Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang melibatkan
meningkat Pula.
Di beberapa rumah sakit di Indonesia telah terdapat jenis jenis
Rumah Sakit.
Bimbingan klinik merupakan bagian dari pendidikan tinggi
Bed side Teaching. Metode ini sangat penting untuk dilakukan dengan
rawat inap dan juga Merupakan Rumah Sakit Pendidikan setiap saat
data yang diperoleh pada bulan mei juli 2009 terdapat mahasiswa
Makassar dan Ners Keperawatan UNHAS yang Praktek. Oleh karena itu
3
sistemik.
Dari data yang diperoleh pada bagian administrasi RSUP
Bulan mei 2008 pada Pasien terpasang infuse sebanyak 44 dari 240 pasien
atau sebanyak 15,71 %, dan terjadi peningkatan pada bulan Juni 2008
Di Rumah Sakit ini dalam melakukan pemasangan infuse. Oleh karena itu
efektif.
. B.Rumusan Masalah
C.Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya Pengaruh Bed side Teaching terhadap Keterampilan
2. Tujuan Khusus
a. Mengobservasi pelaksanaan Bed Side Teaching pada mahasiswa
Sudirohusodo.
c. Membuktikan pengaruh penerapan Bed side teaching terhadap
Sudirohusodo.
D.Manfaat penelitian
1. Manfaat ilmiah :
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan acuan dalam menambah
Mahasiswa Keperawatan.
3. Manfaat praktis
Bagi praktisi, Metode Bed side Teaching dapat digunakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menerus selama periode tertentu. Cairan bias bersifat isotonis ( NaCl 0,9
obatan kedalam tubuh melalui pembuluh darah vena dalam jumlah yang
dalam memilih Vena agar dalam menggunakan kateter vena akan sesuai
memilih tempat dan jenis kanula yang paling sesuai pada pasien tertentu
kation dan anion, sebagai contoh adalah larutan 0,9% dan RL.
c. Untuk pemberian nutrisi parenteral Cairan yang digunakan
Infus
komponen darah)
b. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah)
c. Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur
dehidrasi)
e. Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi)
f. Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)
g. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung kehilangan cairan
darah.
c. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi
akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
d. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi
akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh
darah.
terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi)
serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam
0,9%).
c. Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan prosedur dan tujuannya (pada klien dan keluarga)
3. Memberikan posisi semi fowler atau terlentang
4. Menggulung lengan baju klien
5. Meletakkan manset 5 cm di atas siku
11
(periksa label infus sesuai dengan program terapi cairan yang akan
diberikan)
7. Mengalirkan cairan dengan selang menghadap ke atas sehingga
diatas tusukan.
13. Memegang jarum dalam posisi 30 derajat sejajar vena yang akan
pembuluh darah.
15. Melepaskan tekanan manset
16. Sambungkan slang infus dengan kateter infus (abbocath, wing
lancar.
17. Memfiksasi posisi jarum dengan plester, letakkan kasa steril
masuk).
7.Hal-hal yang perlu diperhatikan ( kewaspadaan)
a. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus baru
b. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda
infeksi
c. Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain
d. Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukan
e. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir
f. Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum
1. Pengertian
2. Manfaat
tidak stabil
c. Pasien tidak ada ditempat
d. Pasien salah pengertian dalam diskusi
e. Pasien tidak terbuka
14
tertentu yang menimbulkan respon yang kita inginkan. Oleh karena itu
side Teaching.
Ekperensial
Keterampilan Pemasangan
Infus
15
Proses Insiden
Konferensi
Ronde
Keperawatan
Keterangan :
: Variabel Dependen
3. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
yang akan diteliti, jumlah sampel yang akan diperlukan, tekhnik sampling
1. Desain Penelitian
17
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang serupa tapi tidak benar-
KP 01 X 02
KK 01 - 02
Keterangan:
Kriteria Objektif
Baik jika skor = 76 - 100%
Cukup Jika Skor = 56 - 75 %
Kurang Jika Skor = < 55 %
a. Pengumpulan Data
kurang.
b. Analisis Data
yaitu jika nilai p 0,05, maka Ho diterima dan jika p 0,05, maka Ho ditolak
mengetahui pengaruh antar variabel pada tiap kelompok dan terakhir untuk
Agar uji statistik yang didapat lebih akurat data penelitian ini diolah
2007 )
1. Selecting.
Seleksi merupakan pemilihan untuk mengklarifikasi data menurut kategori.
2. Editing.
Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang sudah diisi,
dan kode, lalu dilakukan tabulasi pada skore dan kode tersebut dan diolah.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan tentang pengaruh
statistik T- Test dengan tingkat kemaknaan < 0,05 bila Ho ditolak yang artinya
ada pengaruh yang bermakna antara penerapan Bed side Teaching terhadap
76- 100 % atau rata rata kemampuannya mencapai nilai total 35 45,dan
Dengan Standar Deviasi 3,59239 dan rata- rata Keterampilan Pemasangan Infus
pada Kelompok kontrol adalah 28,00000 dan Standar Deviasi 4,69042 hal ini
yang Praktek di Rumah Sakit. Dari hasil penelitian penulis pada sejumlah
bahwa didapatkan sebagian besar mengalami perubahan yang lebih baik, dimana
Pemasangan infus pada kelompok yang diberikan Bed side teaching dengan
dengan kreatifitas pada gerak baru. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan
(1999),
23
tangan, dan mata. Oleh karena itu keterampilan disebut juga keterampilan
menjadi pola respon yang kompleks dan tersusun menjadi pola respon yang
tersebut diperkuat oleh Reilly D.E & Obermann M.H, (2002), aktivitas
BAB V
PENUTUP
24
Pada bab ini akan disampaikan mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian
yang telah dilakukan di Ruang Perawatan Penyakit Dalam RSUP Dr. Wahidin
kelompok perlakuan dan kelompok Kontrol dengan Memberikan Bed Side Teaching
menggunakan Satuan Acara Pembelajaran untuk Kelompok Perlakuan. Pada bab ini
juga akan disampaikan saran dari peneliti bagi peneliti Khususnya selanjutnya bagi
kelompok kontrol
3. Terbukti Terdapat perbedaan keterampilan pemasangan infus antara kelompok
yang sangat signifikan tapi dengan penerapan Bed Side teaching dapat
melalui latihan dan bimbingan yang baik dan benar, kemudian satukan
2. Dengan hasil penelitian ini diharapkan bagi pihak Institusi baik itu dari
praktek di rumah sakit salah satu metode yang dapat digunakan yaitu Bed
yang praktek untuk lebih mudah dan cepat terampil dalam memberikan
pembelajaran klinik khususnya metode Bed Side teaching untuk dapat lebih
inpus.
DAFTAR PUSTAKA
.
29