Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A dengan hepatitis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati, virus merupakan penyebab hepatitis yang
paling sering terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E. Pada umumnya penderita menjadi
kronis, virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus B dan
dapat memperparah keadaan penderita. (http://www.hepatitis/wiki).
Di Jogyakarta data PMI menyebutkan 805 orang diskrining untuk pendonor darah, 2,2%
hepatitis positif. Di Mataram sebanyak 3000 sampel darah yang diskrining di PMI ternyata
sebanyak 6,7%. (sumber : http://www.webugn.ac.id).
Dampak dari penyakit hepatitis, penyebab/komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit
hepatitis adalah kolesterol, pendarahan, saluran cerna, gagal ginjal, gangguan elektrolit,
gangguan pernafasan, hiperglikemia, demam, bakteri, gelisah, hipertensi, kematian/hypotesis
portal.
Sedangkan di Medan Sumatra-Utara di laporkan dalam kurun waktu 4 tahun dari 19.914
pasien yang di rawat di bagian penyakit dalam di dapatkan 128 pasien penyakit hati (5%) dan
pengamatan secara klinis di jumpai 819 (72.7%) adalah penyakit Hepatitis
Dalam ilmu keperawatan terdapat hal yang disebut promotif yaitu suatu tindakan
keperawatan promosi kesehatan. Pada kasus hepatitis, promosi kesehatan yang dapat
dilakukan yaitu dengan melakukan tindakan penyuluhan kesehatan masyarakat umum
maupun klien hepatitis sendiri, serta dapat juga membagikan selebaran-selebaran yang
berhubungan penyakit hepatitis kepada masyarkat dengan tujuan agar masyarakat mengerti
tentang pentingnya arti kesehatan.
Preventif adalah suatu tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit atau
menghilangkan gejala penyakit pada kasus hepatitis virus tindakan pencegahan yang perlu
dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis, meningkatkan gizi masyarakat dan
memelihara kesehatan lingkungan yang baik.
Kuratif adalah kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan-
kegiatan seperti merawat orang sakit di rumah (home nursing), merawat orang sakit sebagai
tindakan lanjut perawat dari puskesmas dan di rumah.
Rehabilitasi adalah suatu tindakan rehabilitasi pada kasus hepatitis, disini perawat berfungsi
sebagai yang merawat, memelihara bahkan melayani klien serta memberi dukungan kepada
klien agar klien cepat sembuh.
Dari uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus berjudul Asuhan
Keperawatan Pada An. A Dengan Hepatitis Di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang asuhan keperawatan An. A dengan hepatitis
di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2010.
Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan dengan hepatitis pada An. A di Ruang
RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010.
Mampu merumuskan diagnosa klien dengan hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010.
Mampu melakukan tindakan atau menyusun rencana asuhan keperawatan dengan hepatitis
pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010.
Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan dengan hepatitis pada An. A di Ruang RB 4
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010
Penulis membatasi makalah ini pada satu kasus yaitu asuhan keperawatan dengan hepatitis
pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan Makalah ini, penulis menggunakan
metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan asuhan keperawatan yang nyata dan
jelas dan dengan pendekatan studi kasus dengan cara :
1. Observasi : Melakukan pengamatan terhadap penatalaksanaan proses
keperawatan dan pencatatan yang sistematis pada An. A yang sedang dirawat
2. Wawancara : Dengan cara Tanya jawab langsung dengan Orang tua klien, klien,
perawat, untuk mendapat informasi tentang penyakit dan masalah yang dihadapi klien
3. Studi Kepustakaan : Yaitu dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku tentang
hepatitis dan mencari artikel dari internet yang berhubungan dengan Makalah ini.
2. Untuk perawat, agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat menerapkan
asuhan keperawatan pada An. A dengan hepatitis.
Untuk Rumah Sakit, sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan
standard operasional prosedur pelaksanaan penanggulangan penyakit hepatitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Defenisi
Hepatitis adalah peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau toksin
termasuk alkohol, dan dijumpai pada kanker hati, gejala dan tanda masing-masing jenis
hepatitis serupa. Cara penularan.apabila penyebabnya virus dan hasil akhirnya mungkin
berbeda.(. Corwin, 2001 )
Hepatitis adalah peradangan hati, patologi dapat disebabkan oleh infeksi atau kimia.
Penyebab infeksi meliputi banyak agens yang dapat menyebabkan kerusakan dan
peradangan.kelompok virus yang diketahui sebagai virus hepatitis diberi nama secara
alfabetik dalam urutan kronologik penemuannya
Hepatitis adalah inflamasi akut hepar.Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau cedera toksik ,
tetapi hepatitis virus yang penting sering dilihat.
Hepatitis adalah peradangan pada sel hati. Virus merupakan penyebab hepatitis yang
paling sering, terutama virus hepatitis A,B,C,Ddan E. Pada umumnya penderita hepatitis A
dan E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi kronik. Virus hepatitis D
hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B dan dapat
memperoleh keadaan penderita.
a. Anatomi
Hati terletak dibelakang tulang-tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen daerah kanan atas.
Hati memiliki berat sekitar 1500 gr, dan dibagi menjadi lobus. Setiap empat lobus hati
terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus itu sendiri dan
membagi massa hati menjadi unit-unit yang lebih kecil, yang disebut lobulus.
Sirkulasi darah kedalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaraan fungsi hati.
Darah yang mengalir kedalam berasal dari dua sumber. Kurang lebih 75% suplai darah yang
kaya akan nutrien dari traktus gastrointestinal. Bagian suplai darah tersebut masuk kedalam
hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang terminalis kedua
pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk capillary beds bersama yang merupakan
sinusoid hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati ( hepatosid ) akan terendam oleh campuran
darah vena dan arterial. Sinusoid mengosongkan isinya kedalam vena kava inferior didekat
diafragma. Jadi, terdapat dua sumber yang mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya
satu lintasan keluarnya
Hati adalah organ yang paling besar didalam tubuh kita. Warnanya coklat dan beratnnya
kg. Letaknya : bagian atas dalam rongga abdomen sebelah kanan bawah diafragma hati
terbagi 2 lapisan utama :
Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya
hati dibagi 4 belahan : lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata dan lobus guardatus.
b. Fisiologi
1. Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disuatu tempat dalam
tubuh,dikeluarkan sesuai dengan pemakaianya dalam jaringan
2. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresikan didalam empedu urin
4. Sekresi empedu,garam empedu dibuat dihati dibentuk dalam sistem retikulo endotelium
dialirkan keempedu
5. Pembentukan ureum
Hati yang merupakan organ terbesar tubuh dapat dianggap sebagai pabrik kimia yang
membuat, menyimpan, mengubah dan mengekskresikan sejumlah besar substansi yang
terlibat dalam metabolisme. Lokasi hati sangat penting dalam pelaksanaaan fungsi ini karena
hati menerima darah yang kaya nutrien langsung dari traktus gastrointestinal, kemudian hati
akan menyimpan atau mentransformasikan semua nutrien ini menjadi zat-zat kimia yang
digunakan dibagian lain dalam tubuh untuk keperluan metabolik.
2.1.3 Etiologi
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis yaitu A,
B, C, D, dan E.
Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti monomukleosis infeksiosa,
demam kuning dan infeksi sitomega lovirus, penyebab hepatitis non virus yang utama adalah
alkohol dan obat-obatan. ( http://www.google.co.ic )
Gejala klinis dari hepatitis dapat bervariasi, mulai dari tingkat ringan sampai tingkat terberat,
bahkan juga gambaran yang fatal. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :
1. Stadium Praikteri berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia dan muntah, nyeri otot dan nyeri di perut kanan atas. Urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada
sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang. Tetapi pasien masi
lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati
membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pascainterik ( rekonvalensi ), ikterus mereda , warna urin dan tinja menjadi
normal lagi. Penyembuhan pada anak. Anak lebih cepat dari orang dewasa. Yaitu pada
akhirnya bulan kedua. Karena biasanya berbeda.
4.
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :
a. Kolesterol
c. Gagal ginjal
d. Gangguan Elektrolit
e. Gangguan Pernafasan
f. Hipoglikemia
g. Demam, bakteri
h. Gelisah
i. Hipertensi
j. Hipotensi
Tanda-tanda edema selebral adalah kenaikan tekanan intra kranial antara lain : gejala dini
transpirasi, hiperefleksi, opistotonus, kejang-kejang,kelinan kedua pupil yang berakhir
dengan refleks negatif terhadap cahaya dan hilangnya refleksi okulovestibuler menunjukkan
proknosis fatal. (Arif Mansjoer, 2001)
2.1.6 Terapi
1. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah di haruskan cukup istirahat, agar dapat
mempercepat penyembuhan
2. Diet, jika pasien mual, tidak nafsu makan, atau muntah-muntah sebaiknyan diberikan
infus. Secara umum di anjurkan diet sumbang tinggi karbohidarat. Dulu ada kecendrungan
membatasi lemak karena disamakan dengan penyakit kandung empedu. Makanan harus di
berikan dalam porsi tangan dan diberikan empat sampai enam kali sehari. Makanan kesukaan
harus dipertimbangan.
3. Medika mentosa
d. Jangan di berikan antiemetik jika perlu sekali dapat di berikan golongan fenotiazin.
e. Vitamin K diberikan pada kasus kecendrungan pendarahan. Bila pasien dalam keadaan
prekoma atau koma penanganan seperti pada koma hepatik. (Arief Mansjoer, dkk, 2001)
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari landasan proses keperawatan. Diperlukan pengkajian
yang cermat untuk mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah kepada tindakan
keperawatan.
a. Aktivitas / istirahat
b. Sirkulasi
c. Elimnasi
Gejala : Urine gelap, diare / konstipasi, feses berwarna hitam, adanya / berulangnya
hemodialisis.
Gejala : Hilang napsu makan ( anoreksia ), penuruna berat badan atau atau meningkat odem,
muntah.
e. Neurosensori
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada bagian kuadran kanan atas, sakit kepala.
g. Pernafasan
h. Keamanan
i . Seksualitas
Gejala : Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan ( contoh : homo seksual aktif /
biseksual pada wanita ).
Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat diketahui atau mungkin terpajan pada virus bakteri atau toksin. Makanan
terkontaminasi, air, jarum, alat bedah dengan anastesi halotan : terpajan pada kimia toksik
( contoh : karbon tetraklorida, vinil klorida ) : obat resep ( contoh : surfanomit, fenotizid ).
Diagnosa yang dapat muncul pada klien dengan hepatitis menurut Marilynn E.Doenges
adalah sebagai berikut :
4. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam
empoedu dalam jaringan diagnosa adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa
aktual.
Diagnosa keperawatan 1
Tujuan : Aktivitas tidak terganggu dengan kriteria hasil peningkatan kekuatan otot, nyaman
bekerja dan dapat bergerak.
Intervensi / Implementasi
Ubah posisi dengan sering dan berikan perawatan kulit yang baik.
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendiri pasif /
aktif.
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena
ketebatasan aktivitas yang menganggu periode istrahat.
Kolaborasi dengan dokter,berikan anti biotik atau bantu dalam prosedur sesuai indikasi
tergantung pada pemajanan.
Implementasi :
Mengubah posisi dengan sering dan memberikan perawatan kulit yang baik.
Kolaborasi dengan dokter. Berikan antidot atau bantu dalam prosedur sesuai indiksi
tergantung pada pemajanan.
Evaluasi :
Diagnosa keperawatan 2
Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual, muntah, ditandai dengan kurang nafsu makan, nyeri abdomen, penurunan berat badan.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil nafsu makan meningkat,tidak
mual,muntah dan berat badan meningkat.
Intervensi :
Awasi pemasukan diet / jumlah kalori,berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan
tawarkan makan pagi paling besar.
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling
buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang
Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pada pemasukan.
Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari.
Rasional : Merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna / toleran bila makanan lain
tidak.
Rasional : Berguna dalam membuat program diet untuk memulai kebutuhan individu.
Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori, bila tanda kekurangan terjadi dan gejala
memanjang
Implementasi :
Megawasi pemasukan diet / jumlah kalori, memberikan makanan sedikit dalam frekuensi
sering dan tawarkan makan pagi paling besar.
Memberikan dorongan untuk mengkonsumsi sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat
sepanjang hari.
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan 3
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
yang berlebihan melalui muntah dan diare,gangguan proses pembekuan ditandai dengan
adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.
Tujuan : Volume cairan meningkat dengan kriteria hasil mual,muntah dan diare tidak ada.
Intervensi :
Kaji tanda vital, nadi periver, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
Biarkan pasien menggunakan lap katun / spon dan pembersih mulutbuntuk sikat gigi.
Observasi tanda perdarahan, contoh : hematuria / melena ekimosis, pendarahan terus menerus
dari gusi.
Kolaborasi dengan dokter, awasi nilai laboratorium, contoh : Hb / Ht,Na albumin dan waktu
pembekuan..
Implementasi :
Membiarkan pasien menggunakan lap katunispon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.
Evaluasi :
a. Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, turgor kulit baik,
pengisian kapiler.
Diagnosa Keperawatan 4
Resiko tinggi terhadap kerusakan intergrits kulit berhubungan dengan akumulasi garam
empedu dalam jaringan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa
aktual.
Tujuan : Tidak terdapat kerusakan integritas kulit dengan kriteria hasil tidak ada akumulasi.
Intervensi :
Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Berikan minyak kalamin sesuai
dengan indikasi.
Implementasi :
Menggunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Memberikan minyak kalamin
sesuai dengan indikasi.
Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat antihistamin sesuai indikasi : Metilavin,
Difenhidramin.
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan 5
Intervensi :
Rasional : Ini tak perlu untuk menunggu sampai bilirubin serum kembali normal untuk
melakukan aktivitas.
Rasional : Aktivitas yang dapat dinikmati akan membantu pasien menhhindari pemusatan
pada penyembuhan panjang.
Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan, minuman atau lebih lama sesuai
toleransi individu.
Implementasi :
Mengakji ulang perlunya menghindari alcohol selama 6-12 bulan, minutan atau lebih lama
sesuai tolerasi individu.
Evaluasi :
Mengidentivikasi hubungan tanda / gejala penyakit dan hubungan gejala dengan faktor
penyebab.
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Nama : An. A
Umur : 6 tahun
Agama : Islam
No RM : 65.04.12
Alamat : Binjai
A. Ayah
Nama : Tn. J
Umur : 31 tahun
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SMA
Alamat : Binjai
B. Ibu
Nama : Ny. S
Umur : 28 Tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Binjai
1 Pertama - - P 8 thn - -
2 Kedua - - L 6 thn - -
a. Keluhan utama
Demam panas perlahan-lahan mulai 7 hari yang lalu, sakit kepala mulai 7 hari yang lalu,
nafsu makan mulai berkurang mulai 4 hari yang lalu, muntah mulai 4 hari yang lalu frekuensi
3-6 kali sehari, timbul rasa nyeri diperut kanan ata mulai 4 hari yang lalu, kulit/mukosa mulai
kekuningan mulai 5 hari yang lalu.
b. Riwayat penyakit
Didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien, kedua orang
tua klien masih hidup dank lien mempunyai 2 orang bersaudara, penyakit ini pertama muncul
saat klien sering muntah kekuningan pada kulit yang dialami klien dalam waktu kurang lebih
satu mingggu ini, kemudian klien dibawa ke RSUP Haji Adam Malik dan setelah diperiksa
ternyata klien menderita hepatitis.
c. Eliminasi
sebelum masuk rumah sakit klien BAB 1-2 kali sehari dengan warna biasa, setelah masuk
rumah sakit klien BAB dengan frekuensi 1-2 dengan warna kuning kecoklatan, dirumah klien
BAK sebanyak 3-4 kali dalam sehari warna kuning jernih, setelah masuk runmah sakit BAK
sebanyak 3-4 kali dalam sehari dengan warna kecoklatan.
d. Tidur
kebiasaan klien tidur siang pukul 11:00 s/d 13:00 dan tidur malam pukul 19:30 klien dapat
tidur nyenyak tidak ada gangguan tidur, setelah masuk rumah sakit klien mengalami sulit
tidur dikarenkan klien sering mengeluh kesakitan paa perut kanannya.
e. Kebersihan diri
kebiasaan dirumah klien mampu mandi dan gosok gigi sendiri dang anti pakaian 1 kali sehari,
keadaan sekarang klien madi ditolong sepenuhnya oleh orang tua, mulut cukup bersih, kulit
cukup bersih, kuku pendek, pakaian bersih tidak rapi.
Hubungan anak dengan ayah erat sekali, dengan ibu juga erat sekali, dengan saudaranya
rukun, tingkah laku anak dirumah sukar diatur, punya permainan dirumah dan jarang rekreasi
bila pergi rekreasi ke tempat pemandian dengan orang tua.
g. Imunisasi
imunisasi yang diberikan kepada klien cukup lengkap dari BCG,DPT I, DPT II, DPT III,
Polio, dan Campak.
Klien belum pernah masuk rumah sakit dan tidak pernah dirawat dirumah sakit
Data objektif
Data objektif
- Ekstremitas bawah 2
(gerakan otot penuh melawan
gravitasi dengan topangan)
- HR : 88 x/i
Data objektif
- Klien tampak pucat
Data objektif
Berdasarkan pengkajian dan analisa data masalah keperawatan yang timbul pada An. A
berdasarkan prioritas masalah actual dan potensial adalah sebagai berikut :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia di tandai
dengan ibu klien mengatakan anaknya tidak selera makan, mual, klien tampak lemah, diet
yang di sediakan habis porsi tiap kali makan
2. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian kanan di tandai
dengan mata klien tampak cekung, klien tampak lemas dan pucat dan tampak resah dan selalu
gelisah. Klien hanya bias tidur siang lebih kurang 1 jam dan tidur malam hanya 6-7 jam
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai dengan ibu klien
mengatakan badan anaknya terasa lemah, mudah letih. Pada ekstremitas sebelah kanan
terpasang infuse dan aktivitas selalu di bantu dengan keluarga dan perawat. Seperti mandi,
Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB)
- Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian therapy
obat
- Kurangi
kebisingan dan sinar
yang terang agar - Menciptaka
klien dapat istirahat lingkungan yan
sampai nyeri hilang dengan memba
pengunjung da
sebagian gorde
klien dapat berist
- Berikan
aktivitas hiburan - Membantu
yang tepat seperti melakukan BAK
nonton tv, radio dan
membaca
- Memberika
antasida 3x1, he
- Kolaborasi amoxcilin 3x
dengan tim dokter dextrose 20 gtt/I
dalam pemberian 20 gtt/I, Regulo
therapy jam, ranitidine 1
- Jelaskan kepada
klien tentang - Menjelaska
penyakit hepatitis. klien tentang
hepatitis.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melaksanakan dan menerapkan asuhan keperawatan pada An. A dengan
penyakit hepatitis di ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan,
maka dalam bab ini penulis akan membahas beberapa hal, baik yang mendukung maupun
yang menghambat kelancaran proses keperawatan.
Adapun tujuan pambahasan ini adalah : untuk menemukan antara tinjauan teoritis dengan
tinjauan kasus yang sebenarnya dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
4.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan yang penulis lakukan pada An. A selama tahap pengkajian penulis
tidak mendapatkan kesulitan karena klien dan keluarga bersedia memberikan informasi yang
diperlukan penulis dan klien bersedia kooperatif kepada penulis.
Adapun pengkajian pengumpulan data yang penulis temukan kesenjangan antara teori dan
pada kasus dari penyakit hepatitis.
1. Aktivitas / Istirahat
Pada teori ditemukan adanya kelemahan, kelelahan, malaise umum setiap hari. Sedangkan
pada kasus klien hanya mengalami keletihan / kelelahan.
2. Sirkulasi
Pada teori ini di temukan adanya bradikardia atau hiperbilirubin berat, ikterik. Sedangkan
pada kasus klien hanya mengalami bradikardia dan ikterik pada sklera tidak terlalu kelihatan.
3. Eliminasi
Antara teori dan kasus tidak di temukan adanya kesenjangan antara teoritis juga ditemukan
pada kasus yaitu: Urin gelap, Diare / Konstipasi, fases tanah liat.
5. Neurosensori
Pada teori di temukan adanya pekarangsangan, cenderung tidur, latergi, asteriksi, sedangkan
pada kasus klien hanya mengalami lemas dan terkadang sering tidur.
6. Nyeri / Kenyamanan
Pada teori di temukan adanya keram apdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, mialgia,
artralgia, sakit kepala, gatal ( pruritas ). Sedangkan pada kasus klien hanya mengalami nyeri
tekan pada kuadran kanan atas, tapi klien tidak mengalami gatal ( pruritas )
7. Pernafasan
8. Keamanan
Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangaan antara teoritis, tetapi tidak
ditemukan pada kasus dengan gejala pada teoritis: adanya transfusi darah/produk darah,
dengan tanda urtikaria, lesi, makulopapuler, eritema tak beraturan.
9. Seksualitas
Gejala yang ada pada teori adalah : pola hidup/prilaku meningkatnya resiko terpajan (contoh :
homo seksual, aktif / biseksual pada wanita)
10. Pembelajaran
Pada teori gejala yang ada adalah : riwayat diketahui/mungkin terpajan pada virus, bakteri
atau toksin ( makanan terkontaminasi, air jamur, alat bedah atau darah) pembawa (simtomatik
atau asimtomatik) adanya prosedur bedah dengan anastesi haloten, terpajan pada kimia toksik
(contoh : karbon tetra klorida, vinil klorida) obat resep (contoh : sulvonamid, fenotiazid,
isoniazid)
Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis adalah sebagai berikut :
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan penurunan
kekuatan otot, ketidak nyamanan kerja, monolak untuk bergerak,.
4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri perut pada bagian atas ditandai
dengan klien tampak lemah, lesu, mata klien tampak cekung tidur siang 1 jam, tidur
malam + 4 jam. TD : 100/80 mmHg, RR : 24 x/i, temp : 37 0C
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuhgah dengan anoreksia ditandai
dengan klien mengatakan tidak selera makan, mual, klien tampak lemah, diet yang
dihabiskan hanya habis porsi tiap kali makan .
2. Gangguan istitahat tidur berhubungan dengan nyeri perut pada bagian kanan atas
ditandai dengan klien tampak lemah, lesu, mata klien tampak cekung, tidur siang 1 jam dan
tidur malam 4 jam.
TD : 100 / 80 mmhg
RR : 24 x / i
Temp : 37C
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teori tapi tidak terdapat pada tinjauan
kasus adalah :
Karena pada saat penulis melakukan pengkajian penulis tidak menemukan data diare dan
mual muntah yang berlebihan sehinga menimbulkan kehilangan cairan yang berlebihan.Oleh
karena itu penulis tidak memasukkan diagnosa di atas kedalam diagnosa tinjauan kasus.
2. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam
empedu dalam jaringan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa
aktual.
Karena pada saat penulis melakukan pengkajian pada tinjauan kasus penulis tidak menjumpai
data-data yang mendukung tentang resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit seperti
adanya pembengkakan, peradangan, kemerahan, nyeri, lecet dan luka pada kulit. Oleh karena
itu, penulis tidak memasukkan diagnasa diatas kedalam diagnosa tinjauan kasus.
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus tetapi tidak terdapat di tinjauan teori
:
1. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian kanan
atas ditandai dengan klien tampak lemah,lesu, mata klien tampak cekung,tidur siang 1 jam
dan tidur malam 4
jam.
TD : 100 / 80
RR : 24x /i
Temp : 37 C
Pada saat penulis melakukan pengkajian, penulis menemukan data mata klien tampak
cekung, klien tampak lemas dan pucat dan selalu gelisah.
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus juga terdapat pada tinjauan teori
adalah :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai
dengan klien mengatakan tidak selera makan mual, klien tampak lemah, diet yang disediakan
habis porsi setiap kali makanKarena data pada diagnosa di atas seperti anoreksia atau tidak
selera makan, mual, klien tampak lemah, terdapat juga pada diagnosa tinjauan kasus dan
teori. Sehingga data yang di dapat baik di tinjauan teori maupun di tinjauan kasus itu
seimbang.
4.3 Perencanaan
4.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasai dan rencana tindakan keperawatan dalam secara teoritis
dan sesuai dengan keadaan dan kebutuhn pasien, penetapan pelaksanaan tindakan
keperawatan yang mencakup tindakan independent dan dependent
a. Independent
b. Dependent
Hal ini tidak dilakukan karena sarana dan prasarana serta fasilitas Rumah Sakit Haji Adam
Malik Medan sudah memadai untuk menanggulangi masalah yang dihadapi
4.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam tahapan proses keperawatan evaluasi berguna
untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dievaluasi,
berorientasi sesaat dimana yang timbul dan dialami pasien serta berorientasi pada saat pasien
dirawat
Dari semua evaluasi masalah belum teratasi tetapi lanjutan pendidikan kesehatan :
1. Diet
- Makanlah aneka ragam makanan yang akan menjamin terpenuhinya kecukupan
sumber zat tenaga, zat membangun
- Makan untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan pertahankan berat badan
normal)
- Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat asupan energi
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengkajian
Pada tahap pengkajian data yang ditemukan pada An. A dengan penyakit Hepatitis di Ruang
Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah : klien tampak letih dan
lemas, klien mual muntah (anoreksia), TD : 100/80 mmHg, HR : 82 x/i, RR : 24 x/i, Temp :
37 , frekuensi tidur malam 3 jam, dan tidur siang jam, klien mengatakan nyeri pada bagian
perut.
Setelah melakukan pengkajian pada An. A dengan hepatitis di Ruang Rindu B4 Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, penulis melakukan intervensi sesuai dengan masalah
yang dihadapi klien.
Diagnosa Keperawatan I :
Awasi pemasukan diet klien, beri diet pada klien dalam porsi sedikit tapi sering, Beri
perawatan mulut agar selera makan. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak. Kolaborasi
dengan ahli gizi dalam peningkatan nutrisi.
Adapun perencanaan yang dilakukan oleh penulis dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
tindakan, serta dibarengi dengan fasilitas dan sarana yang ada di rumah sakit ; Awasi
pemasukan diet klien, Beri klien diet dalam porsi sedikit tapi sering. Beri perawatan mulut
agar selera makan. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak. Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam peningkatan nutrisi.
Diagnosa Keperawatan II :
Awasi pola tidur klien, atur posisi tidur klien beri suasana yang nyaman di daerah sekitar
klien untuk menghilangkan segala masalah pada saat ingin tidur, dan kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat tidur.
Adapun perencanaan yang dilakukan oleh penulis dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
tindakan, serta dibarengi dengan fesilitas dan sarana yang ada pada rumah sakit : Awasi pola
tidur klien. Atur posisi tidur klien. Beri suasana yang nyaman di daerah sakitar klien,
Anjurkan klien untuk menghilangkan segala masalah padasaat ingin tidur. Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat tidur.
Tingkatkan tirah baring / duduk, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, ubah posisi
dengan baik dan sering. tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang
gerak.
Adapun perencanaan yang dilakukan penulis dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
tindakan, serta dibarengi dengan fasilitas dan sarana yang ada di rumah sakit : Tingkatkan
tirah baring / duduk, Berikan lingkungan tenang dan nyaman, Ubah posisi dengan baik dan
sering. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, Bantu melakukan latihan rentang gerak. Berikan
aktivitas hiburan yang tepat seperti nonton TV.
5.1.4 Implementasi Keperawatan
Setelah penulis melakukan pengkajian dan manganalisa pada An. A di Ruang Rindu B4
Rumah Sakit Umum Puasat Haji Adam Malik Medan, penulis tidak menemukan hambatan
dalam melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi keperwatan karena
didukung klien yang kooperatif.
Adapun tindakan pelaksanaan dilakukan pada An. A adalah pada diagnosa keperawatan
secara teoritis dan pada diagnosa kasus :
Pada diagnosa keperawatan I :perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia.
Implementasi dilakukan oleh penulis sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun
dan disesuaikan dengan sarana dan fasilitas rumah sakit yaitu : Mengataur posisi klien,
memberi makan pada klien, melakukan perawatan mulut sebelum makan, memberi diet
ekstra pada klien memberikan obat antasida sebelum makan, memberi diet MII pada klien
diet yang menarik dan mengundang selera, memberi minum air putih hangat kepada klien.
Implementasi yang dilakukan penulis sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun
dan disesuaikan dengan sarana dan fasilitas rumah sakit yaitu : Mengatur posisi senyaman
mungkin.Mengatur jam tidur klien, Memberi suasana yang tenang, Membatasi waktu untuk
keluarga yang datang membesuk, memberi obat yang rendah dikolaborasi dengan dokter.
Pada diagnosa keperawatan III : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Implementasi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan sarana dan fasilitas rumah sakit
yaitu : Menganjurkan klien tidur atau istirahat ditempat tidur, Menganjurkan klien agar
mengubah posisi sesering mungkin, membantu klien menggerakkan sendi-sendi agar tidak
terlalu kaku, Memberi diet kepada klien, membantu klien dalam melakukan BAK dan BAB.
Setelah penulis melakukan pengkajian dan menganalisa data pada An. Adengan hepatitis di
ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Dilakukan setiap hari
melihat hasil perubahan-perubahan pada setiap masalah klien sesuai dengan implementasi
yang dibuat asuhan keperawatan, meskipun tidak ada masalah yang dapat teratasi namun
asuhan keperawatan yang diberikan telah banyak Bantu dalam mengatasi masalah klien,
penilaian yang dilakukan dengan menggunakan SOAP (Subjek, Objek, Analisa, dan
Planning)
Asuhan keperawatan yang dilakukan tidak ada yang teratasi karena pada saat penulis
melakukan pengkajian, klien baru mandapat perawatan selama 3 hari.
Adapun evaluasi yang terdapat pada diagnosa keperawatan pada kasus adalah :
Diagnosa I :
S : Ibu klien mengatakan sudah ada selera makan, dan perut tidak mual lagi, O : Porsi diet
yang disediakan habis porsi, A : Masalah teratasi sebagian, P : Rencana tindakan di
lanjutkan : Beri diet dalam porsi sedikit tapi sering, Beri obat antasida sebelum makan, Beri
posisi yang nyaman saat klien makan.
Diagnosa Keperawatan II :
Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian kanan
S : Ibu klien mengatakan tidurnya sudah cukup, O : Klien tampak tenang, Klien sudah
tampak ceria, Klien sudah tidak tampak lesu lagi, A : Masalah sebagian teratasi, P : Rencana
tindakan dilanjutkan : Awasi pola tidur klien, Atur posisi tidur klien senyaman mungkin,
Seperti posisi semi fowler, Membatasi waktu untuk keluarga yang datang.
S : Ibu klien mengatakan tidak mampu melaksanakan personal hygiene, O : Klien tampak
kurang bersih dan kurang rapi, A : Masalah belum teratasi, P : Rencana tindakan dilanjutkan
yaitu : ubah posisi dengan baik dan sering, tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu
melakukan rentang gerak, beri aktivitas hiburan seprti : nonton TV.
5.2 Saran
Disarankan kepada klien agar meningkatkan pembinaan pola hidup sehat, dan memahami
perlunya menjaga kesehatan mengenai faktor-faktor resiko penyakit hepatitis.
Sebagai bahan pedoman dalam perencanaan Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan
Gangguan Sistem pencernaan : Hepatit