 0.83 untuk kreditur yang tidak dijamin)

Jika debitur adalah perorangan, pengadilan akan membebaskan hutang hutang yang ada atau
klaim kecuali debitur telah : (1) mentransfer, memindahkan, menghancurkan property harta
pailit dengan niat untuk menghambat, menunda, atau merusak ; (2) membuat laporan curang di
bawah sumpah ; (3) menyajikan klaim yang salah ; (4) menyembunyikan informasi ; (5) gagal
untuk menemukan kondisi lain yang tertentu.

17
Tetapi perusahaan tidak diperbolehkan untuk lepas tangan karena kewajiban mereka
terbatas pada aktiva perusahaan. Kasus yang berhubungan dengan perusahaan ditutup pada saat
harta pailit telah diselesaikan dan tim likuidasi dibubarkan.

Tim likuidasi membuat jurnal berikut ini untuk menutup kasus PT Serba Salah :
Hutang dagang Rp.11.050.000
Hutang utilitas 85.000
Hutang wesel-bank 1.020.000
Hutang wesel-pemasok 850.000
Modal harta pailit Rp.13.005.000
(Untuk menutup pembukuan tim likuidasi)

DAFTAR PUSTAKA

18
Beams Floyd A. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia Buku Dua Edisi Empat.
Jakarta: Salemba Empat.
Floyd A. Beams, Joseph H. Anthony, Robin P. Clement, Suzanne H. Lawenshon. 2007.
Akuntansi Lanjutan Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Pt.Indeks

19

Você também pode gostar

  • Suharlan Bab II
    Suharlan Bab II
    Documento90 páginas
    Suharlan Bab II
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • CG Sap 4
    CG Sap 4
    Documento13 páginas
    CG Sap 4
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • CG Sap 8
    CG Sap 8
    Documento22 páginas
    CG Sap 8
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Sap 1
    Sap 1
    Documento8 páginas
    Sap 1
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Sap 2
    Sap 2
    Documento17 páginas
    Sap 2
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Sap 4
    Sap 4
    Documento23 páginas
    Sap 4
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Eka
    Eka
    Documento14 páginas
    Eka
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • SAP 3 Fix
    SAP 3 Fix
    Documento16 páginas
    SAP 3 Fix
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Bab 13
    Bab 13
    Documento8 páginas
    Bab 13
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Sap 3 Fix
    Sap 3 Fix
    Documento13 páginas
    Sap 3 Fix
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Sap 2 Alasan
    Sap 2 Alasan
    Documento19 páginas
    Sap 2 Alasan
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Sap 2 Kelompok 1 - Teori Mendasari GCG
    Sap 2 Kelompok 1 - Teori Mendasari GCG
    Documento10 páginas
    Sap 2 Kelompok 1 - Teori Mendasari GCG
    goufaprs
    Ainda não há avaliações
  • Data Revisi Individu
    Data Revisi Individu
    Documento16 páginas
    Data Revisi Individu
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • METODE BUNGA EFEKTIF
    METODE BUNGA EFEKTIF
    Documento4 páginas
    METODE BUNGA EFEKTIF
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Sap 1 Aja Revisi
    Sap 1 Aja Revisi
    Documento16 páginas
    Sap 1 Aja Revisi
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Analisis Perbandingan
    Analisis Perbandingan
    Documento2 páginas
    Analisis Perbandingan
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Kasus Sap 12
    Kasus Sap 12
    Documento30 páginas
    Kasus Sap 12
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Keuangan PRSH Dagang
    Laporan Keuangan PRSH Dagang
    Documento6 páginas
    Laporan Keuangan PRSH Dagang
    Ekhachee Ghadiztchilidizt
    Ainda não há avaliações
  • RMK Akpri Pertanggungjawaban
    RMK Akpri Pertanggungjawaban
    Documento10 páginas
    RMK Akpri Pertanggungjawaban
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Study Kelayakan Bisnis
    Study Kelayakan Bisnis
    Documento12 páginas
    Study Kelayakan Bisnis
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • SPM Sap 2
    SPM Sap 2
    Documento16 páginas
    SPM Sap 2
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • EFAS External Factor Analysis Summary
    EFAS External Factor Analysis Summary
    Documento13 páginas
    EFAS External Factor Analysis Summary
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Foto Bioenergi
    Foto Bioenergi
    Documento1 página
    Foto Bioenergi
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Sap 2 Fix
    Sap 2 Fix
    Documento13 páginas
    Sap 2 Fix
    Gita Puspita
    Ainda não há avaliações
  • RMK Bab 1
    RMK Bab 1
    Documento19 páginas
    RMK Bab 1
    Gita Puspita
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Interim
    Laporan Interim
    Documento1 página
    Laporan Interim
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Statistika Peluang
    Statistika Peluang
    Documento3 páginas
    Statistika Peluang
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Mankeu
    Mankeu
    Documento4 páginas
    Mankeu
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Sap 1
    Sap 1
    Documento2 páginas
    Sap 1
    Ari Susanti
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Interim
    Laporan Interim
    Documento3 páginas
    Laporan Interim
    ARI SUSANTI
    Ainda não há avaliações