Você está na página 1de 38

Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

sebagai upaya untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Di samping itu, terutama
di kota-kota besar dan metropolitan pembangunan jalan tol dilakukan untuk
mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan daerah, karena secara
fungsional jalan tol dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan jasa
distribusi produk kegiatan ekonomi dari pusat pengolahan ke pusat pemasaran.
Rencana jaringan jalan tol dengan demikian senantiasa memperhatikan
keserasian dan keselarasan dengan rencana jaringan jalan lainnya. Oleh karena
itu pembangunan jalan tol perlu memperhatikan rencana tata ruang wilayah
(RTRW).
Keberadaan jalan tol akan berdampak terhadap pemanfaatan ruang
kawasan disekitarnya, antara lain berkembangnya berbagai kegiatan
pemanfaatan ruang seperti pembangunan perumahan, perdagangan dan industri,
serta persoalan-persoalan seperti: cepatnya alih fungsi lahan, perubahan guna
lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya, menurunnya kualitas lingkungan,
dan sebagainya, yang selanjutnya akan berdampak juga kepada menurunnya
fungsi dan kapasitas pelayanan jalan tol.
Dalam pasal 8 ayat 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dinyatakan bahwa dalam rangka
penyelenggaraan penataan ruang, Pemerintah berwenang menyusun dan
menetapkan pedoman bidang penataan ruang dan /atau menetapkan standar
pelayanan minimal bidang penataan ruang, mencakup norma, standar, dan
1.1. Latar Belakang manual atau norma, standar, pedoman, kriteria dalam bidang penataan ruang
(NSPK), berupa ketentuan teknis sebagai acuan dalam pelaksanaan penataan
Pembangunan infrastruktur merupakan kebutuhan turunan sebagai ruang, dan berupa petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sebagai acuan
konsekuensi logis dari perencanaan tata ruang, dimana infrastuktur merupakan operasional dalam pelaksanaan penataan ruang.
unsur pembentuk struktur ruang wilayah. Dengan demikian rencana tata ruang
yang ada dapat diwujudkan dalam bentuk pemanfaatan ruang yang sesuai Saat ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sedang melaksanakan
dengan karakteristik wilayah yang ada. Dalam hal ini infrastruktur juga dapat pembangunan Jalan Bebas Hambatan /Freeway /Tol sepanjang 241
berfungsi sebagai alat dalam pengendalian pemanfaatan ruang, agar tidak terjadi kilometeryang meliputi ruas jalan Penajam - Balikpapan - Samarinda - Bontang -
penyalahgunaan lahan maupun pengembangan yang tidak sesuai dengan Sangata - Maloy, Samarinda Tenggarong, dimana di dalam Peraturan
rencana. Dengan demikian kawasan yang dalam rencana diperuntukkan sebagai Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
kawasan lindung tidak dapat dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya, karena Ruang Wilayah (RTRW)Nasional 2008-2028 telahditetapkan sebagai Sistem
infrastruktur yang dibutuhkan tidak tersedia. Jaringan Jalan Bebas Hambatan /Freeway /Tol di Provinsi Kalimantan Timur, yaitu
pada ruas jalan :
Pembangunan Infrastruktur Jalan tol merupakan alternatif prasarana
transportasi darat yang dibangun untuk melengkapi sistem jaringan jalan dan Penajam-Balikpapan;

Ringkasan Eksekutif | 1
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Balikpapan-Samarinda; dan tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Republik
Samarinda-Tenggarong. Indonesia Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia 1.2.2. Tujuan
Nomor 567/KPTS/M/2010 Tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional
Tujuan dari penyusunan pedoman ini adalah sebagai arahan dan
Tanggal 10 Nopember 2010, maka ruas jalan Balikpapan-Samarinda ditetapkan
pedoman teknis yang operasional dan implementatif sebagai acuan dalam
sebagai Jalan Nasional Jalan Tol. mengatur kawasan sekitar jalan tol yang belum terbangun maupun yang telah
Dengan dilaksanakannya pembangunan jalan tol tersebut, maka akan terbangun, agar tercapai pemanfaatan ruang yang optimal bagi berbagai kegiatan
membawa dampak (konsekuensi logis) terhadap pola kegiatan, pembangunan, pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang Provinsi Kalimantan Timur.
perubahan penggunaan lahan, dan pemanfaatan ruang yang tidak tertata dengan
1.2.3. Sasaran
baik pada kawasan di sekitar jalan tol tersebut mulai dari kawasan di sekitar
gerbang tol pintu masuk (enter tol gate), kawasan sekitar sempadan kiri-kanan Sasaran dari penyusunan pedoman ini adalah untuk :
jalan tol hingga kawasan di sekitar gerbang pintu keluar (exit tol gate). 1. Memberikan arahan dalam mengatur kawasan sekitar jalan tol yang belum
terbangun maupun yang telah terbangun;
Maka dari itu, untuk dapat mengantisipasi ketidakberaturannya
(kesemerawutan) pola kegiatan, pembangunan, perubahan penggunaan lahan, 2. Memberikan arahan dalam pengendalian pemanfaatan ruang kawasan
dan pemanfaatan ruang di kawasan sekitar jalan tol tersebut, perlu segera sekitar jalan tol;
dilakukan penyusunan norma, standar, pedoman dan kriteria (NSPK) 3. Menyusun arahan pengaturan zoning kawasan disekitar jalan tol;
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan sekitar jalan tol 4. Mengidentifikasi kebutuhan kawasan disekitar jalan tol; dan
terutama pada ruas jalan Samarinda-Bontang. 5. Tercapainya penyusunan dokumen Pedoman/NSPK Pemanfaatan dan
NSPK ini merupakan buku pegangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Sekitar Jalan Tol Samarinda-
Timur sebagai acuan dalam melakukan penanganan terhadap kegiatan Bontang, yang menjadi dasar untuk setiap tahapan pelaksanaan
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan sekitar jalan tol pembangunan dan tahapan pengawasan/penertiban dari kegiatan
Samarinda-Bontang saat ini maupun 20 (dua puluh) tahun mendatang, seperti pembangunan tersebut
kegiatan apa saja yang diperbolehkan dan apa saja yang tidak diperbolehkan, 1.3. Ruang Lingkup
ketentuan umum dan ketentuan teknisnya, dan pola kelembagaannya.
Ruang lingkup kegiatan penyusunan dokumen Pedoman Pemanfaatan
1.2. Maksud, Tujuan Dan Sasaran Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Jalan Tol Samarinda-
1.2.1. Maksud Bontang Provinsi Kalimantan Timur ini akan dibagi menjadi dua, yaitu ruang
lingkup wilayah dan ruang lingkup substansi materi.
Maksud dari kegiatan ini adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
melalui Dinas Pekerjaan Umum Bidang Penataan Ruang bermaksud membuat 1.3.1. Ruang Lingkup Materi
petunjuk teknis (juknis) pedoman /norma, standar, pedoman dan kriteria (NSPK) Ruang lingkup substansi materi penyusunan pedoman ini pada
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan di sekitar jalan tol dasarnya mengatur kawasan yang dilalui oleh jalan tol yang meliputi
(Samarinda-Bontang) bagi para pelaku pembangunan (stakeholders) dalam upaya pengaturan kawasan fungsional yaitu kawasan perumahan, kawasan
pelaksanaan pembangunan, sebagai tindak lanjut terhadap pedoman /NSPK perdagangan dan jasa, kawasan industri serta kawasan pariwisata.
bidang penataan ruang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26

Ringkasan Eksekutif | 2
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Pemanfaatan ruang untuk kawasan budidaya di sekitar jalan tol akan menjadi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang
lebih tertata, dan tidak menimbulkan dampak langsung terhadap pelayanan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
jalan tol. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang
1.3.2. Ruang Lingkup Wilayah Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Lingkup wilayah penyusunan dokumen Pedoman Pemanfaatan Ruang


dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang
Provinsi Kalimantan Timur ini mencakup wilayah Jalan Tol Samarinda Gambar 1. 1
Bontang, yang meliputi 3 (tiga) wilayah Kabupaten /Kota di Provinsi
Lingkup Wilayah
Kalimantan Timur yaitu Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan
Kota Bontang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1.
1.4. Dasar Hukum
Landasan hukum kegiatan penyusunan dokumen Pedoman
Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Jalan Tol
Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur, adalah berdasarkan kebijakan
sebagai berikut :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 Tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2003 tentang
Penatagunaan Tanah;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang
Jalan Tol;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Jalan; dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol;
dan

Ringkasan Eksekutif | 3
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

mempunyai pengaruh terhadap jalan tol. Batas kawasan secara kuantitatif


ditetapkan sesuai dengan fungsi kawasan.
2. Disesuaikan dengan studi sebelumnya, yaitu terdapat beberapa studi yang
dapat menjadi acuan terhadap penetapan deliasi ini yaitu:
a. Studi Analisis mengenai dampak lingkungan jalan baru (highway)
Balikpapan-Samarinda-Bontang sepanjang 162,153 Km dengan lebar
Rumija 70 m, dengan ruang sebaran dampak yang diakibatkan
diperkirakan berjarak 300 m sebelah kanan dan kiri Rumija; dan
b. Studi Penyusunan Pemanfaatan Ruang jalan tol Balikpapan-samarinda
menetapkan 300 m ruas kiri dan kanan Rumija, didalamnya termasuk
penetapan batas lahan Ruwasja minimum 40 m yang diukur dari
Rumija dan penetapan jarak batas kawasan budidaya dengan batas
terluar Rumija jalan tol minimum 20 m.
Merujuk pada pertimbangan diatas
sehingga untuk deliniasi kawasan
pemanfaatan ruang kawasan tol Samarinda-
Bontang adalah 300 m pada kedua sisi di
batas terluar Rumija, didalamnya termasuk
penetapan batas lahan Ruwasja minimum
40 m yang diukur dari Rumija dan penetapan
jarak batas kawasan budidaya dengan batas
terluar Rumija jalan tol minimum 20 m (lihat
2.1 Deliniasi Kawasan Pemanfaatan Ruang Kawasan Tol Samarinda
Gambar 2.1 berikut).
Bontang
Wilayah kajian pedoman ini mencakup sekitar jalan tol Samarinda- Gambar 2. 1 Konsepsi Deliniasi
2.2 Kondisi Fisik Dasar
Bontang, yaitu kabupaten /kota di Provinsi Kalimantan Timur yang meliputi: Kota Pemanfaatan Ruang Kawasan
2.2.1 Topografi Sekitar Jalan Tol Samarinda-Bontang
Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang. Kawasan di sekitar
Wilayah sekitar jalan tol Samarinda
jalan tol yang dimaksud dalam pedoman ini, merupakan ruang di luar milik jalan
Bontang pada umumnya didominasi oleh
(rumija) pada kedua sisinya, yang mempunyai pengaruh terhadap jalan tol. dataran yang memiliki kelas lereng 2-15% yaitu sebesar 62,26% dari total wilayah
Dengan panjang ruas jalan tol segmen Samarinda-Bontang yang direncanakan
atau seluas 3.003,26 Km2. Sedangkan kelas lereng diatas 25% hanya sebesar
adalah sepanjang 89,16 Km termasuk jalan akses jalur masuk /keluar jalan tol.
0,78% yang 0,03% merupakan wilayah dengan kelas lereng >40%. Dengan
Dasar pertimbangan dalam mendeliniasi kawasan pemanfaatan ruang
kondisi kelerengan seperti itu, maka pengembangan jalan tol ruang Samarinda
kawasan tol Samarinda-Bontang adalah sebagai berikut:
Bontang tidak akan mengalami hambatan yang begitu besar, karena lokasi yang
1. Pedoman mengenai pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
relatif datar.
ruang kawasan sekitar jalan tol, kawasan disekitar jalan tol merupakan
Untuk lebih jelasnya mengenai kelas lereng di wilayah sekitar jalan tol
ruang di luar ruang milik jalan tol (rumija) pada kedua sisinya, yang
Samarinda Bontang dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.2.

Ringkasan Eksekutif | 4
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 2. 1 tepi sungai atau muara sungai. Total formasi geologi alluvium adalah sebesar
2
Kemiringan Lereng Wilayah Sekitar Jalan Tol Samrinda - Bontang 1.808,64 Km atau 37,39%
Kelas Lereng Luas (Km2) Persentase dari total luas wilayah sekitar Gambar 2. 3.
0-2% 1.541,35 31,79% jalan tol Samarinda-Bontang. Peta Geologi
2 - 15 % 3.003,26 62,26%
Selain alluvium,
15 - 25 % 245,95 5,17%
25 - 40 % 35,20 0,75% terdapat pula formasi geologi
> 40 % 1,56 0,03% lainnya seperti pamaluan
Jumlah 4.827,32 100,00% yang merupakan batupasir
Sumber : Hasil analisa 2012 kuarsa dengan sisipan
batulempung, serpih
Gambar 2. 2. batugamping dan batulanau;
Peta Kelas Lereng berlapis sangat baik.Batu
pasir kuarsa merupakan
batuan utama, kelabu
kehitam-kecoklatan, berbutir
halus-sedang, terpilah baik,
butiran membulat-bulat
tanggung, padat, karbonan
dan gamping. Kemudian juga
terdapat formasi balikpapan,
pulau balang, bebulu,
alluvium tua, kampung baru
dan bojongmanik. Untuk
lebih jelasnya mengenai kondisi geologis kawasan sekitar jalan tol ini, dapat
dilihat pada Table 2.2. dan Gambar 2.3.
Tabel 2. 2
Formasi Geologi Kawasan Sekitar Jalan Tol Samarinda Bontang
2
No Formasi Geologi Luas (Km ) Persentase
1 Bojongmanik 0,49 0,01%
2 Alluvium 1.808,64 37,39%
3 Alluvium Tua 47,74 0,99%
4 Bebulu 3,65 0,08%
5 Kampung Baru 978,42 20,23%
2.2.2 Geologi 6 Pamaluan 1.282,43 26,51%
Formasi geologi yang terdapat dikawasan sekitar jalan tol Samarinda 7 Balikpapan 253,52 5,24%
Bontang didominasi oleh alluvium yang merupakan batuan sediment yang 8 Pulau Balang 461,94 9,55%
dibentuk atau diendapkan oleh sungai-sungai.Batuan ini dapat kita lihat di tepi- Jumlah 4.827,32 100
Sumber : Hasil analisa 2012

Ringkasan Eksekutif | 5
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

2
2.2.3 Jenis Tanah kering yang memiliki luas sebesar 492,80 Km atau 10,21% dari luas seluruh
Jenis tanah yang mendominasi kawasan sekitar ruas jalan tol Samarinda wilayah. Untuk lebih jelasanya mengenai penggunaan lahan dimasing-masing
Bontang adalah tanah jenis Orgaosol Glei Humus seluas 2.219,32 Km2 atau kecamatan di wilayah sekitar jalan tol, dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan
45,91% dari luas keseluruhan. Selain itu terdapat pula tanah dengan jenis Gambar 2.5.
organosol glei humus dan podsolik merah kuning. Untuk lebih jelasnya mengenai
jenis tanah di kawasan sekitar jalan tol Samarinda Bontang, dapat dilihat pada Gambar 2. 5.
Gambar 2.4. Peta Penggunaan Lahan

Gambar 2. 4.
Peta Jenis Tanah

2.3 Kondisi Kependudukan dan Sosial Budaya


Jumlah penduduk yang berada di dua kota dan satu kabupaten yang
2.2.4 Penggunaan Lahan dilewati oleh ruas jalan tol Samarinda Bontang pada tahun 2010 berjumlah
Penggunaan lahan di kawasan sekitar jalan tol Samarinda Bontang 1.497.863 jiwa dengan jumlah penduduk terbanyak berada di Kota Samarinda
2
berdasarkan dari hasil interpretasi citra dan foto udara, penggunaan lahan yang dengan 727.500 jiwa dan kepadatan penduduk 1.013 Jiwa/Km , sedangkan
dominan adalah semak belukar dan rawa yang memiliki luas sebesar jumlah penduduk paling sedikit adalah Kota Bontang dengan 143.683 jiwa dan
2 untuk kepadatan terendah berada di Kabupaten Kutai Kartanegara, yaitu hanya
2.153,73 Km atau 44,62 % dari luas wilayah keseluruhan, diurutan berikutnya 2
adalah lahan pertanian baik pertanian lahan basah maupun pertanian lahan 23 jiwa/Km . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Table 2.4.

Ringkasan Eksekutif | 6
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 2. 3 Penggunaan Lahan Sekitar Jalan Tol Samarinda Bontang Berdasarkan Tabel 2. 4 Jumlah Penduduk Wilayah Kabupaten dan Kota yang dilalui
Wilayah Administrasi Kecamatan Tahun 2011 Ruas Jalan Tol Samrinda Bontang Tahun 2010
Penggunaan Lahan Luas ( Km2) Persentase (%)
Jumlah Kepadatan
Awan 0,62 0,01 No Wilayah Luas
Bandara 0,41 0,01
Penduduk Penduduk
Danau 8,14 0,17
Dermaga 0,05 0,00
1 Kota Samarinda* 718,00 727.500 1.013
Emplacement 2,94 0,06
2 Kabupaten Kutai Kartanegara 27.263,10 626.680 23
Fasilitas Sosial Kota 1,31 0,03
Hutan 118,38 2,45 3 Kota Bontang 147,80 143.683 972
Hutan Kota 1,72 0,04 Jumlah 28.128,90 1.497.863 53
Hutan Lahan Kering Sekunder 4,65 0,10 Sumber : BPS Kabupaten Kukar, Kota Bontang dan Kota Samarinda
Hutan Lindung 38,98 0,81 * Data Kota Samarinda sebelum pemekaran kecamatan
Hutan Mangrove Sekunder 607,59 12,59
Hutan Rawa Sekunder 7,78 0,16
Hutan Tanaman 99,83 2,07
Industri 5,95 0,12
2.3.1 Potensi Ekonomi Wilayah
Jalan 9,68 0,20 Potensi ekonomi di wilayah sekitar jalan tol Samarinda Bontang
Kanal
Kebun Raya Samarinda
0,26
3,11
0,01
0,06
sangatlah beragam, jika dilihat dari administrasi wilayahnya, maka sesuai dengan
Kolam 0,18 0,00 nilai PDRB masing-masing kabupaten dan kota, maka dapat dilihat bahwa potensi
Lahan Terbuka 7,07 0,15
ekonomi terbesar berada di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan produksi
Lapangan Golf 0,43 0,01
Lapangan Olah Raga 0,19 0,00
minyak dan gas nya, kemudian di Kota Bontang dengan sektor industri
Mangrove 10,59 0,22 pengolahannya, kemudian Kota Samarinda dengan sektor Perdagangan,
Pariwisata 1 0,02
Pelabuhan Khusus 0,02 0,00
Restoran, dan Hotel. Khusus untuk sektor pertambangan batu bara, wilayah jalan
Pelabuhan Umum 0,19 0,00 tol Samarinda Bontang akan melalui kawasan potensial pertambangan batubara
Pemerintahan
Perdagangan dan Jasa 5,33
0,6 0,01
0,11
seluas 858,30 Km2 dengan wilayah terluas berada di Kecamatan Marangkayu
Pergudangan 0,25 0,01 364,63 Km2 atau lebih dari 42,48% dari luas seluruh kawasan tambang. Untuk
Perkebunan 85,15 1,76
lebih jelasnya mengenai kawasan tambang di kawasan sekitar jalan tol, dapat
Perluasan Bandara 2,82 0,06
Pertambangan 11,62 0,24
dilihat pada Table 2.5 berikut.
Pertanian Lahan Basah 46,1 0,96
Pertanian Lahan Kering 446,7 9,25
Tabel 2. 5 Luasan Kawasan Tambang Batubara Sekitar Jalan Tol Samarinda Bontang
Perumahan 57,64 1,19
Rawa 7,51 0,16 No. Kecamatan Pertambangan Luas (Km2)
RTH 13,84 0,29 1 Kec. Anggana Batubara 73,70
RTH Olahraga 1,69 0,04
2 Kec. Marangkayu Batubara 364,63
Rumput 0,29 0,01
Semak Belukar 1815,39 37,61
3 Kec. Muara Badak Batubara 190,64
Semak/Belukar Rawa 338,36 7,01 4 Kec. Palaran Batubara 50,22
Sungai 18,82 0,39 5 Kec. Samarinda Utara Batubara 139,20
Taman Kota 0,04 0,00 6 Kec. Sambutan Batubara 39,70
Tambak 1043,65 21,62
7 Kec. Sungai Pinang Batubara 0,20
Terminal 0 0,00
TPA 0,13 0,00
Jumlah Total 858,30
TPU 0,05 0,00
Sumber : Hasil Analisa 2012
Total 4827,05 100,00

Sumber : Interpretasi Citra 2011

Ringkasan Eksekutif | 7
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), yaitu pusat yang melayani


wilayah strategis provinsi maupun Nasional, PKSN dibagi menjadi dua
bagian yaitu PKSN yang akan dikembangkan pada 5 tahun pertama dan 5
tahun kedua. Adapun yang termasuk dalam PKSN 5 tahun pertama
adalah Nunukan (Kabupaten Nunukan) dan Simanggaris (Kabupaten
Nunukan) dan PKSN 5 tahun kedua adalah Long Midang (Kabupaten
Nunukan), Long Pahangai (Kabupaten Kutai Barat) dan Long Nawang
(Kabupaten Malinau).
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu kawasan perkotaan yang
diklasifikasikan sebagai PKW memiliki fungsi pelayanan dalam lingkup
provinsi atau beberapa kabupaten. PKW juga dibagi menjadi dua bagian
yaitu PKW pada 5 tahun pertama dan PKW pada 5 tahun kedua.
Kawasan perkotaan yang diarahkan untuk berfungsi sebagai PKW 5
tahun pertama di Provinsi Kalimantan Timur adalah Sangatta (Kabupaten
Kutai Timur), Tanjung Redeb (Kabupaten Berau),dan Nunukan
(Kabupaten Nunukan). Sedangkan kawasan perkotaan yang diarahkan
untuk berfungsi sebagai PKW 5 tahun kedua adalah Tanah Grogot
(Kabupaten Paser), Sendawar (Kutai Barat), Tanjung Selor (Kabupaten
Bulungan), MalinauKota (Kabupaten Malinau), dan Tau Lumbis
(Kabupaten Nunukan). Kota Penajam(Kabupaten Penajam Paser
3.1 Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang Utara)yang berada di sebelah Selatan Teluk Balikpapan dan berbatasan
dengan Kota Balikpapan dan Kabupaten Paser, serta Kota Tidung
3.1.1 Tinjauan Kebijakan RTRW Provinsi Kalimantan Timur
Pale(Kabupaten Tana Tidung)di kawasan pesisir utara Provinsi
3.1.1.1 Rencana Struktur Ruang Provinsi Kalimantan Timur Kalimantan Timur direncanakan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah yang
A. Arahan Sistem Perkotaan dipromosikan (PKWp) sebagai wilayah yang dipacu pertumbuhannya.

Hirarki fungsional pusat-pusat pembentuk struktur ruang wilayah Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditujukan untuk melayani satuan ruang yang
Provinsi Kalimantan Timur hingga tahun 2030 direncanakan sebagai berikut : efektif sesuai dengan kemampuan dan potensi setempat (lokal) yang
ada, terutama kawasan pedalaman, perdesaan, dan perbatasan.
Pusat Kegiatan Nasional (PKN), yaitu pusat yang melayani seluruh Kawasan perkotaan yang diarahkan untuk berfungsi sebagai PKL di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur serta wilayah nasional dan Provinsi Kalimantan Timur adalah:
internasional yang lebih luas. Kawasan perkotaan yang diarahkan untuk - Long Ikis, Kuaro, Muara Komam, Batu Kajang, Long Kali (Kabupaten
berfungsi sebagai PKN di Provinsi Kalimantan Timur adalah kawasan Paser);
perkotaan Balikpapan TenggarongSamarinda Bontang dan Kota - Melak (Kabupaten Kutai Barat);
Tarakan. - Muara Badak, Muara Jawa, Kota Bangun, Kembang Janggut
(Kabupaten Kutai Kartanegara);

Ringkasan Eksekutif | 8
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

- Muara Bengkal, Muara Wahau, Sangkulirang (Kabupaten Kutai Berdasarkan hasil analisis kelayakan lahan di Kalimantan Timur, rencana
Timur); pola ruang di wilayah ini dapat dilihat pada Table 3.1 dan Gambar 3.1 di bawah
- Merancang, Tepian Buah, Tanjung Batu, Talisayan, Mangkajang, ini:
Labanan (Kabupaten Berau);
Tabel 3. 1
- Long Pujungan, Mahak Baru (Kabupaten Malinau);
Rencana Pola Ruang Provinsi Kalimantan Timur
- Sekatak Buji, Tanah Kuning, Karang Agung, Bunyu Tengah, Long Bia
(Kabupaten Bulungan); No. Fungsi Kawasan Luas (Ha) Persentase
- Petung (Kabupaten Penajam Paser Utara); dan 1 Kawasan Lindung 135.186,00 22,47%
- Sungai Nyamuk, Long Bawan, Long Layu, Atap, Mensalong, a Kawasan Peruntukan Hutan Lindung 884.702,00 12,62%
Pembeliangan (Kabupaten Nunukan), dan Sesayap (Kabupaten b Kawasan Peruntukan Cagar Alam 57.237,00 0,69%
Tana Tidung).
c Kawasan Suaka Margasatwa 220,00 0,00%
d Kawasan Suaka Alam Laut 3.299,00 0,01%
3.1.1.2 Rencana Pola Ruang Provinsi Kalimantan Timur
e Kawasan Peruntukan Taman Hutan Raya 63.572,00 0,28%
Dari daratan Provinsi f Kawasan Peruntukan Taman Nasional 1.454.710,00 6,37%
Kalimantan Timur seluas 19.844.117 Gambar 3. 1 g Kawasan Peruntukan Taman Wisata Alam Laut 376,00 0,00%
Ha, kawasan lindung menempati Peta Pola Ruang
h Kawasan Peruntukan Mangrove 79.721,00 0,35%
sekitar 24,3% dari luas daratan Provinsi Kalimantan Timur
i Kawasan Konservasi Pesisir 185.188,00 0,81%
provinsi dan 75,7% merupakan j Kawasan Lindung Geologi 46.609,00 0,20%
kawasan budidaya. Walaupun lahan k Tubuh Air 259.552,00 1,14%
potensial bagi kegiatan budidaya 2 Kawasan Budidaya 17.718.673,07 77,53%
berdasarkan kesesuaian lahan a Kawasan Peruntukan Hutan Produksi 9.340.563,00 40,87%
mencakup hampir 80% dari luas
b Kawasan Peruntukan Pertanian 284.010,38 1,24%
daratan Provinsi Kalimantan Timur,
c Kawasan Peruntukan Perkebunan 3.681.618,91 16,11%
namun mempertimbangkan
d Kawasan Peruntukan Perikanan 155.798,00 0,68%
kepentingan akan fungsi
e Kawasan Peruntukan Pariwisata 126.720,00 0,55%
perlindungan dan pelestarian
f Kawasan Peruntukan Pertambangan 3.217.372,00 14,08%
lingkungan, maka ketersediaan
g Kawasan Peruntukan Industri 10.144,62 0,04%
lahan potensial tidak selalu
h Kawasan Peruntukan Permukiman 900.594,73 3,94%
dimanfaatakan bagi kegiatan
budidaya dan pengembangan i Kawasan Peruntukan Budidaya Lainnya 480,00 0,00%

kegiatan budidaya dilakukan j Buffer Jalan 1.295,01 0,01%

dengan tetap mempertahankan k Kawasan Militer 76,42 0,00%


Total 22.853.859,07 100,00%
fungsi perlindungan lingkungan
Sumber : RTRW Provinsi Kalimantan Timur
kawasan yang bersangkutan.

Ringkasan Eksekutif | 9
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

3.1.2 Tinjauan Kebijakan RTRW Kota Samarinda 2. Pengembangan Sub Pusat Pengembangan Kawasan (SPPK)
3.1.2.1 Rencana Struktur Ruang Kota Samarinda 3. Pengembangan Unit Lingkungan
Rencana pengembangan pusat-pusat pelayanan dalam rangka Untuk lebih jelasnya mengenai Struktur Ruang, Pengembangan Pusat-
pemerataan pembangunan wilayah Kota Samarinda adalah sebagai berikut : Pusat Pelayanan Kota Samarinda dan Fungsi Hinterland dapat dilihat pada
Hirarki I dengan skala pelayanan regional dan kota di Pusat Kota; Gambar 3.2.
Hirarki II dengan skala pelayanan bagian kota di Pusat PPK;
Hirarki III dengan skala pelayanan sub bagian kota di Pusat Sub PPK; dan
Gambar 3. 2
Hirarki IV dengan skala pelayanan lingkungan di Pusat Lingkungan. Struktur Ruang Kota Samarinda
Untuk lebih jelas mengenai Pembagian PPK dan Sub PPK Kota
Samarinda dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3. 2
Pembagian PPK dan Sub PPK Kota Samarinda

Jumlah Jumlah Unit


Luas Wilayah Jumlah penduduk
No. Kecamatan PPK Sub PPK Lingkungan
(km) 2030
(Buah) (Buah) (PKL)
1. Palaran 221,29 45.571 1
2. Samarinda Ilir 17,18 62.600
3. Samarinda Seberang 12,49 42.294 1
4. Loa Janan Ilir 26,13 44.733 1
5. Sambutan 100,95 38.566 1
6. Sungai Kunjang 43,04 97.755 1
7. Samarinda Ulu 22,12 107.107 1
8. Samarinda Kota 11,12 33.273 1 1
9. Sungai Pinang 34,16 88.867 1
10. Samarinda Utara 229,52 71.881 1
Kota Samarinda 718 632.647 1 2 7
Sumber : RTRW Kota Samarinda

Untuk mengembangkan kota-kota di Kota Samarinda baik hirarki


maupun fungsinya, maka diperlukan kebijaksanaan pengembangan menurut
skala pelayanan, yaitu sebagai berikut :
1. Pengembangan Pusat Kota yang mempunyai pelayanan regional dan kota

Ringkasan Eksekutif | 10
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

3.1.2.2 Rencana Pola Ruang Kota Samarinda perkebunan, hutan rakyat, perikanan dan peternakan. Sedangkan kawasan non-
A. Kawasan Lindung pertanian diantaranya ada lah, pertambangan, permukiman, dan industri
perdagangan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.3
Hutan Lindung
Hutan lindung Kota Samarinda berdasarkan hasil analisis kemampuan Gambar 3. 3
wilayah terdapat di 8 SPL, yaitu SPL 9, 10, 20, 23, 24 dan 28 seluas 16.195,57 Ha Peta Pola Ruang Kota Samarinda
(23,02 %). Wilayah yang mempunyai kemiringan > 40 % dan sesuai dengan
Inmendagri No. 8/1985, wilayah tersebut dijadikan kawasan hutan yang berfungsi
lindung, yaitu di SPL 4, 10, 14, 20, 24, dan 28 yang mencapai luas 22.018,89 Ha
(31,29 %).
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat yang mencakup sempadan pantai,
sempadan sungai, kawasan sekitar danau /waduk, kawasan sekitar mata air,
kawasan terbuka hijau termasuk di dalamnya hutan kota.
Kawasan Suaka Alam
Kawasan suaka alam adalah kawasan yang memiliki ekosistem khas,
yang merupakan habitat alami yang member perlindungan bagi perkembangan
flora fauna yang khas dan beraneka ragam. Kawasan suaka alam terdiri dari cagar
alam, suaka marga satwa, hutan wisata, daerah perlindungan plasma nutfah dan
daerah pengungsian satwa.
Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana di Kota Samarinda adalah seringnya terjadi
banjir. Banjir adalah genangan air yang lama tergenang dengan volume dan
luasan yang besar. Kawasan rawan bencana banjir dan genangan ini sangat
merugikan infrasutruktur, pertanian, dan sektor-sektor ekonomi lainnya
Penyebab terjadinya genangan di Kota Samarinda terutama dikarenakan
kondisi fisik dasar dan aktivitas manusia. 3.1.3 Tinjauan Kebijakan RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara
B. Kawasan Budidaya 3.1.3.1 Rencana Sruktur Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara
Kawasan budidaya terbagi atas dua bagian, yaitu kawasan budidaya A. Rencana Sistem Kegiatan
hutan dan kawasan budidaya non-hutan. kawasan budidaya hutan meliputi
kawasan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, hutan konversi, dan APL Pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang
(Areal Penggunaan Lain). Sedangkan kawasan budidaya non-hutan terbagi mengacu pada RTRWN dan RTRW Provinsi Kalimantan Timur menetapkan:
menjadi dua bagian lagi, yaitu pertanian dan non-pertanian, yang termasuk 1. PKN berupa Kawasan Perkotaan Balikpapan Tenggarong Samarinda
kedalam pertanian antara lain, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, Bontang;

Ringkasan Eksekutif | 11
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

2. PKL meliputi: Kawasan Perlindungan Setempat


a) Perkotaan Kota Bangun;
Menurut klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten, kawasan
b) Perkotaan Muara Badak;
perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan pantai, sempadan sungai,
c) Perkotaan Muara Jawa; dan
kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, dan kawasan ruang
d) Perkotaan Kembang Janggut.
terbuka hijau perkotaan.
3. PKLp meliputi: Tabel 3. 3
a) Perkotaan Samboja; dan Sistem dan Fungsi Perkotaan di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
b) Perkotaan Tenggarong Seberang. No Pusat Kegiatan Lokasi Fungsi
1 PKN Perkotaan Balikpapan - Pusat pengolahan migas
4. PPK meliputi: Tenggarong Samarinda
- Pusat pengolahan batubara
Bontang
a) Perkotaan Sanga Sanga; - Pusat pemerintahan kabupaten
b) Perkotaan Loa Janan; - Pusat perdagangan regional
c) Perkotaan Loa Kulu; - Pusat koleksi dan distribusi barang regional
d) Perkotaan Muara Muntai; - Pusat pengembangan perkebunan sawit dan
pengolahan hasil sawit
e) Perkotaan Muara Wis; 2 PKL Kota Bangun - Sebagai pusat pendukung kegiatan PKN
f) Perkotaan Sebulu; Tenggarong
g) Perkotaan Anggana; Muara Badak - Sebagai pusat pendukung kegiatan PKSN
h) Perkotaan Marang Kayu; Samarinda
i) Perkotaan Muara Kaman; Muara Jawa - Sebagai pusat pendukung kegiatan PKSN
Samarinda dan PKN Balikpapan
j) Perkotaan Kenohan; dan Kembang Janggut - Sebagai pusat pendukung kegiatan PKSN Long
k) Perkotaan Tabang. Pahangai

Untuk lebih jelas mengenai sistem dan fungsi Perkotaan di Kabupaten


3 PKLp Samboja - Pusat pelayanan perkotaan
Tenggarong Seberang
- Pusat transportasi regional dan lokal
Kutai Karanegara dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.4 berikut.
- Pusat pengembangan pertanian
3.1.3.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara - Pusat pelayanan pariwisata, dan
A. Rencana Kawasan Lindung - Pusat pelayanan industri dan jasa perdagangan
terbatas
Kawasan Hutan Lindung 4 PPK Sanga-Sanga - Pusat pelayanan perkotaan
Loa Janan
- Pusat transportasi antar kecamatan dan/atau
Luas Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Kutai Kartanegara seluas Loa Kulu
lokal kecamatan
Muara Muntai
210.330,90 Ha, dengan sebaran sebagai berikut: - Pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian
Muara Wis
1. Kecamatan Kembang Janggut; Sebulu - Pusat kegiatan perikanan
Anggana - Pusat pengembangan industri, dan
2. Kecamatan Marang Kayu; Marang Kayu - Pusat pelayanan jasa dan perdagangan lokal
3. Kecamatan Samboja; dan Muara Kaman
4. Kecamatan Tabang. Kenohan
Tabang
Sumber: RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara

Ringkasan Eksekutif | 12
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 3. 4
Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
Gambar 3. 4 No Jenis Penggunaan Luas %
Peta Struktur Ruang A Kawasan Lindung 332.662,70 12,20
Kabupaten Kutai Kertanegara 1 Hutan Lindung 210.330,96
2 Cagar Alam 31.442,03
3 Taman Hutan Raya 52.461,64
4 Taman Nasional 38.428,08
B Kawasan Budidaya 2.322.997,26 85,21
1 Hutan Produksi 597.246,41
2 Hutan Produksi Terbatas 540.866,55
3 Hutan Produksi yg dpt Dikonversi 40.101,36
4 Pertanian Lahan Basah 12.763,63
5 Pertanian Lahan Kering 63.656,63
6 Kawasan Budidaya non Kehutanan 104.616,55
7 Kawasan Perkebunan 118.133,25
8 Tanaman Tahunan 317.347,95
9 Perikanan 20.293,10
10 Kawasan Pertambangan 436.460,61
11 Permukiman Perdesaan 49.049,49
12 Permukiman Perkotaan 22.461,74
C Tubuh Air 70.650,04 2,59
Luas Total 2.726.310,00 100,00
Sumber: RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara

3.1.4 Tinjauan Kebijakan RTRW Kota Bontang

3.1.4.1 Rencana Struktur Ruang Kota Bontang

Sistem Perwilayahan

Sistem perwilayahan adalah adalah organisasi wilayah pengembangan


Kawasan lindung dalam lingkup wilayah Kabupaten Kutai Kartangara berupa Bagian Wilayah Kota yang selanjutnya disebut dengan BWK. Bagian
mencapai total luas 332.662,70 Ha atau 24 %, dan kawasan budidaya, yaitu Wilayah Kota (BWK) Kota Bontang terdiri dari:
2.322.997,26 Ha atau 74 % sedangkan sisanya sebesar 70.650,04 Ha atau 2% Selangkapnya fungsi dan struktur dan Pola ruang perwilayahan Kota
merupakan tubuh air. Uraian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Bontang dapat dilihat pada Tabel 3.6, Gambar 3.6. dan Gambar 3.7.
Gambar 3.5.

Ringkasan Eksekutif | 13
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Gambar 3. 7
Gambar 3. 5 Peta Struktur Ruang
Peta Pola Ruang Kota Bontang
Kabupaten Kutai Kertanegara

Gambar 3. 6
Peta Pola Ruang
Kota Bontang

Tabel 3. 5
Fungsi Perwilayahan Kota Bontang
Bagian Wilayah Pusat BWK Skala Kegiatan Kegiatan
Kota (BWK) Pelayanan Utama Penunjang
BWK I Bontang Baru Skala Regional Perdagangan dan jasa Permukiman, Pariwisata,
dan Kota Pelabuhan, Kawasan
Konservasi,
Perikanan
BWK II Telihan Skala Industri strategis kota, Permukiman,
internasional, pelabuhan dan Pariwisata,Perikanan,
regional dan pergudangan Kawasan Militer, Kawasan
kota Lindung/Konservasi, Alur
Pelayaran
BWK III Bontang Skala kota Pusat pemerintahan Perikanan, permukiman,
Lestari kota, industri polusi pariwisata, kawasan
ringan, dan pusat lindung, alur pelayaran,
kegiatan olahraga. perikanan dan bandara
Sumber: RTRW Kota Bontang

Ringkasan Eksekutif | 14
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Dalam penyusunan peraturan zonasi, definisi dan klasifikasi penggunaan lahan


yang jelas secara hukum sangat diperlukan untuk menjadi landasan utama dan sebagai
acuan untuk menentukan apakah suatu permohonan pemanfaatan ruang sesuai dengan
rencana tata ruang atau tidak. Klasifikasi penggunaan lahan yang jelas akan
mempermudah menentukan apakah ijin dapat diberikan atau ditolak.
Mekanisme insentif dan disinsentif mengandung suatu pengaturan dan
pengendalian pembangunan yang akomodatif terhadap setiap perubahan yang menunjang
pembangunan/perkembangan kota /perkotaan /kawasan. Insentif dan disinsentif
diharapkan disusun oleh masing-masing daerah sebagai perangkat pengendaliannya.
Contoh mekanisme insentif dan disinsetif dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Jenis Insentif dan Disinsentif
Kelompok Objek
Perangkat/Mekanisme
Guna Lahan Pelayanan Umum Prasarana
Insentif dan Disinsentif
Pengaturan/regulasi/ Pengaturan hukum pemilikan
kebijaksanaan lahan oleh private
Pengaturan sertifikasi tanah Kekuasaan hukum untuk
AMDAL mengendalikan
TDR gangguan/pencemaran
Pengaturan perizinan Pengendalian hukum AMDAL
Izin prinsip; izin usaha/tetap terhadap kendaraan dan Linkage
Izin lokasi transportasi Development exaction
Planning permit Pengaturan penyediaan
Izin gangguan pelayanan umum oleh swasta
IMB Three in one policy
4.1 Konsep Pengendalian Pemanfaatan Ruang Izin penghunian bangunan
(IPB)
Dalam kaitannya dengan rencana tata ruang, ada tiga jenis Ekonomi/Keuangan Pajak lahan/PBB
Pajak kemacetan
Pajak pengembangan lahan
pelanggaran/perubahan terhadap dokumen rencana tata ruang, yaitu: Pajak balik nama/jual beli
Pajak pencemaran
Retribusi perizinan User charge/tool for
lahan
User charge atas pelayanan plan
1) Perubahan fungsi, yaitu perubahan yang tidak sesuai dengan fungsi lahan yang telah Retribusi perubahan guna
umum Initial cost for land
lahan
ditetapkan dalam rencana, yaitu fungsi yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Subsidi untuk pengadaan consolidation
Development impact fees
pelayanan umum oleh
Wilayah. Betterment tax
pemerintah atau swasta
Kompensasi
2) Perubahan blok peruntukan, yaitu pemanfaatan yang tidak sesuai dengan arahan Pemilikan/Pengadaan Pengadaan infrastruktur
peruntukan yang telah ditetapkan, yaitu perubahan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), langsung oleh pemerintah
Pengadaan pelayanan umum
oleh pemerintah
oleh pemerintah (air bersih),
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan Garis Sempadan Bangunan (GSB) tiap blok. Penguasaan lahan oleh Pembangunan
pengumpul/pengolahan
pemerintah perumahan
3) Perubahan persyaratan teknis, yaitu pemanfaatan sesuai fungsi dan peruntukan, sampah, air kotor, listrik,
Pembangunan fasilitas
telepon, angkutan umum.
tetapi persyaratan teknis bangunan tidak sesuai dengan ketentuan dalam rencana dan umum
peraturan bangunan setempat, yaitu persyaratan teknis yang ditetapkan dalam Sumber : diolah dari berbagai sumber, 2012
rencana tapak kawasan dan perpetakan yang menyangkut tata letak dan tata
bangunan beserta sarana lingkungan dan utilitas umum.

Ringkasan Eksekutif | 15
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Pengenaan sanksi dapat berbentuk vonis yang akan dikenakan kepada pelanggar melakukan rehabilitasi/ pembangunan kembali; atau diberi jangka waktu untuk
dapat berupa sanksi administrasi, dan sanksi pidana yang akan disesuaikan dengan bentuk
pelanggaran, motif pelanggaran dan waktu terjadinya pelanggaran (lihat Gambar 4.1). menyesuaikan dengan rencana.
Untuk lebih jelas mengenai prosedur pelaksanaan peraturan Zonasi dapat dilihat
Gambar 4.1 Diagram Sanksi pada Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Prosedur Pelaksanaan Peraturan Zonasi

PERATURAN ZONASI

T Ketentuan
Sudah
diberlakukan
Terbangun?
secara langsung

Y
Pencabutan ijin

Y Sesuai Penertiban Pembongkaran


Berhenti
Ketentuan ?

T Pengenaan
denda progresif/
T
disinsentif

Akan direhabilitasi/ Sudah


Y Ketentuan
pembangunan kembali mengikuti
diberlakukan
oleh pemilik? ketentuan?

Y
T

Pemberian tenggang waktu untuk


Do Nothing menyesuaikan dengan ketentuan yang Berhenti
ditetapkan (mis. 5 tahun)
Sumber : UUPR 26/2007
Sumber: Panduan Konsep Dasar Penyusunan Peraturan Zonasi
4.2 Prosedur Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang dan Pembangunan
4.4.1 Konsep Prosedur Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Dan Pembangunan 4.4.2 Prosedur Perubahan Pemanfaatan Ruang
Perubahan pemanfaatan ruang dapat diajukan oleh Masyarakat yang terdiri dari
Prosedur dan pelaksanaan peraturan zonasi di sekitar jalan tol kelompok masyarakat termasuk perorangan, badan hukum, maupun badan usaha;
Samarinda-Bontang diterapkan pada Pembangunan baru, Peremajaan lingkungan, dan Pemerintah Kota/Kabupaten; Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota/Kabupaten.
Perbaikan lingkungan. Pada kawasan yang telah terbangun terdapat beberapa alternative Untuk lebih jelas mengenai prosedur teknis dan prosedur admnistrasi perubahan
pelaksanaan peraturan zonasi yaitu dikenakan secara langsung; dikenakan pada saat akan pemanfaatan ruang dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.3.

Ringkasan Eksekutif | 16
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 4. 2 Contoh Prosedur Perubahan Pemanfaatan Lahan Kecil Gambar 4.3 Prosedur Teknis Perubahan Pemanfaatan Ruang

No. Masukan Instansi Kewenangan Instansi Permohonan ijin Pemeriksaan kelengkapan


Lengkap?
Y
Sesuai RTRW?
Y
Prosedur biasa
pembangunan persyaratan administrasi
1. Permohonan perubahan Instansi yang berwenang dalam Pemeriksaan kelengkapan persyaratan
pemanfaatan lahan khususnya penetapan kebijakan tata ruang pengajuan permohonan.
T T
yang berhubungan dengan pada tingkatan detail /rinci Proses pelengkapan
perubahan intensitas < 10% dari Pemeriksaan
perubahan
ketentuan yang ada dalam terhadap RTRW
rencana atau perubahan teknis dan RDTR
lainnya yang dilengkapi dengan:
Pemeriksanaan
a. Surat ijin lokasi (kawasan terhadap visi dan misi Rezoning
besar). pembangunan kota
b. Surat keterangan serba
guna dari kec/kelurahan. Penilaian teknis
Spotzoning
Pelaksanaan Dengar
c. Surat keterangan pemilikan Pendapat
planologis dan sosial
ekonomi Penambahan
lahan. intensitas >10%
d. Gambar rencana bangunan.
e. Akte pelunasan PBB
Penambahan
2. Pengambilan Keputusan Instansi yang berwenang dalam Pengecekkan perubahan terhadap intensitas <10%
T perubahan teknis
penetapan kebijakan tata ruang rencana detail/rinci yang telah Perumusan Pengambilan Diijinkan
Ditolak lainnya
Rekomendasi Keputusan berubah?
pada tingkatan detail/rinci ditetapkan dan mengambil keputusan
untuk suatu permohonan perubahan.
Y
Untuk permohonan yang dinilai tidak
memenuhi kriteria untuk diijinkan, Perumusan
Rekomendasi
permohonan langsung ditolak, Bersyarat
Evaluasi Setuju dengan penambahan Tidak
sedangkan untuk permohonan yang Syarat syarat? sarana dan bersyarat
prasarana
diijinkan, instansi yang berwenang
akan mengeluarkan ijin perubahan
pemanfaatan lahan.
3. Penentuan tarif retribusi yang Instansi yang berwenang dalam Menentukan besarnya tarif yang Setuju syarat Y Penentuan Y Diijinkan
baru? besarnya retribusi berubah?
harus dibayar pemohon penetapan kebijakan tata ruang harus dibayar oleh pemohon.
pada tingkatan detail/rinci Melimpahkan berkas tagihan retribusi
T T
yang harus dibayar pemohon kepada
instansi yang mengelola Pengenaan
retribusi
keuangan/pendapatan daerah . Ditolak
4. Pemohon yang tidak setuju Instansi yang berwenang dalam Mengevaluasi besarnya tarif retribusi
dengan besarnya tarif mengajukan penetapan kebijakan tata ruang yang harus dibayar pemohon.
evaluasi tarif pada tingkatan detail/rinci Berhenti
Setuju T Evaluasi T Setuju
dengan besarnya
tarif baru? tarif
5. Pembayaran retribusi oleh instansi yang mengelola Mengelola retribusi yang dibayar oleh tarif?

pemohon keuangan/pendapatan daerah pemohon.


Y
6. Penerbitan ijin perubahan Instansi yang berwenang dalam Mengeluarkan ijin perubahan
Pembayaran retribusi
pemanfaatan lahan penetapan kebijakan tata ruang pemanfaatan lahan yang baru. Namun
pada tingkatan detail/rinci ijin perubahan pemanfaatan lahan
Pengesahan permohonan
belum akan keluar sebelum tarif
perubahan disepakati dan dibayar
oleh pemohon. Penerbitan Ijin Perubahan Pemanfaatan

7. Penerbitan Ijin Mendirikan Instansi yang berwenang dalam Mengeluarkan Ijin Mendirikan
Bangunan penetapan ketentuan teknis Bangunan yang baru, Penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan
bangunan dan penggunaan
bangunan
Sumber: Panduan Konsep Dasar Penyusunan Peraturan Zonasi

Ringkasan Eksekutif | 17
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

4.4.3 Konsep Prosedur Pengenaan /Penerapan Insentif Dan Disinsentif dalam pengendalian pelaksanaan peraturan zonasi. Bentuk peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan peraturan zonasi dapat berupa:
Proses penilaian /penetapan suatu kegiatan dapat diberikan insentif dan
disinsentif, yang diberikan dalam rencana tata ruang maupun pada saat ijin permohonan a. Bantuan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan pelaksanaan Peraturan
diajukan kepada pemerintah daerah. Prosedur pengenaan insentif dan disinsentif tersebut Zonasi.
dilakukan dengan cara: b. Penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan rencana tata ruang dan
1. Hanya pemerintah daerah yang berhak memberikan insentif dan disinsentif. program pembangunan termasuk pelaksanaan Peraturan Zonasi.
2. Pemerintah daerah menetapkan kegiatan /pemanfaatan ruang yang akan diberikan c. Perubahan atau konversi pemanfaatan ruang yang sesuai dengan
insentif atau disinsetif pada suatu kawasan /wilayah tertentu, sesuai dengan rencana Peraturan Zonasi.
tata ruang yang telah ditetapkan dan berdasarkan kriterian pengenaan insentif atau d. Bantuan teknik dan pengolahan dalam pemanfaatan ruang; dan /atau
disinsentif yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya e. Kegiatan menjaga, memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi
3. Pemerintah menetapkan jenis insentif dan disinsentif pada jenis kegiatan lingkungan hidup.
/pemanfaatan ruang pada kawasan /wilayah tersebut di atas. Sedangkan bentuk peran serta masyarakat dalam pengendalian pelaksanaan
4. Pemerintah memberlakukan /menerapkan insentif dan disinsentif tersebut pada saat peraturan zonasi adalah sebagai berikut:
permohonan pembangunan diajukan baik oleh perorangan, kelompok masyarakat
a. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang skala kota, kecamatan dan kawasan,
maupun badan hukum.
termasuk pemberian informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang
Adapun yang dimaksud dengan insentif adalah merupakan perangkat atau upaya kawasan dimaksud dan /atau sumberdaya tanah, air, udara dan sumberdaya
untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana lainnya.
tata ruang, berupa: b. Memberikan masukan /laporan tentang masalah yang berkaitan dengan
a. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan perubahan /penyimpangan pemanfaatan ruang dari peraturan zonasi yang telah
urun saham; disepakati
c. Bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan penertiban
b. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur;
pemanfaatan ruang.
c. Kemudahan prosedur perizinan; dan/atau Tata cara peran serta masyarakat dalam pelaksanaan peraturan zonasi ini
d. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan /atau pemerintah daerah. disesuaikan dengan sifat jangka waktu pelaksanaan proses peran serta masyarakat yang
Sedangkan yang dimaksud dengan disinsentif adalah merupakan perangkat terdiri dari:
untuk mencegah,membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan a. Bersifat periodik, jangka menengah, dapat dibuat panitia khusus yang sifatnya ad-
dengan rencana tata ruang, berupa: hoc atau tidak permanen. Panitia khusus ini dibentuk untuk lingkup perencanaan
a. pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang RTRW Kota /Kabupaten, RDTR maupun RTRK /RTBL.
dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan b. Bersifat sepanjang waktu atau sewaktu-waktu karena berbasis pada kasus-kasus
ruang; dan /atau yang terjadi dapat dibentuk komite perencanaan yang mempunyai tugas pokok
b. pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti. dan fungsi khusus di bidang perencanaan kota dan bersifat independen serta
mempunyai kewenangan legal formal untuk menindaklanjuti persoalan-persoalan
penataan ruang.
4.4.4 Konsep Prosedur Peran Serta Masyarakat Untuk lebih jelas mengenai peran masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan peraturan
Bentuk peran serta masyarakat dalam menjalankan peraturan zonasi terdiri dari zona dapat dilihat pada Gambar 4.4.
peran serta masyarakat dalam pelaksanaan peraturan zonasi dan peran serta masyarakat

Ringkasan Eksekutif | 18
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Gambar 4.4 Proses Peran Serta Masyarakat dalam Pengawasan Pelaksanaan Peraturan Zonasi

Pelaku Lembaga Lembaga


Pembangunan Pengambil Pengambil Masyarakat
Keputusan dalam Keputusan dan
Penataan Ruang Rekomendasi
dalam Penataan

Pemantauan
Pemanfaatan Pemantauan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Ruang

Penelitian Informasi dan


(evaluasi) laporan
terhadap laporan perubahan/penyi
penyimpangan mpa-ngan
pemanfaatan
Sumber: Panduan Konsep Dasar Penyusunan Peraturan Zonasi

Gambar 4. 5
Proses Peran Serta Masyarakat dalam Penertiban Pelaksanaan Peraturan Zonasi

Pelaku Lembaga Pengambil Keputusan dalam Penataan Ruang Masyarakat dan Lembaga Pemberi 5.1 Pemanfaatan Ruang Kawasan Tol Samarinda Bontang
Rekomendasi
Pembangunan
Secara umum pola pemanfaatan ruang dibagi kedalam dua pemanfaatan utama
yaitu pengembangan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pola pemanfaatan ruang
Penyimpangan Peraturan Pemikiran, pertimbangan, dan usulan
yang dikembangkan di sekitar jalan tol Samarinda-Bontang dengan melihat rencana pola
Zonasi sanksi ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten/kota di Kota Samarinda, Kabupaten
Kutai Kartanegara dan Kota Bontang di wilayah kecamatan perencanaan yang dibatasi di
Menentukan bentuk wilayah sekitar 300 m dikedua sisinya sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam deliniasi
Sanksi
Menerima Sanksi kawasan yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya. Untuk lebih jelasnya mengenai pola
ruang wilayah kecamatan perencanaan di kedua sisi sekitar jalan tol Samarinda-Bontang
dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.
Pemberian sanksi:

Administrasi. Untuk lebih jelas lihat Tabel 5.1 tentang kriteria pengembangan Kawasan
Perdata.
Lindung.

Sumber: Panduan Konsep Dasar Penyusunan Peraturan Zonasi

Ringkasan Eksekutif | 19
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 5.1 Kriteria Pengembangan Kawasan Lindung ZONA TUJUAN PEMBENTUKAN KRITERIA
ZONA TUJUAN PEMBENTUKAN KRITERIA Hutan Zona yang ditujukan untuk Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapang,
produksi menyediakan komoditas hasil hutan jenis tanah, curah hujan sesuai dengan jenis
Kawasan yang Memelihara dan mewujudkan Terjaga dan terwujudnya
untuk memenuhi kebutuhan untuk kawasan hutan produksi
memberikan kelestarian fungsi hutan lindung dan kelestarian fungsi hutan lindung keperluan masyarakat, industri, dan Keadaan fisik areal hutan dimungkinkan untuk
perlindungan memberikan perlindungan kawasan dan melindungi kawasan ekspor. dilakukan eksploitasi secara ekonomis
kawasan dibawahnya serta mencegah timbulnya dibawahnya serta tidak adanya Zona yang ditujukan untuk mencegah Lokasinya secara ekonomi mudah dikembangkan
dibawahnya kerusakan hutan kerusakan hutan erosi dan banjir, menjaga dan sebagai hutan produksi
mempertahankan kesuburan tanah Hutan Produksi dapat berupa areal kosong/tidak
Meningkatkan fungsi hutan lindung Meningkatnya fungsi hutan serta sebagai wilayah untuk bertegakan hutan, namun dapat dikembangkan
terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan, lindung terhadap tanah, air, melestarikan kenaekaragaman hayati sebagai hutan produksi
dan satwa iklim, tumbuhan, dan satwa Zona yang dapat menampung air Penetapan sebagai hutan produksi tidak merugikan
Kawasan Meresapkan air hujan sehingga dapat terserapnya air hujan sehingga hujan di dalam tanah, Mencegah segi ekologi/ lingkungan hidup
intrusi air laut yang asin, serta menjadi
perlindungan menjadi tempat pengisian air bumi menjadi tempat pengisian air
pengatur tata air tanah.
setempat (akuifer) yang berguna sebagai sumber air bumi (akuifer) yang berguna
Pertambangan Menghasilkan barang hasil tambang Setiap kegiatan pertambangan harus
sebagai sumber air yang meliputi minyak dan gas bumi; memberdayakan masyarakat di lingkungan yang
Sumber : hasil Analisis Tahun 2012 bahan galian pertambangan secara dipengaruhinya guna kepentingan dan
umum, dan bahan galian C; kesejahteraan masyarakat setempat;
Mendukung upaya penyediaan Kegiatan pertambangan harus terlebih dahulu
Untuk kawasan budidaya pengembangan yang akan dikembangkan berupa lapangan kerja bagi masyarakat memiliki kajian studi Amdal yang dilengkapi dengan
pemanfaatan lahan perumahan; pertanian yang meliputi perkebunan, perikanan; hutan setempat; RPL dan RKL;
produksi, dan pertambangan serta ruang terbuka hijau. Pengembangan kawasan budidaya Kegiatan pertambangan mulai dari tahap
perencanaan, tahap ekplorasi hingga eksploitasi
ini diatur berdasarkan kriteria-kriteria berikut ini (lihat Tabel 5.2) :
harus diupayakan sedemikian rupa agar tidak
Tabel 5.2 Kriteria Pengembangan Kawasan Budidaya menimbulkan perselisihan dan atau persengketaan
dengan masyarakat setempat;
ZONA TUJUAN PEMBENTUKAN KRITERIA Pada lokasi kawasan pertambangan fasilitas fisik
Permukiman Menyediakan lahan untuk kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk yang harus tersedia meliputi jaringan listrik, jaringan
pengembangan hunian dengan perumahan yang aman dari bahaya bencana alam jalan raya, tempat pembuangan sampah, drainase,
kepadatan yang bervariasi di seluruh maupun buatan manusia, sehat dan mempunyai akses dan saluran air kotor.
wilayah kabupaten/kota di sekitar untuk kesempatan berusaha; RTH Zona yang ditujukan untuk Disesuaikan skalanya
jalan tol; didukung oleh aksesibilitas yang baik serta mempertahankan/ melindungi lahan merupakan lahan cadangan untuk perkembangan
Mengakomodasi perumahan dalam ketersediaan prasarana dan sarana penunjang seperti untuk rekreasi di luar bangunan, selanjutnya
rangka mendorong penyediaan hunian rumah sakit, sekolah, pasar, fasilitas sosial dan fasilitas sarana pendidikan, dan untuk Total kawasan ini minimal 30% dari total luas
bagi semua lapisan masyarakat; umum, dsb; dinikmati nilai-nilai keindahan kawasan
Merefleksikan pola-pola penyediaan lahan untuk pembuatan jalan kendaraan visualnya;
pengembangan yang diingini dengan pergerakan lambat yang menunjang kegiatan Preservasi dan perlindungan lahan
masyarakat pada lingkungan hunian perumahan. yang secara lingkungan hidup rawan /
yang ada dan untuk masa yang akan sensitif;
datang Diberlakukan pada lahan yang
penggunaan utamanya adalah taman
Pertanian Zona yang ditujukan untuk kegiatan pertanian tanaman, perkebunan serta atau ruang terbuka, atau lahan
menghasilkan bahan pangan, perikanan harus memanfaatkan potensi tanah yang perorangan yang pembangunannya
perkebunan, perikanan untuk sesuai untuk peningkatan kegiatan produksi dan harus dibatasi untuk menerapkan
keperluan masyarakat, industry dan wajib memperhatikan aspek kelestarian fungsi kebijakan ruang terbuka, serta
ekspor lingkungan hidup dan mencegah kerusakannya; melindungi kesehatan, keselamatan,
Sebagai daerah resapan air hujan Pemanfaatan dan pengelolaan lahan harus dilakukan dan kesejahteraan publik.
untuk kawasan sekitarnya; berdasarkan kesesuaian lahan; Sumber : hasil Analisis Tahun 2012
Membantu penyediaan lapangan kerja secara ekonomi mudah dikembangkan
bagi masyarakat setempat.

Ringkasan Eksekutif | 20
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

5.1.1 Klasifikasi Zonasi Zona Dasar adalah zona berdasarkan peruntukan dasar bagi lahan yang masih
mempunyai sifat asli peruntukannya, zona dasar ini berada pada hierarki 1 dan 2;
Tujuan dari penyusunan klasifikasi zonasi adalah untuk menetapkan zonasi yang
akan dikembangkan pada suatu wilayah perkotaan serta menyusun hirarki zonasi Zona Spesifik adalah zona dasar yang telah dikembangkan sifat asli peruntukannya
berdasarkan tingkat gangguannya. Dasar pertimbangan klasifikasi zona ini disusun sesuai sehingga menjadi lebih bervariasi peruntukannya serta mempunyai keleluasaan dan
dengan kondisi daerah dan rencana pengembangannya dengan pertimbangan sebagai keterbatasan dalam pengembangannya, zona spesifik ini berada pada hierarki 3;
berikut:
1. Merujuk pada klasifikasi dan kriteria zonasi yang ada pada pedoman penyusunan Zona Prospektif adalah zona spesifik yang dimungkinkan akan berkembang dan
Zoning Regulation yang disusun berdasarkan: prospektif dikembangkan pada zona yang telah ditetapkan serta sudah mempunyai
a. Kajian literatur studi-studi yang pernah dilakukan, ketentuan normatif peraturan-peraturan teknis untuk keleluasaan dan pembatasan pemanfaatan
(peraturan-perundangan), dan kajian perbandingan dari berbagai contoh; ruangnya, zona prospektif ini berada pada hierarki 4 dan 5.
2. Skala/tingkat pelayanan kegiatan berdasarkan standar pelayanan yang berlaku Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai diatas serta mengacu pada pertimbangan-
(standar Dept. PU); pertimbangan yang ada maka disusunlah klasifikasi pemanfaatan zona seperti yang dapat
3. Menambahkan/melengkapi klasifikasi zonasi pada pedoman yang dirujuk dengan dilihat pada Tabel 5.3.
mempertimbangkan:
a. Hirarki klasifikasi zonasi yang dipilih sebagai dasar pengaturan (untuk kawasan
budidaya di wilayah sekitar jalan tol yang merujuk pada RTRW Kabupaten/Kota 5.1.2 Daftar Kegiatan
dianjurkan sekurang-kurangnya hirarki 3) Daftar kegiatan adalah suatu daftar yang berisi rincian kegiatan yang ada,
b. Zonasi yang sudah berkembang di daerah yang akan disusun Peraturan mungkin ada, atau prospektif dikembangkan pada suatu zona yang ditetapkan.
Zonasinya (kajian/ pengamatan empiris) dan dianggap perlu ditambahkan ke
dalam klasifikasi zona. Pemanfaatan ruang dalam peraturan zonasi ini mengacu pada sistem kegiatan
c. Jenis zona yang spesifik yang ada di daerah yang disusun Peraturan Zonasinya. yang berkembang dalam sebuah penggunaan lahan.Pemanfaatan ruang adalah semua
d. Jenis zonasi yang prospektif berkembang di daerah yang akan disusun Peraturan aktifitas dan atau fungsi yang mungkin terjadi dalam sebuah penggunaan lahan hirarki 3
Zonasinya. yang dijabarkan hingga kedalaman hirarki 4 dan hirarki 5. Pemanfaatan ini didapatkan dari
e. Hirarki, merujuk pada RTRW Kabupaten/Kota di sekitar jalan tol Samarinda- RTRW Kabupaten dan Kota yang berada di sekitar jalan tol Samarinda-Bontang serta dari
Bontang. data survey mengenai semua penggunaan lahan yang ada di kawasan perencanaan
4. Menghapuskan zonasi yang tidak terdapat di daerah dari Lampiran yang dirujuk. kawasan sekitar jalan tol Samarinda-Bontang ditambah dengan kegiatan yang mungkin
atau prospektif dikembangkan pada zona yang ditetapkan.
Selain pertimbangan yang telah dijabarkan diatas terdapat beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pengembangan kawasan sekitar jalan Tol Untuk memudahkan klasifikasi, maka pemanfaatan ruang dibagi menjadi
Samarinda-Bontang. Dalam penentuan klasifikasi zona juga didasarkan pada ketentuan kategori dan sub kategori yang dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut.
peraturan perundangan-undangan yang ada yang mengatur mengenai klasifikasi kawasan.
Peraturan tersebut antara lain meliputi :
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk
Penataan Ruang Wilayah, beserta revisi yang telah terhadapnya.
Klasifikasi zona (peruntukan lahan) di kawasan sekitar jalan Tol Samarinda-
Bontang disusun berdasarkan hasil identifikasi tata guna lahan di kawasan sekitar jalan Tol
Samarinda-Bontang. Klasifikasi zona tersusun atas tiga hierarki utama, yaitu:

Ringkasan Eksekutif | 21
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 5.3 Klasifikasi Zona pada Kawasan sekitar Jalan Tol Samarinda-Bontang
Zona Dasar Zona Spesifik Zona Prospektif
Zona Hirarki 1 Zona Hirarki 2 Zona Hirarki 3 Zona Hirarki 4 Zona Hirarki 5
L Kawasan Lindung LB Kawasan yang memberikan LB-1 Hutan lindung
perlindungan kawasan bawahannya LB-2 Resapan Air/ Resapan Dangkal
LS Kawasan perlindungan setempat LS-1 Sempadan Sungai
LS-2 Kawasan sekitar danau/waduk
B Kawasan Budidaya BP Kawasan Permukiman BPK Permukiman Perkotaan BPK I Perumahan BPK I-1 Perumahan Tunggal
BPK I-2 Perumahan Kopel
BPK I-3 Perumahan Deret
BPK I-4 Rumah Kampung
BPK II Komersial BPK II-1 Komersial Tunggal
BPK II-2 Komersial Deret
BPK III Fasilitas Pelayanan BPK III-1 Pendidikan
BPK III-2 Kesehatan
BPK III-3 Peribadatan
BPK III-4 Olahraga
BPK III-5 Sarana Utilitas (Persampahan:
TPS, Listrik: Gardu, Komunikasi:
Telpon Umum, Air Bersih: MCK)
BPD Permukiman Perdesaan BPD I Perumahan Perdesaan BPD I-1 Perumahan Rakyat
BPD I-2 Villa
BPD I-3 Perumahan perdesaan
kepadatan rendah
BPD II Komersial BPD II-1 Komersial tunggal
BPD II-2 Komersial deret
BPD III Fasilitas Pelayanan BPD III-1 Pendidikan
BPD III-2 Kesehatan
BPD III-3 Peribadatan
BPD III-4 Olahraga
BPD III-5 Sarana Utilitas (Persampahan:
TPS, Listrik: Gardu, Komunikasi:
Telpon Umum, Air Bersih:
PDAM)
BH Kawasan Hutan BH-1 Kawasan hutan yang dapat
dikonversi
BH-2 Kawasan hutan rakyat
BT Kawasan Pertanian BT-1 Kawasan pertanian lahan basah
BT-2 Kawasan pertanian lahan kering
BT-3 Kawasan tanaman tahunan/
perkebunan
BT-4 Kawasan perikanan
BB Kawasan Pertambangan BB-1 Golongan bahan galian strategis
(A)
BR RTH BR-1 RTH
Sumber : hasil Analisis Tahun 2012

Ringkasan Eksekutif | 22
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 5.4. Daftar Kegiatan di Sekitar Jalan Tol Samarinda-Bontang Kategori Sub Kategori
- Akademi/Perguruan Tinggi
Kategori Sub Kategori Kesehatan
Permukiman - Rumah Tunggal - Rumah Sakit tipe D
- Rumah Kopel - Rumah Sakitbersalin
- Rumah Deret - LaboratoriumKesehatan
- Rumah Kampung (Tradisional) - Puskesmas
- Asrama - Puskesmaspembantu
- Panti Sosial - Balai pengobatan
- Paviliun - Pos kesehatan
- Rumah dinas - Posyandu
Komersil Perdagangan - Klinik/poliklinik
1. Jenis Tempat Olahraga dan Rekreasi
- Warung - Tempat bermain lingkungan
- Toko - Tempat bermainlokal
- Pertokoan - Taman
- Pasar tradisional - Lapangan olahraga
- Pasar lingkungan - Gedung olahraga
2. Jenis Barang yang Diperdagangkan Bina Sosial
- Bahan bangunan dan perkakas - Gedung pertemuan lingkungan
- Makanan dan Minuman - Gedung serba guna
- Peralatan Rumah - Gedung pertemuankota
- Tangga - Balai pertemuan dan pameran
- Barang kelontong dan kebutuhan sehari-hari - Pusat informasi
- Alat-alat dan bahan farmasi Peribadatan
- Pakaian dan aksesoris - Masjid
- Peralatan dan pasokan pertanian - Langgar
- Tanaman Persampahan
- Kendaraan bermotor - TPS
Jasa Umum - TPA
- SPBU - Pengolahansampah/limbah
- Penyediaan ruang pertemuan - Daur ulang
- Travel dan pengiriman barang Komunikasi
- Pemasaran property - Telepon Umum
- Perkantoran/ bisnis lainnya - Pusat Transmisi/Pemancar Jaringan
Hiburan/Rekreasi Hutan - Hutan Produksi yang dapat dikonversi
- Bioskop - Hutan Rakyat
- Resort Pertanian Pertanian
- Restoran - Sawah
Jasa Khusus - Ladang
- Penginapan hotel - Kebun
- Penginapan losmen Perikanan
- Cottage - Tambak
- Salon - Kolam
- Laundry
Pertambangan - Pertambangan strategis (A)
Fasilitas Pelayanan Pendidikan
RTH - Jalur hijau dan pulau jalan
- TK
- Pekarangan/ tegalan/ semak belukar/ tanah kosong
- SD/MI
- Sempadan/penyangga
- SLTP/MTS
- SMU/MA/SMAK Sumber : hasil Analisis Tahun 2012

Ringkasan Eksekutif | 23
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Persentase
No Blok Zona Kode Luas (Ha)
(%)
5.1.3 Penetapan /Deliniasi Blok Peruntukkan
Zona Pertambangan Pertambangan BB-1 2.30 0.13
Blok peruntukan adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh Zona RTH RTH BR-1 573.04 33.07
Jumlah A 1,732.83 100.00
batasan fisik yang nyata (seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran Zona Pertanian Pertanian Lahan Basah BT-1 17.64 0.98
udara tegangan (ekstra) tinggi, pantai, dan lain-lain), maupun yang belum nyata (rencana Pertanian Lahan Kering BT-2 408.03 22.67
jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana Kawasan Perkebunan BT-3 1,276.36 70.92
kota). 2 B Perikanan BT-4 0.22 0.01
Zona Permukiman Permukiman BPD 80.72 4.49
Penetapan Deliniasi blok peruntukkan disusun berdasarkan rencana struktur dan Perdesaan
rencana pemanfaatan ruang yang hendak dikembangkan dan kondisi fisik dan guna lahan Permukiman Perkotaan BPK 16.71 0.93
Jumlah B 1,799.69 100.00
eksisting serta kaidah-kaidah kartografi. Berdasarkan hasil analisis yang meliputi Zona Perlindungan Hutan Lindung LB-1 676.26 40.43
pengembangan struktur ruang kawasan, kondisi di lapangan dan RTRW Kabupaten dan Dibawahnya
Kota serta panjang jalan tol maka pembagian blok peruntukkan pada kawasan sekitar jalan Zona Perlindungan Danau LS-2 25.81 1.54
tol Samarinda-Bontang dibagi atas 3 (tiga) blok peruntukkan dan 90 (Sembilan puluh) sub Setempat Sempadan Sungai LS-1 11.07 0.66
Zona Permukiman Permukiman BPD 200.23 11.97
blok dengan total blok pemanfaatan seluas kurang lebih 5.205,17 Ha. Perdesaan
3 C
Permukiman Perkotaan BPK 30.72 1.84
Zonasi pada masing-masing blok tersebut dapat dilihat dengan lebih detil lagi
Zona Hutan Hutan Produksi yg dpt BH-1 165.43 9.89
pada uraian berikut (Lihat Tabel 5.5 dan Gambar 5.1). Dikonversi
Zona Pertanian Pertanian Lahan Basah BT-1 8.77 0.52
1. Blok A, dengan luas kurang lebih 1,732.83 Ha, terdiri dari 31 Subblok; Pertanian Lahan Kering BT-2 187.76 11.23
2. Blok B, dengan luas kurang lebih 1,799.69 Ha, terdiri dari 30 Subblok; Kawasan Perkebunan BT-3 366.60 21.92
Jumlah C 1,672.65 100.00
3. Blok C, dengan luas kurang lebih 1,672.65 Ha, terdiri dari 29 Subblok. TOTAL (A+B+C) 5,205.17
Sumber : hasil Analisis Tahun 2012

Tabel 5.5 Rencana Zonasi Blok Sekitar Jalan Tol Samarinda-Bontang

No Blok Zona Kode Luas (Ha)


Persentase 5.2 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Sekitar Tol Samarinda Bontang
(%)
5.2.1 Teks Zonasi (Zoning Text)
Zona Perlindungan Resapan dangkal LB-2 60.81 3.51
Dibawahnya 5.1.1.1 Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
Zona Perlindungan Sempadan Sungai LS-1 24.63 1.42
Setempat
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan untuk setiap penggunaan lahan
Zona Permukiman Permukiman BPD 55.31 3.19 menunjukkan boleh tidaknya sebuah sistem kegiatan dikembangkan dalam sebuah
1 A
Perdesaan klasifikasi penggunaan lahan. Jika terdapat sebuah penggunaan yang belum tercantum
Permukiman Perkotaan BPK 15.19 0.88 dalam kategori pemanfaatan ruang, maka ijin untuk penggunaan tersebut ditentukan
Zona Hutan Hutan Rakyat BH-2 86.66 5.00
Zona Pertanian Pertanian Lahan Basah BT-1 19.96 1.15
menggunakan ketentuan yang berlaku. Jika penggunaan tersebut diperbolehkan, maka
Pertanian Lahan Kering BT-2 101.94 5.88 penggunaan baru tersebut dapat ditambahkan pada kategori atau melalui ketentuan yang
Kawasan Perkebunan BT-3 792.65 45.74 berlaku. Boleh tidaknya pemanfaatan ruang untuk sebuah hirarki peruntukan tanah
Perikanan BT-4 0.34 0.02 ditunjukkan dengan 4 indikator, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.6.

Ringkasan Eksekutif | 24
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 5.6 Deskripsi Indikator Pemanfaatan Ruang

Gambar 5. 1. Simbol Deskripsi


Peta Zonasi Per-Blok Pemanfaatan diizinkan, karena sesuai dengan peruntukan tanahnya, yang
I berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain
dari pemerintah kabupaten.
Pemanfaatan diizinkan secara terbatas atau dibatasi. Pembatasan dapat
dengan standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian,
T
atau peraturan tambahan lainnya baik yang tercakup dalam ketentuan ini
maupun ditentukan kemudian oleh pemerintah kabupaten.
Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan bersyarat. Izin ini diperlukan
untuk penggunaan-penggunaan yang memiliki potensi dampak penting
B
pembangunan di sekitarnya pada area yang luas. Izin penggunaan
bersyarat ini berupa AMDAL, RKL, dan RPL.
- Pemanfaatan yang tidak diizinkan

5.2.2 Peta Zonasi (Zoning Map)


Peta zonasi adalah peta yang berisi kode zonasi di atas blok dan subblok
yang telah dideliniasi sebelumnya. Pada sub bab sebelumnya telah diuraikan
mengenai pembagian blok, dimana kawasan sekitar jalan tol Samarinda-Bontang
terdapat 3 blok yaitu:
1. Blok A, terdiri dari 31 Subblok;
2. Blok B, terdiri dari 30 Subblok;
3. Blok C, terdiri dari 29 Subblok.
Untuk lebih jelasnya mengenai peta zonasi masing-masing subblok dapat
dilihat pada Lampiran 2.

Ringkasan Eksekutif | 25
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 5.7 Ketentuan Pemanfaatan Ruang di Sekitar Kawasan Jalan Tol Samarinda - Bontang
Zona
Zona Perlindungan Zona Perlindungan
Zona Permukiman Zona Hutan Zona Pertanian Pertamban RTH
Dibawahnya Setempat
gan
LB LS BP BH BT BB BR
NO ZONA/SUB ZONA
Permuki Permuki Pertani Pertani
Sempada Sempadan Hutan Tanaman Golongan
Hutan Resapan man man Hutan an an Perika
n Sekitar Waduk/ Produksi Tahunan/ Strategis RTH
Lindung Dangkal Perkotaa Perdesaa Rakyat Lahan Lahan nan
Sungai Bendungan Konversi Perkebunan (A)
n n Basah Kering
KEGIATAN/SUB KEGIATAN LB-1 LB-2 LS-1 LS-2 BPK BPD BH-1 BH-2 BT-1 BT-2 BT-3 BT-4 BB-1 BR-1
KEGIATAN PERUMAHAN
1 Hunian bersama - - - - I I - - - - - - - -
2 Multi Hunian - - - - I I - - - - - - - -
3 Hunian Tunggal - - - - I I - - - - - - - -
4 Asrama - - - - I I - - B B B B B -
5 Panti sosial - - - - T T - - - - - - - -
6 Paviliun - - - - T T - - - - - - - -
7 Rumah dinas - - - - I I - - - - - - B -
PERDAGANGAN DAN JASA
1 Warung - - - - T T - - - - - - - -
2 Toko - - - - T T - - - - - - - -
3 Pertokoan - - - - B - - - - - - - - -
Bahan bangunan dan
4 - - - - B B - - - - - - - -
perkakas
5 Makanan dan Minuman - - - - B B - - - - - - - -
Alat-alat dan bahan
6 - - - - - - - - - - - - - -
farmasi
7 Pakaian dan aksesoris - - - - B B - - - - - - - -
Peralatan dan pasokan
8 - - - - B B - - - - - - - -
pertanian
9 Tanaman - - - - - B - - - - - - - -
10 Kendaraan bermotor - - - - - - - - - - - - - -
Travel dan pengiriman
11 - - - - T T - - - - - - - -
barang
Perkantoran/ bisnis
12 - - - - B B - - - - - - - -
lainnya
13 Bioskop - - - - - - - - - - - - - -
14 Resort - - - - - - - - - - - - - -
15 Restoran - - - - B B - - - - - - - -
16 Penginapan hotel - - - - - - - - - - - - - -
17 Penginapan losmen - - - - B B - - - - - - - -
18 Cottage - - - - - - - - - - - - - -
19 Salon - - - - B B - - - - - - - -
20 Laundry - - - - B B - - - - - - - -
PENDIDIKAN

Ringkasan Eksekutif | 26
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Zona
Zona Perlindungan Zona Perlindungan
Zona Permukiman Zona Hutan Zona Pertanian Pertamban RTH
Dibawahnya Setempat
gan
LB LS BP BH BT BB BR
NO ZONA/SUB ZONA
Permuki Permuki Pertani Pertani
Sempada Sempadan Hutan Tanaman Golongan
Hutan Resapan man man Hutan an an Perika
n Sekitar Waduk/ Produksi Tahunan/ Strategis RTH
Lindung Dangkal Perkotaa Perdesaa Rakyat Lahan Lahan nan
Sungai Bendungan Konversi Perkebunan (A)
n n Basah Kering
KEGIATAN/SUB KEGIATAN LB-1 LB-2 LS-1 LS-2 BPK BPD BH-1 BH-2 BT-1 BT-2 BT-3 BT-4 BB-1 BR-1
1 TK - - - - T T - - - - - - - -
2 SD/MI - - - - T T - - - - - - - -
3 SLTP/MTS - - - - T T - - - - - - - -
4 SMU/MA/SMAK - - - - B - - - - - - - - -
Akademi/Perguruan
5 - - - - B - - - - - - - - -
Tinggi
KESEHATAN
1 Rumah Sakit tipe D - - - - - - - - - - - - - -
2 Rumah Sakit bersalin - - - - B B - - - - - - - -
3 Laboratorium Kesehatan - - - - B B - - - - - - - -
4 Puskesmas - - - - B B - - - - - - - -
5 Puskesmas pembantu - - - - I I - - - - - - - -
6 Balai pengobatan - - - - I I - - - - - - T -
7 Pos kesehatan - - - - I I - - - - - - T -
8 Posyandu - - - - I I - - - - - - - -
9 Klinik/poliklinik - - - - I I - - - - - - - -
OLAHRAGA DAN REKREASI
Tempat bermain
1 - - - - I I - - - - - - - T
lingkungan
2 Tempat bermain lokal - - - - T T - - - - - - - T
3 Taman - - - - I I - - - - - - - T
4 Lapangan olahraga - - - - T T - - - - - - - -
5 Gedung olahraga - - - - B B - - - - - - - -
BINA SOSIAL
Gedung pertemuan
1 - - - - T T - - - - - - - -
lingkungan
2 Gedung serba guna - - - - T T - - - - - - - -
3 Gedung pertemuan kota - - - - B - - - - - - - - -
PERIBADATAN
1 Masjid - - - - I I - - - - - - T -
2 Langgar - - - - I I - - - - - - T -
PERSAMPAHAN
1 TPS - - - - B B - - - - - - - -
2 TPA - - - - - - - - - - - - - -
Pengolahan
3 - - - - - - - - - - - - - -
sampah/limbah

Ringkasan Eksekutif | 27
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Zona
Zona Perlindungan Zona Perlindungan
Zona Permukiman Zona Hutan Zona Pertanian Pertamban RTH
Dibawahnya Setempat
gan
LB LS BP BH BT BB BR
NO ZONA/SUB ZONA
Permuki Permuki Pertani Pertani
Sempada Sempadan Hutan Tanaman Golongan
Hutan Resapan man man Hutan an an Perika
n Sekitar Waduk/ Produksi Tahunan/ Strategis RTH
Lindung Dangkal Perkotaa Perdesaa Rakyat Lahan Lahan nan
Sungai Bendungan Konversi Perkebunan (A)
n n Basah Kering
KEGIATAN/SUB KEGIATAN LB-1 LB-2 LS-1 LS-2 BPK BPD BH-1 BH-2 BT-1 BT-2 BT-3 BT-4 BB-1 BR-1
4 Daur ulang - - - - - - - - - - - - -
KOMUNIKASI
Pusat
1 Transmisi/Pemancar B - - - B B B B B B B B B -
Jaringan
HUTAN
Hutan Produksi yang
1 - - - - - - I T - - - - - -
dapat dikonversi
2 Hutan Rakyat - - - - - - T I - - - - - -
PERTANIAN
1 Sawah - - - - - - - - I B B B - -
2 Ladang - - - - - - T T B I I B - -
3 Kebun - - - - - B T T B I I B - -
PERIKANAN
1 Tambak - - - - - B B B B B B I - -
2 Kolam - - - - - B B B B B B I - -
PERTAMBANGAN
Pertambangan strategis
1 B B B B B B B B B B B B I B
(A)
RTH
Jalur hijau dan pulau
1 - - - - I I - - - - - - - I
jalan
Pekarangan/ tegalan/
2 semak belukar/ tanah - - - - T T - - - - - - - I
kosong
3 Sempadan/penyangga B B B B T T - - - - - - - I
Kegiatan Rest Area Jalan Tol - - - - - - B B B B B B - -
Sumber : Hasil Analisa, 2012

Ringkasan Eksekutif | 28
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Lampiran 1. TABEL POLA RUANG RUAS KANAN-KIRI


SEKITAR JALAN TOL SAMARINDA-BONTANG

Tabel Pola Ruang Wilayah Kecamatan Perencanaan di Ruas Jalan Kedua Sisi Sekitar Jalan Tol Samarinda-Bontang
Km Sisi Kiri Siri Kanan Luas Total
No Kabupaten Kecamatan Kelurahan
Awal Akhir Zona Luas Ha Zona Luas Ha (Ha)
Hutan Rakyat 15.16 Hutan Rakyat 21.06 36.22
1 Samarinda Palaran Bantuas 0 1 Permukiman Perkotaan 0.44 Permukiman Perkotaan 2.44 2.88
RTH 12.97 RTH 6.63 19.60
Hutan Rakyat 12.06 Hutan Rakyat 3.92 15.98
2 Samarinda Palaran Bantuas 1 2 Resapan dangkal 1.53 Pertambangan 2.30 3.84
RTH 14.01 Resapan dangkal 0.42 14.43
Hutan Rakyat 3.00 Hutan Rakyat 0.00 3.01
3 Samarinda Palaran Bantuas 2 3 Resapan dangkal 8.57 Resapan dangkal 1.41 9.98
RTH 16.63 RTH 27.54 44.16
Hutan Rakyat 7.47 Hutan Rakyat 1.03 8.50
4 Samarinda Palaran Bantuas 3 4
RTH 21.45 RTH 29.98 51.44
Bantuas, Hutan Rakyat 6.90 Hutan Rakyat 1.25 8.14
5 Samarinda Palaran 4 5
Bukuan RTH 20.12 RTH 29.56 49.68
Hutan Rakyat 5.92 Hutan Rakyat 5.18 11.09
6 Samarinda Palaran 5 6 Permukiman Perkotaan 0.01 Pertanian Lahan Kering 0.31 0.32
Bantuas, Pertanian Lahan Kering 1.71 Resapan dangkal 0.00 1.71

Ringkasan Eksekutif | 29
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Km Sisi Kiri Siri Kanan Luas Total


No Kabupaten Kecamatan Kelurahan
Awal Akhir Zona Luas Ha Zona Luas Ha (Ha)
Bukuan Resapan dangkal 0.52 RTH 23.12 23.64
RTH 21.71 21.71
Permukiman Perkotaan 0.01 Hutan Rakyat 3.72 3.74
Pertanian Lahan Kering 4.64 Kawasan Perkebunan 0.88 5.53
7 Samarinda Palaran Bukuan 6 7
RTH 23.04 Pertanian Lahan Kering 4.50 27.54
RTH 22.21 22.21
Kawasan Perkebunan 0.05 Kawasan Perkebunan 1.38 1.43
Permukiman Perkotaan 0.39 RTH 29.34 29.73
8 Samarinda Palaran Bukuan 7 8
Pertanian Lahan Kering 2.65 2.65
RTH 26.12 26.12
Resapan dangkal 1.68 Kawasan Perkebunan 2.27 3.95
Samarinda Palaran, Bukuan, RTH 2.16 Resapan dangkal 0.75 2.91
9 8 9
Kutai Kartanegara Anggana Pulau Atas RTH 2.00 2.00
Sempadan Sungai 1.75 1.75
Kawasan Perkebunan 0.00 Kawasan Perkebunan 5.50 5.50
Permukiman Perkotaan 0.02 Permukiman Perkotaan 3.35 3.37
Samarinda Sambutan, Pulau Atas, Pertanian Lahan Kering 6.89 Pertanian Lahan Kering 1.90 8.79
10 9 10
Kutai Kartanegara Anggana Sindangsari Resapan dangkal 0.62 Sempadan Sungai 10.30 10.91
RTH 2.33 2.33
Sempadan Sungai 2.96 2.96
Permukiman Perkotaan 3.99 Kawasan Perkebunan 1.27 5.26
Pertanian Lahan Kering 22.20 Permukiman Perdesaan 0.03 22.23
11 Samarinda Sambutan, Sindangsari 10 11 Resapan dangkal 0.00 Permukiman Perkotaan 3.32 3.32
Kutai Kartanegara Anggana RTH 3.45 Pertanian Lahan Kering 7.80 11.25
RTH 17.09 17.09
Permukiman Perkotaan 0.04 Pertanian Lahan Kering 0.06 0.10
Sindangsari, Pertanian Lahan Kering 1.54 RTH 25.66 27.20
12 Samarinda Sambutan 11 12
Makroman Resapan dangkal 3.77 3.77
RTH 28.58 28.58
Pertanian Lahan Kering 1.14 Pertanian Lahan Kering 0.88 2.02
13 Samarinda Sambutan Sindangsari, 12 13 Resapan dangkal 7.82 Resapan dangkal 7.87 15.69
Makroman RTH 21.14 RTH 21.08 42.21
Kawasan Perkebunan 0.04 Kawasan Perkebunan 0.31 0.35
Perikanan 0.02 Perikanan 0.31 0.33
Sindangsari, Permukiman Perkotaan 0.66 Permukiman Perkotaan 0.12 0.79
14 Samarinda Sambutan 13 14
Makroman Pertanian Lahan Kering 0.56 Pertanian Lahan Kering 2.31 2.87
Resapan dangkal 8.01 Resapan dangkal 8.22 16.22
RTH 17.35 RTH 18.34 35.69
Pertanian Lahan Kering 0.76 Perikanan 0.01 0.77
15 Samarinda Sambutan Sindangsari, 14 15 Resapan dangkal 2.25 Permukiman Perkotaan 0.37 2.61
Makroman RTH 25.33 Pertanian Lahan Kering 10.19 35.53

Ringkasan Eksekutif | 30
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Km Sisi Kiri Siri Kanan Luas Total


No Kabupaten Kecamatan Kelurahan
Awal Akhir Zona Luas Ha Zona Luas Ha (Ha)
RTH 19.13 19.13
Kawasan Perkebunan 0.01 Kawasan Perkebunan 10.69 10.71
Samarinda Sambutan, Sindangsari, Resapan dangkal 5.66 Permukiman Perkotaan 0.04 5.70
16 15 16
Kutai Kartanegara Anggana Makroman RTH 21.19 Pertanian Lahan Kering 0.13 21.31
RTH 19.01 19.01
Kawasan Perkebunan 18.69 Kawasan Perkebunan 20.56 39.25
Samarinda Sambutan, Makroman Resapan dangkal 0.91 Sempadan Sungai 5.28 6.19
17 16 17
Kutai Kartanegara Anggana RTH 4.08 4.08
Sempadan Sungai 4.21 4.21
Kawasan Perkebunan 26.71 Kawasan Perkebunan 33.14 59.85
18 Kutai Kartanegara Anggana - 17 18
Sempadan Sungai 0.14 0.14
Kawasan Perkebunan 29.90 Kawasan Perkebunan 30.06 59.95
19 Kutai Kartanegara Anggana - 18 19
Pertanian Lahan Kering 0.05 0.05
Kawasan Perkebunan 31.17 Kawasan Perkebunan 28.58 59.76
20 Kutai Kartanegara Anggana - 19 20
Pertanian Lahan Kering 0.28 0.28
Kawasan Perkebunan 18.21 Kawasan Perkebunan 10.62 28.84
Permukiman Perdesaan 6.37 Permukiman Perdesaan 7.12 13.50
Samarinda Samarinda Utara Sungai Siring Pertanian Lahan Basah 5.15 Pertanian Lahan Basah 5.99 11.14
21 20 21
Kutai Kartanegara Anggana Pertanian Lahan Kering 0.20 Pertanian Lahan Kering 4.60 4.80
Resapan dangkal 1.17 1.17
RTH 0.33 0.33
Kawasan Perkebunan 11.22 Kawasan Perkebunan 6.32 17.54
22 Kutai Kartanegara Anggana - 21 22 Permukiman Perdesaan 18.81 Permukiman Perdesaan 22.39 41.20
Pertanian Lahan Basah 0.06 Pertanian Lahan Kering 1.25 1.30
Kawasan Perkebunan 26.04 Kawasan Perkebunan 30.00 56.04
23 Kutai Kartanegara Anggana - 22 23 Pertanian Lahan Basah 0.29 0.29
Pertanian Lahan Kering 3.67 3.67
24 Kutai Kartanegara Anggana - 23 24 Kawasan Perkebunan 30.44 Kawasan Perkebunan 29.50 59.94
Kawasan Perkebunan 28.30 Kawasan Perkebunan 28.91 57.21
25 Kutai Kartanegara Anggana - 24 25
Pertanian Lahan Kering 2.76 2.76
26 Kutai Kartanegara Anggana - 25 26 Kawasan Perkebunan 29.85 Kawasan Perkebunan 30.19 60.04
Kawasan Perkebunan 29.21 Kawasan Perkebunan 30.68 59.88
27 Kutai Kartanegara Anggana - 26 27
Permukiman Perdesaan 0.07 0.07
Kawasan Perkebunan 26.68 Kawasan Perkebunan 29.59 56.27
28 Kutai Kartanegara Anggana - 27 28
Pertanian Lahan Kering 2.52 Pertanian Lahan Kering 1.22 3.73
Kawasan Perkebunan 26.70 Kawasan Perkebunan 26.31 53.01
29 Kutai Kartanegara Anggana - 28 29 Pertanian Lahan Basah 1.03 Pertanian Lahan Basah 1.75 2.78
Muara Badak Pertanian Lahan Kering 1.47 Pertanian Lahan Kering 2.70 4.17
Kawasan Perkebunan 24.81 Kawasan Perkebunan 23.16 47.97
30 Kutai Kartanegara Muara Badak - 29 30 Pertanian Lahan Basah 0.87 Permukiman Perdesaan 0.52 1.39
Pertanian Lahan Kering 3.69 Pertanian Lahan Basah 4.83 8.52

Ringkasan Eksekutif | 31
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Km Sisi Kiri Siri Kanan Luas Total


No Kabupaten Kecamatan Kelurahan
Awal Akhir Zona Luas Ha Zona Luas Ha (Ha)
Pertanian Lahan Kering 2.13 2.13
Kawasan Perkebunan 25.94 Kawasan Perkebunan 28.74 54.68
31 Kutai Kartanegara Muara Badak - 30 31
Pertanian Lahan Kering 3.18 Pertanian Lahan Kering 2.05 5.23
Kawasan Perkebunan 29.14 Kawasan Perkebunan 30.87 60.01
32 Kutai Kartanegara Muara Badak - 31 32
Pertanian Lahan Kering 0.00 0.00
Kawasan Perkebunan 29.38 Kawasan Perkebunan 26.07 55.46
33 Kutai Kartanegara Muara Badak - 32 33
Pertanian Lahan Kering 0.31 Pertanian Lahan Kering 4.21 4.52
Kawasan Perkebunan 23.70 Kawasan Perkebunan 26.45 50.15
34 Kutai Kartanegara Muara Badak - 33 34 Permukiman Perdesaan 3.22 Permukiman Perdesaan 3.63 6.85
Pertanian Lahan Kering 3.00 Pertanian Lahan Kering 0.02 3.02
Kawasan Perkebunan 29.97 Kawasan Perkebunan 28.07 58.04
35 Kutai Kartanegara Muara Badak - 34 35
Pertanian Lahan Kering 0.46 Pertanian Lahan Kering 1.49 1.95
Kawasan Perkebunan 29.59 Kawasan Perkebunan 28.67 58.26
36 Kutai Kartanegara Muara Badak - 35 36
Pertanian Lahan Kering 1.69 1.69
Kawasan Perkebunan 22.19 Kawasan Perkebunan 28.20 50.39
37 Kutai Kartanegara Muara Badak - 36 37
Pertanian Lahan Kering 9.01 Pertanian Lahan Kering 0.64 9.65
38 Kutai Kartanegara Muara Badak - 37 38 Kawasan Perkebunan 30.03 Kawasan Perkebunan 29.95 59.98
Kawasan Perkebunan 30.02 Kawasan Perkebunan 25.31 55.34
39 Kutai Kartanegara Muara Badak - 38 39 Permukiman Perkotaan 4.66 4.66
Pertanian Lahan Kering 0.00 0.00
Kawasan Perkebunan 15.07 Kawasan Perkebunan 0.02 15.09
Permukiman Perkotaan 3.93 Permukiman Perkotaan 8.12 12.05
40 Kutai Kartanegara Muara Badak - 39 40
Pertanian Lahan Basah 2.63 Pertanian Lahan Kering 23.67 26.30
Pertanian Lahan Kering 6.58 6.58
Kawasan Perkebunan 20.66 Kawasan Perkebunan 23.93 44.59
41 Kutai Kartanegara Muara Badak - 40 41
Pertanian Lahan Kering 7.70 Pertanian Lahan Kering 7.69 15.39
Kawasan Perkebunan 29.35 Kawasan Perkebunan 30.00 59.34
42 Kutai Kartanegara Muara Badak - 41 42
Pertanian Lahan Kering 0.63 0.63
Kawasan Perkebunan 28.22 Kawasan Perkebunan 29.61 57.83
43 Kutai Kartanegara Muara Badak - 42 43
Pertanian Lahan Kering 1.97 Pertanian Lahan Kering 0.19 2.17
Kawasan Perkebunan 31.26 Kawasan Perkebunan 20.80 52.05
44 Kutai Kartanegara Muara Badak - 43 44
Pertanian Lahan Kering 7.88 7.88
Kawasan Perkebunan 31.20 Kawasan Perkebunan 21.98 53.17
45 Kutai Kartanegara Muara Badak - 44 45
Pertanian Lahan Kering 6.86 6.86
Kawasan Perkebunan 31.25 Kawasan Perkebunan 20.59 51.85
46 Kutai Kartanegara Muara Badak - 45 46
Pertanian Lahan Kering 8.10 8.10
Kawasan Perkebunan 30.21 Kawasan Perkebunan 24.80 55.01
47 Kutai Kartanegara Muara Badak - 46 47
Pertanian Lahan Kering 5.00 5.00
Kawasan Perkebunan 24.59 Kawasan Perkebunan 29.88 54.47
48 Kutai Kartanegara Muara Badak - 47 48
Pertanian Lahan Kering 5.48 Pertanian Lahan Kering 0.05 5.53
49 Kutai Kartanegara Muara Badak - 48 49 Kawasan Perkebunan 5.95 Kawasan Perkebunan 9.87 15.82

Ringkasan Eksekutif | 32
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Km Sisi Kiri Siri Kanan Luas Total


No Kabupaten Kecamatan Kelurahan
Awal Akhir Zona Luas Ha Zona Luas Ha (Ha)
Pertanian Lahan Kering 23.97 Pertanian Lahan Kering 20.19 44.16
Kawasan Perkebunan 16.38 Kawasan Perkebunan 9.86 26.24
50 Kutai Kartanegara Muara Badak - 49 50 Pertanian Lahan Basah 3.15 Pertanian Lahan Kering 20.12 23.27
Pertanian Lahan Kering 10.51 10.51
Kawasan Perkebunan 18.43 Kawasan Perkebunan 13.45 31.88
51 Kutai Kartanegara Muara Badak - 50 51 Pertanian Lahan Basah 5.53 Pertanian Lahan Kering 16.93 22.46
Pertanian Lahan Kering 5.67 5.67
Kawasan Perkebunan 20.67 Kawasan Perkebunan 17.45 38.11
52 Kutai Kartanegara Muara Badak - 51 52 Permukiman Perdesaan 7.73 Permukiman Perdesaan 2.30 10.03
Pertanian Lahan Kering 0.02 Pertanian Lahan Kering 11.80 11.82
Kawasan Perkebunan 27.77 Kawasan Perkebunan 22.93 50.70
53 Kutai Kartanegara Muara Badak - 52 53
Pertanian Lahan Basah 0.70 Pertanian Lahan Kering 8.60 9.30
Kawasan Perkebunan 27.84 Kawasan Perkebunan 15.38 43.22
54 Kutai Kartanegara Muara Badak - 53 54 Pertanian Lahan Kering 0.57 Permukiman Perdesaan 5.41 5.98
Pertanian Lahan Kering 10.77 10.77
Kawasan Perkebunan 29.21 Kawasan Perkebunan 26.82 56.03
55 Kutai Kartanegara Muara Badak - 54 55 Permukiman Perdesaan 3.94 3.94
Pertanian Lahan Kering 0.03 0.03
Kawasan Perkebunan 27.00 Kawasan Perkebunan 24.59 51.58
56 Kutai Kartanegara Muara Badak - 55 56 Pertanian Lahan Basah 0.19 Pertanian Lahan Basah 3.59 3.78
Pertanian Lahan Kering 4.28 Pertanian Lahan Kering 0.34 4.62
Kawasan Perkebunan 5.86 Kawasan Perkebunan 20.74 26.59
57 Kutai Kartanegara Muara Badak - 56 57 Pertanian Lahan Kering 25.91 Pertanian Lahan Basah 0.01 25.93
Marangkayu Pertanian Lahan Kering 7.42 7.42
Perikanan 0.22 Pertanian Lahan Kering 28.26 28.48
58 Kutai Kartanegara Marangkayu - 57 58 Pertanian Lahan Basah 1.82 1.82
Pertanian Lahan Kering 29.66 29.66
Kawasan Perkebunan 0.11 Permukiman Perdesaan 18.22 18.34
59 Kutai Kartanegara Marangkayu - 58 59 Permukiman Perdesaan 8.20 Pertanian Lahan Kering 12.03 20.24
Pertanian Lahan Kering 21.40 21.40
Kawasan Perkebunan 2.69 Kawasan Perkebunan 4.48 7.18
60 Kutai Kartanegara Marangkayu - 59 60 Permukiman Perdesaan 18.15 Permukiman Perdesaan 0.21 18.36
Pertanian Lahan Kering 8.32 Pertanian Lahan Kering 26.14 34.46
Kawasan Perkebunan 11.35 Kawasan Perkebunan 26.52 37.87
61 Kutai Kartanegara Marangkayu - 60 61 Permukiman Perdesaan 9.70 Pertanian Lahan Kering 3.47 13.17
Pertanian Lahan Kering 8.97 8.97
62 Kutai Kartanegara Marangkayu - 61 62 Kawasan Perkebunan 29.18 Kawasan Perkebunan 30.81 60.00
Kawasan Perkebunan 28.83 Kawasan Perkebunan 30.93 59.76
63 Kutai Kartanegara Marangkayu - 62 63 Permukiman Perkotaan 0.08 0.08
Pertanian Lahan Kering 0.16 0.16
64 Kutai Kartanegara Marangkayu - 63 64 Kawasan Perkebunan 11.05 Kawasan Perkebunan 29.39 40.44

Ringkasan Eksekutif | 33
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Km Sisi Kiri Siri Kanan Luas Total


No Kabupaten Kecamatan Kelurahan
Awal Akhir Zona Luas Ha Zona Luas Ha (Ha)
Permukiman Perkotaan 18.84 Pertanian Lahan Kering 0.57 19.41
Pertanian Lahan Kering 0.07 0.07
Kawasan Perkebunan 11.24 Kawasan Perkebunan 23.56 34.80
-
Permukiman Perdesaan 1.07 Permukiman Perdesaan 2.15 3.22
65 Kutai Kartanegara Marangkayu 64 65
Permukiman Perkotaan 11.80 Pertanian Lahan Kering 4.26 16.07
-
Pertanian Lahan Kering 6.01 6.01
Kawasan Perkebunan 7.26 Kawasan Perkebunan 10.34 17.60
Permukiman Perdesaan 0.13 Permukiman Perdesaan 1.23 1.35
66 Kutai Kartanegara Marangkayu - 65 66
Pertanian Lahan Basah 0.57 Pertanian Lahan Basah 0.36 0.92
Pertanian Lahan Kering 22.47 Pertanian Lahan Kering 17.62 40.09
Kawasan Perkebunan 10.25 Kawasan Perkebunan 16.30 26.56
67 Kutai Kartanegara Marangkayu - 66 67 Pertanian Lahan Basah 1.33 Pertanian Lahan Kering 13.71 15.04
Pertanian Lahan Kering 18.40 18.40
Kawasan Perkebunan 10.83 Kawasan Perkebunan 10.63 21.47
68 Kutai Kartanegara Marangkayu - 67 68 Permukiman Perdesaan 5.60 Permukiman Perdesaan 0.01 5.61
Pertanian Lahan Kering 14.60 Pertanian Lahan Kering 18.29 32.88
Kawasan Perkebunan 22.58 Kawasan Perkebunan 12.91 35.49
69 Kutai Kartanegara Marangkayu - 68 69 Permukiman Perdesaan 2.01 Pertanian Lahan Kering 15.38 17.39
Pertanian Lahan Kering 7.10 7.10
Kawasan Perkebunan 13.11 Kawasan Perkebunan 10.15 23.26
Permukiman Perdesaan 0.50 Permukiman Perdesaan 10.78 11.28
70 Kutai Kartanegara Marangkayu - 69 70
Pertanian Lahan Basah 1.01 Pertanian Lahan Basah 4.57 5.58
Pertanian Lahan Kering 17.02 Pertanian Lahan Kering 2.80 19.82
Hutan Produksi yg dpt Hutan Produksi yg dpt
6.95
Dikonversi 1.55 Dikonversi 5.40
71 Kutai Kartanegara Marangkayu - 70 71 Kawasan Perkebunan 4.80 Kawasan Perkebunan 0.08 4.88
Permukiman Perdesaan 4.42 Permukiman Perdesaan 19.87 24.30
Pertanian Lahan Kering 16.84 Pertanian Lahan Kering 7.07 23.91
Hutan Produksi yg dpt Hutan Produksi yg dpt
8.09
Dikonversi 7.69 Dikonversi 0.40
72 Kutai Kartanegara Marangkayu - 71 72
Permukiman Perdesaan 17.50 Permukiman Perdesaan 31.57 49.07
Pertanian Lahan Kering 2.80 2.80
Hutan Produksi yg dpt Hutan Produksi yg dpt
37.94
73 Kutai Kartanegara Marangkayu - 72 73 Dikonversi 24.93 Dikonversi 13.01
Permukiman Perdesaan 5.07 Permukiman Perdesaan 17.00 22.07
Hutan Produksi yg dpt Hutan Produksi yg dpt
37.96
Dikonversi 27.62 Dikonversi 10.34
74 Kutai Kartanegara Marangkayu - 73 74
Kawasan Perkebunan 2.68 Permukiman Perdesaan 18.07 20.76
Permukiman Perdesaan 1.30 1.30
Hutan Produksi yg dpt Hutan Produksi yg dpt
75 Kutai Kartanegara Marangkayu - 74 75 6.17
Dikonversi 0.54 Dikonversi 5.63

Ringkasan Eksekutif | 34
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Km Sisi Kiri Siri Kanan Luas Total


No Kabupaten Kecamatan Kelurahan
Awal Akhir Zona Luas Ha Zona Luas Ha (Ha)
Kawasan Perkebunan 28.70 Kawasan Perkebunan 0.00 28.71
Permukiman Perdesaan 0.81 Permukiman Perdesaan 24.31 25.11
Hutan Produksi yg dpt Hutan Produksi yg dpt
12.99
Dikonversi 8.62 Dikonversi 4.38
Kawasan Perkebunan 4.78 Permukiman Perdesaan 22.60 27.38
76 Kutai Kartanegara Marangkayu - 75 76
Permukiman Perdesaan 14.23 Sempadan Sungai 1.76 15.99
Pertanian Lahan Basah 0.94 0.94
Pertanian Lahan Kering 0.84 0.84
Hutan Lindung 4.43 Hutan Lindung 15.23 19.66
Hutan Produksi yg dpt Hutan Produksi yg dpt
12.10
Dikonversi 7.55 Dikonversi 4.55
77 Kutai Kartanegara Marangkayu - 76 77
Kawasan Perkebunan 6.17 Sempadan Sungai 4.67 10.84
Pertanian Lahan Kering 1.75 1.75
Sempadan Sungai 4.64 4.64
Hutan Lindung 19.24 Hutan Lindung 30.05 49.28
78 Kutai Kartanegara Marangkayu - 77 78 Hutan Produksi yg dpt
10.69
Dikonversi 10.69
Hutan Lindung 14.97 Hutan Lindung 29.51 44.49
79 Kutai Kartanegara Marangkayu - 78 79 Hutan Produksi yg dpt
15.52
Dikonversi 15.52
Hutan Lindung 16.32 Hutan Lindung 29.89 46.21
80 Kutai Kartanegara Marangkayu - 79 80 Hutan Produksi yg dpt
13.76
Dikonversi 13.76
Danau 1.74 Hutan Lindung 30.32 32.05
Kutai Kartanegara Marangkayu Hutan Lindung 24.51 24.51
81 80 81
Hutan Produksi yg dpt
Bontang Bontang Selatan Bontang Lestari 3.26
Dikonversi 3.26
Danau 7.73 Danau 15.67 23.40
82 Bontang Bontang Selatan Bontang Lestari 81 82
Hutan Lindung 20.93 Hutan Lindung 15.51 36.43
Hutan Lindung 29.52 Danau 0.68 30.20
83 Bontang Bontang Selatan Bontang Lestari 82 83
Hutan Lindung 29.32 29.32
84 Bontang Bontang Selatan Bontang Lestari 83 84 Hutan Lindung 30.99 Hutan Lindung 29.01 60.00
85 Bontang Bontang Selatan Bontang Lestari 84 85 Hutan Lindung 30.38 Hutan Lindung 29.58 59.97
86 Bontang Bontang Selatan Bontang Lestari 85 86 Hutan Lindung 29.03 Hutan Lindung 30.97 60.00
87 Bontang Bontang Selatan Bontang Lestari 86 87 Hutan Lindung 28.98 Hutan Lindung 30.98 59.97
88 Bontang Bontang Selatan Bontang Lestari 87 88 Hutan Lindung 28.74 Hutan Lindung 30.31 59.05
89 Bontang Bontang Selatan Bontang Lestari 88 89 Hutan Lindung 30.85 Hutan Lindung 28.74 59.60
90 Bontang Bontang Selatan Bontang Lestari 89 89.16 Hutan Lindung 3.18 Hutan Lindung 4.75 7.93
Jumlah Total 2,598.94 2,606.23 5,205.17
Sumber : hasil Analisis Tahun 2012

Ringkasan Eksekutif | 35
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Lampiran 2. CONTOH ZONING ZONING MAP (BLOK A, BLOK B, BLOK C)

Ringkasan Eksekutif | 36
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Ringkasan Eksekutif | 37
Pedoman Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur

Ringkasan Eksekutif | 38

Você também pode gostar