Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KOMBINASI BISNIS
( IBU IMMI FRISKA TARIGANDi Susun Oleh :
ANGGOTA KELOMPOK
NAMA NPM
FATURRAHMAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
FALKUTAS AKUNTANSI
ATA 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam melakukan kombinasi bisnis.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami memberikan
masukan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB 1
KOMBINASI BISNIS
1. Pengertian Umum
Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08 tahun 1999
Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang
terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting wiith)
perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan
lain. Pengendalian yang dimaksud adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan
operasi suatu entitas demi memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut.Entitas adalah
badan yang terpisah dari pemiliknya. Kombinasi bisnis melibatkan 2 pihak yaitu entitas
pengakuisisi dan entitas yang diakuisisi.
Entitas pengakuisisi adalah entitas yang memperoleh pengendalian atas entitas yang di akuisisi
dalam transaksi kombinasi bisnis; sedangkan entitas yang diakuisisi atau entitas target
merupakan entitas dalam transaksi kombinasi bisnis dikendalikan oleh entitas lain.
Bisnis Vs Perusahaan
Dalam PSAK 22 Tahun 1994 menggunakan istilah perusahaan dalam penggabungan usaha yang
menyatakan bahwa penggabungan usaha terjadi antara satu perusahaan dengan perusahaan lain.
Terdapat revisi dalam PSAK 22 Tahun 2010 yang lebih menekankan istilah bisnis. Disini
terdapat perbedaan antara istilah bisnis dengan istilah perusahaan. Bisnis merupakan
substansi usaha tanpa memandang bentuk usaha, sementara Perusahaan mengacu pada bentuk
atau badan usaha. PSAK 2010 juga menyatakan bahwa suatu bisnis memiliki input dan proses
serta mampu menghasilkan output.
Adapun faktor faktor lain yang menentukan suatu aktivitas merupakan bisnis atau tidak yaitu :
Pengendalian
PSAK 22 revisi tahun 2010 mensyaratkan bahwa kombinasi bisnis hanya terjadi jika satu entitas
mengendalikan entitas lain. Pengendalian ini dapat di peroleh dengan kepemilikan hak suara atas
entitas lain. Hak suara biasanya melekat dalam kepemilikan ekuitas suatu entitas walaupun tidak
selalu demikian.
Akan tetapi makna mengendalikan lebih dari sekedar memiliki ekuitas entits lain. Pengendalian
tidak harus selalu diperoleh dengan kepemilikan dan sebaliknya kepemilikan hak suara mayortas
tidak selalu memberikan hak pengendalian.
Menurut Hadori Yunus (1981 : 224) Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk
menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan
ekonomis.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha
merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan perusahaan
dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.
2. Penggabungan Vertikal
Penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut,
tahapan produksi dan atau distribusi, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain
dengan perusahaan pakaian jadi.
3. Konglomerasi
Penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang tidak saling
berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan minyak dengan perusahaan
komputer.
1. Akuisisi (acquisition)
Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu entitas usaha lain
dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya.
Contoh kasus Akuisisi : Semen Padang yang diakuisisi oleh Semen Gresik.
Di dalam hal ini, pihak Semen Gresik melakukan pembelian terhadap sebagian besar Saham
Semen Padang sehingga, Semen Gresik memiliki kekuasaan terhadap manajemen perusahaan
Semen Padang. Tetapi operasi kedua perusahaan masih bediri sendiri-sendiri.
Merger
Penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang kemudian
perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan. Perusahaan
yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan yang mempunyai status hukum
adalah perusahaan yang membelinya. Sifat dari merger adalah penggabungan antara dua
perusahaan yang mana yang satu mempunyai ukuran yang relatif lebih kecil daripada yang
lainya
Contoh kasus Merger : Merger yang dilakukan Oleh Bank Lippo & Bank Niaga.
Perusahaan yang melakukan Merger adalah antara Bank Lippo dengan Bank Niaga pada tahun
2008. Antara Bank Lippo dan Bank Niaga keduanya bergabung untuk memperkuat posisinya di
kancah persaingan global. Mereka menyetujui untuk menggabungkan perusahaan dengan kriteria
merger. Dari merger kali ini Perusahaan yang relative lebih kecil ukuranya adalah Bank
Lippo sehingga bank Lippo merelakan untuk diganti saham yang beredar dengan saham Bank
Niaga. Dengan demikian dengan harga tertentu yang telah disepakati kedua Bnak. Tiap saham
Bank Lippo dihargai dengan harga tertentu sehingga mendapatkan nilai yang cocok untuk dibeli
oleh Bank Niaga.. Sehingga saham Bank Lippo berganti nama dengan Saham Bank Niaga.
Setelah kesepakatan keduanya. Kedua Bank ini menyetujui untuk mengubah nama mereka after
merger menjadi Bank CIMB Niaga. Nah inilah hasil yang diharapkan dari Merger kali ini yaitu
Leverage (Pengungkit) kekuatan kedua Bank untuk menjadi satu dengan kekuatan yang baru
serta more creating value bagi CIMB Niaga.
3. Konsolidasi
Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset-aset dan
operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya entitas yang terpisah
tersebut dibubarkan.
Contoh kasus Konsolidasi : yang dilakukan oleh Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bank Dagang
Negara, dan Bapindo.
Keempat Bank melakukan konsolidasi dan berubah menjadi Bank Mandiri. Keempat Bank
tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan permasalahan perusahaanya saat krisis
ekonomi melanda Indonesia. Untuk menghentikan usahanya yang selama ini mereka bangun pun
merupakan hal yang sayang untuk dilakukan.. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat
melakukan protect terhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu padu dengan
bank yang lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk konsolidasi. Kerjasama dalam bentuk
konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan yang mempunyai motif yang sama
dalam meraih kehidupan baru bersama di masa akan datang. Konsolidasi keempat perusahaan ini
terbukti berhasil dengan membuahkan Bank Mandiri yang menjadi salah satu Bank besar di
Indonesia yaitu Bank Mandiri.
4. Afiliasi
Penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham perusahaan
lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan yang dikuasai
tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana perusahaan
lainnya.
Contoh perusahaan yang melakukan afiliasi : salah satunya yaitu PT Freeport Indonesia
merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan.
Kecuali :
Under
Kecuali : ( UCC )
RUANG LINGKUP
METODE PENCATATAN
Berdasarkan n
NON PENGENDALI Berdasarkan nilai tercatat Netto aset identifika
1. Penghematan biaya
Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya biaya gaji berbagai manajer,
biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di perusahaan yang diakuisisi) dan
biaya penelitian dan pengembangan.
1. Mengurangi risiko
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan juga pasarnya, akan
lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan produk baru.
1. Alasan-alasan lain
Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengakuisisi perusahaan-
perusahaan lain.
Terdapat dua metode untuk memperoleh kepemilikan mayoritas pada perusahaan lain:
(1). Perusahaan pengakuisis membeli saham ber-hak suara dari perusahaan terakuisis dengan
tunai
(2). perusahaan pengakuisisi menukar saham ber-hak suara-nya dengan saham ber-hak suara
dari perusahaan terakuisisi.
Adapun persyaratannya adalah :
Contoh :
Dalam 80% pembelian, aset dengan nilai buku sebesar $6.000 dan nilai wajar sebesar $10.000
akan tercatat sebesar $9.200.
Jawab :
= ( Nilai Buku + Jumlah Kepemilikan Saham dikurangi selisih lebih nilai wajar atas nilai buku )
= $9.200
Contoh :
Aset akan dicatat dengan nilai wajar $10.000 secara penuh meskipun perusahaan yang
mengakusisi hanya membeli 80% kepemilkikan di perusahaan yang memiliki aset.
Metode akuisisi juga menghilangkan pendiskontoan aset tetap dan aset tidak berwujud yang
kurang dari nilai wajar. Hal ini dapat terjadi ketika adaanya pembelian tawar menawar antar
perusahaan. Tawar menawar pembelian terjadi ketika harga yang dibayar kurang dari total nilai
aset bersih ( semua aset dikurangi liability ).
BAB II
METODE KOMBINASI BISNIS
Keterangan :
C: Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil
alih, dan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi (dalam kombinasi bisnis dengan
pembelian saham di atas 50%).
D: Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon
Akuisisi Saham
Perusahaan pengakuisisi mentransfer kas atau aset lain untuk kepentingan pengendalian dalam
pemungutan suara saham biasa dari perusahaan yang diakuisisi.
1. Biaya-biaya langsung berupa harga yang dibayarkan kepada pihak yang dibeli
(diakuisisi) akan diakui sebagai harga perolehan investasi.
2. Biaya langsung lainnya seperti biaya akuntansi, hukum, konsultan, dan biaya- biaya
penemuan. Perlakuan akuntansinya dimasukkan dalam beban berjalan pada saat terjadinya
3. Biaya-biaya langsung seperti biaya pendaftaran dan penerbitan surat-surat berharga
ekuitas. Perlakuan akuntansinya mengurangi tambahan modal disetor (additional paid in
capital).
Klasifikasi pengakuan :
1. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih memenuhi definisi
aset dan liabilitas dalam kerangka dasar pengukuran KDPPLK pada tanggal akuisisi.
2. Dalam menentukan aset yang dieroleh atau liabilitas yang diambil alih diperoleh dari
pertukaran dengan pihak diakuisisi serta aset dan lialibilitas (jika ada) hasil transaksi terpisah
dicatat sesuai dengan sifatnya dan SAK terkait.
3. Pihak pengakuisisi dapat mengakui suatu aset dan liabilitas yang sebelumnya yang tidak
diakui pihak akuisisi sebagai aset dan liabilitas dalam laporan keuangannya.
4. Pragraf B28-B40 memberiksan panduan dalam pengakuan sewa operasi dan aset ak
berwujud. Paragraf 22-28 menentukan jenis aset teridentifikasi dan liabilitas yang termasuk
pos-pos yang diberikan pengecualian terbatas oleh pernytaan ini terkait prinsip dan ketentuan
pengakuan.
Prinsip pengukuran :
1. Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang
diambil alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi.
2. Pihak pengakuisisi mengukur kepentingan non pengendali pada pihak diakuisisi baik
pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan. Kepentingan non pengendali atas aset
netto teridentifikasi dari pihak diakuisisi.
3. Yang termasuk dalam pengecualian dari prinsip pengakuan dan pengukuran yaitu pajak
penghasilan, imbalan kerja, aset identifikasi dan yang termasuk pengecualian dari prinsip
pengukuran (hak yang diperoleh kembali, penghargaan pembayaran berbasis saham, aset
dimiliki untuk dijual), juga didalam paragraf B41-45 yaitu aset dengan arus kas yang tidak
pasti, aset yang terkait dengan sewa operasi yang mana pihak yang diakuisisi merupakan
lessor, aset tidak digunakan atau digunakan dengan cara berbeda dengan pemakaian pelaku
pasar lain, kepentingan non pengendali pihak diakuisisi.
Pengecualian dari prinsip pengakuan dan pengukuran
Pihak pengakuisisi mencatat pos-pos dengan menerapkan ketentuan provisi, liabilitas kontijensi
dan aset kontijensi diakui dengan hasil berbeda jika menerapkan prinsip dan ketentuan
pengakuan sebagai tambahan dan diukur pada suatu jumlah selain nilai wajar pada tanggal
akuisisi.
Sebaliknya bila imbalan yang diberikan lebih kecil daripada nilai wajar aset neto (aset dikurangi
liabilitas) yang diperoleh, maka akan terdapat goodwill negatif. Goodwill negatif akan dicatat
oleh pengakuisisi sebagai keuntungan pada tahun berjalan. Perhitungan goodwill didapatkan dari
:
Setiap akhir periode dilakukan pengujian atas Goodwill, apakah terjadi penurunan atau tidak.
Bila nilainya turun, goodwill harus dikurangi.
Pihak pengakuisisi dapat mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai selisih
lebih (a) atas (b) dibawah ini :
1. Selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil
alih pada tanggal akuisisi.
Pihak pengakuisisi dan pihak diakusisi menukarkan hanya kepentingan ekuitas, nilai wajar
tanggal akuisisi dari kepentingan ekiutas pihak diakusisi mungkin dapat diukur secara lebih
andal daripada nilai wajar tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas pihak pengakuisisi.
1. HARGA AKUISISI
Nilai investasi pada tanggal akuisisi dicatat sebesar harga perolehan. Biaya terkait akuisisi adalah
biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi dalam rangka kombinasi bisnis, yang meliputi biaya
makelar, hukum, akuntansi, penilaian, dan biaya professional atau konsultasi lainnya, serta biaya
administrasi umum termasuk biaya pemeliharaan departemen akuisisi internal yang dicatat
sebagai beban pada periode akuisisi. Khusus biaya pendaftaran serta penerbitan efek utang dan
efek ekuitas sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan
Pengukuran.
Akuisisi saham akan diikuti dengan registrasi saham. Biaya registrasi saham pada dasarnya
merupakan biaya langsung akuisisi, tetapi tidak satu paket dengan harga akuisisi. biaya langsung
yang tidak satu paket dengan transaksi akuisisi diperlakukan sebagi pengurang tambahan modal
disetor.
Contoh:
Pada tanggal 1 januari 2012, PT. intiseka mengakuisisi saham biasa PT. andaika sebanyak 4 juta
lembar dengan harga per saham Rp 1.400. pengeluaran-pengeluaran lain sehubungan dengan
akuisisi tersebut antara lain.
_ Biaya akuntan, perusahaan penilai, dan pihak independen lain yang terlibat akuisisi Rp 200 juta
Harga akuisisi dibayar dengan menerbitkan saham PT. intiseka sebanyak 2 juta lembar dengan
nilai nominal Rp 2000 dan harga pasar Rp 2.800 per lembar. Saham ini diberikan kepada pemilik
lama 4 juta lembar saham PT. andaika.biaya konsultan dan pengeluaran lainnya dibayar per kas
tunai.
Dengan demikian harga perolehannya adalah 4 juta lembar x Rp 1.400 per saham = Rp 5,6
miliar, yang merupakan nilai investasi pada tanggal 1 januari 2012 transaksi ini dicatat sebagai
berikut:
Beban Rp 215.000.000
Saham biasa (2 juta x 2.000) Rp4.0000.0000
Kas Rp 215.000.000
Akuisisi saham akan diakui dengan registrasi saham. Biaya registrasi saham pada dasarnya
merupakan biaya langsung akuisisi, tetapi tidak satu paket dengan harga akuisisi. Biaya langsung
yang tidak satu paket dengan transaksi akuisisi diperlakukan sebagai pengurang tambahan modal
disetor. Dalam transaksi akuisisi diatas, misalkan perusahaan mencatat saham dengan biaya Rp
100 juta per kas, PT. intiseka akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
Jadi tambahan modal disetor PT. intiseka berkurang sebesar Rp 100 juta akibat pencatatan
saham PT. andaika yang diakuisisi tersebut.
Apabila nilai wajar aset lebih kecil dari nilai buku atau nilai wajar utang lebih tinggi dari nilai
buku yang tercatat, maka hal itu disebut sebagai overvalue.
Contoh :
Nilai wajar sebesar Rp6,8 miliar merupakan nilai wajar 100% kekayaan PT Andika, yaitu yang
baik yang akan diakusisi 80% maupun kepentingan nonpengendali.Harga akusisi sebesar Rp5,6
miliar mencerminkan harga wajar atas 80% bank suara PT Andika. Karena kepentingan
nonpengendali juga harus nilai pada harga wajar sesuai PSAK 22 revisi 2010 maka harga
diakusisi sebesar Rp5,6 miliar dapat dijadikan rujukan harga wajar untuk 20% kepentingan
nonpengendali. Jika harga wajar untuk 80% hak suara adalah Rp5,6 miliar, maka harga pasar
untuk 100% adalah Rp7 miliar (Rp5,6 miliar/80%). Dengan demikian harga nonpengendali
adalah Rp1,4 miliar (20% x Rp7 miliar). Perhitungan harga wajar kepentingan nonpengendali ini
bukan satu-satunya teknik yang diizinkan. Jika terdapat bukti lain yang lebih valid, dapat
diterapkan teknik perhitungan lain untuk kepentingan nonpengendali. Jadi, harga wajar
kepentingan nonpengendali bisa saja lebih besar atau lebih kecil dari Rp1,4 miliar.
Entitas menerapkan pernyataan ini, secara prospektif untuk goodwill yang diperleh dari
kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum tanggal 1 Januari 2011. Oleh karena itu ,
entitas :
1. Menghentikan amortisasi goodwill sejak awal periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januri 2011;
2. Mengeliminasi jumlah tercatat yang terkait dengan akumulasi amortisasi sehubungan
penurunan goodwill pada awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
januari 2011; dan
3. Melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK 48 : Penurunan Nilai
Aset sejak awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.
Goodwill Negatif yang Diakui Sebelumnya
Pada awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 yang
berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum tanggal 1 Januri 2011, jumlah
tercatat goodwill negatif dihentikan pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap
saldo laba awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 januari 2011.
Diskon Pembelian
Kadangkala, pihak pengakuisisi melakukan pembelian dengan diskon yaitu suatu kombinasi
bisnis dimana hasil penjumlahan harga ekuitas yang diakuisisi dan harga wajar kepentingan non
pengendali lebih kecil dari nilai wajar total ekuitas entitas yang diakui. Sebelum mengakui
keuntungan dari pembelian dengan diskon, pihak pengakuisisi menilai kembali apakah telah
mengidentifikasi dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih, serta
mengakui setiap aset atau liabilitas tambahan yang dapat diidentifikasi dalam penyajian kembali
tersebut. PSAK 22 mensyaratkan pihak pengakuisisi juga mengkaji kembali prosedur yang
digunakan untuk mengukur jumlah yang diakui pada tanggal akuisisi sebagai berikut:
Kas 5.420.000.000
Distribusikan laba atau deviden yang diterima dari investee mengurangi nilai tercatat investasi
yang dicatat investor sebagai berikut:
Piutang Deviden xxx
Contoh :
Misalkan PT Intiseka memiliki 80% saham PT Andaika, maka haknya atas laba sebesar Rp 200
juta dan dividen tunai sbesar Rp100 juta. Pt Intiseka mencatat pengumuman laba PT Andaika
sebagai berikut:
Karena PT intiseka memiliki 80% saham PT Andaika, maka haknya atas laba PT Andaika adalah
80% x Rp200 juta = Rp160 juta.
Pengumuman dividen PT Andaika sebesar Rp100 juta merupakan pengurangan herta investor
dalam perusahaan investee sesuai dengan proporsi kepemilikan (80%). Catatan PT Intiseka atas
pengumumman dividen tersebut adalah:
Pitung dividen (80% x Rp 100.000.000) Rp80.000.000
Dalam metode biaya sumper pendapatan investasi adalah laba dibagikan oleh investee.
Penerapan metode ini dilakukan dengan alasan tertentu yakni:
1. Pengendalian dimaksudkan untuk sementara, karena alasan perusahaan anak dibeli
dengan tujuan dijual kembali dalam jangka pendek.
2. Perusahaan anak dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga mempengaruhi
secara signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana kepada perusahaan induk.
3. Penggunaan metode ekuitas atas investee tidak lagi sesuai dengan alasan-alasan tertentu.
Contoh :
PT Andaika membagi dividen setelah PT Intiseka menjadi pemilik saham perusahaan tersebut
sebesar 80%. Apabila PT Intiseka mencatat investasinya dengan menggunakan metode cost,
pengumuman dividen untuk yang 80% dicatat sebagai pendapatan dengan ayat jurnal berikut:
Pendapatan investasi Rp 80 jt
Jadi, pendapatan investasi dalam metode cost merupakan dividen yang diumumkan investee.
Pada umunya, dividen ditetapkan berdasarkan laba yang diperoleh, sementara hak investor atas
dividen maksimum sebesar laba entitas investee. Misalkan pada tahun 2012 PT Andaika
mengumumkan laba sebesar Rp 200 juta, sehingga hak PT Intiseka atas dividen PT Andaika
maksimum sebesar 80% x 200 juta = Rp 160 juta.
Apabila PT Andaika mengumumkan dividen sebesar Rp 225 juta atau PT Intiseka mendapat 80%
x 225 juta = Rp 180 juta, penerimaan ini telah melampaui hak PT Intiseka sebesar Rp 180 Rp
160 = Rp 20 juta. Kelebihan hak atas pendapatan ini diperlakukan sebagai pengurang nilai
investasi, sehingga pengumuman dividen investee dicatat oleh PT Intiseka sebagai berikut:
Apabila PT Andaika mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 225 juta sebelum tanggal
laporan keuangan, maka pada tanggal pengumuman dividen PT Intiseka mencatat pendapatan
sebagai berikut:
Apabila laba yang diumumkan PT Andaika ternyata sebesar Rp 200 juta, maka PT Intiseka harus
melakukan koreksi atas pendapatan sebesar Rp 20 juta karena pendapatan tersebut telah melebihi
hak atas laba. Ayat jurnal koreksinya adalah:
DSAK-IAI nampaknya belum akan mencabut PSAK 38 yang dahulu referensinya dari US
GAAP dan bukan diadopsi dari IFRS. Sehingga metode penyatuan kepemilikan masih menjadi
pilihan metode akuntansi yang diijinkan untuk restrukturisasi entitas sepengendali. Saat ini
restrukturisasi entitas sepengendali tidak termasuk dalam cakupan PSAK 22 (Revisi 2010).
Namun mungkin hal tersebut tidak akan lama karena IFRS yang principle based tidak
memiliki pengaturan mengenai hal ini dan pada intinya apabila esensi transaksinya sama
seharusnya dicatat dengan metode yang sama. Apabila konvergensi IFRS akan dirampungkan
pada tahun 2012, kemungkinan besar PSAK 38 juga akan dicabut.
KESIMPULAN
Penggabungan usaha merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara
menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.
Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha : Dari segi jenis usaha perusahaan yang bergabung :
Penggabungan Horizontal adalah Penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line- business
atau pasar yang sama; Penggabungan Vertikal yaitu Penggabungan dua atau lebih perusahaan
dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi,
misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi; serta
Konglomerasi yaitu Penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang
tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan minyak dengan
perusahaan komputer.Dilihat menurut kejadian hukumnya dapat dibedakan kedalam: Akuisisi
(acquisition) yaitu Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu
entitas usaha lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya; Merger
yaitu Penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang kemudian
perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan; Konsolidasi
yaitu Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset-aset
dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya entitas yang terpisah
tersebut dibubarkan; Afiliasi yaitu Penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar
saham atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling
interest).
Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas dan efisiensi.
Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk : Penghematan biaya; Mengurangi
risiko; Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan; Menghindari pengambilalihan oleh
perusahaan lainnya; Memperoleh aset tidak berwujud; dan Alasan-alasan lain.Metode Kombinasi
Akuntansi : Penyatuan kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest) yaitu Suatu
penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama
menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi kendali
perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan
manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi
sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer); Purchase Method ( Metode Pembelian ) yaitu
Metode Pembelian yang di persyaratkan dalam FASB Statement No. 141 hanya berfokus pada
pencatatan nilai wajar untuk bagian dari aset dan kewajban yang diperoleh dalam
pembelian.Metode yang digunakan dalam FASB ASC 805 tahun 2007; Metode yang digunakan
dalam FASB ASC 805 tahun 2007 adalah Metode Akuisisi yaitu Aset dan liabiliti yang dicatat
dengan nilai wajar, dikurangi presentase kepemilika dari pembelian perusahaan oleh pengakuisisi
( dengan catatan pembelian kepentingan cukup besar untuk memiliki pengendalian atas
perusahaan yang di akuisisi).
Metode Kombinasi Bisnis : Metode Akuisisi yaitu entitas mencatat setiap kombinasi bisnis.
Dilakukan dengan A : Mengidentifikasi Perusahaan Pengakuisisi; B : Penentuan tanggal akuisisi
(tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi); C :
Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan
kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi (dalam kombinasi bisnis dengan pembelian
saham di atas 50%); D : Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian
dengan diskon. Dan Penyatuan kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest) yaitu Suatu
penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama
menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi kendali
perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan
manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi
sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer).
DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/tugas-kombinasi-bisnis.html
http://sitirohimahfitriah.blogspot.co.id/2015/05/penggabungan-badan-usaha.html
https://ambartriwidiastuti.wordpress.com/2014/09/17/merger-konsolidasi-akuisisi-contoh-
perusahaan-yang-melakukannya-contoh-kasus-cara-menghitung-efektifitas-dari-merger-
konsolidasi-akuisisi/
http://ariefludviakuntansi.blogspot.co.id/2014/11/penggabungan-usahalaporan-
keuangan.html
http://sitimakhfidah.blogspot.co.id/2014/10/akeuangan-lanjutan-1-akuntansi.html
http://ersatriwahyuni.blogspot.co.id/2011/03/persyaratan-akuntansi-untuk-akuisisi.html
https://kyle893.files.wordpress.com/2013/09/bab-2.docx