Você está na página 1de 5

Pengukuran faktor risiko pasien usia muda dengan Infark

Miokard Akut (IMA)

Tujuan utama dari studi ini adalah untuk melihat faktor risiko pada pasien usia
muda kurang dari 45 tahun, dengan adanya IMA. Dari 148 pasien yang dianalisis,
137 diantaranya adalah laki-laki dan 11 perempuan. 119 berasal dari Asia selatan dan
29 lainnya adalah Arab. Usia rata-rata mereka adalah 36 4.2 tahun. Merokok
merupakan faktor risiko yang paling sering pada kedua grup sebanyak 67.6%. Hal ini
diikuti dengan hipertensi, riwayat keluarga dengan penyakit arteri coroner,
hyperlipidemia dan Diabetes Melitus. Tidak ada perbedaan yang sif=gnifikan pada
profil faktor risiko klinis antara kedua kelompok ini. STEMI ditemukan pada 67.6%
pasien, dimana 32.4% pasien ditemukan dengan NSTEMI. 84.5% pasien
mendapatkan terapi ring coroner, 8,8% mendapatkan aspirasi thrombus atau hanya
balon angioplasty, sisanya diterapi menggunakan terapi konservatif atau disarankan
untuk operasi bypass arteri koronari. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan signifikan
pada profil resiko penyakit arteri koronari antara dewasa muda Asia Selatan dengan
pasien Arab. Strategi pencegahan terfokuskan pada pengurangan faktor risiko,
terutama kebiasaan merokok hanrus diimplementasikan untuk melindungi dewasa
muda pada tahun profuktif di kehidupan mereka.

PENDAHULUAN
Penyakit Arteri Koroner adalah penyebab utama kematian pada dunia barat.
Semakin bertambahnya usia diketahui sebagai salah satu resiko terjadinya IMA. Pada
beberapa studi menyebutkan bahwa 2-10% insidensi AMI terjadi pada pasien usia 45
tahun atau lebih muda. Proteksi usia muda secara perlahan mulai ditinggal dilihat dari
meningkatkan prevalensi faktor risiko ternyadinya penyakit jantung pada usia remaja.
Perbedaan social ekonomi dan kondisi lingkungan menjadi faktor predisposisi
meningkatnya risko penyakit arteri coroner. Onset pertama dari angina secara cepat
berkembang menhadi infark miokard pada pasien usia muda. Sebagian besar pasien
usia muda menyangkal adanya riwayat nyeri dada yang merupakan gejala awal dari
Infark Miokard. Hal ini menjadi semakin jelas bahwa prevalesi penyakit ini terus
meningkat. Pengenalan awal dan modifikasi faktor risiko pada populasi merupakan
kunci utama keberhasilan untuk memperbaiki prognosis. Kurangnya literature yang
terpublikasi pada populasi imin=gran muda terhadap penyakit arteri coroner menjadi
dasar dari tinjauan kami.

ALAT DAN METODE


173 pasien di bawah usia 45 tahun yang mendapatkan kateterisasi jantung
pada Rumah sakit Tawam selama 2 tahun periode. Pasien inklusi berasala dari Asia
selatan dan Asia dengan penyakit arteri coroner yang terbukti secara angigrafi.
Rekam medic dianalisis untuk pasien dengan profil faktor risiko Penyakit arteri
coroner yang mempunyai riwayat diabetes, hipertensi, hyperlipidemia, riwayat
keluarga dan merokok. Tinjauan yang akan dilakukan pada rekam medic ada
angiogram coroner, investigasi laboratorium dan biomarker jantung dan metabolic.
HASIL

Tabel 1. Vsriabel klinis

Tabel 2. Hasil Laboratorium


Tabel 3 menunjukkan pembuluh darah yang terlibat dan tipe terapi yang
didapat

DISKUSI

Beberapa studi emnunjukkan perbedaan substansial pada faktor risiko,


penanganan dan hasil dari infark miokard pada pasien usia muda dan tua. Paien usia
muda dengan infark miokard mempunya persentasi tinggi pada merokok dan faktor
risiko penyakit arteri coroner lainnta. Angina stabil dan penyakit multi pembuluh
daran tidak biasa terjadi pada usia muda. Onset pertama angina pada usia muda
secara cepat berkembang menjadi infark miokard. Dari 1/3 pasien muda menyangkal
adanya riwayat nyeri dada yang akan berkembang menjadi infark miokard.
Sedangkan pada pasien usia lebih tua mempunyai penyakit multi pembuluh dara.
Prognosis jangka panjang pada pasien berdasarkan pada banyaknya penyakit
pembuluh darah dan derajat disfungsi ventrikel kiri. Pada studi ditunjukkan bahwa
anterior kiri descenden meliputi 48% diikuti dengan arteri coroner kanan dan
sirkumfleksi kiri terlibat sebanyak 18% dalam perjalanan penyakit. Merokok secara
tradisional diketahui sebagai penyebab tersering faktor risiko penyakit jantung dan
berhubungan dengan infark miokard pada usia muda. Dilihat dari perbandingan usia
antara lebih muda dari 45 tahun dengan pasien lebih dari 60 tahun diketahui bahwa
prevalensi merokok lebih tinggi pada pasien usia kurang dari 45 tahun yang
mengalami penyakit jantung coroner. Riwayat merokok ditemukan pada 73%-905
pasien muda dengan infark miokard. Dari data kami dan data laiinya maka kami
mendukung dibutuhkannya promosi prevensi merokok pada populasi usia muda.
Kontrasepsi oral yang dikombinasikan dengan merokok diasosiasikan dengan infark
miokard pada wanita usia muda.

Sindrom metabolik dan resistensi insulin ditemukan pada 2/3 dari pasien
muda dengan infark miokard. Obesitas menjadi salah satu peningkatan di dunia
dengan peningkatan 3x lipat pada UK selama 2 dekade ini. Abnormalitas lipid,
resistensi insulin dan obesitas menjadi sering pada pasien dengan riwayat keluarga
premature penyakit jantung krooner. Rerata BMI 30,1 km/m2 tidak menjadi foktor
kontribusi utama terhadap infark miokard.

KESIMPULAN

Infark miokard pada usia muda menjadi alarm atau tanda awal yang potensial
terhadap terjadinya penyakit malignan aterosklerosis dan prognosis yang buruk.
Modifikasi faktor risiko menjadi hal yang menantang apda pasien usia muda.
Merokok mejadi faktor risiko yang paling sering terhadap terjadinya penyakit
jantung. Program edukasi untuk preventif tentang kebiasaan merokok penting untuk
dilakukan. Kebiasaan merokok, diabetes dan edukasi tentang kolesterol harus
dijadikan prioritas dalam komunitas medis. Jika tidak ditatalaksana secara tepat,
mortalitas jangka panjang dapat mencapai 30%.

Você também pode gostar