Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH:
YARMINI, Amd.Keb
1615301303
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan
sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan. Untuk mempersiapkan SDM yang
berkualitas dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat tumbuh
pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan pada umur yang semestinya, dengan
suatu populasi sangat bervariasi, studi yang dilakukan Dudley mencatat 3,3%-17% anak
dilalui dalam kehidupan anak, baik motorik halus maupun motoric kasar (Kartika, 2002).
Seringkali orang tua lebih terfokus pada perkembangan motorik kasar saja, padahal
perkembangan motorik kasar merupakan indicator yang tidak sensitif dalam hal
tercatat 28,1% anak mengalami keterlambatan motorik halus (Handal, 2007). Sedangkan
dari jurnal penelitian Indonesia yang diambil dari dua rumah sakit di Jakarta
(Widyastuti, 2005).
Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap
lingkungan, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),
ibu, ayah, anggota keluarga serta lingkungan sekitar. Upaya mencukupi kebutuhan
kebutuhan dasar tersebut dilakukan melalui interaksi yang adekuat, terus menerus, sesuai
dengan tahapan umur. Semakin erat dan semakin sering faktor di lingkungan tersebut
berinteraksi dengan anak, maka faktor tersebut semakin besar peranannya dalam
faktor lingkungan termasuk stimulasi, serta pengasuhan orang tua. Pengasuhan yang baik
merupakan pengasuhan yang bertanggung jawab, dalam hal ini memerlukan pengetahuan
(Wawan, 2010).
Di Indonesia seperti juga kemungkinan besar di negara-negara yang sedang
berkembang lainnya masih banyak ditemukan praktik pengasuhan balita yang kurang
kaya stimulasi mental dini. Dari hasil penelitian di daerah kumuh di Kelurahan
(Hariweni, 2003).
Puskesmas Tanjung Pati merupakan salah satu puskesmas sudah melakukan
anak dan perkembangan motorik halus balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Pati?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penelitian tentang
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dan
perkembangan motorik halus balita di wilayah kerja puskesmas tanjung pati tahun
2016.
2. Untuk menerapkan ilmu yang telah di dapatkan kepada masyarakat luas tentang
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dan
ibu tentang tumbuh kembang anak dan perkembangan motorik halus balita.
c. Bagi Institusi Kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan
dan penyuluhan bagi ibu yang memiliki anak balita tentang pentingnya memantau
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini akan dilakukan pada ibu yang memiliki anak balita
di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pati Tahun 2016 yang akan di laksanakan pada
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Konsep adalah suatu abstrak
yang di bentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab itu konsep
tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur,
maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variable-variabel, dari variable itulah
tumbuh kembang anak dan motoric halus balita, dan sehubungan dnegan penelitian ini
maka kerangka konsep yang dianjurkan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
B. Defenisi Operasional
tentang
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak
(Pramusinta,
2002).
C. Hipotesa Penelitian
1. Ada hubungan pengetahuan tentang tumbuh kembang anak dan perkembangan