Você está na página 1de 36

AKUNTANSI LANJUT

KOMBINASI BISNIS
( IBU IMMI FRISKA TARIGANDi Susun Oleh :
ANGGOTA KELOMPOK

NAMA NPM

AJENG PUTRI ANNISA 20658214

ANITA EKA DEWI 21214312

CHUSNUL APIATIN 22214395

FATURRAHMAN

LISTA FITRI ARIANTI 26214120

NOVITA RATNA PUTRI 28214088

RIA NATALIA SIMANJUNTAK 29214215

UNIVERSITAS GUNADARMA
FALKUTAS AKUNTANSI
ATA 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam melakukan kombinasi bisnis.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami memberikan
masukan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 27 September 2016

Penulis
BAB 1
KOMBINASI BISNIS

1. Pengertian Umum
Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08 tahun 1999
Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang
terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting wiith)
perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan
lain. Pengendalian yang dimaksud adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan
operasi suatu entitas demi memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut.Entitas adalah
badan yang terpisah dari pemiliknya. Kombinasi bisnis melibatkan 2 pihak yaitu entitas
pengakuisisi dan entitas yang diakuisisi.
Entitas pengakuisisi adalah entitas yang memperoleh pengendalian atas entitas yang di akuisisi
dalam transaksi kombinasi bisnis; sedangkan entitas yang diakuisisi atau entitas target
merupakan entitas dalam transaksi kombinasi bisnis dikendalikan oleh entitas lain.

Berdasarkan GAAP terbaru, pengendalian sederhananya terjadi ketika sebuah perusahaan


memiliki mayoritas kepentingan ekuitas pada perusahaan lain.

Bisnis Vs Perusahaan

Dalam PSAK 22 Tahun 1994 menggunakan istilah perusahaan dalam penggabungan usaha yang
menyatakan bahwa penggabungan usaha terjadi antara satu perusahaan dengan perusahaan lain.
Terdapat revisi dalam PSAK 22 Tahun 2010 yang lebih menekankan istilah bisnis. Disini
terdapat perbedaan antara istilah bisnis dengan istilah perusahaan. Bisnis merupakan
substansi usaha tanpa memandang bentuk usaha, sementara Perusahaan mengacu pada bentuk
atau badan usaha. PSAK 2010 juga menyatakan bahwa suatu bisnis memiliki input dan proses
serta mampu menghasilkan output.

Adapun faktor faktor lain yang menentukan suatu aktivitas merupakan bisnis atau tidak yaitu :

1. Aktivitas utama yang direncanakan telah di mulai


2. Terdapat karyawan, kekayaan intelektual, serta input dan proses lainnya yang dapat
diterapkan pada input
3. Sedang dijalankan rencana untuk memproduksi output
4. Dapat diperoleh akses ke pelanggang yang akan membeli output dan lainnya.

Pengendalian
PSAK 22 revisi tahun 2010 mensyaratkan bahwa kombinasi bisnis hanya terjadi jika satu entitas
mengendalikan entitas lain. Pengendalian ini dapat di peroleh dengan kepemilikan hak suara atas
entitas lain. Hak suara biasanya melekat dalam kepemilikan ekuitas suatu entitas walaupun tidak
selalu demikian.

1. Entitas berbadan hukum Perseroan Terbatas


Hak suara ada pada kepemilikan saham biasa. Jadi memiliki saham biasa suatau Perseroan
Terbatas berarti memiliki hak suara entitas tersebut. Jika hak suara yang dimiliki sedemikian
besar diperoleh hak pengendalian dan pada saat itu telah terjadi kombinasi bisnis.

2. Hak suara entitas yang berbadan hukum selain Perseroan Terbatas


Dapat diperoleh dengan memiliki ekuitas entitas tersebut. Kepemilikan ekuitas suatu entitas
dalam jumlah tertentu dapat menimbulan pengendalian atas entitas tersebut, dan hal itu
menunjukkan bahwa telah terjadi kombinasi bisnis.
3. Hak suara entitas yang tidak berbadan hukum
Biasanya diperoleh dengan kepemilikan ekuitas atau modal entitas tersebut. Entitas yang tidak
berbadan hukum merupakan usaha yang dididrikan namun belum memiliki bentuk hukum tetap.

Akan tetapi makna mengendalikan lebih dari sekedar memiliki ekuitas entits lain. Pengendalian
tidak harus selalu diperoleh dengan kepemilikan dan sebaliknya kepemilikan hak suara mayortas
tidak selalu memberikan hak pengendalian.

Menurut Hadori Yunus (1981 : 224) Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk
menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan
ekonomis.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha
merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan perusahaan
dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.

BENTUK BENTUK KOMBINASI BISNIS

Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha

Dari segi jenis usaha perusahaan yang bergabung :


1. Penggabungan Horizontal
Penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line- business atau pasar yang sama.

2. Penggabungan Vertikal
Penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut,
tahapan produksi dan atau distribusi, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain
dengan perusahaan pakaian jadi.
3. Konglomerasi
Penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang tidak saling
berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan minyak dengan perusahaan
komputer.

Dilihat menurut kejadian hukumnya dapat dibedakan kedalam:

1. Akuisisi (acquisition)
Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu entitas usaha lain
dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya.

Contoh kasus Akuisisi : Semen Padang yang diakuisisi oleh Semen Gresik.
Di dalam hal ini, pihak Semen Gresik melakukan pembelian terhadap sebagian besar Saham
Semen Padang sehingga, Semen Gresik memiliki kekuasaan terhadap manajemen perusahaan
Semen Padang. Tetapi operasi kedua perusahaan masih bediri sendiri-sendiri.

Merger

Penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang kemudian
perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan. Perusahaan
yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan yang mempunyai status hukum
adalah perusahaan yang membelinya. Sifat dari merger adalah penggabungan antara dua
perusahaan yang mana yang satu mempunyai ukuran yang relatif lebih kecil daripada yang
lainya

Contoh kasus Merger : Merger yang dilakukan Oleh Bank Lippo & Bank Niaga.
Perusahaan yang melakukan Merger adalah antara Bank Lippo dengan Bank Niaga pada tahun
2008. Antara Bank Lippo dan Bank Niaga keduanya bergabung untuk memperkuat posisinya di
kancah persaingan global. Mereka menyetujui untuk menggabungkan perusahaan dengan kriteria
merger. Dari merger kali ini Perusahaan yang relative lebih kecil ukuranya adalah Bank
Lippo sehingga bank Lippo merelakan untuk diganti saham yang beredar dengan saham Bank
Niaga. Dengan demikian dengan harga tertentu yang telah disepakati kedua Bnak. Tiap saham
Bank Lippo dihargai dengan harga tertentu sehingga mendapatkan nilai yang cocok untuk dibeli
oleh Bank Niaga.. Sehingga saham Bank Lippo berganti nama dengan Saham Bank Niaga.
Setelah kesepakatan keduanya. Kedua Bank ini menyetujui untuk mengubah nama mereka after
merger menjadi Bank CIMB Niaga. Nah inilah hasil yang diharapkan dari Merger kali ini yaitu
Leverage (Pengungkit) kekuatan kedua Bank untuk menjadi satu dengan kekuatan yang baru
serta more creating value bagi CIMB Niaga.

3. Konsolidasi
Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset-aset dan
operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya entitas yang terpisah
tersebut dibubarkan.

Contoh kasus Konsolidasi : yang dilakukan oleh Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bank Dagang
Negara, dan Bapindo.
Keempat Bank melakukan konsolidasi dan berubah menjadi Bank Mandiri. Keempat Bank
tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan permasalahan perusahaanya saat krisis
ekonomi melanda Indonesia. Untuk menghentikan usahanya yang selama ini mereka bangun pun
merupakan hal yang sayang untuk dilakukan.. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat
melakukan protect terhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu padu dengan
bank yang lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk konsolidasi. Kerjasama dalam bentuk
konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan yang mempunyai motif yang sama
dalam meraih kehidupan baru bersama di masa akan datang. Konsolidasi keempat perusahaan ini
terbukti berhasil dengan membuahkan Bank Mandiri yang menjadi salah satu Bank besar di
Indonesia yaitu Bank Mandiri.
4. Afiliasi
Penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham perusahaan
lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan yang dikuasai
tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana perusahaan
lainnya.
Contoh perusahaan yang melakukan afiliasi : salah satunya yaitu PT Freeport Indonesia
merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan.

PSAK 22 dan IFRS 3R Kombinasi Binis

KETERANGAN PSAK 22 tahun 1994 PSAK 22 tahu

Kecuali :
Under

Kecuali : ( UCC )

Under Common Control


( UCC ) Ventur

Ventura bersama Akuisis

RUANG LINGKUP

Purchase Metode Akuis


Polling Of Interest

METODE PENCATATAN

Dibebankan komponen Harga


BIAYA AKUISISI Perolehan Di bebankan p

PENGUKURAN ASET DAN Memiliki panduan tersendiri untuk


LIAB menentukan nilai wajar Mengikuti SA

Diukur dengan nilai wajar saat


perolehan tidak ada penlaian Diukur kemba
AKUISISI BERTAHAP kembali rugi

Berdasarkan n
NON PENGENDALI Berdasarkan nilai tercatat Netto aset identifika

GOODWILL Goodwill Parent Goodwill


Diamortisasi Impair

Neg Goodwill diakui Neg G

1. ALASAN KOMBINASI BISNIS


Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas dan efisiensi.
Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk :

1. Penghematan biaya
Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya biaya gaji berbagai manajer,
biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di perusahaan yang diakuisisi) dan
biaya penelitian dan pengembangan.

1. Mengurangi risiko
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan juga pasarnya, akan
lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan produk baru.

1. Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan


Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan sudah memenuhi
berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat dibandingkan dengan mengembangkan
sendiri atau mendirikan perusahaan baru.
1. Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya
Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah dengan
melakukan kombinasi bisnis.

1. Memperoleh aset tidak berwujud


Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh aset tidak
berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak paten, hak penambangan,
database pelanggan dan lain-lain.

1. Alasan-alasan lain
Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengakuisisi perusahaan-
perusahaan lain.

1. METODE AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS


2. Penyatuan kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest)
Suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-
sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi
kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan
manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi
sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer).

Terdapat dua metode untuk memperoleh kepemilikan mayoritas pada perusahaan lain:

(1). Perusahaan pengakuisis membeli saham ber-hak suara dari perusahaan terakuisis dengan
tunai

(2). perusahaan pengakuisisi menukar saham ber-hak suara-nya dengan saham ber-hak suara
dari perusahaan terakuisisi.
Adapun persyaratannya adalah :

1. 90 % saham harus dimiliki oleh perusahaan yang mengakuisisi


2. Semua pemegang saham harus diperlakukan sama.
Metode ini mengakuisisi dengan menggunakan nilai buku. Hasilnya adalah memiliki pendapatan
yang lebih besar karena :

Depresiasi dan penyusutan lebih rendah dari biaya aset


Tidak menyebabkan penyusutan goodwill
Metode kombinasi bisnis saat penerbitan FASB Statement No. 141 tahun 2001 adalah Purchase
Method ( Metode Pembelian ). Meskipun metode penyatuan kepemilikan sudah tidak digunakan
namun perusahaan yang dulunya melakukan kombinasi bisnis dengan metode ini tidak dirubah.
Jadi laporan keuangan saat ini pun masih termasuk aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang di
akuisisi dalam pooling yang awalnya dicatat sebesar nilai buku pada tanggal akuisisi.

1. Purchase Method ( Metode Pembelian )


Metode Pembelian yang di persyaratkan dalam FASB Statement No. 141 hanya berfokus pada
pencatatan nilai wajar untuk bagian dari aset dan kewajban yang diperoleh dalam pembelian.
Akun akun perusahaan yanag diakuisis hanya akan disesuaikan dengan nilai wajar penuh jika
perusahaan induk yang memiliki 100 % kepemilikan saham dalam perusahaan yang diauisisi.
Tetapi, jika perusahaan membeli hanya 80 % kepemilikan saham diperusahaan yang diakuisisi
akun akan disesuaikan hanya dengan 80% dari perbedaan antara buku dan nilaiwajar.

Contoh :

Dalam 80% pembelian, aset dengan nilai buku sebesar $6.000 dan nilai wajar sebesar $10.000
akan tercatat sebesar $9.200.

Jawab :
= ( Nilai Buku + Jumlah Kepemilikan Saham dikurangi selisih lebih nilai wajar atas nilai buku )

= ( $6.000 + 80% ( $4.000)

= $9.200

1. Metode yang digunakan dalam FASB ASC 805 tahun 2007


Metode yang digunakan dalam FASB ASC 805 tahun 2007 adalah Metode Akuisisi. Dengan
metode ini, Aset dan liabiliti yang dicatat dengan nilai wajar, dikurangi presentase kepemilika
dari pembelian perusahaan oleh pengakuisisi ( dengan catatan pembelian kepentingan cukup
besar untuk memiliki pengendalian atas perusahaan yang di akuisisi).

Contoh :

Aset akan dicatat dengan nilai wajar $10.000 secara penuh meskipun perusahaan yang
mengakusisi hanya membeli 80% kepemilkikan di perusahaan yang memiliki aset.

Metode akuisisi juga menghilangkan pendiskontoan aset tetap dan aset tidak berwujud yang
kurang dari nilai wajar. Hal ini dapat terjadi ketika adaanya pembelian tawar menawar antar
perusahaan. Tawar menawar pembelian terjadi ketika harga yang dibayar kurang dari total nilai
aset bersih ( semua aset dikurangi liability ).

BAB II
METODE KOMBINASI BISNIS

1. METODE AKUISISI, METODE PENYATUAN PEMILIKAN DALAM PENCATATAN


AKUNTANSI
1. METODE AKUISISI
Entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan Metode Akuisisi.

Keterangan :

A: Mengidentifikasi Perusahaan Pengakuisisi

B: Penentuan tanggal akuisisi (tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas


pihak yang diakuisisi)

C: Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil
alih, dan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi (dalam kombinasi bisnis dengan
pembelian saham di atas 50%).

D: Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon

1. Mengidentifikasi Perusahaan Pengakuisisi (entitas yang memperoleh pengendalian


atas pihak yang diakuisisi)
Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan dengan cara membeli aset neto (total aset dkurangi
dengan total hutang) perusahaan, pihak pengakuisisi adalah pihak yang memberikan imbalan
berupa kas atau aset lain, atau memberikan imbalan dalam bentuk efek hutang atau
efek ekuitas.Untuk setiap kombinasi bisnis salah satu dari entitas yang bergabung
diidentifikasikan sebagai Pihak Pengakuisisi.
Akuisisi Aset
Perusahaan yang mentransfer kas atau aset lainnya dan kewajiban adalah perusahaan
mengakuisisi

Akuisisi Saham
Perusahaan pengakuisisi mentransfer kas atau aset lain untuk kepentingan pengendalian dalam
pemungutan suara saham biasa dari perusahaan yang diakuisisi.

Penentuan imbalan yang diberikan


Imbalan yang diberikan kepada perusahaan yang diakuisisi adalah jumlah dari nilai wajar aset
yang ditransfer, hutang yang timbul dan efek ekuitas yang diterbitkan oleh pengakusisi. Imbalan
juga termasuk contingent consideration sepanjang imbalan tersebut besar kemungkinan akan
terjadi dan jumlahnya dapat diukur.

Biaya yang terkait dengan perolehan/akuisisi


Biaya yang terkait dengan perolehan akuisisi meliputi biaya makelar, (finders fee), advis,
hukum, akuntansi, penilaian, biaya profesional atau konsultansi lainnya, biaya administrasi
umum termasuk biaya pemeliharaan departemen akuisisi internal, dan biaya pendaftaran serta
penerbitan efek hutang dan efek ekuitas. Semua biaya tersebut, kecuali biaya pendaftaran dan
penerbitan efek hutang dan efek ekuitas, dibebankan pada periode berjalan. Sesuai dengan PSAK
55, biaya pendaftaran serta penerbitan efek hutang akan menambah diskon atas utang atau
mengurangi premium (didebetkan ke discount atau premium efek hutang), sedangkan biaya
pendaftaran serta penerbitan efek ekuitas akan mengurangi (didebetkan) ke agio saham
(additional paid-in capital). Jadi dapat disimpulkan, biaya-biaya yang terkait dengan investasi
digolongkan menjadi tiga:

1. Biaya-biaya langsung berupa harga yang dibayarkan kepada pihak yang dibeli
(diakuisisi) akan diakui sebagai harga perolehan investasi.
2. Biaya langsung lainnya seperti biaya akuntansi, hukum, konsultan, dan biaya- biaya
penemuan. Perlakuan akuntansinya dimasukkan dalam beban berjalan pada saat terjadinya
3. Biaya-biaya langsung seperti biaya pendaftaran dan penerbitan surat-surat berharga
ekuitas. Perlakuan akuntansinya mengurangi tambahan modal disetor (additional paid in
capital).

Pengidentifikasian pihak pengakuisisi (entitas yang memperoleh pengendalian atas pihak


yang diakuisisi)
Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan dengan cara membeli aset neto perusahaan, pihak
pengakusisi adalah pihak yang memberikan imbalan berupa kas, atau aset lain atau memberikan
imbalan dalam bentuk efek hutang atau efek ekuitas. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi akan
dibahas lebih lanjut dalam pembahasan konsolidasi.

1. Penentuan Tanggal Akuisisi


Pihak Akuisisi mengidentifikasi tanggal akuisisi yaitu taggal pihak pengakuisisi memperoleh
pengendalian atas pihak yang diakuisisi. Tanggal Akuisisi secara hukum mengalihkan imbalan,
memperoleh aset dan mengambil alih liabilitas yang pihak diakuisisi yaitu Tanggal Penutupan.
Dapat terjadi sebelum atau sesudah tanggal penutupan. Harus mempertimbangkan semua fakta
dan keadaan.
1. Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, lialibilitas yang
diambil alih, dan kepentingan pihak diakuisisi
Pengakuan Ketentuan
Penerapan prinsip dan ketentuan pengakuan oleh pihak pengakuisisi, dapat menyebabkan
pengakuan atas suatu aset dan liabilitas yang sebelumnya tidak diakui oleh pihak yang diakuisisi
dalam laporan keuangannya. Contohnya: merk, paten, hubungan pelanggan mungkin tidak
tercatat dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Akan tetapi ketika perusahaan tersebut
diakuisisi, maka aset tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Pengukuran aset
teridentifikasi dan liabilitas yang diambilalih menggunakan nilai wajar yang mengacu pada SAK
yang mengatur maisng-masing aset dan liabilitas tersebut. Sedangkan pengukuran kepentingan
nonpengendali didasarkan pada nilai wajar atau berdasarkan proporsi aset neto teridentifikasi.

Klasifikasi pengakuan :
1. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih memenuhi definisi
aset dan liabilitas dalam kerangka dasar pengukuran KDPPLK pada tanggal akuisisi.
2. Dalam menentukan aset yang dieroleh atau liabilitas yang diambil alih diperoleh dari
pertukaran dengan pihak diakuisisi serta aset dan lialibilitas (jika ada) hasil transaksi terpisah
dicatat sesuai dengan sifatnya dan SAK terkait.
3. Pihak pengakuisisi dapat mengakui suatu aset dan liabilitas yang sebelumnya yang tidak
diakui pihak akuisisi sebagai aset dan liabilitas dalam laporan keuangannya.
4. Pragraf B28-B40 memberiksan panduan dalam pengakuan sewa operasi dan aset ak
berwujud. Paragraf 22-28 menentukan jenis aset teridentifikasi dan liabilitas yang termasuk
pos-pos yang diberikan pengecualian terbatas oleh pernytaan ini terkait prinsip dan ketentuan
pengakuan.
Prinsip pengukuran :
1. Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang
diambil alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi.
2. Pihak pengakuisisi mengukur kepentingan non pengendali pada pihak diakuisisi baik
pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan. Kepentingan non pengendali atas aset
netto teridentifikasi dari pihak diakuisisi.
3. Yang termasuk dalam pengecualian dari prinsip pengakuan dan pengukuran yaitu pajak
penghasilan, imbalan kerja, aset identifikasi dan yang termasuk pengecualian dari prinsip
pengukuran (hak yang diperoleh kembali, penghargaan pembayaran berbasis saham, aset
dimiliki untuk dijual), juga didalam paragraf B41-45 yaitu aset dengan arus kas yang tidak
pasti, aset yang terkait dengan sewa operasi yang mana pihak yang diakuisisi merupakan
lessor, aset tidak digunakan atau digunakan dengan cara berbeda dengan pemakaian pelaku
pasar lain, kepentingan non pengendali pihak diakuisisi.
Pengecualian dari prinsip pengakuan dan pengukuran
Pihak pengakuisisi mencatat pos-pos dengan menerapkan ketentuan provisi, liabilitas kontijensi
dan aset kontijensi diakui dengan hasil berbeda jika menerapkan prinsip dan ketentuan
pengakuan sebagai tambahan dan diukur pada suatu jumlah selain nilai wajar pada tanggal
akuisisi.

1. Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembeilan dengan


diskon
Dalam suatu kombinasi bisnis, ada kalanya imbalan yang diberikan lebih besar daripada nilai
wajar aset neto (aset dikurangi liabilitas) yang diperoleh. Selisih tersebut diberikan karena
pengakuisisi menilai bahwa perusahaan yang diakuisisi mempunyai berbagai kelebihan (aset)
yang tidak bisa diidentifikasi. Aset demikian disebut goodwill.

Sebaliknya bila imbalan yang diberikan lebih kecil daripada nilai wajar aset neto (aset dikurangi
liabilitas) yang diperoleh, maka akan terdapat goodwill negatif. Goodwill negatif akan dicatat
oleh pengakuisisi sebagai keuntungan pada tahun berjalan. Perhitungan goodwill didapatkan dari
:
Setiap akhir periode dilakukan pengujian atas Goodwill, apakah terjadi penurunan atau tidak.
Bila nilainya turun, goodwill harus dikurangi.

Pihak pengakuisisi dapat mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai selisih
lebih (a) atas (b) dibawah ini :

1. Nilai agregrat dari :


Imbalan yang dialihkan yang diukur sesuai dengan pernyataan ini, yang pada umumnya
mensyaratkan nilai wajar tanggal akuisisi.
Jumlah setiap kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi yang diukur sesuai
dengan pernyataan ini; dan
Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, nilai wajar pada tanggal akuisisi
kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada pihak diakuisisi.

1. Selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil
alih pada tanggal akuisisi.
Pihak pengakuisisi dan pihak diakusisi menukarkan hanya kepentingan ekuitas, nilai wajar
tanggal akuisisi dari kepentingan ekiutas pihak diakusisi mungkin dapat diukur secara lebih
andal daripada nilai wajar tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas pihak pengakuisisi.

1. Pembelian dengan diskon


Pihak pengakuisisi melakukan pembelian dengan diskon, bila melebihi nilai agregat dari
jumlah yang dinyatakan.
Bila dalam kombinasi binis yang merupakan penjualan terpaksa yang terjadi karena pihak
penjual melakukannya karena diwajibkan.
Pihak pengakuisisi menilai kembali apakah telah mengidentifikasi dengan tepat seluruh
aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih serta mengakui setiap aset atau liabilitas
tambahan yang dapat diidentifikasi dalam pengkajian kembali tersebut.
1. Imbalan yang dialihkan
Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang
dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset yang
dialihkan oleh pihak pengakuisisi, liabilitas yang diakui oleh pihak pengakuisisi kepada
pemilik sebelumnya dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh pihak pengakuisisi.
Imbalan yang dialihkan mungkin termasuk aset atau liabilitas dari pihak pengakuisisi
yang memiliki nilai tercatat yang berbeda dari nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Jika
demikian, pihak pengakuisisi mengukur kembali aset atau liabilitas yang dialihkan pada nilai
wajarnya pada tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan dan kerugian yang dihasilkan, jika
ada dalam laba rugi. Namun demikian kadang aset atu liabilitas yang dialihkan tetap berada
dalam entitas hasil penggabungan setelah kombinasi bisnis, dan oleh karena itu pihak
pengakuisisi tetap mengendalikan aset atau liabilitas tersebut.

1. HARGA AKUISISI
Nilai investasi pada tanggal akuisisi dicatat sebesar harga perolehan. Biaya terkait akuisisi adalah
biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi dalam rangka kombinasi bisnis, yang meliputi biaya
makelar, hukum, akuntansi, penilaian, dan biaya professional atau konsultasi lainnya, serta biaya
administrasi umum termasuk biaya pemeliharaan departemen akuisisi internal yang dicatat
sebagai beban pada periode akuisisi. Khusus biaya pendaftaran serta penerbitan efek utang dan
efek ekuitas sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan
Pengukuran.
Akuisisi saham akan diikuti dengan registrasi saham. Biaya registrasi saham pada dasarnya
merupakan biaya langsung akuisisi, tetapi tidak satu paket dengan harga akuisisi. biaya langsung
yang tidak satu paket dengan transaksi akuisisi diperlakukan sebagi pengurang tambahan modal
disetor.
Contoh:
Pada tanggal 1 januari 2012, PT. intiseka mengakuisisi saham biasa PT. andaika sebanyak 4 juta
lembar dengan harga per saham Rp 1.400. pengeluaran-pengeluaran lain sehubungan dengan
akuisisi tersebut antara lain.

_ Biaya akuntan, perusahaan penilai, dan pihak independen lain yang terlibat akuisisi Rp 200 juta

_ pengeluaran sehubungan dengan surat menyurat Rp 15.000.000

Harga akuisisi dibayar dengan menerbitkan saham PT. intiseka sebanyak 2 juta lembar dengan
nilai nominal Rp 2000 dan harga pasar Rp 2.800 per lembar. Saham ini diberikan kepada pemilik
lama 4 juta lembar saham PT. andaika.biaya konsultan dan pengeluaran lainnya dibayar per kas
tunai.
Dengan demikian harga perolehannya adalah 4 juta lembar x Rp 1.400 per saham = Rp 5,6
miliar, yang merupakan nilai investasi pada tanggal 1 januari 2012 transaksi ini dicatat sebagai
berikut:

Investasi dalam saham biasa Rp 5.600.000.000

Beban Rp 215.000.000
Saham biasa (2 juta x 2.000) Rp4.0000.0000

Tambahan modal disetor Rp 1.00.000.000

Kas Rp 215.000.000

Akuisisi saham akan diakui dengan registrasi saham. Biaya registrasi saham pada dasarnya
merupakan biaya langsung akuisisi, tetapi tidak satu paket dengan harga akuisisi. Biaya langsung
yang tidak satu paket dengan transaksi akuisisi diperlakukan sebagai pengurang tambahan modal
disetor. Dalam transaksi akuisisi diatas, misalkan perusahaan mencatat saham dengan biaya Rp
100 juta per kas, PT. intiseka akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:

Tambahan modal disetor Rp 100 juta

Kas Rp 100 juta

Jadi tambahan modal disetor PT. intiseka berkurang sebesar Rp 100 juta akibat pencatatan
saham PT. andaika yang diakuisisi tersebut.

1. ALOKASI HARGA AKUISISI


PSAK 22 revisi 2010 mengharuskan pihak pengakuisisi menilai aset teridentifikasi yang
diperoleh dan kewajiban/liabilitas yang diambil alih dengan niali wajar pada tanggal akuisisi.
Selain itu PSAK 22 juga mengharuskan pihak pengakuisisi untuk mengukur kepentingan
nonpengendali atas aset neto teridentifikasi pihak yang diakuisisi. Penilaian pada nilai wajar
umumnya dimaksudkan untuk mendapatkan harga akuisisi yang wajar. Prinsip historical cost
mengharuskan entitas menyajikan aset berdasarkan harga perolehan, tetapi ketika terjadi akuisisi
saham, neraca entitas yang diakuisisi harus dinilai berdasarkan harga wajarnya oleh penilai
independen. Nilai wajar yang lebih tinggi akan menyebabkan harga akuisisi (niai investasi)
menjadi lebih tinggi. Kondisi dimana nilai wajar aset lebih tinggi dari nilai buku atau nilai buku
utang lebih besar dari nilai wajarnya disebut undervalue.

Apabila nilai wajar aset lebih kecil dari nilai buku atau nilai wajar utang lebih tinggi dari nilai
buku yang tercatat, maka hal itu disebut sebagai overvalue.

Contoh :

Nilai wajar sebesar Rp6,8 miliar merupakan nilai wajar 100% kekayaan PT Andika, yaitu yang
baik yang akan diakusisi 80% maupun kepentingan nonpengendali.Harga akusisi sebesar Rp5,6
miliar mencerminkan harga wajar atas 80% bank suara PT Andika. Karena kepentingan
nonpengendali juga harus nilai pada harga wajar sesuai PSAK 22 revisi 2010 maka harga
diakusisi sebesar Rp5,6 miliar dapat dijadikan rujukan harga wajar untuk 20% kepentingan
nonpengendali. Jika harga wajar untuk 80% hak suara adalah Rp5,6 miliar, maka harga pasar
untuk 100% adalah Rp7 miliar (Rp5,6 miliar/80%). Dengan demikian harga nonpengendali
adalah Rp1,4 miliar (20% x Rp7 miliar). Perhitungan harga wajar kepentingan nonpengendali ini
bukan satu-satunya teknik yang diizinkan. Jika terdapat bukti lain yang lebih valid, dapat
diterapkan teknik perhitungan lain untuk kepentingan nonpengendali. Jadi, harga wajar
kepentingan nonpengendali bisa saja lebih besar atau lebih kecil dari Rp1,4 miliar.

1. GOODWILL DAN DISKON PEMBELIAN


Harga ekuitas yang diakuisisi xxxx

Harga wajar kepentingan non pengendali xxxx


Total harga wajar xxxx

Total nilai wajar ntitas yang diakuisisi (xxxx)


Goodwill xxxx
Goodwill adalah suatu aset yang mencerminkan manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari
aset lainnya yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak dapat diidentifikasi secara
individual dan diakui secara terpisah.

Goodwill yang diakui sebelumnya


Harga ekiutas yang diakuisisi Rp. 5.600.000.000

Harga wajar kepentingan nonpengendali Rp. 1.360.000.000


Total harga wajar Rp. 6.960.000.000

Total nilai wajar entitas yang diakuisisi (Rp. 6.800.000.000)


Goodwill Rp. 160.000.000

Goodwill pihak pengakuisisi (Rp. 160.000.000)


Goodwill nonpengendali Rp. 0

Entitas menerapkan pernyataan ini, secara prospektif untuk goodwill yang diperleh dari
kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum tanggal 1 Januari 2011. Oleh karena itu ,
entitas :

1. Menghentikan amortisasi goodwill sejak awal periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januri 2011;
2. Mengeliminasi jumlah tercatat yang terkait dengan akumulasi amortisasi sehubungan
penurunan goodwill pada awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
januari 2011; dan
3. Melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK 48 : Penurunan Nilai
Aset sejak awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.
Goodwill Negatif yang Diakui Sebelumnya
Pada awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 yang
berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum tanggal 1 Januri 2011, jumlah
tercatat goodwill negatif dihentikan pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap
saldo laba awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 januari 2011.

Diskon Pembelian
Kadangkala, pihak pengakuisisi melakukan pembelian dengan diskon yaitu suatu kombinasi
bisnis dimana hasil penjumlahan harga ekuitas yang diakuisisi dan harga wajar kepentingan non
pengendali lebih kecil dari nilai wajar total ekuitas entitas yang diakui. Sebelum mengakui
keuntungan dari pembelian dengan diskon, pihak pengakuisisi menilai kembali apakah telah
mengidentifikasi dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih, serta
mengakui setiap aset atau liabilitas tambahan yang dapat diidentifikasi dalam penyajian kembali
tersebut. PSAK 22 mensyaratkan pihak pengakuisisi juga mengkaji kembali prosedur yang
digunakan untuk mengukur jumlah yang diakui pada tanggal akuisisi sebagai berikut:

1. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih


2. Kepentingan non pengendali pada pihak yang diakuisisi, jika ada;
3. Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, kepentingan ekuitas pihak
pengakuisisi yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi; dan
4. Imbalan yang dialihkan
Jika selisish wajar entitas yang diakui tetap ada, pihak pengakuisisi mengakui keuntungan yang
dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal akuisisi. Keuntungan tersebut diatribusikan pada
pihak pengakuisisi sehingga diskon pembelian pada dasarnya merupakan kemampuan negosiasi
pihak pengakuisisi atau timbul dari kombinasi bisnis yang terpaksa. Kondisi ini
membuat bargaining power pihak pengakuisisi lebih tinggi sehingga harga akuisisi lebih rendah.
Dengan demikian diskon pembelian diakui sebagai keuntungan bagi pihak pengakuisisi saja.
Contoh
Misalkan, dalam kasus kombinasi bisnis PT Intiseka dengan PT Andaika, harga akuisisi, adalah
Rp 5,42 miliar dan harga wajar kepentingan nonpengendali berdasarkan penilaian appraisal
company adalah Rp1,36 miliar, sehingga diskon pembelian adalah:

Harga ekuitas yang diakuisisi Rp5.420.000.000

Harga wajar kepentingan nonpengendali 1.360.000.000


Total harga wajar Rp6.780.000.000

Total nilai wajar entitas yang diakuisisi (6.800.000.000)


Keuntungan diskon Rp 20.000.000
PT Intiseka akan mencatat akuisisi tersebut dalam laporan konsilidasi sebagai berikut:

Aset yang dapat diendefikasi yang diperoleh 9.450.000.000

Kas 5.420.000.000

Liabilitas yang diaambil-alih 2.650.000.000

Keuntungan dari pembelian dengan diskon 20.000.000

Ekuitas-kepentingan nonpengenndali 1.360.000.000

1. PEMBUKUAN ENTITAS PENGAKUISISI SETELAH KOMBINASI BISNIS


Prosedur akuntansi investasi pihak pengakuisisi dalam ekuitas entitas yang diakuisisi dalam
banyak hal dilakukan sesuai dengan PSAK 15 (revisi 2009): investasi dalam entitas asosiasi yang
mensyaratkan penerapan metode ekuitas dimana investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya
perolehan dan jumlah tercatat tersebut ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian investor
yang dalam hal ini adalah pihak pengakuisisi, atas laba atau rugi investee setelah tanggal
perolehan.
Investasi dalam Ekuitas xxx

Pendapatan Investasi xxx

Distribusikan laba atau deviden yang diterima dari investee mengurangi nilai tercatat investasi
yang dicatat investor sebagai berikut:
Piutang Deviden xxx

Investasi dalam Ekuitas xxx

Oleh karena itu persamaannya sebagai berikut:

Investasi akhir = Investasi Awal + Pendapatan Investasi Deviden Investee


Jika terdapat perubahan proporsi bagian investor atas investee yang timbul dari pendapatan
komprehensif lainnya bagi investee. Investor akan mencatat:
Investasi dakam Ekuitas xxx

Pendapatan Komprehensif Lainnya xxx

Contoh :

Misalkan PT Intiseka memiliki 80% saham PT Andaika, maka haknya atas laba sebesar Rp 200
juta dan dividen tunai sbesar Rp100 juta. Pt Intiseka mencatat pengumuman laba PT Andaika
sebagai berikut:

Investasi dalam saham (80%xRp200 juta) Rp 160 juta


Pendapatan investasi Rp 160 juta

Karena PT intiseka memiliki 80% saham PT Andaika, maka haknya atas laba PT Andaika adalah
80% x Rp200 juta = Rp160 juta.

Pengumuman dividen PT Andaika sebesar Rp100 juta merupakan pengurangan herta investor
dalam perusahaan investee sesuai dengan proporsi kepemilikan (80%). Catatan PT Intiseka atas
pengumumman dividen tersebut adalah:
Pitung dividen (80% x Rp 100.000.000) Rp80.000.000

Investasi dalam saham Rp80.000.000

1. PENDAPATAN INVESTASI DALAM LAPORAN KEUANGAN INDIVIDU


Walaupun pihak pengakuisisi setelah kombinasi bisnis diharuskan mencatat dan menyesuaikan
nilai investasinya dengan metode ekuitas sesuai PSAK revisi 2009 tetapi PSAK 4 tetap
mengijinkan entitas pengakuisisi menggunakan metode biaya ketika menyusun laporan tersendiri
atau laporan individu dalam batas sebagai infomasi tambahan sesuai dengan PSAK 55:
instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran. Pencatatan dengan metode biaya menyajikan
nilai investasi sebesar harga perolehan dan mengabaikan pengembangan investasi dalam entitas
anak. Metode biaya disebut juga metode pendapatan dimana berpandangan bahwa
perusahaan investee adalah sumber pendapatan investor. Bila investee mengumumkan laba, hal
itu belumlah menjadi pendapatan bagi perusahaan investor. Berdasarkan teori akuntansi,
pendapatan itu harus dibuktikan dengan adanya aliran masuk kas atau bukti akan menerima kas
(piutang). Pengumuman laba entitas investee tidak serta merta menjadi tanda aliran kas masuk
bagi investor kecuali investee berniat membagikan laba tersebut kepada pemegang saham
(deviden). Jadi, laba entitas investee tidak boleh diakui sebagai pendapatan oleh investor. Karena
itu tidak ada ayat jurnal penyesuaian yang dibuat entitas investor atas pengumuman
laba investee.
Jika pihak investee mengumumkan deviden hal ini merupakan bukti pendapatan bagi investor
yakni pendapatan deviden.

Piutang Deviden xxx

Pendapatan Deviden xxx

Dalam metode biaya sumper pendapatan investasi adalah laba dibagikan oleh investee.
Penerapan metode ini dilakukan dengan alasan tertentu yakni:
1. Pengendalian dimaksudkan untuk sementara, karena alasan perusahaan anak dibeli
dengan tujuan dijual kembali dalam jangka pendek.
2. Perusahaan anak dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga mempengaruhi
secara signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana kepada perusahaan induk.
3. Penggunaan metode ekuitas atas investee tidak lagi sesuai dengan alasan-alasan tertentu.

Contoh :
PT Andaika membagi dividen setelah PT Intiseka menjadi pemilik saham perusahaan tersebut
sebesar 80%. Apabila PT Intiseka mencatat investasinya dengan menggunakan metode cost,
pengumuman dividen untuk yang 80% dicatat sebagai pendapatan dengan ayat jurnal berikut:

Piutang dividen (80% x 100 jt) Rp 80 jt

Pendapatan investasi Rp 80 jt

Jadi, pendapatan investasi dalam metode cost merupakan dividen yang diumumkan investee.

Pada umunya, dividen ditetapkan berdasarkan laba yang diperoleh, sementara hak investor atas
dividen maksimum sebesar laba entitas investee. Misalkan pada tahun 2012 PT Andaika
mengumumkan laba sebesar Rp 200 juta, sehingga hak PT Intiseka atas dividen PT Andaika
maksimum sebesar 80% x 200 juta = Rp 160 juta.

Apabila PT Andaika mengumumkan dividen sebesar Rp 225 juta atau PT Intiseka mendapat 80%
x 225 juta = Rp 180 juta, penerimaan ini telah melampaui hak PT Intiseka sebesar Rp 180 Rp
160 = Rp 20 juta. Kelebihan hak atas pendapatan ini diperlakukan sebagai pengurang nilai
investasi, sehingga pengumuman dividen investee dicatat oleh PT Intiseka sebagai berikut:

Piutang dividen Rp 180 juta

Pendapatan investasi Rp 160 juta

Investasi dalam saham Rp 20 juta


Akibat pengumuman dividen ini nilai investasi PT Intiseka berkurang sebesar Rp 20 juta
sehingga investasi per 31 desember 2012 menjadi Rp 5,6 miliar Rp 20 juta = Rp
5.580.000.000.

Apabila PT Andaika mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 225 juta sebelum tanggal
laporan keuangan, maka pada tanggal pengumuman dividen PT Intiseka mencatat pendapatan
sebagai berikut:

Piutang dividen Rp 180 juta

Pendapatan dari PT Andaika Rp 180 juta

Apabila laba yang diumumkan PT Andaika ternyata sebesar Rp 200 juta, maka PT Intiseka harus
melakukan koreksi atas pendapatan sebesar Rp 20 juta karena pendapatan tersebut telah melebihi
hak atas laba. Ayat jurnal koreksinya adalah:

Pendapatan dari PT Andaika Rp 20 juta

Investasi dalam saham PT Andaika Rp 20 jtua

2. METODE PENYATUAN KEPEMILIKAN


Suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-
sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi
kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan
manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi
sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer).

Hilangnya metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest).Didalam PSAK 22 (Revisi 2010)


metode akuntansi untuk akuisisi hanya satu yakni metode pembelian (purchase method)
sedangkan metode penyatuan kepemilikan yang sebelumnya masih dijinkan oleh PSAK 22
(Reformat 2007) tidak lagi diperbolehkan. Walaupun pada praktik bisnis di Indonesia saat ini
rata-rata akuisisi memang menggunakan metode pembelian namun metode penyatuan
kepemilikan masih menjadi pilihan oleh beberapa perusahaan. Salah satu alasannya adalah
metode penyatuan kepemilikan lebih murah dan lebih sederhana dimana net aset perusahaan
yang diakuisisi tidak harus lebih dinilai ulang sesuai dengan nilai wajarnya dan digabungkan
sesuai dengan nilai bukunya.

Hilangnya metode penyatuan kepemilikan ini kemudian menimbulkan pertanyaan apakah


metode ini juga akan dihilangkan untuk restrukturisasi entitas sepengendali yang diatur dalam
PSAK 38? Hal ini sangat menarik karena PSAK 38 ini sering digunakan oleh para konglomerat
di Indonesia di mana mereka membeli perusahaan yang kurang baik kondisinya, kemudian
disehatkan untuk kemudian dijual kepada perusahaan di dalam grup tersebut yang biasanya
merupakan perusahaan publik. Perusahaan publik dapat melakukan right issue, menggunakan
dana masyarakat, guna membiayai akuisisi tersebut. Sang konglomerat mendapatkan untung dari
marjin penjualan namun tetap dapat mengendalikan perusahaannya karena masih berada dalam
satu grup.

DSAK-IAI nampaknya belum akan mencabut PSAK 38 yang dahulu referensinya dari US
GAAP dan bukan diadopsi dari IFRS. Sehingga metode penyatuan kepemilikan masih menjadi
pilihan metode akuntansi yang diijinkan untuk restrukturisasi entitas sepengendali. Saat ini
restrukturisasi entitas sepengendali tidak termasuk dalam cakupan PSAK 22 (Revisi 2010).
Namun mungkin hal tersebut tidak akan lama karena IFRS yang principle based tidak
memiliki pengaturan mengenai hal ini dan pada intinya apabila esensi transaksinya sama
seharusnya dicatat dengan metode yang sama. Apabila konvergensi IFRS akan dirampungkan
pada tahun 2012, kemungkinan besar PSAK 38 juga akan dicabut.

KESIMPULAN

Penggabungan usaha merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara
menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.
Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha : Dari segi jenis usaha perusahaan yang bergabung :
Penggabungan Horizontal adalah Penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line- business
atau pasar yang sama; Penggabungan Vertikal yaitu Penggabungan dua atau lebih perusahaan
dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi,
misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi; serta
Konglomerasi yaitu Penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang
tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan minyak dengan
perusahaan komputer.Dilihat menurut kejadian hukumnya dapat dibedakan kedalam: Akuisisi
(acquisition) yaitu Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu
entitas usaha lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya; Merger
yaitu Penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang kemudian
perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan; Konsolidasi
yaitu Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset-aset
dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya entitas yang terpisah
tersebut dibubarkan; Afiliasi yaitu Penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar
saham atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling
interest).

Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas dan efisiensi.
Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk : Penghematan biaya; Mengurangi
risiko; Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan; Menghindari pengambilalihan oleh
perusahaan lainnya; Memperoleh aset tidak berwujud; dan Alasan-alasan lain.Metode Kombinasi
Akuntansi : Penyatuan kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest) yaitu Suatu
penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama
menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi kendali
perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan
manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi
sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer); Purchase Method ( Metode Pembelian ) yaitu
Metode Pembelian yang di persyaratkan dalam FASB Statement No. 141 hanya berfokus pada
pencatatan nilai wajar untuk bagian dari aset dan kewajban yang diperoleh dalam
pembelian.Metode yang digunakan dalam FASB ASC 805 tahun 2007; Metode yang digunakan
dalam FASB ASC 805 tahun 2007 adalah Metode Akuisisi yaitu Aset dan liabiliti yang dicatat
dengan nilai wajar, dikurangi presentase kepemilika dari pembelian perusahaan oleh pengakuisisi
( dengan catatan pembelian kepentingan cukup besar untuk memiliki pengendalian atas
perusahaan yang di akuisisi).
Metode Kombinasi Bisnis : Metode Akuisisi yaitu entitas mencatat setiap kombinasi bisnis.
Dilakukan dengan A : Mengidentifikasi Perusahaan Pengakuisisi; B : Penentuan tanggal akuisisi
(tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi); C :
Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan
kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi (dalam kombinasi bisnis dengan pembelian
saham di atas 50%); D : Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian
dengan diskon. Dan Penyatuan kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest) yaitu Suatu
penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama
menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi kendali
perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan
manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi
sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer).
DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/tugas-kombinasi-bisnis.html
http://sitirohimahfitriah.blogspot.co.id/2015/05/penggabungan-badan-usaha.html
https://ambartriwidiastuti.wordpress.com/2014/09/17/merger-konsolidasi-akuisisi-contoh-
perusahaan-yang-melakukannya-contoh-kasus-cara-menghitung-efektifitas-dari-merger-
konsolidasi-akuisisi/
http://ariefludviakuntansi.blogspot.co.id/2014/11/penggabungan-usahalaporan-
keuangan.html
http://sitimakhfidah.blogspot.co.id/2014/10/akeuangan-lanjutan-1-akuntansi.html
http://ersatriwahyuni.blogspot.co.id/2011/03/persyaratan-akuntansi-untuk-akuisisi.html
https://kyle893.files.wordpress.com/2013/09/bab-2.docx

Você também pode gostar