Você está na página 1de 3

REVIEW PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN


PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2014

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan


Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016

Oleh:

Andina Adma F 10070313018

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2015 M/1437 H
1.1 Pengertian APBD
Anggaran pendapatan dan belanja daerah merupakan rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
peraturan daerah.
Sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah, maka
dalam APBD tergambar semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban daerah dalam kurun waktu satu tahun.
Selain sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan
daerah, APBD merupakan instrument dalam rangka mewujudkan
pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk tercapainya
tujuan bernegara.
Sehubungan dengan hal tersebut, agar APBD dapat berfungsi
sebagai instrumen untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumberdaya, maka seluruh unsur
penyelenggara pemerintahan daerah supaya mengambil langkah-langkah
untuk mempercepat proses penyusunan dan pembahasan APBD agar
persetujuan bersama antara Kepala Daerah dengan DPRD atas
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014 dicapai
paling lambat 1 (satu) bulan sebelum APBD dilaksanakan.

1.2 Prinsip Penyusunan APBD


Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014 didasarkan prinsip sebagai
berikut :
1. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah
berdasarkan urusan dan kewenangannya
2. Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan;
3. Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBD;
4. Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat;
5. Memperhatikan asas keadilan dan kepatutan; dan
6. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih
tinggi dan peraturan daerah lainnya.
1.3 Kebijakan Penyusunan APBD
Kebijakan yang perlu mendapat perhatian pemerintah daerah dalam
penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014 terkait dengan pendapatan daerah,
belanja daerah dan pembiayaan daerah adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan
yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum
penerimaannya.sumber pendapatan daerah bersumber pada Pendapatan
Asli daerah (PAD) dan Dana Penimbang, dimana dalam penganggaran
memperhatikan Kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya, Tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha,serta
Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) dialokasikan sesuai Peraturan
Presiden mengenai Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi, Kabupaten, dan
Kota Tahun Anggaran 2014.
2. Belanja Daerah
Belanja daerah harus digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang
ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Belanja
penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi
kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan
dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
a. Belanja pegawai

Você também pode gostar