Você está na página 1de 22

PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGAWASAN KEUANGAN

DAERAH TERHADAP KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH


DAERAH
(Studi Empiris pada SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat)

ARTIKEL ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu

Oleh:

ANDRY TRISAPUTRA

2008/05317

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
2
PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGAWASAN KEUANGAN
DAERAH TERHADAP KETEPATWAKTUAN PELAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Empiris pada SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat)

Andry Trisaputra
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : andry.trisaputra@gmail.com

ABSTRACT

This study intended to determine: (1) The effect of information technology utilization on the performance of local
governments timeliness of financial reporting, (2) financial supervision of the local government financial reporting timeliness.
Type of this research is causative. The population in this case were all employees of Satuan Kerja Peragkat Daerah
(SKPD) West Sumatra provincial government. Technique of sampling is a sampling method and obtained a total 38 SKPD.
Type of data used is the data subject and the data source used is primary data. Data collection method used is by using
questionnaires. The analysis used is multiple regression analysis.
The study concluded that: (1) information technology and the area of financial supervision has a positive significant
effect on local government financial reporting timeliness.
The research concludes that : (1) The selection of the research is done only in one place. (2) This study is a survey
method using questionnaires without features an interview or oral questions.
Suggestions in this study were: (1) For government agencies are expected to be able to improve their performance in
local financial management with increasing attention and optimum utilization of information technology, the adequate
supervision of local finance expected particular area finance manager is able to carry out the duties of accounting and
accounting functions well that eventually produce the local government financial reports timely and useful so that it can be
used in decision-making, (2) Utilization of information technology in order to be effective, the equipment should be worn /
damaged in the data as soon as possible.

Key words: Timeliness on local government financial reporting, effect of information technology, regional financial
supervision

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah, (2) Pengawasan keuangan daerah terhadap ketepatwaktuan pelaporan
keuangan pemerintah daerah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Teknik pengambilan sampelnya adalah metode total sampling dan diperoleh 38
SKPD. Jenis data yang digunakan adalah data subyek, dan sumber data yang digunakan adalah data primer. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: Pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan keuangan daerah
berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: (1) Pemilihan penelitian ini dilakukan hanya di satu tempat. (2) Penelitian ini
merupakan metode survei menggunakan kuesioner tanpa dilengkapi dengan wawancara atau pertanyaan lisan.
Saran dalam penelitian ini adalah: (1) Bagi instansi pemerintah diharapkan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam
pengelolaan keuangan daerah dengan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi seoptimal mungkin, dan adanya
pengawasan keuangan daerah yang memadai diharapkan bagian akuntansi mampu melaksanakan tugas dan fungsi akuntansi
dengan baik. (2) Agar pemanfaatan teknologi informasi dapat terlaksana dengan efektif, sebaiknya peralatan yang usang/rusak
di data secepat mungkin.
Kata Kunci: Ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah, pemanfaatan teknologi informasi, pengawasan
keuangan daerah

1
1. PENDAHULUAN Ketepatan waktu adalah batasan penting
Perkembangan sektor publikdi Indonesia pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi,
dewasa ini ditandai dengan menguatnya tuntutan peringkasan, dan penyajian selanjutnya informasi
akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk
pusat maupun daerah. Dalam konteks organisasi menjamin tersedia informasi ditangan pemakai atau
pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian pengguna. Ketepatan waktu menunjukkan bahwa
informasi dan disclosure serta ketepatwaktuan atas laporan keuangan harus disajikan pada kurun
aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada waktu yang teratur untuk memperlihatkan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan perubahan keadaan perusahaan yang pada
tersebut. Akuntabilitas publik dapat diartikan gilirannya rnungkin akan rnempengaruhi prediksi
sebagai bentuk kewajiban pihak pemegang amanah dan keputusan pemakai. Ketepatan waktu juga
(agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menunjukan rentang waktu antara penyajian
menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan informasi yang diinginkan dengan frekuensi
segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi pelaporan informasi. Informasi yang tepat waktu
tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah dipengaruhi kemampuan manajer dalam merespon
(principal) yang memiliki hak dan kewenangan setiap kejadian atau permasalahan. Apabila
untuk meminta pertanggungjawaban tersebut informasi tidak disampaikan dengan tepat waktu
(Mardiasmo, 2002). akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan
Sebagai salah satu bentuk nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan.
pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan Informasi tepat waktu juga akan mendukung
pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam lingkungan kerja mereka (Amey, Gordon
dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Narayanan) dalam Respati (2001).
tentang Pemerintahan Daerah, upaya konkrit untuk Ketepatan waktu informasi akuntansi
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas menurut SFAC No. 2 mengenai karakteristik
pengelolaan keuangan pemerintah, baik pemerintah kualitatif informasi akuntansi, yang juga terdapat
pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan dalam Hendriksen dan Breda (1992), harus tersedia
menyampaikan laporan pertanggungjawaban bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan
berupa laporan keuangan. Laporan keuangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan.
pemerintah yang dihasilkan harus memenuhi Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi tetapi
prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu.
mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun penting pada publikasi laporan keuangan.
2010. Hal pertama yang mungkin mempengaruhi
Adapun karakteristik kualitatif laporan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah
keuangan pemerintah yang merupakan prasyarat daerah adalah pemanfaatan teknologi informasi.
normatif sebagaimana disebutkan dalam Rerangka Menurut Jogiyanto (1995) informasi yang tepat
Konseptual Akuntansi Pemerintah (Peraturan waktu yang merupakan bagian dari nilai informasi
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010) antara lain: (1) (ketepatwaktuan) dapat dicapai dengan peran
relevan, (2) andal, (3) dapat dibandingkan, dan (4) komponen teknologi. Menurut Jogiyanto (1995)
dapat dipahami. Apabila informasi yang terdapat di informasi merupakan produk dari sistem teknologi
dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah me- informasi. Teknologi informasi berperan dalam
menuhi kriteria karakteristik kualitatif, berarti menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para
pemerintah daerah mampu me-wujudkan pengambil keputusan di dalam organisasi termasuk
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dalam hal pelaporan sehingga mendukung proses
keuangan daerah. Laporan keuangan yang relevan pengambilan keputusan dengan lebih efektif. Suatu
apabila terdapat (1) manfaat umpan balik (feedback teknologi informasi terdiri dari perangkat keras,
value), (2) manfaat prediktif (predictitive value), perangkat lunak, manajemen data, dan jaringan
(3) tepat waktu (timeliness), dan (4) lengkap. (Widjajanto 2001:89).

2
Walaupun secara umum telah banyak Hal kedua yang mungkin mempengaruhi
diketahui manfaat yang ditawarkan oleh suatu dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan
teknologi informasi antara lain kecepatan pemerintah daerah adalah pengawasan keuangan
pemrosesan transaksi dan penyiapan laporan, daerah. Pengawasan adalah suatu upaya yang
keakuratan perhitungan, penyimpanan data dalam sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada
jumlah besar, kos pemrosesan yang lebih rendah, perencanaan untuk merancang sistem umpan balik
kemampuan multiprocessing, namun informasi, untuk membandingkan kinerja aktual
pengimplementasian teknologi informasi tidaklah dengan standar yang telah ditentukan, untuk
murah. Terlebih jika teknologi informasi yang ada menetapkan apakah telah terjadi suatu
tidak atau belum mampu dimanfaatkan secara penyimpangan, serta untuk mengambil tindakan
maksimal maka implementasi teknologi menjadi perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa
sia-sia dan semakin mahal. Kendala penerapan sumber data organisasi atau pemerintahan telah
teknologi informasi antara lain berkaitan dengan digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna
kondisi perangkat keras, perangkat lunak yang mencapai tujuan organisasi atau pemerintah.
digunakan, pemutakhiran data, kondisi sumber Pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah
daya manusia yang ada, dan keterbatasan dana. perencanaan yang telah disusun dapat berjalan
Kendala ini yang mungkin menjadi faktor secara efisien, efektif, dan ekonomis (Yosa, 2010
pemanfaatan teknologi informasi di instansi dalam Arfianti, 2011)
pemerintah belum optimal. Belum optimalnya Pengawasan menurut Keputusan Presiden
pemanfaatan teknologi informasi ini juga memiliki No. 74 tahun 2001 (Tentang Tata Cara Pengawasan
pengaruh terhadap keterandalan dan Penyelengaraan Pemerintah Daerah) Pasal (16)
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah. menyebutkan bahwa pengawasan pemerintah
Tersedianya teknologi informasi daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk
diharapkan dapat membantu dalam proses menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai
pelaporan keuangan sehingga dapat menghasilkan dengan rencana dan ketentuan peraturan
laporan keuangan yang handal dan tepat waktu perundang-undangan yang berlaku. Kurangnya
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk pengawasan yang dilakukan akan menyebabkan
mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan kelalaian dalam pembuatan pelaporan keuangan
teknologi informasi untuk meningkatkan daerah, sehingga kurang tertibnya penyusunan dan
kemampuan mengelola keuangan daerah, dan penerapan kebijakan, kurangnya komitmen
menyalurkan Informasi Keuangan Daerah (IKD) terhadap kompetensi, belum optimalnya kegiatan
kepada pelayanan publik. Dengan kemajuan identifikasi risiko, dan analisis risiko, lemahnya
teknologi informasi yang pesat serta potensi pengendalian fisik atas aset serta pencatatan
pemanfaatannya secara luas, maka dapat membuka transaksi yang kurang akurat, dan tidak tepat
peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses, waktu.
mengelola, dan mendayagunakan informasi Adapun fenomena yang terjadi dibeberapa
keuangan daerah secara cepat dan akurat. SKPD Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010,
Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh berdasarkan laporan dari DPKD sebagai Dinas
Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur dalam yang mengelola keuangan Sumatera Barat
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 ditemukan keterlambatan dalam penyampaian
tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. laporan keuangan, seperti keterlambatan
Manfaat yang ditawarkan oleh suatu penyampaian daftar uang yang harus dipertanggung
teknologi informasi antara lain kecepatan jawabkan oleh setiap SKPD yang seharusnya
pemrosesan transaksi dan penyiapan laporan, dicatat pada tahun 2010 tetapi dimasukan pada
keakuratan perhitungan, penyimpanan data dalam periode tahun anggaran 2011. Sehingga laporan
jumlah besar, biaya pemrosesan yang lebih rendah, keuangan pada tahun 2010 tidak sesuai dengan
dan kemampuan multiprocessing (Wahana SAP. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan
Komputer, 2003). Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 yang

3
menyatakan bahwa laporan keuangan yang relevan positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan
harus tepat waktu.. keuangan pemerintah daerah melalui pengendalian
Penelitian Arfianti (2011) tentang intern akuntansi. Pemanfaatan teknologi informasi
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi berpengaruh positif signifikan terhadap
Keandalan Dan Timeliness Pelaporan Keuangan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah
Badan Layanan Umum (Studi Pada BLU Di Kota daerah, sedangkan sumber daya manusia tidak
Semarang). Variabel independen yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
digunakankualitas sumber daya manusia, ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah
pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian daerah.
intern akuntansi, dan komitmen organisasi. Dalam penyajian laporan keuangan, harus
Variabel Dependen yang digunakan adalah disadari bahwa banyak pihak yang akan
Keandalan Dan Timeliness Pelaporan Keuangan. mengandalkan ketepatwaktuan dalam laporan
Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa keuangan tersebut. Salah satu tujuannya adalah
kualitas sumber daya manusia, komunikasi, sarana sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Oleh
pendukung, dan komitmen organisasi secara karena itu, informasi yang tersaji dalam laporan
simultan berpengaruh positif secara signifikan keuangan tersebut harus tepat waktu sehingga
terhadap Keandalan Dan Timeliness Pelaporan bermanfaat bagi para pemakai. Berdasarkan
Keuangan. fenomena tersebut dapat dinyatakan bahwa
Harifan (2007) melakukan penelitian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah masih
tentang Pengeruh Kapasitas Sumber daya belum seluruhnya memenuhi kriteria tepat waktu.
Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dan
Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai mengangkat kesebuah skripsi yang berjudul
Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi
Daerah. Dengan variabel independen antara lain dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap
Sumberdaya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan
Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi, Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada SKPD
sedangkan variabel dependen adalah Nilai Provinsi Sumatera Barat).
Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Berdasarkan uraian di atas masalah yang
Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dapat diidentifikasi adalah;
Sumber daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi 1. Apakah pemanfaatan teknologi informasi
Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi berpengaruh terhadap Ketepatwaktuan
berpengeruh positif dan signifikan terhadap Nilai Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah?
Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. 2. Apakah pengawasan keuangan daerah
Winidyaningrum (2010) melakukan berpengaruh terhadap Ketepatwaktuan
penelitian tentang Pengaruh Sumber Daya Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah?
Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam penelitian ini penulis membatasi
terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan permasalahan yang akan dibahas, yaitu pengaruh
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan
Variabel Intervening Pengendalian Intern keuangan daerah terhadap ketepatwaktuan
Akuntansi (Studi Empiris di Pemda pelaporan keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera
Subosukawonosraten). Variabel independen yang Barat.
digunakan adalah sumber daya manusia dan Berdasarkan uraian pada latar belakang
pemanfaatan teknologi informasi, dengan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian
pengendalian intern akuntansi sebagai variabel ini adalah sebagai berikut :
intervening. Sedangkan variabel yang dipengaruhi 1. Sejauhmana pengaruh pemanfaatan teknologi
adalah keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan informasi terhadap ketepatwaktuan pelaporan
keuangan. Hasil dari penelitian tersebut keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat?
menyimpulkan bahwa sumber daya manusia dan
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh

4
2. Sejauhmana pengaruh pengawasan keuangan membutuhkan hal yang sama yaitu ketepatwaktuan
daerah terhadap ketepatwaktuan pelaporan pelaporan keuangan. Menurut Respati (2001)
keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat? Ketepatwaktuan menunjukan bahwa laporan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan
1. Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan
terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Sehingga dapat mendukung manajer menghadapi
2. Pengaruh pengawasan keuangan daerah ketidakpastian yang terjadi dalam lingkungan kerja
terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan mereka. Informasi yang tepat waktu dipengaruhi
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. kemampuan manajer dalam merespon setiap
Dari penelitian ini diharapkan dapat kejadian atau permasalahan.
memberikan manfaat kepada: Mamduh (2003) ketepatwaktauan
1. Penulis, dapat memberikan pengetahuan tentang penyajian laporan keuangan merupakan hal penting
faktor-faktor yang mempengaruhi yang harus di perhatikan oleh perusahaan. Apabila
ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah. penyelesaian penyajian laporan keuangan terlambat
2. Bagi dinas pemerintah dan pemerintah daerah atau tidak diperoleh saat di butuhkan, maka
yang diteliti dapat memberikan masukan untuk relevansi dan manfaat laporan keuangan untuk
mempertimbangkan penerapan sumber daya pengambilan keputusan akan berkurang.
manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan Menurut Jogiyanto (1995) informasi yang
pengawasan keuangan daerah dalam pelaporan tepat waktu yang merupakan bagian dari nilai
keuangan pemerintah daerah guna menghasilkan informasi (ketepatwaktuan) dapat dicapai dengan
laporan keuangan yang andal dan tepat waktu. peran komponen teknologi. Menurut Jogiyanto
3. Akademisi, menambah suatu bukti empiris dan (1995) informasi merupakan produk dari sistem
ilmu pengetahuan dalam bidang akuntansi sektor teknologi informasi. Teknologi informasi berperan
publik. dalam menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi para pengambil keputusan di dalam organisasi
2. TELAAH LITERATUR DAN termasuk dalam hal pelaporan sehingga
PENGEMBANGAN HIPOTESIS mendukung proses pengambilan keputusan dengan
Ketepatwaktuan lebih efektif. Suatu teknologi informasi terdiri dari
Menurut IAI (2002) dalam Catrinasari perangkat keras, perangkat lunak, manajemen data,
(2006) bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah dan jaringan (Widjajanto 2001).
menyediakan informasi yang menyangkut posisi Oleh karena itu ketepatan waktu adalah
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi batasan penting pada publikasi laporan keuangan.
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan Akumulasi, peringkasan, dan penyajian selanjutnya
keputusan ekonomi. Informasi yang relevan akan informasi akuntansi harus dilakukan secepat
bermanfaat bagi para pemakai apabila tersedia tepat mungkin untuk menjamin tersedia informasi
waktu sebelum pemakai kehilangan kesempatan ditangan pemakai atau pengguna. Ketepatan waktu
atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan menunjukkan bahwa laporan keuangan harus
yang akan diambil. Ketepatwaktuan menujukan disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk
rentang waktu antara penyajian informasi yang memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan
diinginkan dengan frekwensi informasi pelaporan. yang pada gilirannya rnungkin akan rnempengaruhi
Apabila informasi tersebut tidak disampaikan prediksi dan keputusan pemakai. Ketepatan waktu
dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi juga menunjukan rentang waktu antara penyajian
tersebut kehilangan nilai dalam mempengaruhi informasi yang diinginkan dengan frekuensi
kualitas keputusan. pelaporan informasi. Informasi yang tepat waktu
Ketepatwaktuan pelaporan keuangan dipengaruhi kemampuan manajer dalam merespon
bukan hanya dibutuhkan oleh organisasi sektor setiap kejadian atau permasalahan. Apabila
publik saja, tetapi organisasi non sektor publik juga informasi tidak disampaikan dengan tepat waktu

5
akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan ditetapkan oleh Stock Exchange Commission
nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan. (SEC). Sedangkan Na'im (1999) dan Bandi dan
Informasi tepat waktu juga akan mendukung Hananto (2002) ketepatan waktu dilihat dari
manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi keterlambatan pelaporan.
dalam lingkungan kerja mereka (Amey, Gordon
dan Narayanan) dalam Respati (2001). Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pengawasan menurut Keputusan Presiden a. Komponen Teknologi Informasi
No. 74 tahun 2001 (Tentang Tata Cara Pengawasan Teknologi informasi meliputi komputer
Penyelengaraan Pemerintah Daerah) Pasal (16) (mainframe, mini, micro), perangkat lunak
menyebutkan bahwa pengawasan pemerintah (software), database, jaringan (internet, intranet),
daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk electronic commerce, dan jenis lainnya yang
menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai berhubungan dengan teknologi (Wilkinson et al.,
dengan rencana dan ketentuan peraturan 2000 dalam Arfianti, 2011). Pemanfaatan teknologi
perundang-undangan yang berlaku. Kurangnya informasi mencakup adanya (Hamzah, 2009 dalam
pengawasan yang dilakukan akan menyebabkan Winidyaningrum, 2010) :
keterlambatan dalam pembuatan pelaporan 1. Pengolahan data, pengolahan informasi, sistem
keuangan daerah, sehingga kurang tertibnya manajemen dan proses kerja secara elektronik,
penyusunan dan penerapan kebijakan, kurangnya dan
komitmen terhadap kompetensi, belum optimalnya 2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar
kegiatan identifikasi risiko, dan analisis risiko, pelayanan publik dapat diakses secara mudah
lemahnya pengendalian fisik atas aset serta dan murah oleh masyarakat.
pencatatan transaksi yang kurang akurat, dan tidak Teknologi informasi selain sebagai
tepat waktu. teknologi komputer (hardware dan software) untuk
Ketepatan waktu informasi akuntansi pemrosesan dan penyimpanan informasi, juga
menurut SFAC No. 2 mengenai karakteristik berfungsi sebagai teknologi komunikasi untuk
kualitatif informasi akuntansi, yang juga terdapat penyebaran informasi. Komputer se-bagai salah
dalam Hendriksen dan Breda (1992), harus tersedia satu komponen dari teknologi informasi merupakan
bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan alat yang bisa melipatgandakan kemampuan yang
kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. dimiliki manusia dan komputer juga bisa
Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi tetapi mengerjakan sesuatu yang manusia mungkin tidak
relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. mampu me-lakukannya. Pengolahan data menjadi
Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan suatu informasi dengan bantuan komputer jelas
penting pada publikasi laporan keuangan. akan lebih meningkatkan nilai dari informasi yang
Akumulasi, peringkasan, dan penyajian selanjutnya dihasilkan (Wahana Komputer, 2003). Dalam
informasi akuntansi harus dilakukan secepat hubungannya dengan sistem informasi akuntansi,
rnungkin untuk menjamin tersedia informasi komputer akan meningkatkan kapabilitas sistem.
ditangan pemakai atau pengguna. Ketika komputer dan komponen-komponen yang
Chamber dan Penman (1984) berhubungan dengan teknologi informasi
mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara : diintegrasikan ke dalam suatu sistem informasi
1. Ketepatan waktu didefinisikan sebagai akuntansi, tidak ada aktivitas umum yang ditambah
keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal atau dikurangi.
laporan keuangan sampai tanggal melaporkan Sistem informasi akuntansi masih
2. Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data.
waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan Sistem masih memasukkan pengendalian-
yang diharapkan. pengendalian atas keakurasian data. Sistem juga
Schwartz dan Soo (1996), mengukur menghasilkan laporan-laporan dan informasi
keterlambatan pelaporan didasarkan pada lainnya. Hanya saja pengkomputerisasian sistem
kepatuhan perusahaan dalam mematuhi informasi akuntansi seringkali mengubah karakter
peraturan pelaporan informasi keuangan yang aktivitas. Data mungkin di-kumpulkan dengan

6
peralatan khusus. Catatan akuntansi menggunakan 1) Bagian akuntansi/keuangan memiliki komputer
lebih sedikit kertas. Kebanyakan, jika tidak yang cukup untuk melaksanakan tugas
semuanya, tahapan-tahapan pemrosesan dilakukan 2) Jaringan internet telah terpasang di unit kerja
secara otomatis. Output lebih rapi, dalam bentuk 3) Jaringan komputer telah dimanfaatkan sebagai
yang lebih bervariasi, dan lebih banyak. penghubung antar unit kerja dalam pengiriman
Yang lebih penting dari semua perubahan data dan informasi yang dibutuhkan
ini adalah peningkatan dalam hal (Wilkinson et al., 4) Proses akuntansi sejak awal transaksi hingga
2000 dalam Arfianti, 2011): pembuatan laporan keuangan dilakukan secara
1) pemrosesan transaksi dan data lainnya lebih komputerisasi
cepat, 5) Pengolahan data transaksi keuangan
2) keakurasian dalam perhitungan dan menggunakan software yang sesuai dengan
pembandingan lebih besar, peraturan perundang-undangan
3) kos pemrosesan masing-masing transaksi lebih 6) Laporan akuntansi dan manajerial dihasilkan
rendah, dari sistem yang terintegrasi
4) penyiapan laporan dan output lainnya lebih tepat 7) Adanya jadwal pemeliharaan peralatan secara
waktu, teratur
5) tempat penyimpanan data lebih ringkas dengan 8) Peralatan yang usang atau rusak di data dan
aksesibilitas lebih tinggi ketika dibutuhkan, diperbaiki tepat pada waktunya
6) pilihan pemasukan data dan penyediaan output
lebih luas/banyak, dan Pengawasan Keuangan Daerah
7) produktivitas lebih tinggi bagi karyawan dan a) Pengertian
manager yang belajar untuk menggunakan Dalam pasal 1 Undang-Undang No.17
komputer secara efektif dalam tanggung jawab Tahun 2004, tentang Keuangan Negara
rutin dan pembuatan keputusan. menjelaskan, bahwa keuangan Negara adalah
Sedangkan kelemahannya, sistem semua hak dan kewajiban Negara yang dapat
komputer cenderung kurang fleksibel dan tidak dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik
dapat cepat beradaptasi jika ada perubahan sistem, berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan
pe-rencanaan dan pembuatan sistem milik Negara berhubungan dengan pelaksanaan hak
terkomputerisasi memakan waktu lebih lama, biaya dan kewajiban tersebut. Dari pengertian keuangan
pemasangan instalasi tinggi, butuh kontrol yang negara tersebut di atas, maka pengertian ke-uangan
lebih baik, jika ada bagian hardware yang tidak daerah pada dasarnya sama dengan pengertian
bekerja dapat melumpuhkan sistem, komputer tidak keuangan negara dimana negara dianologikan
dapat mendeteksi penyebab kesalahan, hilangnya dengan daerah. Hanya saja dalam konteks ini
jejak audit, komputer peka terhadap pengaruh keuangan daerah adalah semua hak-hak dan
lingkungan, data yang disimpan mudah rusak. kewajib-an daerah yang dapat dinilai dengan uang.
b. Tingkat Integrasi Teknologi Informasi Demikian pula sesuatu baik uang maupun barang
Integrasi adalah merupakan suatu upaya yang dapat menjadi kekayaan daerah berhubungan
untuk melakukan peng-gabungan dua atau lebih dengan pelaksanaan hak-hak kewajiban tersebut
elemen guna menghasilkan inovasi baru. Dengan dan tentunya dalam batas-batas kewenangan
kata lain bahwa mengintegrasikan teknologi daerah.
informasi adalah suatu upaya untuk Menurut Yosa (2010) dalam Arfianti
menggabungkan teknologi informasi dalam (2011) yang dimaksud dengan pengawasan adalah
me-laksanakan tugas-tugas dengan menggunakan suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan
strategi baru (Yaumi, 2011). Menurut Jurnali dan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang
Supomo (2002) dalam Harifan (2009), sistem umpan balik informasi, untuk
pemanfaatan teknologi informasi adalah tingkat membandingkan kinerja aktual dengan standar
integrasi teknologi informasi pada pelaksanaan yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah
tugas-tugas akuntansi yang terdiri dari: telah terjadi suatu penyimpangan, serta untuk
mengambil tindakan perbaikan yang di-perlukan

7
untuk menjamin bahwa sumber data organisasi atau setiap kementerian dan inspektorat wilayah
pemerintahan telah digunakan seefektif dan untuk setiap daerah yang ada di Indonesia,
seefisien mungkin guna mencapai tujuan organisasi dengan menempatkannya di bawah pengawasan
atau pemerintah. Kementerian Dalam Negeri.
b) Tujuan Pengawasan Keuangan Daerah b. Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang
Pengawasan diperlukan untuk mengetahui dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di
apakah perencanaan yang telah disusun dapat luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini,
berjalan secara efisien, efektif, dan ekonomis. di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan
Pengawasan menurut Keputusan Presiden No. 74 (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara
tahun 2001 (Tentang Tata Cara Pengawasan yang terlepas dari pengaruh ke-kuasaan
Penyelengaraan Pemerintah Daerah) Pasal (16) manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK
menyebutkan bahwa pengawasan pemerintah tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan
daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk aparat pengawasan intern pemerintah.
menjamin agar pemerintah daerah ber-jalan sesuai c. Pengawasan preventif adalah pengawasan yang
dengan rencana dan ketentuan peraturan dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum
perundang-undangan yang berlaku. kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat
Pengawasan pada dasarnya diarahkan mencegah terjadinya penyimpangan.
sepenuhnya untuk meng-hindari adanya Pengawasan preventif ini di-lakukan pemerintah
kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan dengan maksud untuk menghindari adanya
atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan, penyimpangan pelaksanaan keuangan
diharapkan dapat mem-bantu melaksanakan negara/daerah yang akan membebankan dan
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai merugikan negara/daerah lebih besar.
tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat
efisien. Bahkan, me-lalui pengawasan tercipta dan bermakna jika dilakukan oleh atasan
suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan langsung, sehingga penyimpangan yang
penentuan atau evaluasi mengenai sejauh mana kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih
pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan, sejauh mana awal.
kebijakan pimpinan dijalankan, dan sampai sejauh d. Pengawasan represif adalah pengawasan yang
mana penyimpangan yang terjadi dalam dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah
pelaksanaan kerja tersebut. kegiatan itu dilakukan. Pengawasan ini
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas umumnya dilakukan pada akhir tahun anggaran,
publik, pengawasan me-rupakan salah satu cara dimana anggaran yang telah ditentukan
untuk membangun dan menjaga legitimasi warga kemudian disampaikan laporannya. Selanjut-
masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan nya, dilakukan pemeriksaan dan pengawasan
menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, untuk mengetahui ke-mungkinan terjadinya
baik pengawasan intern (internal control) maupun penyimpangan.
pengawasan ekstern (external control). Yani (2002), ruang lingkup pengelolaan
c) Pengawasan Keuangan Daerah keuangan daerah yang harus menjadi perhatian
Adapun jenis-jenis pengawasan yang untuk pengawasan dalam pelaksanaannya :
dapat dilakukan oleh pemerintah antara lain sebagai 1) Asas umum pengelolaan keuangan daerah,
berikut: 2) Pejabat-pejabat yang mengelola keuangan
a. Pengawasan intern adalah pengawasan yang daerah,
dilakukan oleh orang atau badan yang ada di 3) Struktur APBD,
dalam lingkungan unit organisasi yang 4) Penyusunan RKPD, KUA, dan RKA-SKPD,
bersangkutan. Pengawasan intern dapat 5) Penyusunan dan penetapan APBD,
dilakukan dengan cara pengawasan atasan 6) Pelaksanaan dan perubahan APBD,
langsung atau pengawasan melekat (built in 7) Penatausahaan keuangan daerah,
control), atau pengawasan yang dilakukan 8) Pertanggungjawaban pengelolaan APBD,
secara rutin oleh Inspektorat Jenderal pada

8
9) Pengendalian defisit dan penggunaan surplus berpengaruh positif signifikan terhadap
APBD, ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah
10) Pengelolaan kas umum negara, daerah, sedangkan sumber daya manusia tidak
11) Pengelolaan piutang daerah, memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
12) Pengelolaan investasi daerah, ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah
13) Pengelolaan barang milik negara, daerah.
14) Pengelolaandana cadangan, Wiwik (2010) meneliti tentang pengaruh
15) Pengelolaan utang daerah, kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan
16) Pembinaan Pengelolaan keuangan daerah, teknologi informasi terhadap keterlandalan dan
17) Penyelesaian kerugian daerah, ketepatwaktuan laporan keuangan pemerintah
18) Pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah studi empiris pada pemerintah daerah
daerah, Pengaturan Pengelolaan keuangan Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitian
daerah. menunjukan bahwa kapasitas sumber daya manusia
dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
Penelitian Terdahulu signifikan positif terhadap keterandalan dan
Arfianti (2011) melakukan penelitian ketepatwaktuan laporan keuangan pemerintah
tentang Analisis Faktor-Faktor Yang daerah.
Mempengaruhi Keandalan Dan Timeliness Widia (2012) meneliti tentang faktor
Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum faktor yang mempengaruhi keandalan dan
(Studi Pada Blu Di Kota Semarang). Variabel ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah
independen yang digunakankualitas sumber daya daerah Kabupaten Kampar (survei pada satuan
manusia, pemanfaatan teknologi informasi, kerja perangkat daerah Kabupaten Kampar). Data
pengendalian intern akuntansi, dan komitmen pada penelitian ini merupakan data primer yang
organisasi. Variabel Dependen yang digunakan diperoleh dari kuisioner yang disebarkan langsung
adalah Keandalan Dan Timeliness Pelaporan kepada responden. Data yang berhasil dikumpulkan
Keuangan. Hasil penelitian tersebut berasal dari 108 responden yang bekerja pada
menyimpulkan bahwa kualitas sumber daya bagian keuangan / tata usaha pada satuan kerja
manusia, komunikasi, sarana pendukung, dan perangkat daerah di Kampar. Hasil penelitian
komitmen organisasi secara simultan berpengaruh menunjukan bahwa kualitas sumber daya manusia,
positif secara signifikan terhadap Keandalan Dan pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian
Timeliness Pelaporan Keuangan. intern akuntansi dan pengawasan berpengaruh
Winidyaningrum (2010) melakukan positif signifikan secara parsial terhadap keandalan
penelitian tentang Pengaruh Sumber Daya dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan
Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi pemerintah daerah Kabupaten Kampar.
terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Hubungan Antar Variabel
Variabel Intervening Pengendalian Intern 1 Hubungan pemanfaatan teknologi informasi
Akuntansi (Studi Empiris di Pemda terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangn
Subosukawonosraten). Variabel independen yang pemerintah daerah.
digunakan adalah sumber daya manusia dan Menurut Jogiyanto (1995) informasi yang
pemanfaatan teknologi informasi, dengan tepat waktu yang merupakan bagian dari nilai
pengendalian intern akuntansi sebagai variabel informasi (ketepatwaktuan) dapat dicapai dengan
intervening. Sedangkan variabel yang dipengaruhi peran komponen teknologi. Menurut Jogiyanto
adalah keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan (1995:18) informasi merupakan produk dari sistem
keuangan. Hasil dari penelitian tersebut teknologi informasi. Teknologi informasi berperan
menyimpulkan bahwa sumber daya manusia dan dalam menyediakan informasi yang bermanfaat
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh bagi para pengambil keputusan di dalam organisasi
positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan termasuk dalam hal pelaporan sehingga
keuangan pemerintah daerah melalui pengendalian mendukung proses pengambilan keputusan dengan
intern akuntansi. Pemanfaatan teknologi informasi
9
lebih efektif. Suatu teknologi informasi terdiri dari berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas
perangkat keras, perangkat lunak, manajemen data, laporan keuangan pemda melalui SIKD.
dan jaringan (Widjajanto 2001). Pemanfaatan teknologi informasi akan
Selain itu, manfaat yang ditawarkan oleh sangat membantu mempercepat proses pengolahan
suatu teknologi informasi antara lain kecepatan data transaksi dan penyajian laporan keuangan,
pemrosesan transaksi dan penyiapan laporan, sehingga laporan keuangan tersebut tidak
keakuratan perhitungan, penyimpanan data dalam kehilangan nilai informasi yaitu ketepatwaktuan.
jumlah besar, biaya pemrosesan yang lebih rendah, 2 Hubungan pengawasan keuangan daerah
dan kemampuan multiprocessing (Wahana terhadap ketepatwaktuan pelaporan
Komputer, 2003). keuangan pemerintah daerah.
Winidyaningrum (2010) melakukan Pengawasan menurut Keputusan Presiden
penelitian tentang Pengaruh Sumber Daya No. 74 tahun 2001 (Tentang Tata Cara Pengawasan
Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Penyelengaraan Pemerintah Daerah) Pasal (16)
terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan menyebutkan bahwa pengawasan pemerintah
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk
Variabel Intervening Pengendalian Intern menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai
Akuntansi (Studi Empiris di Pemda dengan rencana dan ketentuan peraturan
Subosukawonosraten). Variabel independen yang perundang-undangan yang berlaku.
digunakan adalah sumber daya manusia dan Penelitian Fikri (2011) yang meneliti
pemanfaatan teknologi informasi, dengan tentang pengaruh sistem informasi keuangan
pengendalian intern akuntansi sebagai variabel daerah dan pengawasan keuangan daerah terhadap
intervening. Sedangkan variabel yang dipengaruhi kualitas laporan keuangan daerah pada instansi
adalah keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan pemerintah kota padang. Populasi penelitian ini
keuangan. Hasil dari penelitian tersebut berjumlah 42 SKPD dengan judgement sampling
menyimpulkan bahwa sumber daya manusia dan dan responden berjumlah 42 kepala bagian
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh akuntansi. Alat analisis yaitu analisis jalur. Yang
positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan menjadi variabel intervening dalam penelitian ini
keuangan pemerintah daerah melalui pengendalian adalah SIKD. hasil penelitian SIKD dan
intern akuntansi. Pemanfaatan teknologi informasi pengawasan keuangan daerah berpengaruh
berpengaruh positif signifikan terhadap signifikan positif terhadap kualitas laporan
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah keuangan. dan, pengawasan keuangan daerah
daerah, sedangkan sumber daya manusia tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap laporan keuangan pemda melalui SIKD.
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah Kurangnya pengawasan yang dilakukan
daerah. akan menyebabkan kelalaian dalam pembuatan
Penelitian Fikri (2011) yang meneliti pelaporan keuangan daerah, sehingga kurang
tentang pengaruh sistem informasi keuangan tertibnya penyusunan dan penerapan kebijakan,
daerah dan pengawasan keuangan daerah terhadap kurangnya komitmen terhadap kompetensi, belum
kualitas laporan keuangan daerah pada instansi optimalnya kegiatan identifikasi risiko, dan analisis
pemerintah kota padang. Populasi penelitian ini risiko, lemahnya pengendalian fisik atas aset serta
berjumlah 42 SKPD dengan judgement sampling pencatatan transaksi yang kurang akurat, dan tidak
dan responden berjumlah 42 kepala bagian tepat waktu.
akuntansi. Alat analisis yaitu analisis jalur. Yang
menjadi variabel intervening dalam penelitian ini Kerangka Konseptual
adalah SIKD. hasil penelitian SIKD dan Ketepatanwaktuan adalah batasan penting
pengawasan keuangan daerah berpengaruh pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi,
signifikan positif terhadap kualitas laporan peringkasan, dan penyajian selanjutnya informasi
keuangan. dan, pengawasan keuangan daerah akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk
menjamin tersedia informasi ditangan pemakai atau

10
pengguna. Ketepatan waktu menunjukkan bahwa Hipotesis
laporan keuangan harus disajikan pada kurun Berdasarkan teori dan latar belakang
waktu yang teratur untuk memperlihatkan permasalahan yang telah dikemukakan
perubahan keadaan perusahaan yang pada sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis
gilirannya rnungkin akan rnempengaruhi prediksi penelitian sebagai berikut:
dan keputusan pemakai. H1 :Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
Hal pertama yang mungkin mempengaruhi signifikan positif terhadap ketepatwaktuan
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah pelaporan pemerintah keuangan daerah
daerah adalah pemanfaatan teknologi informasi. H2 :Pengawasan keuangan daerah berpengaruh
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk signifikan positif terhadap ketepatwaktuan
mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan pelaporan pemerintah keuangan daerah
teknologi informasi untuk meningkatkan
kemampuan mengelola keuangan daerah, dan 3. METODE PENELITIAN
menyalurkan Informasi Keuangan Daerah (IKD) Jenis Penelitian
kepada pelayanan publik. Dengan kemajuan Berdasarkan rumusan masalah, maka jenis
teknologi informasi yang pesat serta potensi penelitian ini tergolong pada penelitian kausatif.
pemanfaatannya secara luas, maka dapat membuka Penelitian kausatif berguna untuk menganalisis
peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses, pengaruh antara satu variabel dengan variabel
mengelola, dan mendayagunakan informasi lainnya (Sugiyono, 2008). Penelitian ini bertujuan
keuangan daerah secara cepat dan akurat. untuk melihat seberapa jauh variabel eksogen
Hal kedua yang mungkin mempengaruhi mempengaruhi variabel endogen. Dalam hal ini
dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan melihat seberapa besar pengaruh pemanfaatan
pemerintah daerah adalah pengawasan keuangan teknologi informasi dan pengawasan keuangan
daerah. pengawasan adalah suatu upaya yang daerah terhadap ketepatwaktuan pelaporan
sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada keuangan pemerintah daerah di Pemerintah
perencanaan untuk merancang sistem umpan balik Provinsi Sumatera Barat.
informasi, untuk membandingkan kinerja aktual
dengan standar yang telah ditentukan, untuk Populasi dan Sampel
menetapkan apakah telah terjadi suatu Populasi dalam penelitian ini adalah
penyimpangan, serta untuk mengambil tindakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada
perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa di Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan data yang
sumber data organisasi atau pemerintahan telah diperoleh dari DPKD Pemerintah Provinsi
digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna Sumatera Barat jumlah Satuan Kerja yang terdapat
mencapai tujuan organisasi atau pemerintah. berjumlah 38 SKPD yang terdiri dari Dinas, Badan,
Pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah Kantor dan Inspektorat.
perencanaan yang telah disusun dapat berjalan Penelitian ini menggunakan total sampling
secara efisien, efektif, dan ekonomis. dikarenakan populasinya kurang dari 100 objek.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat
digambarkan kerangka konseptual penelitian Responden
sebagai berikut: Responden dalam penelitian ini adalah
Pemanfaatan pejabat penata usaha keuangan dan staf akuntansi
Teknologi Informasi pada SKPD. Alasan pemilihan responden adalah
Ketepatwaktuan
pelaporan keuangan karena pejabat penata usaha keuangan dan staf
Pengawasan Keuangan pemerintah daerah akuntansi bertanggungjawab dalam pembuatan
Daerah laporan keuangan pada masing-masing SKPD dan
juga setiap bagian tersebut merupakan elemen
Gambar 1. Diagram Hubungan antar Variabel Penelitian penting dalam menghasilkan laporan keuangan
pemerintah, karena terlibat langsung dan sangat

11
memahami kegiatan akuntansi. Maka, jumlah item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
responden 38 SKPD x 3 orang = 114 Responden. pertanyaan.

Jenis dan Sumber Data Instrumen Penelitian


Jenis data yang digunakan dalam Dalam penelitian ini digunakan kuesioner.
penelitian ini adalah data subjek. Data berupa Ketepatwaktuan pelaporan keuangan dapat dilihat
tanggapan tertulis atas pertanyaan atau kuesioner dari:
dari subjek penelitian pada instansi pemerintah 1. Informasi segera tersedia ketika dibutuhkan.
daerah. 2. Laporan-laporan seperti : laporan harian, laporan
Sumber data dalam penelitian ini adalah mingguan, laporan bulanan, laporan semester, dan
data primer. Data tersebut di-peroleh secara laporan tahunan sering disediakan secara sistematis
langsung dari instansi pemerintah daerah dengan dan teratur.
meng-gunakan daftar pertanyaan dalam bentuk 3. Laporan-laporan berikut disampaikan secara
kuesioner guna mengumpulkan informasi dari sistematis dan teratur laporan realisasi anggaran,
objek penelitian tersebut. neraca, arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Menurut Sekaran (2006:61), data primer Untuk pemanfaatan teknologi informasi dilihat dari:
mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan 1. Software aplikasi
pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan 2. Proses akuntansi secara komputerisasi
variabel minat untuk tujuan spesifik studi. 3. Software sesuai peraturan perundangan
4. Laporan akuntansi dan manajerial yang terintegrasi
Teknik Pengumpulan Data
5. Pemeliharaan peralatan
Data untuk penelitian ini dikumpulkan
dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 6. Perbaikan peralatan yang rusak/usang
populasi dalam penelitian ini. Kuesioner diberikan Untuk pengawasan keuangan daerah dilihat dari:
secara langsung ke alamat responden. 1. Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pengembalian kuesioner dijemput langsung ke 2. APBD.
instansi pemerintah sesuai kesepakatan
pengembalian. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Variabel Penelitian Sebelum dibagikan kuesioner kepada
1. Variabel Terikat (Y). responden, peneliti terlebih dahulu melakukan uji
Variabel terikat dalam penelitian ini pendahuluan (pilot test), yang dilakukan pada 30
adalah Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan orang mahasiswa di fakultas ekonomi akuntansi.
Pemerintah Daerah. Untuk melihat validitas dari masing-masing item
2. Variabel Bebas (X). kuesioner digunakan corrected item-total
Dalam penelitian ini yang menjadi correlation. Jika r hitung > r tabel maka dapat
variabel bebas adalah pemanfaatan teknologi dikatakan valid, dimana r tabel untuk n=30 adalah
informasi dan pengawasan keuangan daerah. 0,361.
2. Uji Reliabilitas
Pengukuran Variabel Kuesioner dikatakan reliabel (handal) jika
Pengukuran variabel dalam penelitian ini jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
menggunakan skala likert dengan lima alternatif konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
jawaban dan masing-masing diberi skor yaitu: 2006). Untuk uji reliabilitas digunakan pengujian
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RR), croanbach alpha menurut Sekaran (2005), dengan
Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). kriteria sebagai berikut:
Menurut Sugiyono (2008:133) dengan skala likert a. Kurang dari 0,6 tidak reliable
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi b. 0,6 0,7 dapat diterima
indikator variabel, kemudian indikator tersebut c. 0,7 0,8 baik
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item- d. Lebih dari 0,8 reliabel

12
2. Metode Analisis
Uji Asumsi Klasik a. Koefisien Determinasi
1. Uji Normalitas Untuk mengetahui kontribusi dari variabel
Uji normalitas dilakukan dengan metode bebas terhadap variabel terikat dilihat dari adjusted
kolmogorov smirnov, dengan melihat nilai R square-nya, pemilihan nilai adjusted R square
signifikan pada 0,05. Jika nilai signifikan yang karena penelitian ini menggunakan analisis regresi
dihasilkan < 0,05 maka data tidak berdistribusi dengan jumlah variabel lebih dari satu. Koefisien
normal, jika nilai signifikan yang dihasilkan > 0.05 determinasi (R2) pada intinya meng-ukur seberapa
maka data berditribusi normal. jauh kemampuan model dalam menerangkan
2. Uji Multikolinieritas variasi variabel terikat. Adjusted R2 berarti R2
Untuk menguji adanya multikolinieritas sudah disesuaikan dengan derajat bebas dari
dapat dilihat melalui nilai variance inflantion factor masing-masing jumlah kuadrat yang tercakup di
(VIF) dan toleransi. Jika VIF < 10 dan tolerance > dalam per-hitungan Adjusted R2. Untuk
2
0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas tapi jika membandingkan dua R , maka harus mem-
VIF > 10 dan tolerance > 0,1 berarti terjadi perhitungkan banyaknya variabel X
multikolinieritas. Kalau k>1 maka adjusted R2< R2, yang
3. Uji heteroskedastisitas berarti bahwa apabila banyaknya variabel bebas
Untuk mendeteksi adanya ditambah, adjusted R2dan R2 akan sama- sama
heteroskedastisitas dapat menggunakan uji glejser. meningkat, tetapi peningkatan adjusted R2 lebih
Dalam uji ini, apabila hasilnya sig > 0,05 maka kecil dari-pada R2.
tidak terdapat gejala heterokedastisitas, model yang Adjusted R2 dapat positif atau negatif,
baik ialah tidak terjadi heterokedastisitas. walaupun R2 selalu non negatif. Jika adjusted R2
negatif nilainya dianggap 0.
Teknik Analisis Data b. Persamaan Regresi Berganda
Dari data yang telah dikumpulkan, maka akan diolah dengan
1. Analisis Deskriptif menggunakan alat analisa regresi berganda (Multiple Reggression) dengan
Analisis deskriptif adalah proses menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Alat
analisis regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh beberapa
pengolahan data yang telah didapat dari responden. variabel independen terhadap satu variabel dependen.
Data tersebut dianalisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut: (a) verifikasi data yaitu memeriksa Y = a + b1x1 + b2x2+ e
kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden Keterangan:
untuk memastikan apakah semua pertanyaan sudah Y=Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan
dijawab dengan lengkap oleh responden, (b) Pemerintah Daerah
menghitung nilai jawaban yang dilakukan dengan A =Konstanta
cara: menghitung frekuensi dari jawaban yang b1b2b3b4b5 =Koefisien regresi variabel independen
diberikan responden atas setiap item pertanyaan x1 =Pemanfaatan Teknologi Informasi
yang diajukan, menghitung rata-rata skor item, x2 = Pengawasan Keuangan Daerah
menghitung nilai rerata jawaban responden, e = error
menghitung nilai Tingkat Capai Responden (TCR) c. Uji F (F-Test)
dari masing-masing kategori jawaban dari Uji F dilakukan bertujuan untuk menguji
deskriptif variabel, Lalu nilai persentase apakah hasil analisis jalur modelnya sudah fit atau
dimasukkan ke dalam kriteria sebagai berikut: belum dan untuk dapat mengetahui pengaruh antara
a. Interval jawaban responden 76-100% kategori variabel endogen dan variabel eksogen secara
jawaban baik. keseluruhan atau secara simultan. Patokan yang
b. Interval jawaban responden 56-75% kategori digunakan dalam pengujian ini adalah
jawaban cukup baik. membandingkan nilai sig yang diperoleh dengan
c. Interval jawaban responden <56% kategori derajat signifikasi pada level = 0,05. Apabila
jawaban kurang baik. nilai sig yang diperoleh lebih kecil dari derajat
signifikasi maka model yang digunakan sudah fit.
d. Uji Hipotesis (t-Test)

13
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui dan efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan
hubungan yang signifikan dari masing-masing peraturan perundang-undangan.
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Untuk
me-lihat nilai signifikan masing-masing parameter 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang diestimasi, maka diguna-kan t-Test. Uji Validitas Dan Reliabilitas Penelitian
Dengan kriteria pengujian : Uji Validitas
a. Jika tingkat signifikansi < 0,05 dan koefisien Untuk melihat validitas dari masing-
regresi () positif dan jika > maka masing item kuesioner, digunakan Corrected Item-
hipotesis diterima yang berarti tersedia cukup Total Colleration. Jika rhitung > rtabel, maka data
bukti untuk menolak pada pengujian dikatakan valid, dimana rtabel untuk N=93 , adalah
hipotesis 1, 2 atau dengan kata lain tersedia 0,206.
bukti untuk menerima pada hipotesis 1 dan 2 Untuk instrumen ketepatwaktuan
b. Jika tingkat signifikansi < = 0,05, > pelaporan keuangan pemerintah daerah diketahui
dan koefisien regresi () negatif maka hipotesis nilai Corrected Item-Total Correlation terkecil
ditolak dan berarti tidak tersedia cukup bukti 0,598. Instrumen pemanfaatan teknologi informasi
untuk menerima hipotesis nilai terkecil 0,297 dan untuk instrumen
c. Jika tingkat signifikansi > = 0,05 dan < pengawasan keuangan derah dengan nilai terkecil
maka hipotesis ditolak yang berarti tidak sebesar 0,361.
tersedia cukup bukti untuk menerima hipotesisi
Selain kriteria tersebut, untuk melihat adaUji Reliabilitas
tidaknya pengaruh semua variabel bebas terhadap Untuk uji reliabilitas intrumen, semakin
variabel terikat dapat ditentukan dengan melihat dekat koefisien keandalan dengan 1,0 maka akan
tingkat signifikansi dan koefisian positif dengan semakin baik. Secara umum, keandalan kurang dari
nilai = 0,05. Apabila tingkat signifikansi < 0,05
0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70
berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Sebaliknya, bisa diterima, dan lebih dari 0,80 adalah baik
apabila tingkat signifikansi > 0,05 berarti Ha (Sekaran, 2006).
ditolak dan H0 diterima. Untuk instrumen pemanfaatan teknologi
informasi 0,763 dan untuk instrumen pengawasan
Definisi Operasional keuangan daerah 0,847. Data ini menunjukan nilai
1. Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan yang berada pada kisaran bisa diterima atau baik.
Pemerintah Daerah Dengan demikian semua instrumen penelitian dapat
Ketepatwaktuan adalah tersedianya dikatakan reliabel.
informasi bagi pembuat keputusan pada saat
dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan Uji Asumsi Klasik
kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. 1. Uji Normalitas Residual (R2)
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
2. Pemanfaatan Teknologi Informasi apakah dalam sebuah regresi, variabel pengganggu
Pemanfaatan teknologi informasi atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian
merupakan penggunaan secara optimal dari normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan
komputer (mainframe, mini, micro), perangkat One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dengan
lunak (software), database, jaringan (internet, taraf signifikan 0,05 atau 5%. Jika signifikan yang
intranet), electronic commerce, dan jenis lainnya dihasilkan > 0,05 maka distribusi datanya
yang berhubungan dengan teknologi. dikatakan normal. Sebaliknya jika signifikan yang
dihasilkan < 0,05 maka data tidak terdistribusi
secara normal.
3. Pengawasan Keuangan Daerah Hasil uji normalitas menyatakan nilai
Pengawasan keuangan daerah merupakan Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,026 dengan
proses kegiatan yang di-tujukan untuk menjamin signifikan 0,243. Berdasarkan hasil tersebut
agar pemerintahan daerah berjalan secara efektif dinyatakan data yang digunakan dalam penelitian
14
dinyatakan berdistribusi normal dan bisa Dari hasil pengolahan data SPSS, didapat
dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut. nilai sig sebesar 0,006 < 0,05 sehingga model
2. Uji Multikolinearitas regresi yang dipakai dapat digunakan. Pada Tabel
Uji multikolinearitas bertujuan untuk 20 dapat dianalisis model estimasi sebagai berikut :
menguji apakah model regresi ditemukan adanya KPKD= 3,829 + 0,100 PTI + 0,163 PKD
korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk Dimana :
menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat KPKPD = Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan
melalui nilai Variance Inflantion Factor (VIF) dan Pemerintah Daerah
tolerance value untuk masing-masing variabel PTI = Pemanfaatan Teknologi Informasi
independen. Apabila tolerance value di atas 0,10 PKD = Pengawasan Keuangan Daerah
dan VIF kurang dari 10 maka dikatakan tidak Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa
terdapat gejala multikolinearitas. terdapat nilai konstanta sebesar 3,829 yang berarti
Hasil nilai VIF yang diperoleh bahwa adanya pemanfaatan teknologi informasi
menunjukkan variabel bebas dalam model regresi dan pengawasan keuangan daerah pada SKPD
tidak saling berkorelasi. Diperoleh nilai VIF untuk Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berada pada
masing-masing variabel bebas kurang dari 10 dan 3,829 satuan. Nilai koefisien dari variabel X1
tolerance value berada diatas 0,10. Hal ini adalah sebesar 0,100 ini berarti bahwa dengan
menunjukkan tidak adanya korelasi antara sesama meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi
variabel bebas dalam model regresi dan satu satuan, maka akan meningkatkan
disimpulkan tidak terdapat masalah ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah
multikolinearitas diantara sesama variabel bebas daerah sebesar 0,100 satuan dan bentuk pengaruh
dalam model regresi yang dibentuk. X1 terhadap Y adalah positif. Nilai koefisien X2
3. Uji Heterokedastisitas adalah sebesar 0,163 ini berarti bahwa dengan
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk meningkatnya pengawasan keuangan daerah satu
menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi satuan maka akan meningkatkan ketepatwaktuan
ketidaksamaan varians dari residual atas satu pelaporan keuangan pemerintah daerah sebesar
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians 0,163 satuan dan bentuk pengaruh X2 terhadap Y
dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain adalah positif.
tetap, maka disebut homokedatisitas dan jika 2. Uji Model
berbeda disebut heterokedastisitas. Untuk a) Uji F (F test)
mendeteksi adanya heterokedastisitas pada Untuk mengetahui apakah model regresi
penelitian ini menggunakan uji Glejser. Pengujian yang digunakan merupakan model tetap dapat
ini membandingkan signifikan dari uji ini apabila dilakukan dengan membandingkan nilai Ftabel dan
hasilnya sig > 0,05 atau 5%. Jika signifikan di atas Fhitung atau membandingkan antara nilai sig dan
5% maka disimpulkan model regresi tidak =0,05. Nilai Ftabel untuk n=93 pada =0,05 adalah
mengandung adanya heterokedastisitas. 3,09. Nilai Fhitung adalah 11,161 sedangkan nilai
Berdasarkan Tabel, dapat dilihat tidak ada signifikansi adalah 0,000. Dengan demikian, Fhitung
variabel yang signifikan dalam regresi dengan > Ftabel dan nilai sig< 0,05. Hal ini menunjukkan
variabel AbsUt. Tingkat signifikansi > 0,05, bahwa model regresi yang digunakan telah fix.
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi b) Koefisien Determinasi (Nilai Adjusted R
yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari Square)
heteroskedastisitas. Analisis koefisien determinasi digunakan
Hasil Penelitian untuk mengetahui persentase variasi variabel bebas
1. Model Estimasi Regresi yang digunakan dalam model mampu menjelaskan
Teknik analisis regresi berganda variasi variabel terikat.
digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan Berdasarkan hasil output diperoleh angka
variabel terikat yang disebabkan oleh perubahan Adjusted R Square sebesar 0,181 atau 18,1%. Hal
yang terjadi pada variabel bebas. Kegiatan ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan
perhitungan statistik menggunakan SPSS 16. pengaruh variabel bebas (pemanfaatan teknologi

15
informasi dan pengawasan keuangan daerah) dirumuskan sesuai dengan hasil penelitian sehingga
mampu menjelaskan 18,1% variasi variabel terikat H2 diterima. Dimana semakin baik pengawasan
(ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah keuangan daerah maka semakin baik pula
daerah), sedangkan sisanya sebesar 81,9% ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang daerah. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini
tidak dimasukkan dalam model penelitian. dapat membuktikan pengawasan keuangan daerah
c) Uji T-test (X2) berpengaruh signifikan positif terhadap
Uji t statistik (t-test) bertujuan untuk ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah
mengetahui hubungan yang signifikan dari masing- daerah.
masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan Pembahasan
dengan cara membandingkan nilai thitung dengan 1. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi
nilai ttabel. Nilai ttabel dengan = 0,05 dan derajat Terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan
bebas (db) = n-k-1 = 93-2-1 = 92 adalah 1,662. Keuangan Pemerintah Daerah.
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 20, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
maka dapat diketahui pengaruh antara variabel pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
independen secara parsial terhadap variabel signifikan positif terhadap ketepatwaktuan
dependen pada uraian berikut ini : pelaporan keuangan pemerintah daerah. Semakin
1) Pemanfaatan Teknologi Informasi (X1) baik pemanfaatan teknologi informasi maka
berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah
Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan daerah yang dihasilkan juga akan semakin
Pemerintah Daerah (Y) meningkat.
Pengujian hipotesis pertama dilakukan Hal ini sejalan dengan penelitian
dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Winidyaningrum (2010) tentang Pengaruh
Hipotesis diterima jika thitung > ttabel atau nilai sig < Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi
0,05. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai signifikan Informasi terhadap Keterandalan dan
sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai thitung 2,019 > ttabel Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah
1,662. Nilai koefisien dari variabel X1 bernilai Daerah dengan Variabel Intervening Pengendalian
positif yaitu 0,100. Jadi hipotesis yang telah Intern Akuntansi (Studi Empiris di Pemda
dirumuskan sesuai dengan hasil penelitian sehingga Subosukawonosraten). Hasil dari penelitian
H1 diterima. Dimana semakin baik pemanfaatan tersebut menyimpulkan bahwa sumber daya
teknologi informasi maka semakin baik pula manusia dan pemanfaatan teknologi informasi
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap
daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa keterandalan pelaporan keuangan pemerintah
penelitian ini dapat membuktikan bahwa daerah melalui pengendalian intern akuntansi.
pemanfaatan teknologi informasi (X1) berpengaruh Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
signifikan positif terhadap ketepatwaktuan positif signifikan terhadap ketepatwaktuan
pelaporan keuangan pemerintah daerah. pelaporan keuangan pemerintah daerah.
2) Pengawasan Keuangan Daerah (X2) Penelitian di atas konsisten dengan teori yang
berpengaruh signifikan positif terhadap dinyatakan oleh Jogiyanto (1995) informasi yang
Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan tepat waktu yang merupakan bagian dari nilai
Pemerintah Daerah (Y) informasi (ketepatwaktuan) dapat dicapai dengan
Pengujian hipotesis kedua dilakukan peran komponen teknologi. Menurut Jogiyanto
dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. (1995) informasi merupakan produk dari sistem
Hipotesis diterima jika thitung > ttabel atau nilai sig < teknologi informasi. Teknologi informasi berperan
0,05. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai signifikan dalam menyediakan informasi yang bermanfaat
sebesar 0,001 < 0,05 dan nilai thitung 3,142 > ttabel bagi para pengambil keputusan di dalam organisasi
1,662. Nilai koefisien dari variabel X2 bernilai termasuk dalam hal pelaporan sehingga
positif yaitu 0,163. Jadi hipotesis yang telah

16
mendukung proses pengambilan keputusan dengan keuangan daearah maka ketepatwaktuan pelaporan
lebih efektif. keuangan daerah juga akan tercapai.
Dilihat dari data distribusi frekuensi untuk Hal ini sesuai dengan penelitian yang
variabel pemanfaatan teknologi informasi di mana dilakukan oleh Fikri (2011) yang menyatakan
tingkat capaian responden rata-rata untuk variabel bahwa pengawasan keuangan daerah berpengaruh
tersebut berada pada kategori baik sehingga positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan
pemanfaatan teknologi informasi dengan semakin keuangan daerah. Hasil penelitian menunjukkan
baik, maka akan membantu pegawai untuk bahwa pengawasan keuangan daerah berpengaruh
mencapai ketepatwaktuan pelaporan keuangan positif dan siginfikan terhadap terhadap
pemerintah daerah yang semakin meningkat. ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah
Dengan mengetahui pemanfaatan teknologi daerah.
informasi tingkat ketepatwaktuan pelaporan Penelitian diatas konsisten dengan
keuangan pemerintah daerah yang semakin baik, Keputusan Presiden No. 74 tahun 2001 (Tentang
keterlibatan individu dalam pemanfaatan teknologi Tata Cara Pengawasan Penyelengaraan Pemerintah
akan memahami sasaran yang akan dicapai oleh Daerah) Pasal (16) yang menyatakan bahwa bahwa
laporan keuangan tersebut, serta bagaimana akan pengawasan pemerintah daerah adalah proses
mencapainya dengan menggunakan sumber yang kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar
ada, selanjutya target-target laporan keuangan yang pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana
disusun akan sesuai. dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
Jika dilihat dari tabel distribusi frekuensi, berlaku. Kurangnya pengawasan yang dilakukan
nilai TCR terendah yaitu 73,12% yang berarti akan menyebabkan kelalaian dalam pembuatan
peralatan yang usang/rusak tidak di data tepat pada pelaporan keuangan daerah, sehingga kurang
waktunya masih dikategorikan cukup baik. Nilai tertibnya penyusunan dan penerapan kebijakan,
rerata pemanfaatan teknologi informasi kurangnya komitmen terhadap kompetensi, belum
dikategorikan baik dengan nilai TCR 82,45%. optimalnya kegiatan identifikasi risiko, dan analisis
Dapat dikatakan pemanfaatan teknologi informasi risiko, lemahnya pengendalian fisik atas aset serta
SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat pencatatan transaksi yang kurang akurat, dan tidak
dikategorikan baik dan berpengaruh signifikan tepat waktu.
positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan Dilihat dari data distribusi frekuensi untuk
keuangan pemerintah daerah. variabel pengawasan keuangan daerah di mana
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat capaian responden rata-rata untuk variabel
semakin baik pemanfaatan teknologi informasi tersebut berada pada kategori baik sehingga
dalam suatu organisasi sektor publik (SKPD) akan pengawasan keuangan daerah dengan semakin
meningkatkan ketepatwaktuan pelaporan keuangan baik, maka akan membantu pegawai untuk
pemerintah daerah menjadi baik. Hasil penelitian mencapai laporan keuangan yang tepat waktu.
menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi Dengan mengetahui pengawasan keuangan daerah,
informasi berpengaruh positif dan siginfikan tingkat pelaporan keuangan yang semakin baik.
terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan Instansi mampu menyediakan laporan keuangan
pemerintah daerah. yang tepat waktu, sehingga pelaporan keuangan
2. Pengaruh Pengawasan Keuangan Daearah daerah menjadi baik.
Terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Jika dilihat dari tabel distribusi frekuensi,
Hipotesis kedua penelitian ini menujukkan nilai TCR terendah yaitu 77,63% yang berarti
bahwa pengawasan keuangan daerah berpengaruh pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh
signifikan positif terhadap ketepatwaktuan pejabat yang benar-benar mengerti tentang
pelaporan keuangan pemerintah daerah. Pengaruh keuangan daerah masih dikategorikan baik. Nilai
antara pengawasan keuangan daearah dengan rerata pengawasan keuangan daerah dikategorikan
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah baik dengan nilai TCR sebesar 83,01%. Dapat
daerah adalah bahwa semakin baik pengawasan dikatakan pengawasan keuangan daerah
dikategorikan baik dan berpengaruh signifikan
17
positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan Saran
keuangan daerah. Hasil penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian yang telah
menyimpulkan bahwa semakin baik pengawasan dilakukan, ada beberapa saran yang dapat
keuangan daerah dalam suatu organisasi sektor dipertimbangkan oleh berbagai pihak :
publik (SKPD) maka akan meningkatkan 1. Bagi instansi pemerintah diharapkan agar dapat
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah meningkatkan kinerjanya dalam pengelolaan
daerah menjadi baik. keuangan daerah dengan memperhatikan dan
5. KESIMPULAN DAN SARAN meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi
Kesimpulan seoptimal mungkin, dan adanya pengawasan
Dari hasil pengolahan data dan keuangan daerah yang memadai diharapkan
pembahasan terhadap hasil penelitian pengaruh pihak pengelola keuangan daerah khususnya
pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan bagian akuntansi mampu melaksanakan tugas
keuangan daerah terhadap ketepatwaktuan dan fungsi akuntansi dengan baik yang akhirnya
pelaporan keuangan pemerintah daerah, maka dapat bermuara pada dihasilkannya laporan keuangan
diambil kesimpulan sebagai berikut : pemerintah daerah yang tepat waktu dan
1. Pemanfaatan teknologi informasi signifikan bermanfaat sehingga dapat digunakan dalam
positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan pengambilan keputusan.
keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera 2. Agar pemanfaatan teknologi informasi dapat
Barat . Dimana semakin baik pemanfaatan terlaksana dengan efektif, sebaiknya peralatan
teknologi informasi maka semakin baik pula yang usang/rusak di data secepat mungkin.
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah Sehingga kegiatan pembuatan laporan keuangan
daerah. tidak terganggu oleh peralatan yang rusak
2. Pengawasan keuangan daerah signifikan positif tersebut. Maka laporan keuangan SKPD dapat
terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan dihasilkan tepatwaktu.
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat .
Dimana semakin baik pengawasan keuangan
daerah maka semakin baik pula ketepatwaktuan DAFTAR PUSTAKA
pelaporan keuangan pemerintah daerah.
Alimbudiono, Ria Sandra & Fidelis Arastyo
Keterbatasan Penelitian Andono. 2004. Kesiapan Sumber Daya
Meskipun peneliti telah berusaha Manusia Sub Bagian Akuntansi Pemerintah
merancang dan mengembangkan penelitian Daerah XYZ dan Kaitannya Dengan
sedemikian rupa, namun masih terdapat beberapa Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
keterbatasan dalam penelitian ini, diantaranya Kepada Masyarakat: Renungan Bagi Akuntan
yaitu: Pendidik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
1. Pemilihan penelitian ini dilakukan hanya di satu Sektor Publik.
tempat yakni di SKPD Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat. Dikarenakan hanya dilakukan Anggraini, Devi. 2002.Penerapan Akuntansi
di satu provinsi, maka perlu disadari bahwa Keuangan Daerah. Padang: Skripsi
metode ini berakibat pada lemahnya validitas Program S1, Universitas Negeri Padang
exsternal atau kurangnya kemampuan (Tidak Dipublikasikan)
generalisasi dari hasil penelitian ini.
2. Penelitian ini merupakan metode survei Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik. 2006.
menggunakan kuesioner tanpa dilengkapi Standar Akuntansi Pemerintahan: Telaah
dengan wawancara atau pertanyaan lisan. Kritis PP Nomor 24 Tahun 2004. BPFE,
Sebaiknya dalam mengumpulkan data Yogyakarta
dilengkapi dengan menggunakan pertanyaan
lisan dan tertulis. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.

18
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro --------------------------, Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Harifan, Handriko. 2009. Pengaruh Kapasitas Informasi Keuangan Daerah.
Sumberdaya Manusia, Pemanfaatan --------------------------, Peraturan Menteri Dalam
Teknologi informasi, dan Pengendalian Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Intern Akuntansi terhadap Nilai Informasi Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Pelaporan Keuangan Pemerintah, Padang.
Skripsi Program S1, Universitas Negeri --------------------------, Peraturan Menteri Dalam
Padang (Tidak Dipublikasikan) Negeri Nomor 11 Tahun 2001 tentang
Informasi Keuangan Daerah.
Indriasari, Desi. 2008. Pengaruh Kapasitas
sumber Daya Manusia, Pemanfaatan --------------------------, Pengawasan menurut
Teknologi Informasi, dan Pengendalian Keputusan Presiden No. 74 tahun 2001
Intern Akuntansi terhadap Nilai Informasi (Tentang Tata Cara Pengawasan
Pelaporan Keuangan Pemerintah. Penyelengaraan Pemerintah Daerah).
Simposium Nasional Akuntansi XI.
Pontianak Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi :Perekayasaan
Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga.
Indrianto, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Yogyakarta. BPFE
Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta :BPFE UGM. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
Jogiyanto, HM. 1995. Analisa dan Desain Sistem
Informasi :Pendekatan Terstruktur Teori dan Wahana Komputer. 2003. Panduan Aplikatif Sistem
Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Offest. Akuntansi Online Berbasis Komputer.
Yogyakarta Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Jurnali, Teddy & Bambang Supomo. 2002 Wahyono, Teguh. 2004. Sistem Informasi
.Pengaruh Faktor Kesesuaian Tugas, Akuntansi: Analisa , Desain, dan
Teknologi dan Pemanfaatan Teknologi Pemograman Komputer. Yogyakarta: Penerbit
terhadap Kinerja Akuntan Publik.Jurnal Andi.
Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 5 No.2
Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik Edisi Akuntansi .Jakarta : Erlangga.
Pertama. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Zetra, Aidinil. 2009. Strategi Pengembangan
Mahmudi. 1997. Akuntansi Manajemen : Konsep, Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam
Manfaat, dan Terakayasa. Yogyakarta: STIE Mewujudkan Akuntabilitas Pengelolaan
YKPN Keuangan Daerah.

Pemerintah Indonesia, Peraturan Pemerintah


nomor 71 Tahun 2010 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintahan.

--------------------------, Peraturan Pemerintah


Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah.

19
LAMPIRAN c. Uji heterokedastisitas
a
1. Statistik Deskriptif Coefficients
Standardi
Descriptive Statistics zed
Unstandardized Coefficien
Std.
Deviatio Coefficients ts
N Minimum Maximum Mean n Std.
Y 93 8 15 12.56 1.868 Model B Error Beta t Sig.
X1 93 23 40 32.98 3.848 1 (Consta
.548 1.273 .430 .668
X2 93 22 40 33.20 3.688 nt)
Valid N X1 .032 .034 .107 .935 .352
93
(listwise)
X2 -.012 .035 -.037 -.325 .746
a. Dependent Variable:
AbsUt
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Residual 3. Hasil Analisis Data
a. Uji Koefesien Determinasi (R2)
Model Summary
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Adjusted R Std. Error of
Unstandardiz Model R R Square Square the Estimate
ed Residual a
1 .446 .199 .181 1.690
N 93 a. Predictors: (Constant), X2, X1
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 1.67185082
b. Persamaan Regresi
Most Extreme Absolute .106 a
Coefficients
Differences Positive .061
Standardi
Negative -.106 zed
Kolmogorov-Smirnov Z 1.026 Unstandardized Coefficie
Asymp. Sig. (2-tailed) .243 Coefficients nts
a. Test distribution is Normal. Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Const
3.829 1.866 2.051 .043
ant)
X1 .100 .050 .207 2.019 .046
b. Uji Multikolinearitas
X2 .163 .052 .322 3.142 .002
a. Dependent Variable:
a y
Coefficients
Collinearity Statistics c. Uji F
Model Tolerance VIF ANOVA
b

1 X1 .847 1.180 Sum of Mean


X2 .847 1.180 Model Squares df Square F Sig.
a. Dependent Variable: y 1 Regressi a
63.777 2 31.888 11.161 .000
on
Residual 257.148 90 2.857

Total 320.925 92
a. Predictors: (Constant),
X2, X1
b. Dependent Variable: y

20

Você também pode gostar